Anda di halaman 1dari 7

Konsep Alokasi Blok Sistem Berkas

Prasojo Fitroh Romadhon Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Email : sjoefr@gmail.com

Abstrak
Seperti yang kita diketahui ruang untuk menyimpan berkas pada penyimpanan utama, dalam hal ini adalah memori pada sistem komputer hanya dapat menampung berkas saat komputer terhubung dengan arus listrik dan kapasitasnya yang terlalu kecil untuk menampung berkas dalam jumlah besar, maka untuk menyimpan semua data dan seluruh program secara permanen serta harganya yang mahal, oleh karena itu sistem komputer harus menyediakan sistem penyimpanan sekunder yang dapat menyimpan dan mempertahankan berkas walaupun tidak ada arus listik yang mengalik ke komputer. Pada penyimpanan sekunder, file terdiri dari kumpulan blok. Sistem operasi atau sistem manajemen berkas bertanggung jawab untuk mengalokasikan blok untuk file. Hal ini menimbulkan dua isu manajemen. Pertama, ruang pada penyimpanan sekunder harus dialokasikan untuk file, dan kedua, perlu untuk mengetahui ruang yang tersedia untuk alokasi. Kita akan melihat bahwa kedua tugas tersebut terkait yaitu, pendekatan yang diambil untuk alokasi file dapat mempengaruhi pendekatan yang diambil untuk manajemen ruang bebas. Dalam bahasan ini, akan dijelaskan bagaimana caranya mengalokasikan blok untuk sebuah berkas agar disk dapat digunakan secara optimal dan agar berkas dapat diakses secara cepat. [1,6] Kata Kunci : Secondary Storage, Contiguous Allocation, Linked Allocation, File

Allocation Table. Backup, Full Backup

Pendahuluan
Sifat akes langsung disk pada penyimpanan sekunder memungkinkan kita untuk fleksibel dalam urusan menggunakan berkas. Dalam hampir setiap kasus, banyak berkas yang disimpan pada disk yang sama. Masalah utamanya adalah bagaimana mengalokasikan ruang untuk berkas-berkas ini sehingga ruang disk digunakan efektif dan berkas dapat diakses dengan cepat. Untuk mengatasi masalah ini, maka dibuatlah metode-metode alokasi berkas untuk penyimpanan sekunder yang akan dibahas selanjutnya. [2]

I.

Metode Alokasi

Ada beberapa mekanisme atau metode dalam mengalokasikan ruang kosong (blok disk) untuk menyimpan berkas ke dalam disk yangakan dibahas, diantaranya : 1. 2. 3. Contiguous Allocation Linked Allocation Indexed Allocation

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Secara umum, sebuah sistem menggunakan salah satu metode untuk semua berkas dalam jenis file sistem.[1,5] 1. Contiguous Allocation Pada continguous allocation atau yang disebut alokasi berkesinambungan ini merupakan alokasi yang secara berurutan menempatkan berkas-berkas pada blok dalam disk. Alokasi ini dapat diketahui melalui alamat dan panjang disk dalam unit dari blok dari blok pertama. Alokasi berkesinambungan dari suatu berkas diketahui melalui alamat dan panjang disk dalam unit blok dari blok pertama. Sebagai contoh, jika ada berkas dengan panjang n blok dan mulai dari lokasi A maka berkas tersebut menempati blok A, A+1, A+2, sampai dengan block A+n-1. Direktori untuk setiap berkas mengindikasikan alamat blok awal dan panjang area yang dialokasikan untuk berkas tersebut. Terdapat dua macam cara untuk mengakses berkas yang dialokasi dengan metode ini, yaitu akses secara berurutan dan akses secara langsung.

Setiap metode dalam mengalokasikan ruang kosong memilik kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kelebihan dari metode alokasi berkesinambungan adalah penerapannya mudah karena perpindahan head membutuhkan waktu yang sedikit untuk menyimpan suatu berkas karena letaknya berdekatan. Perpindahan head menjadi masalah hanya bila sektor terakhir dari suatu track a dan sektor awal track a+1. Kemudian kelebihan selanjutnya adalah waktu pengaksesan suatu berkas lebih cepat karena head tidak berpindah terlalu jauh dalam pembacaan berkas. Alokasi berkesinambungan memiliki kekurangan-kekurangan diantaranya adalah pencarian blok kosong untuk menyimpan sebuah berkas baru, ukuran berkas harus diketahui terlebih dahulu untuk dapat meletakkan berkas pada blok dengan ukuran yang tepat. Dan jika peletakkan berkas pada blok menggunakan sebagian kecil blok tersebut, maka tidak ada berkas lain yang dapat menggunakan ruang kosong itu. Inilah yang disebut dengan fragmentasi internal. Kekurangan selanjutnya bila ada berkas yang dihapus, maka ruang disk yang dibebaskan kemungkinan tidak akan cukup untuk berkas baru. Inilah yang dinamakan fragmentasi eksternal. Serta yang kekurangan yang terakhir perlu blok khusus untuk menyimpan direktori yang berisi nama berkas, alamat awal sebuah berkas, dan panjang berkas. [1,5] 2. Linked Allocation Linked Allocation atau bisa disebut alokasi link merupakan alokasi penyempurnaan dari alokasi berkesinambungan. Oleh karena itu alokasi link dapat memecahkan semua masalah yang terdapat pada alokasi berkesinambungan. Dengan alokasi ini , setiap berkas dipandang sebagai sebuah linked-list pada blok disk. Alokasi link juga memiliki direktori yang berisi nama berkas, alamat awal sebuah berkas, dan alamat akhir sebuah berkas. Direktori tersebut memiliki pointer ke alamat awal dari sebuah berkas. Untuk berkas yang kosong, pointer-nya diinisialisasi dengan nilai NULL (akhir dari nilai pointer). Pada alokasi link, sebuah berkas disimpan menyebar ke seluruh disk yang dihubungkan dengan pointer. Pointer pertama menunjuk ke berkas data kedua, pointer dari berkas kedua menunjuk ke berkas data ketiga, dan seterusnya. Proses membaca berkas dapat dilakukan dengan mengikuti pointer dari blok ke blok. Di sini tidak terjadi fragmentasi eksternal dan blok yang kosong dapat digunakan oleh berkas lain. Ukuran dari berkas tidak perlu didefinisikan

