Anda di halaman 1dari 21

Mekanisme dan Penyerapan Sistem Digestivus Richard Simak 102011051 richard_x831@yahoo.co.

id Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Telephone: (021) 5694-2061 (hunting) Fax: (021) 563-1731

Pendahuluan Sistem Digestivus terutama berperan dalam pemecahan makanan untuk diserap dalam tubuh. Sistem digestivus sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya system digestivus ini, tubuh dapat memproses makanan yang masuk ke dalam tubuh dan menjadikan energy dalam tubuh kita. Organ sistem digestivus manusia contohnya: mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar (colon), anus. Pada dasarnya, di setiap organ system digestivus, memiliki fungsi yang berbeda dan memiliki motilitas yang berbeda juga. Pencernaan dalam tubuh dibagi menjadi 2: mekanis dan enzimatik. Pada pencernaan mekanis, seperti pada mulut, makanan dikunyah menggunakan gigi, Pada pencernaan enzimatik, makanan yang masuk ke tubuh dibantu prosesnya dengan menggunakan enzim-enzim yang berasal dari dalam tubuh. Dari kedua system pencernaan tersebut, makanan yang awalnya berbentuk besar, dapat diubah menjadi bentuk yang lebih kecil, menjadi bentuk yang dapat diserap nutrisinya ke dalam tubuh. Namun, bukan berarti tubuh menyerap semua makanan yang masuk ke dalam tubuh kita, pada akhirnya nutrisi yang tidak terserap dengan bahanbahan sisa tubuh lainnya akan dibuang dalam bentuk feses. Enzim-enzim pencernaan dalam tubuh dihasilkan di kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati dan pankreas. Enzim yang membantu proses pencernaan antara lain: enzim ptyalin, enzim maltase, enzim sukrase, enzim lactase, enzim pepsin, enzim tripsin, enzim kimotripsin, enzim peptidase, enzim lipase pancreas, dan enzim lipase usus. Pada tubuh kita, terdapat 3 sistem pencernaan nutrisi , yaitu: pencernaan lemak, pencernaan karbohidrat, dan pencernaan protein.

Makroskopis Traktus Digestivus


Mulut Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis yaitu proses mengunyah. Dalam prosesnya makanan akan dihancurkan sampai merata dengan bantuan enzim amylase yang akan memecah amilum menjadi maltose. Proses mengunyah ini merupakan kegiatan yang terkoordinasi antara lidah, gigi, dan oto-otot mengunyah. Di dalam mulut juga terdapat keneljar saliva yang menghasilkan saliva untuk mencerna amilum dan melicinkan bolus sehingga mudah ditelan.1 Pada dasarnya pemecahan amilum di mulut tidak banyak, karena di mulut, makanan hanya sebentar saja karena setelahnya makanan ditelan masuk ke tempat berikutnya, yaitu esophagus.

Esofagus Esophagus merupakan suatu saluran yang panjangnya 25 cm terbentang dari pharynx sampai gaster. Bagian terbesar esophagus terletak di daerah thorax. Bagian yang di abdomen di bawah diaphragm disebut pars abdominalis esophagei. Gelombang kontraksi dari jaringan (peristaltic) mendorong makanan ke dalam lambung. Meskipun secara anatomis tidak terdapat sphincter, namun otot polos circularis pada ujung bawah esophagus secara fisiologis berfungsi sebagai sphincter yang mengatur masuknya makanan dari esophagus ke lambung dan mencegah terjadinya reflux isi lambung ke esophagus. Jika tidak makan, kontraksi tonus sphincter tersebut mencegah reflux.. Disfungsi sphincter ini dapat berakibat tertumpuknya makanan di dalam esophagus pars thoracalis sehingga terjadi dilatasi (pelebaran). Pars abdominalis esophagei mendapat darah dari r. esophagei a. gastric sinista dan cabang-cabang a. phrenica inferior. Vena mengalirkan darah ke v. azygos atau v.gastrica sinista. Persarafan esophagus diurus oleh r. anterior et posterior n. vagus, dan dari system simpatikus melalui nervi splanchnici.2

