Anda di halaman 1dari 2

Nova Rizki Febriani 115100807111008 Kelas D

Evaluasi Gizi Pangan Lanjut Tugas Resume Jurnal Internasional

Extraction of Bioactive Compounds from Mango Peels Using Green Technology


Buah dan sayur adalah sumber utama antioksidan alami dan terdiri dari bermacammacam senyawa antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, karotenoid, lutein, dan likopen. Diantara senyawa ini, senyawa fenolik menunjukkan antioksidan utama yang teridentifikasi. Pada penelitian ekstraksi senyawa bioaktif ini, senyawa fenolik merupakan senyawa yang akan diekstrak. Senyawa fenolik ini akan diekstrak dari bagian buah tanaman yaitu dari kulit buah mangga (Mangifera indica L. cultivar Phalun) yang diperoleh dari Malee Sampran Public Co., Ltd. Kulit dan biji dari mangga mempunyai manfaat yang berpotensial dan signifikan untuk sifat antioksidan dan total kadar senyawa fenolik. Senyawa fenolik utama dari kulit mangga matang dan mentah adalah asam galat, asam siringat, dan quercetin. Senyawa fenolik menunjukkan sebagian besar adanya antioksidan alami yang telah teridentifikasi. Senyawa fenolik mempunyai kemampuan untuk mengikat radikal bebas dan mengeluarkan antimutagenik, antikarsinogenik, dan sifat antimikrobial. Senyawa fenolik dapat digunakan sebagai bahan kosmetik, farmasi, dan makanan. Untuk aplikasi pada makanan dapat digunakan untuk mencegah oksidasi pada makanan yang terdiri dari sejumlah cairan. Sedangkan dalam bidang kesehatan, senyawa fenolik digunakan dalam bidang farmasi atau obat-obatan. Metode yang digunakan untuk mengekstrak senyawa fenolik dari kulit mangga ini menggunakan metode konvensional yaitu soxhlet dan menggunakan metode teknologi alternatif yaitu Subcritical Water Extraction (SWE). Pada metode Soxhlet, pelarut yang segar dapat dibawa berulang kali untuk kontak dengan sampel banyak kali dan sistem tetap menggunakan suhu tinggi. Subcritical Water Extraction (SWE) menjadi teknologi alternatif dalam mengekstraksi senyawa fenolik. Subcritical Water Extraction adalah teknik ekstraksi menggunakan air sebagai pelarutnya, tetapi dengan memodifikasi sifat fisik. Superheated water atau cairan air panas, yang berarti air pada suhu antara 100 dan 373oC dan pada tekanan yang cukup tinggi untuk mempertahankan air dalam keadaan cair (diatas tekanan kritis 22 MPa). SWE telah digunakan untuk ekstraksi senyawa fenolik dari kulit kentang, ekstraksi senyawa polifenolik dari buah Terminalia chebula retz yang ditemukan sejumlah ekstrak asam galat (GA) dan asam elagat (EA). Kelebihan dari metode yang digunakan yaitu soxhlet adalah pelarut terjadi kontak dengan sampel secara berulang-ulang, sehingga pelarut dapat didaur ulang. Sistem tetap menggunakan suhu tinggi yaitu dengan pemanasan pada labu distilasi, tidak memerlukan filtrasi sehingga sederhana, ekonomis dan efisien. Namun, selain mempunyai kelebihan metode soxhlet juga mempunyai kelemahan yaitu waktu ekstraksi yang diperlukan lama, menggunakan pelarut yang cukup banyak, tidak menyediakan proses agitasi untuk mempercepat proses, dan kemungkinan terjadi dekomposisi karena panas dalam waktu lama. Sedangkan pada metode Subcritical Water Extraction (SWE) keuntungan yang paling penting dari SWE dari pada teknik ekstraksi

