Anda di halaman 1dari 24

Case Report Session

UVEITIS
Oleh :
W inda Utami Putri 06923030
Septy Indrian 07923046
! "e#a $#riyantha 07923037
Pem%im%in& :
dr, Kemala Sayuti Sp.M (K)
dr.Fitratul Illahi Sp.M
'$(I$) I*U +ESE,$T$) $T$
"SUP -"!!-.$I* P$-$)(
/$+U*T$S +E-O+TE"$) U)IVE"SIT$S $)-$*$S
P$-$)(
2000
BAB 1
TIJAUAN PUSTAKA
1. Definisi dan Klasifikasi
Uveitis diartikan sebagai peradangan pada satu atau semua bagian dari traktus uvealis.
Traktus Uvealis merupakan suatu lapisan vaskuler mata yang berada diantara korneosklera dan
neuroepitelium. Struktur ini terdiri dari iris di anterior, badan siliar di tengah dan koroid di
posterior.
(1,2,5)
Uveitis dapat diklasifikasikan menurut
a. !natomi
(2)
"aitu berdasarkan seberapa besar bagian uvea yang terkena. Standardi#ation of Uveitis
$omen%latur (SU$) &orking 'roup pada tahun 2((5 membuat suatu system klasifikasi
se%ara anatomis suatu uveitis.
Tipe Fokus Inflamasi Meliputi
Uveitis !nterior )*!
+ritis
+ridosiklitis
Siklitis !nterior
Uveitis +ntermediat ,itreus
-ars -lanitis
Siklitis -osterior
.ialitis
Uveitis -osterior /etina dan 0oroid 0oroiditis 1okal, 2ultifokal
atau difus
0orioretinitis
/etinokoroiditis
/etinitis
$euroretinitis
-an Uveitis
)*!, ,iterus, /etina
dan 0oroid
b. 'ambaran klinik
(2,5)
Tipe Keteranan
!kut
3pisodenya di%irikan oleh onset yang tiba4tiba,
durasi 5 6 bln
/ekuren
3pisode berulang, dengan periode inaktifasi tanpa
terapi 7 6bln
0ronik
Uveitis persisten dengan relaps 8 6 bln setelah
terapi dihentikan
%. .istopatologi
(2,6,9)
1. Uveitis 'ranulomatosa, umumnya mengikuti invasi mikroba aktif ke :aringan oleh
organisme penyebab (seperti Mycobacterium tuberculosis atau Toxoplasma gondii).
2. $on4granulomatosa, umumnya tidak dapat ditemukan organisme patogen dan
berespon baik terhadap terapi kortikosteroid sehingga diduga peradangan ini
merupakan fenomena hipersensivitas.
d. !sal
(6,;)

1. 3ksogen
-ada umumnya disebabkan oleh trauma, operasi intra okuler ataupun iatrogenik.
2. 3ndogen
(6)
<apat disebabkan oleh fokal infeksi di organ lain ataupun reaksi autoimun yang
berkaitan dengan penyakit sistemik.
a) !utoimun
!rthritis rheumatoid :uvenilis
Spondilitis ankilosa
Sindrom /eiter
0olitis Ulserativa
Uveitis terinduksi lensa
Sarkoidosis
-enyakit )rohn
-soriasis
b) +nfeksi
Sifilis
Tuberkulosis
2orbus .ansen
.erpes =oster
.erpes Simpleks
*nkoserkiasis
!denovirus
%) 0eganasan
Sindrom 2as>uerade
/etinoblastoma
?eukemia
?imfoma
2elanoma maligna
d) ?ain4lain
+diopatik
!blasio retina
+ridosiklitis heterokromik 1u%hs
'out
0risis 'laukomatosiklitik
2.6. 0lasifikasi !natomis uveitis
@erdasarkan klasifikasi anatomi, uveitis dapat di bagi men:adi 9 kelompok
9
1. Uveitis anterior
2. Uveitis intermedia
6. Uveitis posterior
9. -anuveitis.
Ta!el 1. Klasifikasi anatomis u"eitis dari SUN working Group ta#un $%%&
'
Tipe <aerah -rimer +nflamasi Termasuk
Uveitis !nterior @ilik <epan +ritis
+ridosiklitis
Uveitis +ntermedia ,itreus -ars planitis
Siklitis posterior
.yalitis
Uveitis -osterior /aetina atau 0oroid 0oroiditis fokal, multifo%al
atau difus
0orioretinitis
/etinokoroiditis
/etinitis
$euroretinitis
-anuveitis @ilik depan, ,itreus, /etina
atau koroid.