Lambung Lambung merupakan bagian yang paling lebar dari saluran pencernaan, mulai dari esophagus sampai duodenum dan berfungsi sebagai tempat penampungan makanan untuk dicerna menjadi kimus dan mengatur pengaliran hasil cerna itu ke usus kecil. Kapasitas lambung kurang lebih 1.5 liter, tetapi dapat dilebarkan sampai 2-3 liter. Lambung mempunyai peritoneum visceral yang meliputi permukaan anterior dan posterior. Kedua lapisan tersebut dari curvature minor ke arah hepar membentuk ligamentum hepatogastrica yang merupakan bagian dari omentum minus. Ke bawah kedua lapisan pada curvature major berhubungan dengan omentum gastrolienalis dan mesocolon transversum membentuk omentum majus. Lambung mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan pylorus), dua lengkungan (curvature major dan minor) dan dua permukaan (fascies anterior dan posterior). Lambung terdiri dari lima bagian, yaitu cardia, fundus, corpus, pars pyloric dan pylorus. Cardia merupakan daerah tempat masuknya esophagus ke dalam lambung. Fundus gastricus yang berbentuk kubah merupakan bagian lambung yang berada di atas kiri dan ostium cardiacum. Pada fundus ini biasanya berkumpul gas yang sering tampak pada sinar X. Antara fundus dan pars abdominalis esophagei terdapat sudut yang tajam, disebut incisura cardiac. Corpus gastricum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih vertical antara fundus dan incisura angularis beralih menjadi pars pyloric. Curvatura minor yang merupakan batas kanan lambung terbentang dari cardia sampai pylorus. Curvatura major yang lebih besar terbentang dari incisura cardiac terus ke fundus dan pinggir kiri lambung sampai pylorus terbentuk sudut yang disebut incisura angularis. Sudut ini tampak lebih jelas pada lambung. Pars pyloric terdiri dari antrum pyloricum yang lebar di sebelah proximalis dan canalis pyloricus yang lebih sempit di sebelah distal yang berakhir pada pylorus. Pada batas antara kedua bagian ini kadang-kadang terdapat suatu sulcus dangkal. Pylorus merupakan daerah terdapatnya penyempitan berupa Sphincter pylorica sphincter yang umumnya berada dalam keadaan kontraksi tonik. mempunyai otot circularis tebal (m.sphincter pylori) yang

mengatur/mengontrol aliran isi lambung ke duodenum. Paling luar tunica serosa dilapisi oleh lapisan peritoneum visceral dari cavum peritonei di depan dan bursa omentalis di belakang. Di sebelah dalamnya terdapat tunica mescularis yang terdiri dari 3 lapisan otot polos. Yang paling dalam adalah fibrae obliquae terbentuk dengan baik pada daerah cardia dan menyebar ke fundus dan permukaan anterior
3

dan posterior corpus ventriculi. Yang paling luar adalah tunica longitudinalis yang tipis tersebar pada permukaan depan dan belakang corpus gastric, namun tebal pada curvature major dan minor, serta meliputi seluruh bagian pars pyloric. Di sebelah dalamnya terdapat tunica circularis, yang melingkar pada seluruh bagian lambung kecuali fundus; dan menebal pada sphincter pylori dan membentuk m.sphincter pylori. Di sebelah dalam dari lapisan otot terdapat tunica submucosa yang terdiri dari jaringan penghubung longgar, dan mengandung sejumlah pembuluh darah dan limfe. Lapisan paling dalam yang cukup tebal dan bersifat vascular disebut tunica mucosa gastricae. Lapisan ini mempunyai sejumlah lipatan disebut plica gastricae. Arahnya umumnya longitudinalis dan sepanjang curvature minor membentuk saluran, canalis gastricus. Saluran ini dapat mengalirkan cairan dan sejumlah makanan yang telah dikunya langsung dari cardia ke dalam duodenum. Kelenjar lambung bermuara pada lubang-lubang kecil yang disebut foveolae gastricae. Dapat dibedakan tiga macam kelenjar lambung yaitu glandula gastricae, glandula cardiac dan glandula pyloricae. Yang paling banyak adalah glandula gastricae yang tersebar di fundus dan corpus gastric. Lambung mendapat darah dari cabang-cabang arteri celiac, yaitu arteriae gastric sinistra et dextra, gastro-omentalis epiplioca) dextra et sinistra dan gastric breves. Arteri gastric sinistra yang merupakan cabang langsung dari a. celiac berjalan ke esophagus dan turun kembali ke curvature minor. A. gastric dextra, cabang dari a.hepatica communis atau propria berjalan pada pinggir atas pylorus dan curvature minor. A. gastro-omentalis dextra merupakan cabang dari a. gastroduodenalis (yang merupakan cabang dari a. hepatica communis). A. gastro-omentalis sinistra dan a. grastica breves merupakan cabang dari a. lienalis. Vena gastric dextra dan sinistra mengalirkan darah langsung ke dalam vena porta hepatis, sedang v.gastro-omentalis kiri dan vena gastric brevis masuk ke vena lienalis, sedang v. gastro-omentalis kanan masuk ke v. mesenterica superior terus ke v. porta hepatis. Persarafan parasimpatis berasal dari cabang-cabang n. vagus, sedang yang dari system simpatis berasal dari plexus celiacus. Serabut-serabut eferen dari system simpatis berasal dari segmen thoracal 6-9.2