tradisonal adalah waktu ekstraksi yang lebih singkat, biaya ekstraksi pelarut lebih rendah, kualitas ekstraksi lebih tinggi dan ramah lingkungan. Selain itu, dibawah kondisi subkritis, konstanta dielektrik air (polaritasnya) dapat diturunkan dengan etanol atau metanol dengan cara meningkatkan suhu. Cukup rendah untuk melarutkan senyawa intermediet atau yang polaritasnya rendah. Kerugian utama dari SWE adalah tekanan operasi yang tinggi dan membutuhkan peralatan yang mahal. Tujuan penelitiian ini adalah untuk mengekstrak senyawa fenolik dari kulit mangga menggunakan Subcritical Water Extraction (SWE) menurut teknologi hijau, juga menginfestigasi efek parameter ekstraksi pada total phenolic content (TPC). Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua metode yaitu metode soxhlet dan metode Subcritical Water Extraction. Penggunaan dua metode (subcritical water Extraction dan metode soxhlet) untuk ekstraksi senyawa fenol oleh peneliti adalah untuk membandingkan efisiensi ekstraksi antara metode SWE dan metode konvensional yaitu soxhlet. Dalam penelitian menggunakan metode SWE, faktor yang sangat penting dikendalikan dalam ekstraksi yaitu suhu, waktu ekstraksi, ukuran partikel bubuk kulit mangga kering, perbandingan padatan dengan air, dan larutan pH. Ekstraksi SWE dilakukan pada suhu yang bermacam-macam yaitu 160, 180, 200, dan 220 oC, waktu Ekstraksi (30, 60, 90, dan 120 menit), ukuran partikel bubuk kulit mangga kering (ukuran partikel 600, 425, 300, dan 212 mikrometer), perbandingan padatan (gr) : air (1:10, 1:20, 1:30, 1:40, dan 1:50), dan larutan pH (2,4,6,8). Pada ekstraksi dengan metode soxhlet, 1 gram kulit mangga kering diekstrak dengan etanol 95 % sebagai pelarut sebanyak 40 ml dalam alat soxhlet. Metode ini dilakukan pada suhu didih etanol 95 % untuk 0.5, 1, 2, 4 jam. Larutan yang terekstrak dikumpulkan dibagian bawah labu. Setelah ekstraksi, sampel disaring melalui kertas saring (No.1) dan diuapkan menggunakan rotary evaporator, kemudian disiapkan untuk analisis total kadar fenolik. Pada ekstraksi dengan metode SWE, 50 ml volume dari bejana direndam dalam minyak. Ekstraksi SWE dilakukan pada suhu yang bermacam-macam (160, 180, 200,d an 220 C), waktu Ekstraksi (30, 60,90,dan 120 menit), ukuran partikel bubuk kulit mangga kering (600, 425, 300, dan 212 mikrometer), perbandingan padatan (gr) : air (1:10, 1:20, 1:30, 1:40, dan 1:50), dan larutan pH (2,4,6,8). Setelah ekstraksi, sampel yang terekstrak difilter melalui kertas saring (No.1) dan dievaporasi menggunakan rotary evaporator, kemudian persiapan untuk analisis total fenolik sama seperti ekstraksi sohxlet. Kadar total fenol diukur dengan metode FolinCiocalteau. Sampel sebanyak 0,1 ml dicampur dengan 7,9 ml air. Kemudian reagen FolinCiocalteau (0,5) ditambahkan dan ditahan selama 5 menit. Sodium karbonat (20% b/v; 1.5 ml) kemudian ditambahkan ke campuran. Setelah dikocok, campuran diinkubasi selam 90 menit. Absorbansi diukur pada 725 nm mengguakan spektrofotometer. Perbedaan konsentrasi dari asam galat digunakan untuk kurva standard dan hasil akhirnya dinyatakan sebagai miligram equivalen asam galat (GAE) per 1 gr berat kering. Ekstraksi senawa bioaktif dari kulit mangga menggunakan soxhlet dan SWE dibandingkan dengan kadar total fenol sebagai GAE. Perbandingan SWE dengan soxhlet, pada SWE menunjukkan jumlah senyawa fenolik dari kulit mangga lebih besar dibandingkan ekstraksi soxhlet. Waktu ekstraksi yang digunakan untuk SWE sangat lebih pendek (60 menit) daripada menggunakan ekstraksi pelarut konvensional (2 jam). Berdasar hasil menunjukkan bahwa hasil ekstraksi meningkat dengan meningkatnya suhu. SWE senyawa fenolik maksimal pada suhu 180o C dan selama 60 menit. Diatas 180o C terjadi degradasi senyawa fenolik. SWE pada pH rendah dapat meningkatkan hasil senyawa fenolik.

Anda mungkin juga menyukai