Anda di halaman 1dari 7

Sudahkah kamu memilih warna yang tepat untuk media

pembelajaranmu? (1)
Oleh: Maydina Zakiah
Telah dipublikasikan pada http://tpers.net

Pernahkah mengalami shock visual saat membaca sesuatu, baik bahan ajar cetak,
mading pembelajaran, multimedia interaktif, website ataupun media pembelajaran lainnya?
Mungkin kamu tak mampu menggambarkan perasaanmu saat melihatnya, cuma matamu terasa
berat, bingung memilih mana yang harus dibaca dulu hingga speechless melihat warna yang
nggak banget, alias membuat mata sakit. Selain efek visual secara langsung, warna juga
berkaitan dengan budaya ataupun psikologi lho. Bahkan kini di kedokteran ada ilmu yang dikenal
dengan istilah chromatheraphy .Nah untuk itu dalam menerapkan warna dalam desain media
kamu, selain perlu diperhatikan keselarasan dan keseimbangannya, kita juga harus
menyesuaikan warna engan profil khalayak sasaran (calon peserta didik).
Pada tulisan ini, saya hanya membahas dimensi corak warna, psikologi warna, dan
warna-budaya. Sedangkan jika kamu benar-benar tertarik dan ingin mendalami tentang warna
silahkan mencari artikel tentang warna dengan menggunakan search engine, kata kunci color
theory atau kirim email or add YM scienz_2@yahoo.com
Sebelum mengenal warna lebih jauh hendaknya kita mengetahui fungsi warna terlebih dahulu.
Beberapa fungsi warna adalah: memperkuat bujukan/mengandung ajakan, memberikan bukti,
janji, membangun personality produk, membangun citra produk, mengidentifikasikan obyek,
membuat orang untuk mengerti akan sesuatu contoh: hijau bisa berarti maju/terus pada lampu
merah,

mengkomunikasikan

perasaan

hati

(feeling

mood).

Contoh:

Blue=sad,

mengkomunikasikan pengertian symbol, membawa pesan-pesan tertentu, contoh: soft


pastels=quite or romantic mood.
Sedangkan kedudukan warna dalam desain bahwa warna memiliki daya tarik, menciptakan
suasana (romantis), menciptakan

suasana hati (dinamis), dan yang terpenting adalah

membangun/ menciptakan citra (ceria, akrab, ramah lingkungan, berwibawa, berkelas,


kenyamanan.

Dimensi Corak Warna


Ada dua kategori dimensi warna yang perlu kita ketahui, yaitu warna hangat dan warna sejuk
Warna hangat: memberikan kesan mendekat, sensasi kehangatan, tampil mendekat dan memilat
pengamat. Contoh warna: merah, merah jingga, jingga, kuning jingga, kuning, kuning hijau (hijau
kekuningan), hijau

Warna sejuk: memberikan kesan menjauh, sensasi kesejukan, tampak surut ke belakang,
mengesankan kedalaman. Contoh warna: merah ungu, ungu, biru ungu, biru, biru hijau (hijau
kebiruan), hijau.

Sedangkan paduan dua warna yang berbeda kesan/impresinya: jingga+hitam, jingga+putih,


jingga +kelabu, jingga+hijau, jingga +merah, ungu dan kuning. Sedangkan keselarasan warna
ditandai dengan dua hal berikut: Bidang besar dengan warna lembut/tenang, contoh: warna biru
muda atau merah muda. Kemudian bidang kecil dengan warna kontras

Paduan-paduan warna selaras:


Warna komplementer
o

Kuning dan ungu

Merah dan hijau

Biru dan jingga

Warna komplementer terpisah


o

Kuning dan ungu merah

Kuning dan ungu-biru

Paduan 4 warna pada lingkar warna Munsell


o

kuning-hijau dan kuning-jingga

Biru-ungu dan merah-ungu

Kuning-merah-jingga-ungu-hijau-biru

Paduan warna pantone: a system of ink, color specifications, and color guides for reproducing
spot colors

Psikologi warna
Color express moods of nature, ungkapan Walter Sargent dalam bukunya The
Enjoyment and use of color, mengatakan bahwa warna itu mengungkapkan keadaan/suasana
alam.
Menurut Maitland Graves, dalam bukunya The Art of color and design, diketahui bahwa:
1. Warna panas/hangat adalah: keluarga kunng, jingga, merah.
Sifat: positif, agresif, aktif, merangsang.
2. Warna dingin/sejuk: keluarga hijau, biru, ungu
Sifatnya: negative, mundur, tenang, tersisih, aman.
3. Warna yang disukai mempunyai urutan seperti berikut:

merah, biru, ungu, hijau, jingga, kuning.

Menurut F.S. Breeds dan SE, Katz warna merah lebih popular untuk wanita dan biru untuk
pria. Wanita lebih sensitive daripada pria. Hal tersebut kemungkinan karena lebih banyak pria
yang buta warna dibandingkan dengan wanita. Warna murni dan hangat disukai untuk ruangan
sempit, sementara warna gelap n pastel digunakan untuk ruangan luas. Kombinasi warna yang
disukai adalah warna kontras/komplemen, selaras analog atau nada, monokromatik.