Gambar 1. Gaster

Hati Hati adalah organ visceral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Beratnya 1.500 g dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenasi (tetapi kaya akan nutrient dari vena portal hepatica). Hati terbagi menjadi lobus kanan dan kiri.3 1. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama: lobus kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus. 2. Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Di antara kedua lobus terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus. 3. Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk membentuk jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak di antara lempenglempeng sel. Saluran portal, masing-masing berisi sebuah cabang vena portal, arteri hepatica, dan duktus empedu, membentuk sebuah lobules portal. Vaskularisasi Vena porta melayani 75% darah hati, dan arteria hepatica menyediakan 25%. Vena porta bercabang menjadi vena porta sinistra dan dextra pada bagian superior porta hepatis. Vena porta terletak posterior terhadap duktus koledokus dan arteria hepatica. 4
5

Gambar 2, Hepar

Pankreas Pankreas adalah kelenjar lunak kekuningan dengan panjang 12-15 cm yang terletak di bawah kurvatura mayor lambung. Pankreas dapat dibagi menjadi tiga bagian, kaput (kepala), korpus (badan) dan kauda (ekor). Kaput pancreas melekat erat ke bagian tengah duodenum dan terletak di depan vena kava inferior. Di sebelah anterior, lambung dan sebagian bagian awal duodenum berada di depan pancreas. Kauda pancreas terletak di hilus limpa. Duktus pankreatikus utama (duktus Wirsungi) berjalan di sepanjang pancreas dari ekor sampai kepala dan menyatu dengan duktus biliaris komunis sebelum masuk ke duodenum di ampula Vateri. Duktus pankreatikus aksesorius ampula vateri. Sel-sel endokrin (pulau Langerhans) pancreas mensekresi hormone insulin dan glucagon. Sel-sel eksokrin mensekresi enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion bikarbonat dalam konsentrasi tinggi. Bagian eksokrin pancreas menghasilkan getah pancreas yang basa dan mengandung enzim pencernaan. Tujuan utama getah pancreas adalah melanjutkan proses pencernaan yang telah dimulai di lambung. Kadar bikarbonat yang tinggi dalam cairan menyebabkan pH menjadi sekitar 8, yang meningkatkan pH isi lambung sewaktu isi lambung masuk duodenum ke tingkat yang tidak merusak mukosa duodenum. Komposisi cairan pancreas. Cairan pancreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein, karbohidrat, dan lemak.
6

masuk ke duodenum di sebelah proksimal dari

1. Enzim proteolitik pancreas a. Tripsinogen yang disekresi pancreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptide yang lebih kecil b. Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein c. Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase adalah enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam amino bebas d. Lipase pancreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu e. Amilase pancreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amylase saliva menjadi disakarida (maltose, sukrosa, dan laktosa) f. Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya. Aliran darah ke pancreas berasal dari cabang arteri mesenterika superior dan iliaka. Arteri lienalis ikut memperdarahi bagian korpus dan kauda pancreas. Aliran vena vena dialirkan di sirkulasi umum melalui vena porta hepatica dan hati. 3,5,6

Usus halus Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang 2,5m dalam keadaan hidup. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan panjang 25 cm, jejunum dengan panjang 2 m, dan ileum dengan panjang 1 m. Jejunum dan ileum bergantung pada mesenterium, yang mengandung lemak, pembuluh darah, pembuluh limfe, dan kelenjar limfe. Usus halus mengeluarkan mucus dan hormone pencernaan untuk membantu pencernaan. Usus halus juga mempermudah penyerapan air, natrium, klorida, kalsium, besi, karbohidrat, protein, dan lemak. Pasokan darah usus halus berasal dari arteri mesenterika superior dan cabangcabangnya. Drainase vena berlangsung melalui vena mesenterika superior ke sirkulasi porta.1,5
7