pada saat berkas dibuat. Meskipun alokasi link dapat memecahkan masalah-masalah yang terdapat pada alokasi bekesinambungan, alokasi link juga memiliki kekurangan. Kekurangannya terjadi ketika timbul-timbul masalah dalam alokasi itu sendiri. Masalah yang terdapat pada alokasi link adalah ketika mencari sebuah blok berkas kita harus mencarinya dari awal dan mengikuti pointer sampai menemukan blok berkas yang dicari. Hal lain yang jadi masalah adalah pointer memerlukan ruang tersendiri. Untuk mengatasi masalah ini maka menggunakan cluster yaitu menggabungkan berkas-berkas yang berdekatan menjadi satu, sehingga gabungan dari berkas-berkas itu hanya menggunakan satu pointer .Hal ini bisa menyebabkan fragmentasi internal karena banyak ruang yang tidak terpakai ketika suatu cluster hanya sebagian menggunakan blok. Masalah lainnya adalah kebenaran dari suatu berkas. Jika suatu berkas yang dihubungkan oleh pointer dan tersebar di seluruh disk mengalami kerusakan sehingga pointer -nya tidak menunjuk ke berkas yang tepat. Suatu variasi penting dari alokasi link adalah dengan menggunakan File Allocation Table (FAT) yang direktorinya hanya berisi nama berkas dan alamat pertama suatu berkas. Dan penanda dari akhir sebuah berkas terdapat pada blok yang ditunjuk oleh pointer terakhir. Keunggulan dari sistem FAT adalah pengaksesan acak yang lebih mudah. Hal ini karena meski harus menelusuri rantai berkait untuk menemukan lokasi blok berkas, rantai blok seluruhnya di memori sehingga dapat dilakukan secara cepat tanpa membuat pengaksesan disk. Selain itu, direktori yang dimiliki sistem FAT juga cukup menyimpan bilangan bulat nomor blok awal saja. Blok awal ini digunakan untuk menemukan seluruh blok, tak peduli jumlah blok berkas itu. Direktori menunjuk blok pertama berkas dan FAT menunjukkan blok-blok berkas berikutnya. Disamping kelebihan, sistem FAT juga memiliki kekurangan yaitu jika penyimpanan berukuran besar mengakibatkan tabel berukuran besar dan harus ditaruh di memori utama meskipun hanya satu berkas yang dibuka.[1,5] 3. Indexed Allocation Indexed Allocation (alokasi berindeks) merupakan solusi dari permasalahan pada alokasi link. Jika alokasi link memecahkan masalah fragmentasi eksternal dan masalah deklarasi

ukuran berkas pada alokasi berkesinambungan tetapi pada FAT alokasi link tidak mendukung akses langsung dari pointer ke blok yang letaknya tersebar pada disk dan harus diurutkan. Alokasi berindeks memecahkan masalah ini dengan menyimpan semua pointer pada suatu lokasi khusus. Lokasi ini disebut blok indeks. Setiap berkas memiliki satu blok indeks. Alokasi berindeks memiliki direktori yang berisi nama bekas dan blok indeks. Ketika sebuah berkas dibuat semua pointer pada blok indeks diset NULL. Ketika suatu blok baru pertama kali ditulis blok itu diatur oleh manajemen ruang kosong dan alamatnya dimasukkan ke blok indeks. Alokasi berindeks menggunakan akses langsung tanpa mengalami fragmentasi eksternal karena blok kosong pada disk dapat digunakan untuk berkas lain. Alokasi berindeks memerlukakan suatu blok khusus yang berisi blok indeks. Hal ini sangat merugikan jika blok indeks lebih banyak daripada pointer. Dengan alokasi link kita kehilangan banyak ruang untuk satu pointer per blok. Dengan alokasi berindeks semua blok indeks harus dialokasikan, walaupun hanya satu atau dua pointer yang tidak NULL. Hal diatas menimbulkan pertanyaan seberapa besar seharusnya blok indeks yang tepat. Setiap berkas harus ada dalam blok indeks, maka harus menyediakan blok indeks seminimal mungkin. Jika blok indeks terlalu kecil, maka tidak bisa memenuhi kebutuhan berkas yang ukurannya besar. Ada tiga mekanisme yang bisa mengatasi masalah ini, yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. Linked Scheme Indeks Bertingkat Skema Kombinasi [1,5]

II.