Ta!el (. Terminoloi aktifitas u"eitis dari SUN Working Group
9
Terminologi -engertian
+naktif Tingkat (
!ktifitas perbukuran 2enurun 2 level pada tingkat inflamasi atau menirun dari tingkat 6A
men:adi 9A
!ktifitas -erbaikan 2eningkat 2 level pada tingkat inflamasi dan meningkat men:adi tingkat
(
/emisi -enyakit tidak aktif selama 7 6 bulan setelah penghentian seluruh
pengobatan
@erdasarkan proses patologinya uveitis diklasifikasikan sebagai berikut
Ta!el '. Klasifikasi U"eitis Berdasarkan patoloi Pen)akitn)a
6
$on 'ranulomatosa 'ranulomatosa
Onset
Sakit
1otofobia
-englihatan kabur
2erah sirkumkorneal
-reasipitat keratik
-upil
Sinekia posterior
$odul iris
Tempat
-er:alanan
/ekurens
Akut
$yata
$yata
Sedang
$yata
-utih halus
0e%il dan tak teratur
0adang4kadang
0adang4kadang
Uvea anterior
!kut
Sering
Tersembunyi
Tidak ada atau ringan
/ingan
$yata
/ingan
0elabu besar
0e%il dan tak teratur
(bervariasi)
0adang4kadang
0adang
Uvea anterior dan posterior
2enahun
0adang4kadang
2.9. 3pidemiologi
+nsiden uveitis sekitar 15 per 1((.((( orang dan yang terbanyak , yaitu sekitar B5 C
merupakan uveitis anterior. Sekitar 5(C pasien dengan uveitis menderita penyakit sistemik
terkait. Uveitis bisa ter:adi pada umur di baDah 1; tahun sampai 9( tahun.
5
Uveitis intermedia dilaporkan sebanyak EC 4 22C dari kasus Uveitis. -enyakit ini dapat
mengenai anak4anak hingga deDasa de%ade keempat, tetapi pada banyak kasus dilaporkan
bnayak ter:adi pada usia muda (hingga dekade kedua ). Tidak ada perbedaan :umlah kasus atara
Danita dan pria. Sekitar B(C 4 F(C kasus adalah bilateral Dalaupun sering asimetris dan ge:ala
ditemukan hanya pada satu mata.
6
2.5. 3tiologi
-enyebab dari iritis tidak dapat diketahui dengan melihat gambaran klinisnya sa:a. +ritis
dan iridosiklitis dapat merupakan satu manifestasi klinik reaksi imunologik dini, terlambat dan
cell-mediated terhadap :aringan uvea anterior. -ada kekambuhan atau rekuren ter:adi reaksi
imonologik humoral. @akteriemia atau viremia dapat menimbulkan iritis ringan, yang bila
kemudian terdapat antigen yang sama dalam tubuh akan dapat menimbulkan kekambuhan.
2
-enyebab uveitis anterior akut non granulomatosa adalah trauma, diare kronis, penyakit
/eiter, herpes simpleks, sindrom @e%het, sindrom -asner S%hlosman, pas%a bedah, infeksi
adenovirus, parotitis, insfluen#a, dan klamidia.
2
Uveitis anterior kronis non granulomatosa dapat disebabkan oleh arthritis rheumatoid,
1u%hs heterodinamik iridosiklitis.
2
'ranulomatosa akut ter:adi akibat sarkoiditis, sifilis, tuber%ulosis, virus, :amur
(histoplasmosis), atau parasit (toksoplasmosis).
2
3tiologi uveitis intermedia masih belum :elas. Sebagaimana bentuk uveitis lainnya,
uveitis intermedia di%etuskan oleh antigen seperti infeksi. @erdsarkan hipotesis yang
berkembang sekarang disebutkan bahDa uveitis intermedia ter:adi karena proses autoimun pada
mata. !ntigen pen%etus bisa berasal dari agen infeksius. .anya beberapa agen infeksius yang
memberikan ge:ala uveitis intermedia seperti pada ?ym disease, sifilis, dan %at4s%rath disease,
hepatitis ), human T4%ell lmphotropi% virus tipe 1 (.T?,41), 3pstein4@arr virus (3@,).