Kolon Kolon, yang panjangnya sekitar 90-150 cm, berjalan dari ileum ke rectum. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden, dan sigmoid. Bagian pertama kolon: sekum, merupakan bagian yang paling lebar. Kolon berjalan dari sekum ke atas menjadi kolon ascendens, melintasi abdomen atas sebagai kolon transverses, dan turun sebagai kolon descendens ke sigmoid, yaitu bagian kolon yang paling sempit. Sigmoid mengosongkan isinya ke dalam rectum. Kolon berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dan kemudian pada saluran anal. Panjang usus besar bervariasi, berkisar sekitar 150 cm. Dapat dibedakan dari usus halus dengan ukurannya yang lebih besar dan adanya taenia coli dan appendices epiploicae. Taenia coli adalah 3 pita serat otot longitudinal pada bagian luar colon dan memendek daripada seluruh dinding usus menyebabkan gambaran sakulasi atau berkerut. Appendiks dan rectum tidak memiliki taenia coli. Appendices epiploicae adalah umbai peritoneum yang mengandung lemak pada permukaan caecum. Arteri mesenterika superior memperdarahi sekum, kolon ascendens, dan kolon transverses melalui cabang-cabang ileokolika, kolika kanan, dan kolika media. Arteri mesenterica inferior memperdarahi kolon descendens, kolon sigmoid, dan rectum atas melalui cabang-cabang kolika kiri, sigmoidalis, dan rektalis superior. Vena-vena yang mengalirkan darah dari kolon menjalani rute yang sama dengan arteri padannya, kecali vena mesenterika inferior, yang mengalirkan darah dari kolon descendens, kolon sigmoid, dan rectum proksimal serta masuk ke vena splenika.1,5,7 Persarafan Kolon dilayani oleh serabut saraf simpatis yang berjalan dari pars torasika dan lumbalis medulla spinalis melalui rantai simpatis ke ganglia simpatis preaortika. Di sana bersinap dengan serabut postganglion, yang mengikuti arteria utama untuk berakhir pada pleksus mienterikus (Auerbach) dan submukosa (Meissner). 4

Gambar 3. Colon

Rectum Rectum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12 sampai 13 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus. Mukosa saluran anal tersusun dari kolumna rectal, yaitu lipatan-lipatan vertical yang masing-masing berisi arteri dan vena Sfingter anal internal otot polos (involunter) dan sfingter anal eksteral otot rangka (volunteer) mengitari anus.3 Vaskularisasi Rektum dilayani oleh arteria hemoroidalis superior yang merupakan cabang terminal arteria mesenterika superior. Arteria hemoroidalis media muncul dari arteria iliaka interna dan memberikan cabang yang kurang penting bagi suplai darah rectum. Arteria hemoroidalis inferior muncul dari arteria pudenda interna serta melayani rectum bawah dan anus.4 Persarafan Rektum dilayani oleh nervus presakralis atau hipogastrika, yang merupakan perluasan pleksus preaorta dan nervus splangnikus lumbalis. Nervus presakralis berasal di bawah bifurkasio aorta dan bercabang untuk turun pada tiap sisi pelvis, dimana nervus ini bergabung

dengan serabut saraf parasimpatis sakralis untuk membentuk dua pleksus pelvikus, dari sini serabut menuju langsung ke semua visera pelvis.4

Mikroskopis Traktus Digestivus


Dinding saluran Pencernaan tersusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen ke arah luar.
3

Mukosa (membrane mukosa) tersusun dari tiga lapisan o Epitelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi dan absorpsi. Di bagian ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dari epithelium skuamosa bertingkat tidak terkeranisasi untuk perlindungan. Lapisan ini terdiri dari epithelium kolumnar simple dengan sel goblet di area tersebut yang dikhususkan untuk sekresi dan absorpsi. o Lamina Propria adlaah jaringan ikat areolar yang menopang epithelium. Lamina ini mengandung pembuluh darah limfatik, nodulus limfe, dan beberapa jenis kelenjar. o Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot polos longitudinal luar.

Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfatik, beberapa kelenjar submukosa, dan pleksus serabut saraf, serta selsel ganglion yang disebut pleksus Meissner (pleksus submukosa). Subukosa mengikat mukosa ke muskularis eksterna.

Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satu lapisan longitudinal luar. Kontraksi lapisan sirkular mengkonstriksi lumen saluran dan kontraksi lapisan longitudinal memperpendek dan memperlebar lumen saluran. Kontraksi ini mengakibatkan gelombang peristalsis yang menggerakan isis saluran ke arah depan. o Muskularis eksterna terdiri dari otot rangka di mulut, faring dan esophagus atas, serta otot polos pada saluran selanjutnya. o Pleksus auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dari serabut saraf dan sel ganglion parasimpatis, terletak di antara lapisan otot sirkular dalam dan longitudinal luar.
10

Serosa (adventisia), lapisan keempat dan paling luar juga disebut peritoneum visceral. Lapisan ini terdiri dari membrane serosa jaringan ikat renggang yang dilapisis epithelium skuamosa simple. Di bawah area diafragma dan dalam lokasi tempat epithelium skuamosa menghilang dan jaringan ikat bersatu dengan jaringan ikat di sekitarnya area tersebut disebut adventisia.