Secara umum, warna dikaitkan dengan pertimbangan makna psikologis


Merah: darah, marah, berani, seks, bahaya, kekuatan, kejantanan, kebahagiaan, cinta
Merah keunguan: mulia, agung, kaya, bangga (sombong), mengesankan.
Hitam: misteri, berwibawa, berkelas, konservatif, kegelapan, tegas, kukuh, formal, struktur yang
kuat
Merah jingga: semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, gairah.
Kuning jingga: kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan, optimisme, terbuka.
Putih: sporty, bersih, segar, mahal, positif, merangsang, cemerlang, ringan, sederhana, polos,
jujur, murni., suci,lugu, spiritual, tenang.
Kelabu: maskulin, serius, tenang, sopan, sederhana, orang yang telah beumur, kepasifan, sabar,
rendah hati, intelegensia, ragu-ragu, tidak dapat membedakan yang penting dan tidak penting.
Netral, penengah dalam peperangan.
Jingga: kecerahan, hangat, semangat muda, ekstrimis, menarik.
Kuning: ceria, hangat, semangat, cerah, kesenangan, kelincahan kemuliaan cinta, pengertian
yang mendalam, lambang intelektual, bijaksana, pengecut, pengkhianatan.
Kuning hijau: persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah, berseri.
Hijau muda: tumbuh, cemburu, kurang berpengalaman, iri ahti, kaya, segar, istirahat, tenang.
Hijau biru: tenang, santai, diam, lembut, setia, kepercayaan.
Biru: melankolis, teknologi, sejuk, pasif terhormat, tenang, damai, depresi, menahan diri, ikhlas,
setia, konservatif, lembut, menahan diri. Goethe menyebutnya mempesona, spiritual, monoteis,
kesepian, sedang memikirkan masa lalu dan masa akan datang. Warna perspektif yang menarik
kita dalam kesendirian, dingin, membuat jarak, dan terpisah. Melambangkan kesucian dan
harapan.
Ungu: kebesaran, sejuk, negative, mundur, tenggelam dan khidmat, berarti sukacita,
kontemplatif, suci, lambang agama, murung, melankolis, pendiam, agung(mulia), aristokrasi, dan
menyerah.
Cokelat:: bersahabat, hangat, tenang, alami, kebersamaan, sentosa, rendah hati.

Hijau:

emosi

hamper

mendekati

pasif,

lebih

istirahat.

MElambangakn

perenungan,

kepercayaan(agama), dan keabadian.Fungsi:kesegaran, mentah, muda, belum dewasa,


pertumbuhan, kehidupan dan harapan, kelahiran kembali, dan kesuburan.
Pastel: lembut, feminim, romantis, inspirasi

Psikologi warna, warna memikat warna, mempengaruhi perilaku manusia.


Carl Jung: Perilaku ekstrovert pada manusia dan kaitannya denganbentuk dan warna

Hubungan bentuk dan warna


Bentuk statis, stabil

Bentuk memberi arah

Bentuk dinamis, bergerak dengan warna

Warna dan budaya

Spanyol dan Venesia


Kaum elite dikuasai warna biru dan hitam
Cina
Lambang dinasti di Cina berbeda-beda. Warna dinasti Sung: coklat, dinasti Ming: hijau, Ching:
kuning. Kaisarnya memakai warna biru bila sedang memuja langit, kuning waktu menyembah
tanah, dan tinta merah waktu menandatangani surat-surat perintah.Warna kuning dianggap
warna suci.
Saat pertunjukan teater, orang suci ditampilkan dengan muka merah, orang jahat dengan warna
putih, dan orang udik dengan warna hitam.
Putih dilambangkan sebagai warna duka cita .Warna merah digunakan saat perayaan pernikahan
dan pengantin wanitanya mengenakan pakaian berwarna merah.
Barat
Di Barat warna putih digunakan untuk mempelai wanita, ketika pernikahan, sama hal nya dengan
suku sunda.
Yunani
Phytagoras melambandkan patung-patung wanita berpita. Pita putih melambangkan kesucian,
pita merah melambanagkan cinta dan pengorbanan, pita biru melambangkan social dan
integritas. Pada cerita Odyssey, baju ungu kemerahan melambangkan pengembaraan
Odysseus.Pada lakon Illias, warna merah merupakan lambing peperangan berdarah dalam cerita
tersebut.

