tradisonal adalah waktu ekstraksi yang lebih singkat, biaya ekstraksi pelarut lebih rendah, kualitas ekstraksi lebih tinggi dan ramah lingkungan. Selain itu, dibawah kondisi subkritis, konstanta dielektrik air (polaritasnya) dapat diturunkan dengan etanol atau metanol dengan cara meningkatkan suhu. Cukup rendah untuk melarutkan senyawa intermediet atau yang polaritasnya rendah. Kerugian utama dari SWE adalah tekanan operasi yang tinggi dan membutuhkan peralatan yang mahal. Tujuan penelitiian ini adalah untuk mengekstrak senyawa fenolik dari kulit mangga menggunakan Subcritical Water Extraction (SWE) menurut teknologi hijau, juga menginfestigasi efek parameter ekstraksi pada total phenolic content (TPC). Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua metode yaitu metode soxhlet dan metode Subcritical Water Extraction. Penggunaan dua metode (subcritical water Extraction dan metode soxhlet) untuk ekstraksi senyawa fenol oleh peneliti adalah untuk membandingkan efisiensi ekstraksi antara metode SWE dan metode konvensional yaitu soxhlet. Dalam penelitian menggunakan metode SWE, faktor yang sangat penting dikendalikan dalam ekstraksi yaitu suhu, waktu ekstraksi, ukuran partikel bubuk kulit mangga kering, perbandingan padatan dengan air, dan larutan pH. Ekstraksi SWE dilakukan pada suhu yang bermacam-macam yaitu 160, 180, 200, dan 220 oC, waktu Ekstraksi (30, 60, 90, dan 120 menit), ukuran partikel bubuk kulit mangga kering (ukuran partikel 600, 425, 300, dan 212 mikrometer), perbandingan padatan (gr) : air (1:10, 1:20, 1:30, 1:40, dan 1:50), dan larutan pH (2,4,6,8). Pada ekstraksi dengan metode soxhlet, 1 gram kulit mangga kering diekstrak dengan etanol 95 % sebagai pelarut sebanyak 40 ml dalam alat soxhlet. Metode ini dilakukan pada suhu didih etanol 95 % untuk 0.5, 1, 2, 4 jam. Larutan yang terekstrak dikumpulkan dibagian bawah labu. Setelah ekstraksi, sampel disaring melalui kertas saring (No.1) dan diuapkan menggunakan rotary evaporator, kemudian disiapkan untuk analisis total kadar fenolik. Pada ekstraksi dengan metode SWE, 50 ml volume dari bejana direndam dalam minyak. Ekstraksi SWE dilakukan pada suhu yang bermacam-macam (160, 180, 200,d an 220 C), waktu Ekstraksi (30, 60,90,dan 120 menit), ukuran partikel bubuk kulit mangga kering (600, 425, 300, dan 212 mikrometer), perbandingan padatan (gr) : air (1:10, 1:20, 1:30, 1:40, dan 1:50), dan larutan pH (2,4,6,8). Setelah ekstraksi, sampel yang terekstrak difilter melalui kertas saring (No.1) dan dievaporasi menggunakan rotary evaporator, kemudian persiapan untuk analisis total fenolik sama seperti ekstraksi sohxlet. Kadar total fenol diukur dengan metode FolinCiocalteau. Sampel sebanyak 0,1 ml dicampur dengan 7,9 ml air. Kemudian reagen FolinCiocalteau (0,5) ditambahkan dan ditahan selama 5 menit. Sodium karbonat (20% b/v; 1.5 ml) kemudian ditambahkan ke campuran. Setelah dikocok, campuran diinkubasi selam 90 menit. Absorbansi diukur pada 725 nm mengguakan spektrofotometer. Perbedaan konsentrasi dari asam galat digunakan untuk kurva standard dan hasil akhirnya dinyatakan sebagai miligram equivalen asam galat (GAE) per 1 gr berat kering. Ekstraksi senawa bioaktif dari kulit mangga menggunakan soxhlet dan SWE dibandingkan dengan kadar total fenol sebagai GAE. Perbandingan SWE dengan soxhlet, pada SWE menunjukkan jumlah senyawa fenolik dari kulit mangga lebih besar dibandingkan ekstraksi soxhlet. Waktu ekstraksi yang digunakan untuk SWE sangat lebih pendek (60 menit) daripada menggunakan ekstraksi pelarut konvensional (2 jam). Berdasar hasil menunjukkan bahwa hasil ekstraksi meningkat dengan meningkatnya suhu. SWE senyawa fenolik maksimal pada suhu 180o C dan selama 60 menit. Diatas 180o C terjadi degradasi senyawa fenolik. SWE pada pH rendah dapat meningkatkan hasil senyawa fenolik.