Esofagus Esofagus memiliki 4 lapisan. Lapisan yang paling dalam adalah lapisan membrane mukosa. Lapisan kedua adalah lapisan submukosa yang tebal, dan mengandung kelenjar mucus. Lapisan muscularis memiliki serat longitudinal dan sirkular. Lapisan yang paling luar disebut lapisan fibrosa.7

Lambung Lambung memiliki lapisan mukosa, submukosa, muscular, dan lapisan peritoneal. Lapisan mukosa lambung berwarna merah, membentuk lipatan dan terdapat jutaan lubang duktus beberapa jenis kelenjar. Pada lapisan muscular, terdapat serat otot sirkular, oblik, dan longitudinal.7

Usus halus Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili, kira-kira 4-5 juta yang membentuk mukosa. Pada permukaan setiap vili, terdapat tonjolan yang menyerupai jari-jari yang disebut dengan mikrovili. Vilus adalah tonjolan kecil yang ditutupi oleh selapis sel dan mengandung pembuluh darah, kelenjar limfe, saraf, dan serat otot.Vili bersama-sama dengan mikrovili menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi serta menghalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih banyak terjadi. Plak Peyeri adalah plak jaringan limfe pada membrane mukosa; sering terdapat pada ileum daripada jejunum. Usus halus juga memiliki lapisan submukosa, lapisan muscular. Pada lapisan muscular, terdapat serat sirkular dan longitudinal.1,7

11

Kendali Saraf Pada Saluran Pencernaan Kendali saraf pada saluran pencernaan. SSO menginervasi keseluruhan saluran pencernaan, kecuali ujung atas dan ujung bawah yang dikendalikan secara volunteer:3 1. Impuls parasimpatis yang dihantarkan dalam saraf vagus (N. X), mengeluarkan efek stimulasi konstan pada tonus otot polos dan bertanggung jawab untuk peningkatan keseluruhan aktivitas. Efek ini meliputi motilitas dan sekresi cairan pencernaan 2. Impuls simpatis yang dibawa medulla spinalis dalam saraf splanknik menghambat kontraksi otot polos saluran, mengurangi motalitas, dan menghambat sekresi cairan pencernaan. 3. Pleksus Meissner dan Auerbach merupakan sisi sinaps untuk serabut praganglionik parasimpatis. Pleksus ini juga berfungsi untuk pengaturan kontraktil local dan aktivitas sekretori saluran.

Fungsi Alat-Alat Sistem Pencernaan: Fungsi Pankreas Pancreas merupakan struktur berlobus yang memiliki fungsi eksokrin dan endorkin. Kelenjar eksokrin mengeluarkan cairan pancreas menuju duktus pankreatikus, dan akhirnya ke duodenum. Sekresi ini penting untuk pencernaan dan absorpsi protein, lemak, dan karbohidrat. Endokrin pancreas bertanggung jawab untuk produksi serta sekresi glucagon dan insulin, yang terjadi dalam sel-sel khusus di pulau Langerhans.8

Fungsi Lambung3 1. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval waktu yangpanjang antara saat makan dan kemampuan meyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah saluran. 2. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus dan mendorongnya ke dalam duodenum 3. Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida
12

4. Produksi mucus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri. 5. Produksi factor intrinsic a. Faktor intrinsic adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal b. Vitamin B12, didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada factor intrinsic. Kompleks intrinsic vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus, tempat vitamin B12 diabsorbsi. c. Absorbsi. Absorbsi nutrient yang berlangsung di dalam lambung hanya sedikit. Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alcohol diabsorbsi pada dinding lambung. Zat terlarut dalam air terabsorpsi dalam jumlah yang tidak jelas.

Fungsi Usus Halus3 1. Usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pancreas serta dibantu empedu dalam hati. 2. Usus halus secara selektif mengabsorbsi produk digesti

Fungsi usus besar3 1. Usus besar mengabsorbsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat 2. Usus besar hanya memproduksi mucus. Sekresinya tidak mengandung enzim atau hormone pencernaan 3. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrient bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin dan berbagai gas 4. Usus besar mengeksresi zat sisa dalam bentuk feses. a. Air mencapai 75% sampai 80% feses. Sepertiga materi padatnya adalah bakteri dan sisanya yang 2% sampai 3% adalah nitrogen, zat sisa organic dan anorganik dari sekresi pencernaan, serta mucus dan lemak b. Feses juga mengandung sejumlah materi kasar atau serat dala selulosa yang tidak tercerna. Warna coklat berasal dari pigmen empedu; bau berasal dari kerja bakteri.
13