9
$.*. Patofisioloi
-eradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh efek langsung suatu infeksi
atau merupakan fenomena alergi. +nfeksi piogenik bisanya mengikuti suatu trauma tembus okuli,
Dalaupun kadang4kadang dapat :uga ter:adi sebagai reaksi terhadap #at toksik yang diproduksi
oleh mikroba yang menginfeksi :aringan tubuh di luar mata.
1
Uveitis yang berhubungan dengan mekanisme alergi merupakan reaksi hipersensitivitas
terhadap antigen dari luar ( anti eksogen) atau antigen dari dalam ( anyigen endogen ). <alam
banyak hal antigen luar berasal dari mikroba yang infeksius. Sehunungan dengan hal ini
peradangan uvea ter:adi lama setelah proses infeksinya yaitu setelah mun%ulnya mekanisme
hipersensitivitas.
1
/adang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya blood aqueous barrier sehingga
ter:adi peningkatan protein, fibrin, dan sel4sel radang dalam humor akios. -ada periksaan
biomikroskop (slit lamp) hal ini tampak sebagai flare, yaitu pertikel4partikel ke%il dengan gerak
@roDn (efek tybdall).
1
Sel4sel radang yang terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma dapat ,membentuk
presipitat keratik yaitu sel4sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea. !pabila
presipitat keratik ini besar disebut mutton fat keratic precipitate. !kumulasi sel4sel radang dapat
pula ter:adi pada tepi pupil yang dinamakan koeppe nodules, bila di permukan iris disebut
busacca nodules yang bisa ditemukan :uga pada permukaan lensa dan sudut bilik mata depan.
1
-ada iridosiklitis yang berat, sel radang dapat sedemikian banyak sehingga menimbulkan
hipopion. *tot sfingter pupil mendapat rangsangan karena radang dan pupil akan miosis dengan
adanya timbunan fibrin serta sel4sel radang sehingga dapat ter:adi seklusio ataupun oklusio pupil.
@ila ter:adi seklusio dan oklusio pupil total, %airan dalam bilik mata belakang tidak dapat
mengalir sama sekali yang mengakibatkan tekanan dalam bilik mata belakang lebih besar dari
tekanan dalam bilik mata depan sehingga iris tampak menggelembung ke depan yang disebut iris
bombe.
1
'angguan produksi akuos humor ter:adi akibat hipofungsi badan siliar yang
menyebabkan tekanan bola mata turun. 3ksudat protein, fibrin dan sel4sel radang dapat
berkumpul disudut bilik mata depan, ter:adi penutupan kanal s%hlemn sehinngga ter:adi
glau%oma sekunder. -ada fase akut ter:adi glau%oma sekunder karena gumpalan4gumpalan pada
sudut bilik depan, sedangkan pada fase lan:ut glau%oma sekunder ter:adi karena adanya seklusio
pupil. $aik turunnya tekanan bola mata disebutka pula sebagai akibat peran asetil kholin dan
prostaglandin.
1
$.+. ,am!aran Klinis
U"eitis Anterior
1. 'e:ala subyektif
a. $yeri
$yeri disebabkan oleh iritasi saraf siliat bila melihat %ahaya dan penekanan saraf
siliar bila melihat dekat. Sifat nyeri menetap atau hilang timbul. ?okalisasi nyeri
bola mata, daerah orbita dan kraniofasial. $yeri ini disebut :uga nyeri trigeminal.
+ntensitas nyeri tergantung hiperemi iridosiliar dan pandagan uvea serta ambang
nyeri pada penderita, sehingga sulit menentukan dera:at nyeri. $amun pada
uveitis anterior kronik, nyeri :arang dirasakan oleh penderita, ke%uali telah
terbentuk bulosa akibat glau%oma sekunder.
B
b. 1otofobia dan ?akrimasi
1otofobia disebabkan oleh spasmus siliar dan kelainan kornea bukan karena
sensitive terhadap %ahaya. ?akrimasi disebabkan oleh iritasi saraf pada kornea
dan siliar, :adi berhubungan erat dengan fotofobia. .al iFni sering dikeluhkan
oleh pasien uveitis anterior akut. Tetapi uveitis anterior kronik, ge:ala sub:ektif ini
hamper tidak ada atau ringan.