MItologi yunani mengatakan, bahwa warna hijau melambangkan dewa Hermes(lambangnya


biru), dan dewi Aphrodite(lambangnya kuning menjadi dewa Hermaphrodite(hijau)
Sunda
Di sunda warna hijau identik dengan warna tokokh yang jahat dalam suatu cerita, salah satu
contohnya adalh buta hejo (tokokh raksasa)
Yogya
Di yogya, kuning dipakai sebagai warna paying kebesaran Sultan Yogyakarta
Mesir
Pada zaman mesir kuno, mahkota putih menghiasi osaris. Pendetra-pendeta menguunakan
jubah putih untuk menyembah deewa Jupiter.
Kuning dan emas melambangkan matahari, merah melambangkan pria, hijau lambing keabadian,
ungu warna tanah, biru lambang akhirat dan keabadian. Biru dipakai oleh para pendeta, sebagai
lambing kesucian dalam peradilan hokum. Osiris dilambangkan dengan warna hijau. Horus
(anaknya) dilambangkan dengan warna putih. Set, dewa kejahatan berwarna hitam), Shu dewa
yang emmisahkan langit dan bumi berwarna merah, dan Amen, dewa kehidupan berwarna biru.
Asia
Di India, dewa brahmana dilambangkan dengan kuning, Siwa, dewa perusak dilambangkan
dengan waermna hitam. Kuning merupakan lambang budha,
Arah mata angin di cina dilambangkan dengan:
Utara hitam, Selatan merah, timur hijau, barat putih.
Warna hijau abadi menunjukkan waktu, bangsa2 dilambangkan dengan dengan empat warna,
merah (mesir), kuning (asia), putih (bangsa dari utara), hitam (negro).
Indonesia
Warna bendera Indonesia berasal dari konsep, getah dan getih yang berwarna merah dan putih,
yaitu zat cair yang mengalir dalm tubuh makhluk yang memberikan kehidupan. Lambang
kehidupan yang menaglir terus menerus
Warna merah keunguan disukai oleh raja-raja di masa lampau.
Warna simbolik sifatnya dan tokoh pewayanangan kulit

Warna dan desain


Dalam desain, warna dapat menunjukkan gaya/style sebuah desain:
1.Warna etnik:warna yang berciri gaya etnik/tradisional, contohnya dominant warna hijau tua,
coklat, dsb.
2. Warna pop art: warna yang menggunakan warna-warna cerah (khas pop art), seperti
perpaduan warna merah, kuning, orang, dsb.

3. Warna op-art (psikodelik): warna yang menngunakan warna-warna yang memberikan efek
khusus terhadap mata yang melihatnya( seperti kesan luas/sempit, tinggi-rendah, dsb.).
Contoh komposisi warna tersebut adalah: warna merah-biru, merah-hijau, dsb.
4. Warna posmo (postmodern): warna yang menggunakan warna-warna soft yang
mencirikan gaya postmodern. Contoh:perpaduan warna pastel.

Warna pada karya seni rupa memiliki


o

fungsi estetik, simbolik, ekspresi, ungkapan perasaan

Personal expression

Warna pada karya desain:


o

Fungsi praktis, estetik, simbolik

Personal taste

Spot color: tampilan sedikit warna diantara warna-warna hitam putih


Jika kamu ingin memberi kesan informatif: cukup dengan warna hitam putih, tetapi bila
ingin memberikan kesan persuasif: sebaiknya berwarna, sebaiknya atraktif (produk-produk
makanan, minuman, kecantikan, property, jasa pariwisata).
Contoh aplikasinya dalam media pembelajaran misalnya: kamu di suruh membuat bahan
ajar cetak untuk anak SD, maka selain kamu menggunakan illustrasi yang berkesan kartun (luculucu), kamu juga harus memperhatikan warnanya. Warna-warna untuk anak-anak berkesan
ceria, full colour, tapi jangan sampai buat mata sakit yahmissal merah ditabrak ama
biruwalah tapi gunakan warna pop art atau pastel. Ataupun kamu disuruh membuat media
pembelajaran tentang TIK, maka sesuaikan dengan warna yang berkesan futuristic yaitu
perpaduan biru muda, biru tua, ungu, putih dan maroon. Namun pada akhirnya juga, disesuaikan
dengan tujuan pembuatan media pembelajaran kamu.
Nah kan, setelah kamu mengetahui sedikit tentang psikologi warna seperti hal yang
tercantum di atas, sebaiknya kini saatnya tinggal kamu terapkan dalam aplikasi sehari-hari.
Sehingga nggak ada lagi tuh komplain dari teman-teman kamu, saat kamu membuat desain
media pembelajaran.

U can discuss more things about visual, colour, graphic, bloh, web on learning at
http://www.clickqu.com
Referensi:
Wallschlaeger, Charles, dkk.Basic Visual Concepts and Principles for Artists, Architects, and
Designers. Wm.C.Brown Publisher.1992.
Darmaprawira W.A, Sulasmi.Warna teori dan kreativitas penggunaanya edisi ke-2. Bandung:
Penerbit ITB.2002.

http://www.carnrightdesign.com/color4business/color_schemes.htm
http://www.colorsystem.com/projekte/engl/02groe.htm
Catatan kuliah mata kuliah Studi Warna PPHB Genap 2006 Universitas Trisakti
Color Theory, Chapter 3

Anda mungkin juga menyukai