Fungsi hati3 1. Sekresi. Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak 2. Metabolisme. Hati memetabolis protein, lemak, dan karbohidrat tercerna a. Hati berperan penting dalam mempertahankan homeostatic gula darah. Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh b. Hati menguraikan protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak. Organ ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen c. Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan terlibat dalam penyimpanan dan pemakaian lemak d. Hati menyintesis unsure-unsur pokok membrane sel (lipoprotein, kolesterol, dan fosfolipid) e. Hati menyintesis protein plasma dan factor-faktor pembekuan darah. Organ ini juga menyintesis bilirubin dari produk penguraian hemoglobin dan mensekresinya ke dalam empedu. 3. Penyimpanan. Hati menyimpan mineral seperti zat besi dan tembaga, serta vitamin larut lemak (A, D, E, dan K). dan hati menyimpan toksin tertentu serta obat yang tidak dapat diuraikan dan diekskresikan 4. Detoksifikasi. Hati melakukan inaktivasi hormone dan detoksifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah 5. Produksi panas. Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadi hati sebagai sumber utama panas tubuh, terutama saat tidur. 6. Penyimpanan darah. Hati merupakan reservoir untuk sekitar 30% curah jantung dan bersama dengan limpa, mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.

Mekanisme Pencernaan

Proses pencernaan Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses-proses berikut:3 1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut
14

2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan 3. Peristaltis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakan makanan tertelan melalui saluran pencernaan 4. Digesti adalah hidrolisis kimia molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung 5. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh 6. Defekasi adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.

Mekanisme pencernaan Di dalam mulut, makanan mengalami pencernaan atau digesti secara mekanis karena adanya gigi dan secara enzimatik karena adanya ptyalin atau amylase ludah. Ptialis mengkatalisis hidrolisis amilum menjadi maltose. Perubahan amilum menjadi maltose tidak berjalan spontan, tetapi bertahap yang disertai dengan hasil antara amilodesktrin, eritodekstrin, akrodestrin, dan dekstrin-dekstrin lain yang mampunyai rantai pendek (oligosakarida). Di dalam mulut, amilum yang diubah menjadi maltose hanya sedikit sebab makanan yang berada di dalam mulut hanya sebentar. Bersama-sama makanan lain, amilum yang telah tercerna maupun yang belum akan masuk ke lambung. Tahap faringeal pada proses menelan bersifat involunter dan menyebabkan makanan berjalan melalui faring menuju esophagus. Ketika siap ditelan makanan secara sadar didorong ke faring oleh lidah, yaitu tahap volunteer dari proses menelan. Bolus makanan merangsang reseptor-reseptor menelan, dan impuls dari reseptor ini berjalan ke batang otak untuk memicu serangkaian kontraksi otomatis otot-otot faring sebagai berikut: Palatum mole tertarik ke atas, mencegah refluks makanan ke dalam rongga hidung Lipatan palatofaringeal di kedua sisi faring tertarik kea rah medial, membentuk suatu celah sagital yang menghambat masuknya benda besar ke dalam faring posterior Pita suara saling mendekat dengan kuat, laring tertarik ke atas dan anterior oleh otototot leher, dan epiglottis berputar ke belakang menutupi lubang laring. Gerakangerakan ini mencegah masuknya makanan ke dalam trakea.
15

Sfingter esophagus atas melemas, memungkinkan makanan masuk ke esophagus atas Suatu gelombang peristaltis cepat yang berawal di faring mendorong bolus makanan ke dalam esophagus atas

Sfingter esophagus bawah melemas mendahului gelombang peristaltis. Di ujung bawah esophagus, otot sirkular esophagus berfungsi sebagai sfingter esophagus bawah. Otot ini terus berkontriksi tonik sampai gelombang menelan peristalsis berjalan ke bawah esophagus. Sfingter kemudian melemas sehingga makanan dapat terdorong ke dalam lambung. Lambung melemas ketika makanan memasukinya. Dalam keadaan normal, ketika makanan masuk ke lambung, timbul reflex vasovagus dari lambung ke batang otak dan kemudian kembali ke lambung yang menurunkan tonus dinding otot lambung. Dinding lambung dapat menonjol ke luar secara progresif, menampung sekitar 1,5 liter dalam keadaan lemas total. Retropulsi adalah mekanisme pencampuran penting di lambung. Setiap kali gelomb ang peristaltis berjalan dari antrum ke pylorus, otot pylorus berkontraksi, yang menghambat pengosongan lambung melalui pylorus. Sebagian besar isi antrum disemprotkan balik melalui cincin peristaltis kea rah korpus lambung. Sfingter pylorus penting untuk mengontrol pengosongan lambung. Sfingter pylorus hampir selalu berada dalam keadaan sedikit berkontraksi. Konstriksi ini secara normal menghambat berlalunya partikel makanan sampai partikel-partikel tersebut bercampur membentuk kimus dengan konsistensi hampir seperti cairan. Pengosongan lambung dihambat oleh reflex enterogastrik dari duodenum. Ketika makanan masuk ke duodenum, muncul beragam reflex saraf yang berawal dari dinding duodenum yang kembali ke lambung dan memperlambat atau bahkan menhentikan pengosongan lambung sewaktu volume kimus di duodenum menjadi terlalu besar. Faktorfaktor yang dapat merangsang reflex enterogastrik mencakup yang berikut: Derajat peregangan duodenum Adanya iritasi di mukosa duodenum Derajat keasaman kimus duodenum Derajat osmolalitas kimus Adanya produk-prduk penguraian protein
16