B
%. 0abur
<era:at kekaburan bervariasi mulai ringan, sedang, berat atau hilang timbul,
tergantung penyebab, seperti pengendapan fibrin, edem kornea, kekeruhan akuos
dan badan ka%a depan kerena eksudasi sel radang dan fibrin dan bisa :uga
disebabkan oleh kekeruhan lensa, badan ka%a, kalsifikasi kornea.
B
2. 'e:ala *b:ektif
-emeriksaan dilakukan dengan lampu %elah, oftalmoskopik direk dan
indirek, bila diperlukan angiografi fluoresens atau ultrasonografi.
B
a. .iperemi
'ambaran berupa hiperemi pembuluh darah siliar sekitar limbus, berDarna ungu.
2erupakan tanda patognomonik dan ge:ala dini. @ila hebat hiperemi dapat
meluas sampai pembuluh darah kon:ungtiva.
1(
Selain dari hiperemi dapat disertai
gambaran skleritis keratitis marginalis. .iperemi sekitar kornea disebabkan oleh
peradangan pada pembuluh darah siliar depan dengan refleG aksonal dapat difusi
ke pembuluh darah badan siliar.
9
b. -erubahan kornea
0eratik presipitat
Ter:adi karena pengendapan sel radang dalam bilik mata depan pada endotel
kornea akibat aliran konveksi akuos humor, gaya berat dan perbedaan potensial
listrik endotel kornea. ?okalisasi dapat dibagioan tengah dan baDah dan :uga
difus. 0eratik presipitat dapat dibedakan
B

4 @aru dan lama
@aru bundar dan berDarna putih, lama mengkerut, berpigmen, lebih :ernih.
4 Henis sel
@erinti banyak, kemampuan aglutinasi rendah, halus dan keabuan. ?imfosit
kemampuan aglutinasi sedang membentuk kelompok ke%il bulat dan tegas,
putih. 2akrofag kemampuan aglutinasi tinggi yang bersifat fagositosis
membentuk kelompok lebih besar dikenal sebagai Mutton fat
4 Ukuran dan :umlah sel
.alus dan banyak terdapat pada iritis dan iridoklitis akut, retinitisIkoroiditis,
uveitis intermedia.
%. 0elainan kornea yang timbul
B
4 0eratitis dapat bersamaan dengan keratouveitis dengan etiologi tuber%ulosis,
sifilis lepra, herpes simpleks, herpes #oster atau reaksi uvea sekunder terhadap
kelainan kornea.
4 3dema kornea disebabkan oleh perubahan endotel dan membrane des%ement
dan neovaskularisasi kornea. 'ambaran edema kornea berupa lipatan
des%ement dan vesikel pada epitel kornea.
d. @ilik mata
B
0ekeruhan dalam bilik depan mata dapat disebabkan oleh meningkatnya kadar
protein sel dan fibrin
3fek Tyndall
2enun:ukkan adanya peradangan dalam bola mata. -engukuran paling tepat
dengan tyndalometri.
0enaikan :umlah sel dalam bilik depan mata sebanding dengan dera:at
peradangan dan penurunan :umlah sel sesuai dengan penyembuhan pada
pengobatan uveitis anterior. Terdapat efek Tyndall menetap dengan beberapa
sel menun:ukkan telah ter:adi perubahan dalam permeabilitas pembulih darah
iris. @ila ter:adi peningkatan efek Tyndall disertai dengan eksudasi sel
menun:ukkan adanya eksaserbasi peradangan.
Sel
Sel radang berasal dari iris dan badan siliar, -engamatan sel akan terganggu
bila efek Tyndall hebat. -emeriksaan dilakukan dengan lampu %elah dalam
ruangan gelap dengan%elah 1 mm dan tinggi %elah 6 mm dengan sudut 95.
<apat dibedakan sel yang terdapat dalam bilik mata depan.
Henis sel
?imfosit dan sel plasma bulat, mengkilap putih keabuan. 2akrofag lebih besar,
Darna tergantung bahan yang difagisitosis
1ibrin
<alam humor akuos berupa gelatin dengan sel, berbentuk benang atau
ber%abang, Darna kuning muda, :arang mengendap pada kornea.
.ipopion
2erupakan pengendapan sel radang pada sudut bilik mata depan baDah.