Manajemen Ruang Bebas

Penyimpanan sekunder pada sistem komputer memerlukan manajemen ruang bebas untuk mengatur ruang-ruang bebas di disk yang diakibatkan penyimpanan yang tidak berkesinambungan dan adanya penghapusan data. Manajemen ruang bebas akan membuat daftar ruang-ruang kosong pada disk. Sehingga apabila ada berkas baru yang ingin

disimpan, maka ruang-ruang bebas tadi akan di cari pada daftar ini. Untuk itu pada manajemen ruang bebas terdapat empat jenis daftar ruang bebas, yaitu : 1. 2. 3. 4. Vektor Bit Linked-List Pengelompokan Penghitungan[1,3,5]

III.

Backup

Komponen komputer yang kita gunakan seperti monitor, prosessor, memori, hardisk dapat rusak kapanpun tanpa kita ketahui. Ketika sebuah monitor, memori ataupun prosessor rusak kita dapat menggantinya dengan yang baru, namun beda halnya jika hardisk(disk) yang rusak. Data-data yang terdapat di dalam disk akan sulit diambil sehingga mengakibatkan data didalamnya menjadi hilang. Banyak hal yang dapat mengakibatkan disk rusak. Bisa saja, tiba- tiba terjadi failure yang membuat data yang ada dalam disk berubah, bahkan terhapus. Untuk mengantisipasi ketidakonsistenan data dan terhapusya data dari disk, maka kita perlu melakukan backupdata. Backup adalah menyalin isi disk kedalam media lain seperti floppy disc, magnetic tape, optical disk, external hardisk, dan lain-lain. Setelah menyalin disk ke media sementara, maka perlu mengembalikan data tersebut ke dalam disk. Hal inilah yang dinamakan restore. Sebelum melakukan backup data, kita perlu mengecek kekosistenan data, yaitu dengan membandingkan data pada struktur direktori dengan data pada blok, lalu apabila ditemukan kesalahan, maka program tersebut akan mencoba memperbaikinya. Pengecekan kekonsistenan data inilah yang disebut recovery. Terdapat tiga jenis backup data, yaitu : 1. 2. 3. Full Backup Incremental Backup Mirror Backup [3,4]

Kesimpulan
Terdapat dua isu manajemen pada penyimpanan sekunder. Pertama, ruang pada penyimpanan sekunder harus dialokasikan untuk file, dan kedua, perlu untuk mengetahui ruang yang tersedia untuk alokasi. Oleh karena itu terdapat metode pengalokasian blok pada penyimpanan sekunder untuk mengatasi dua isu tersebut. Metode pengalokasian blok adalah hal yang penting dalam mengatur penyimpanan berkas pada tempat penyimpanan sekunder (disk). Terdapat 3 macam metode pengalokasian blok, yaitu alokasi berkesinambungan, alokasi link , alokasi berindeks. Adapula variasi dari alokasi berkesinambungan, yaitu extent-based system serta variasi alokasi link, yaitu dengan penggunaan cluster dan FAT. Manajemen ruang kosong adalah cara mengatur ruangan pada disk yang belum terpakai atau ruang yang kosong akibat penghapusan data. Manajemen ruang kosong dilakukan dengan 4 metode, yaitu vektor bit, linked-list , pengelompokan, penghitungan. Untuk menjaga kekonsistenan dan keamanan data yang disimpan pada disk pada saat terjadi failure pada komputer, maka dibutuhkan backup data. Yaitu menyimpannya ke alat penyimpanan lain, seperti floppy disc, tape magnetik, disk optis, dan lain-lain.[1,5,6]

Daftar Pustaka
[1] Silberschatz, Avi and Galvin, Peter and Gagne, Greg (2005) Operating Systems Concepts. Seventh Edition. John Wiley & Sons. [2] Stallings, William (2012) Operating Systems, Internals and Design Principles. Seven Edition. Pearson: Prentice Hall [3] Tanenbaum, Andrew S (2009) Modern Operating System. Third Edition. Pearson: Prentice Hall [4] Tanenbaum, Andrew S and Woodhull, Albert S (1997) Operating Systems Design and Implementation. Second Edition. Prentice-Hall [5] Silberschatz , Abraham and Galvin, Peter and Gagne, Greg (2002) Applied Operating Systems. Sixth Edition. John Wiley & Sons. [6] Hariyanto, Bambang (2009) Sistem Operasi. Bandung: Informatika Bandung

Anda mungkin juga menyukai