Kolesistokinin menghambat pengosongan lambung. Kolesistokinin dikeluarkan oleh mukosa jejunum sebagai respons terhadap bahan-bahan berlemak yang ada di kimus. Isi lambung dikosongkan sangat lambat setelah makan makanan berlemak. Pergerakan di usus halus Pergerakan usus halus memicu kontarksi pencampuran yang dinamai kontraksi segmentasi. Ini adalah kontraksi konsentrik yang tampak seperti rantai sosis. Kontraksi segmentasi ini biasanya memotong kimus sekitar dua atau tiga kali semenit, mendorong pencampuran progresif partikel-partikel padat makanan dengan sekresi usus halus. Kimus didorong melintas usus halus oleh gelombang peristaltis. Kimus bergerak ke arah anus dengan kecepatan 0.5 2.0 cm/detik. Gerakan kimus di sepanjang usus halus rerata hanya 1 cm/mnt. Diperlukan waktu sekitar 3 sampai 5 jam agar kimus dari pylorus tiba di katup ileosekal. Peristaltis dikontrol oleh sinyal saraf dan hormone. Katup ileosekal menghambat aliran balik isi kolon ke usus halus. Bibir-bibir katup ileosekal menonjol ke dalam lumen sekum dan terdorong menutup jika tekanan di sekum meningkat dan isi sekum terdorong balik menekan bibir-bibir tersebut. Dinding ileum dekat katup ileosekum dalam keadaan normal sedikit berkontraksi dan memperlambat pengosongan isi ileum ke dalam sekum, kecuali segera setelah makan. Sfingter ileosekal dan intensitas peristalsis di ileum terminal dikontrol oleh reflex dari sekum. Jika sekum teragang, kontraksi sfingter ileosekum bertambah kuat dari peristalsis ileum dihambat sehingga pengosongan ileum akan sangat tertunda. Setiap iritasi di sekum akan memperlambat pengosongan. Refleks dari sekum ke sfingter ileosekal dan ileum ini diperantai oleh pleksus mienterik di dinding usus itu sendiri dan melalui saraf ekstrinsik, terutama reflex melalui ganglion simpatis pravertebra. Pergerakan kolon Fungsi utama kolon adalah absorbs air dan elektrolit dari kimus dan menyimpan feses sampai dapat dikeluarkan. Separuh proksimal kolon terutama berkaitan dengan penyerapan, dan separuh distal berkaitan dengan penyimpanan. Kontraksi otot sirkular dan longitudinal di usus halus menyebabkan terbentuknya haustrasi. Kontraksi gabungan ini menyebabkan bagian-bagian usus besar yang tidak
17

terstimulasi menonjol keluar membentuk struktur mirip kantung yang disebut haustrasi. Kontraksi haustral melaksanakan dua fungsi utama: Mendorong. Kontraksi haustal kadang-kadang merambat secara lambat kea rah anus sewaktu kontraksi sehingga menghasilkan dorongan terhadap isi kolon. Mencampur. Kontraksi haustral masuk ke dalam dan membalikkan bahan feses di usus besar. Dengan cara ini, semua bahan feses secara bertahap terpajan ke permukaan usus besar, dan cairan serta bahan-bahan larut diserap secara progresif. Gerakan massa penting untuk mendorong bahan feses melalui feses besar. Gerakan massa ditandai oleh rangkaian kejadian beriku: terbentuk suatu cincin konstriktif di bagian kolong yang teregang atau teriritasi, dan kemudian kolon di sebelah distal dari konstriksi berkontraksi sebagai suatu kesatuan, mendorong bahan feses di segmen ini secara bersamasama melintasi kolon. Jika massa feses sudah ada yang mencapai rectum, timbul keinginan untuk buang air besar. Bahan makanan yang tidak tercerna dan hasil pencernaan yang karena suatu alasan tidak terserap melalui mukosa usus halus bersama sel-sel epitel usus yang rusak masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, zat-zat ini akan mengalami perombakan oleh bakteri usus. Sebagian besar air dan elektrolit diserap dalam kolon sehingga isi kolon makin lama makin pekat dan akhirnya membentuk padatan yang disebut feses. Dalam keadaan normal, tiga perempat bagian feses adalah air dan seperempat bagian adalah zat padat, yang teridiri atas sisa-sisa makanan, lemak, protein, zat-zat anorganik bakteri mati. Warna feses yang coklat disebabkan oleh adanya urobilin dan sterkobilin yang merupakan derivate bilirubin, sedangkan bau tidak sedapat karena hasil kerja proses pembusukan oleh barkteribakteri. 10,11