.ipopion dapat ditemui pada uveitis anterior hiperakut dengan sebutan sel
leukosit nerinti banyak.
e. +ris
9,B
.iperemi iris
-upil
$odul koeppe
$odul @usa%%a
'ranuloma iris
Sinekia iris
*klusi pupil
!trofi iris
0ista iris
f. -erubahan pada lensa
B
-engendapan sel radang
!kibat eksudasi ke dalam akuos di atas kapsul lensa ter:adi pengendapan
pada kapsul lensa. -ada pemeriksaan lampu %elah ditemui kekeruhan ke%il putih
keabuan, bulat, menimbul, tersendiri atau berkelompok pada permukaan lensa.
-engendapan pigmen
@ila terdapat kelompok pigmen yang besar pada permukaan kapsul depan
lensa menun:ukkan bekas sinekia posterior yang telah lepas. Sinekia posterior
yang menyerupai lubang pupil disebut %in%in ,ossius.
-erubahan ke:ernihan lensa
0ekeruhan lensa disebabkan oleh toksik metaboli% akibat peradangan uvea
dan proses degenerasi4proliferatif karena pembentukan sinekia posterior. ?uas
kekeruhan tergantung pada tingkat perlengketan lensa4iris, hebat dan lamanya
penyakit.
g. -erubahan dalam badan ka%a
B
0ekeruhan badan ka%a timbul karena pengelompokan sel, eksudat fibrin dan
sisa kolagen, di depan atau belakang, difus, berbentuk debu, benang, menetap atau
bergerak. !gregasi terutama oleh sel limfosit, plasma dan makrofag.
h. -erubahan tekanan bola mata
9,B
Tekanan bola mata pada uveitis hipotoni, normal atau hipotoni. .ipotoni
timbul karena sekresi badan siliar berkurang akibat peradangan. $ormotensi
menun:ukkan berkurangnya peradangan dan perbaikan bilik depan mata. .ipertoni
dini ditemui pada uveitis hipertensif akibat blok pupil dan susut iridokornea oleh sel
radang dan fibrin yang menyumbat saluran s%hlemn dan trabekula.
U"eitis Intermediet
a. 'e:ala sub:ektif
0eluhan yang dirasakan pasien pada uveitis media berupa penglihatan yang kabur dan
floaters. Tidak terdapat rasa sakit, kemerahan ataupun fotofobia.
B
b. 'e:ala *b:ektif
Se%ara umum, segmen anterior tenang dan kadand4kadang terdapat flare di kamera okuli
anterior. <apat ditemukan pula eksudat pada korpus vitreus.
B
U"eitis Posterior
a. 'e:ala Sub:ektif
<ua keluhan utama uveitis posterior yaitu penglihatan kabur dan melihat JlalatK
berterbangan atau foaters. -enurunan visus dapat mulai dari ringan sampai berat yaitu
apabila koroiditis mengenai daerah makula. -ada umumnya segmen anterior bola mata
tidak menun:ukkan tanda4tanda peradangan sehingga sering kali proses uveitis posterior
tidak disadari oleh penderita.
B
b. 'e:ala *b:ektif
?esi pada fundus biasanya dimulai dari retinitis atau koroiditis tanpa
komplikasi. !pabila proses peradangan berlan:ut akan didapatkan retinokoroiditis, hal
yang sama ter:adi pada koroiditis yang akan berkembang men:adi korioretinitis. -ada lesi
yang baru didapatkan tepi lesi yang kabur, terlihat tiga dimensional dan dapat disertai
perdarahan di sekitarnya, dilatasi vaskular dan sheating pembuluh darah.
-ada lesi lama didapatkan batas yang tegas seringkali berpigmen rata atau datar
disertai hilang atau mengkerutnya :aringan retina dan atau koroid. -ada lesi yang lebih
lama didapatkan parut retina atau koroid tanpa bisa dibedakan :aringan mana yang lebih
dahulu terkena.
B
-anuveitis
2enga%u pada SU$ &orking'roup 2((5, lokasi primer inflamasi panuveitis
terdapat pada ruang anterior, vitreus, retina atau koroid. @anyak penyakit infeksi sistemik
maupun non4infeksi yang berhubungan dengan uveitis memberikan gambaran inflamasi
intraokuler yang difus serentak dengan iridosiklitis dan uveitis posterior.