Enzim-enzim pencernaan Enzim merupakan katalis organic dan termasuk protein globular. Enzim dapat menurunkan barier energy aktivasi, sehingga reaksi dapat berlangsung dalam kondisi normal yang ada pada sel hidup. Enzim dapat mempercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi, tetapi jauh lebih lambat.3 1. Mekanisme kerja enzim
18

a. Satu enzim hanya untuk satu substrat tertentu b. Kekhususan enzim. Setiap enzim dapat membedakan substrat-nya sendiri dari substrat lain yang senyawanya berkaitan erat sehingga setiap jenis enzim dapat mengkatalisis suatu reaksi tertentu. Enzim berikatan dengan substrat dan mengubahnya menjadi produk reaksi. c. Sisi Aktif i. Kerja enzim model lock-and-key. Hanya bagian tertentu dari molekul enzim yang dapat mengikat substrat. Bagian reseptor ini disebut sisi aktif, biasanya menyerupai lekukan atau kantong di permukaan enzim yang sesuai dengan bentuk sisi aktif tersebut. Enzim merupakan pengunci molecular yang hanya cocok untuk kunci molecular substrat. ii. Kerja enzim model induced fits. Saat subtract berikatan dengan enzim di sisi aktif, substrat akan melakukan sedikit perubahan struktur pada enzim. Induksi susunan enzim dan substrat dapat meningkatkan kemampuan reaksi dan membantu memecah ikatan kimia. d. Kompleks enzim-substrat mengalami penyusunan ulang internal, yang membentuk produk. Enzim melepas produk, dan sisi aktifnya kemudian kosong dan tersedia untuk lebih banyak substrat.

2. Enzim-Enzim pencernaan Enzim Sumber Sekresi KARBOHIDRAT Amilase Saliva Kelenjar saliva Zat tepung maltose Amilase pancreas Pankreas Zat tepung disakarida dan maltose Maltase Sukrase Usus halus Usus halus Maltosa glukosa Sukrosa glukosa dan fruktosa Laktase Usus halus Laktosa glukosa
19

Aksi

dan galaktosa PROTEIN Pepsin Lambung (pepsinogen diaktivasi oleh HCl lambung) Tripsin Protein polipeptida peptide yang lebih kecil Kimotripsin Pankreas (kimotripsin diaktivasi oleh tripsin) Protein dan peptide peptide yang lebih kecil Peptidase Usus halus Dipeptida asam amino LEMAK Lipase Pankreas Pankreas (dengan garam empedu) Trigliserida monogliserida dan asam lemak Lipase Usus Usus halus (dengan garam empedu) Monogliserida asam lemak dan gliserol Tabel 1.1. Enzim-enzim pencernaan.
3

Pankreas (tripsinogen diaktivasi oleh Protein dan peptide enterokinase)

Kesimpulan Intoleransi laktosa disebabkan karena adanya gangguan pada usus halus sehingga laktosa yang berasal dari produk susu tidak dapat dicerna dengan baik oleh enzim lactase, sehingga dapat menyebabkan sakit perut, flatulensi, dan diare.

DAFTAR PUSTAKA 1. Uliyah M, Hidayat AAA. Keterampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan. Ed. 2. Jakarta: Salemba Medika; 2008.h. 24-5. 2. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2009.h. 49-57.

20

3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h. 281-95. 4. Sabiston. Buku ajar bedah. Jakarta: EGC; 1994.h. 17, 67. 5. Gruendemann BJ, Fernsebner B. Buku ajar perioperatif,vol. 2. Jakarta: EGC; 2005.h. 126-7. 6. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: EGC; 2008.h. 443-4. 7. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Ed.2. Jakarta: EGC; 2002.h. 197-202. 8. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga; 2007.h. 43. 9. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h. 590. 10. Sumardjo D. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata I fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC; 2008.h. 20-22, 193. 11. Hall JE. Buku saku fisiologi kedokteran Guyton & Hall. Jakarta: EGC; 2009 .h.492-6.

21

Anda mungkin juga menyukai