B
2.E. Dianosis Bandin
1,2
1. 0on:ungtivitis
2. 0eratitisIkeratokon:ungtivitis
6. 'laukoma akut
9. $eoplasma
2.F. Pemeriksaan Penun-an
1,2,6
1. 1louresen%e !ngiografi
!bgiogram dapat memberikan informasi tentang keutuhan dari pembuluih darah
retina. $eovas%uler retina dan edema nervus optikus dapat dikenal dengan mudah.
2. @4S%an US'
@4S%an US' dapat digunakan ketika media refraksi tidak :elas dengan perdarahan
vitreus, inflamasi febris, membrane siklik katarak. @4S%an US' dapat digunakan pada
ge:ala klinis yang tidak :elas seperti pada penipisan uvea, dan vitriretinal dengan
traksi.
6. @iopsi 0orioretinal
2.1(. Peno!atan
2,5,
-engobatan uveitis pada umumnya digunakan obat4obatan intra okuler. Seperti
sikloplegik, *!+$S atau kortikosteroid. -ada *!+$S dan kortikosteroid, dapat :uga
digunakan obat4obatan se%ara sistemik. Selain itu, pada pengobatan yang tidak berespon
terhadap kortikosteroid, dapat digunakan imunomodulator.
a. 2idratik dan sikloplegik
2idratik dan sikloplegik berfungsi dalam pen%egahan ter:adinya sinekia
posterior dan menghilangkan efek fotofobia sekunder yang diakibatkan oleh spasme
dari otot siliaris. Semakin berat reaksi inflamasi yang ter:adi, maka dosis sikloplegik
yang dibutuhkan semakin tinggi.
b. *!+$S
<apat berguna sebagai terapi pada inflamasi post operatif, tapi kegunaan
*!+$S dalam mengobati uveitis anterior endogen masih belum dapat dibuktikan.
-emakaian *!+$S yang lama dapat mengakibatkan komplikasi seperti ulkus
peptikum, perdarahan traktus digestivitus, nefrotoksik dan hepatotoksik.
L %. 0ortikosteroid
2erupakan terapi utama pada uveitis. <igunakan pada inflamasi berat.
$amun, karena efek sampingnya yang potensial, pemakaian kortikosteroid harus
dengan indikasi yang spesifik, seperti pengobatan inflamasi aktif di mata dan
mengurangi inflamasi intraokuler di retina,koroid dan $. *ptik.
d. +munomodulator
Terapi imunomodulator digunakan pada pasien uveitis berat yang
mengan%am penglihatan yang sudah tidak respon terhadap kortikosteroid.
+munomodulator beker:a dengan %ara membunuh sel limfoid yang membelah dengan
%epat akibat reaksi inflamasi.
$.11. Komplikasi
1,2,6
1. 'laukoma, peninggian tekanan bola mata
2. 0atarak
6. $eovaskularisasi
9. !blatio retina
5. 0erusakan nervus optikus
;. !tropi bola mata
$.11. Pronosis
-ada uveitis anterior ge:ala klinis dapat hilang selama beberapa hari hingga
beberapa minggu dengan pengobatan, tetapi sering ter:adi kekambuhan.
2
Sekitar 1(C kasus dapat sembuh sendiri, 6(C kasus mengalami remisi dan
eksarsebasi, dan ;(C kasus ber:alan terus tanpa eksarsebasi. Uveitis intermedia
kemungkinan akan aktif daMam beberapa tahun bisa mun%ul lebih dari 6( tahun.
9
I.UST/ASI KASUS
Identitas Pasien0
Nama 0N).S
Umur 0'+ ta#un
Alamat 0 Pasaman
1.$ Anamnesa
0eluhan Utama 2ata kanan terlihat merah dan terasa kabur se:ak 1 minggu yang lalu.
/iDayat -enyakit Sekarang
4 2ata kanan merah dan kabur se:ak 1 minggu yang lalu
4 Tidak ada se%ret,tidak ada perih,tidak ada gatal.
4 Terasa ada benda menggan:al 1 minggu yang lalu pada mata kiri dan
kanan,namun saat ini sudah berkurang,hanya kabur.
/iDayat -enyakit <ahulu
4 -asien mengaku pernah menderita penyakit Tb beberapa tahun yang lalu.
4 -asien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
/iDayat -enyakit 0eluarga
4 Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
Status 1ftalmolois0
Status 1p#talmi2us 1D 1S
,isus tanpa koreksi 5I15 1alse 1 5I15 1alse 1
/efleks 1undus
SiliaISupersilia
Trikiasis (4)
2adarosis (4)
Trikiasis (4)
2adarosis (4)
-alpebra Superior *edem (4), .iperemis (4) *edem (4), .iperemis (4)
-alpebra +nferior *edem (4), .iperemis (4) *edem (4), .iperemis (4)
!parat ?akrimalis ?akrimasi $ ?akrimasi $
0on:ungtiva Tarsalis
.iperemis (4),1olikel(4)
-apil(4)
.iperemis (4),1olikel(4)
-apil(4)
0on:ungtiva 1orni%s
.iperemis (4),1olikel(4)
-apil(4)
.iperemis (4),1olikel(4)
-apil(4)
0on:ungtiva @ulbii
+n:eksi kon:ungtiva(A)
+n:eksi Siliar (4)
+n:eksi kon:ungtiva(A)
+n:eksi Siliar (4)
Sklera -utih -utih
0ornea @ening @ening
0amera *kuli !nterior )ukup dalam, 1lare (A) )ukup dalam, 1lare (A)
+ris )oklat, /ugae (A) )oklat, rugae(A)
-upil 2idriasis 2idriasis
?ensa @ening @ening
0orpus ,itreum Hernih Hernih
1undus $ $
Tekanan @ulbus *kuli $ (-alpasi) $(-alpasi)
'erakan @ulbus *kuli @ebas 0esegala arah @ebas 0esegala arah
Dianosis0 Uveitis !nterior granulomatosa *<S
An-uran T#erap)0
Sulfas !tropine 6 N 1 tetes
0ortikosteroid sistemik -rednison 1 mgIkg@@Ihari

DISKUSI
Telah dilaporkan pasien Danita umur 6B tahun dating ke poliklinik mata /SU- /r. 2
<:amil -adang dengan diagnosa uveitis anterior granulomatosa.
<iagnosa tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
dilakukan terhadap pasien. <ari anamnesia didapatkan pasien mengalami mata merah dan kabur
se:ak 1 minggu yang lalu, disertai perih dan silau :ika terkena %ahaya. -asien tidak pernah
mengalami trauma mata sebelumya.
<ari pemerikasaan fisik ditemokan visus 5I15 pada kedua mata, refleks fundus normal,
pada kon:ungtiva ditemukan hiperemis dengan in:eksi kon:ungtiva., 0amera okuli anterior
dalam, flare (A).
-ada pasien ini diberikan terapi siklopergik, dan dian:urkan pemberian kortikosteroid
untuk menekan proses radang karena penyakit ini bersifat kronik, Untuk memestikan diperlukan
pemeriksaan US'.
3
DAFTA/ PUSTAKA
1. +lyas Sidarta, 2((2. /adang Uvea.+lmu -enyakit 2ata Untuk <okter Umun dan
2ahasisDa 0edokteran 3disi ke42. Sagung Seto.Hakarta
2. +lyas Sidarta,2((;. Uveitis. +lmu -enyakit 2ata. @alai -enerbit 10 U+.Hakarta
6. ,aughan <aniel,2(((. Traktus Uvealis dan Skera.*ftalmologi Umum. &ydia 2edika.
Hakarta
9. Skuta 'regory, )antor ?uis, &eiss Hayne.2((E. )lini%al !pproa%h to Uveitis. +ntrao%ular
+nflammation and Uveitis. !meri%an *phtalmology. Singapura.
5. 'ordon, 0ilbourn.+ritis and Uveitis. 3medi%ine O*nlineP !vaiable from
httpIIDDD.emedi%ine.%omIemergyIbynameI+ritis and Uveitis.htm. !%%essed 22I(EI2((F
;. Skuta '?, )antor ?@, &eiss HS. Uveal Tra%t *rbit and *%ular !dneGa. +n
1undamental and -rin%iples of *phthalmology. !meri%an !%ademy of *phthalmology.
San 1ransis%o.2((E. ;14B6
B. !rdy, .afid. Uveitis !nterior. <alam )ermin <unia 0edokteran. ,ol EB. Hakarta 1FF6

Anda mungkin juga menyukai