Anda di halaman 1dari 13

WARNA

Warna adalah bagian integral dari semua bahan arsitektural dan warna
harus ditambahkan guna menciptakan pengaruh khusus. Warna dapat
memperjelas bentuk, mengoreksi kesalahan, memperindah objek, memberi
pengaruh pada manusia yang tinggal didalamnya dan menghubungkan
pandangan manusia. Harmoni warna adalah kelompok warna yang digunakan
untuk mendapatkan gambaran visual lainnya.
Corak warna ialah nama dari warna itu sendiri, seperti merah, biru,
kuning, hijau, putih dan hitam. Nilai warna adalah tingkat kegelapan dan
kecerahan corak suatu warna, sehingga didapat bagian yang terang dan
bagian yang gelap oleh bangunan. Intensitas atau kejenuhan suatu warna
menunjukkan kecerahan atau kemurnian suatu warna. Oleh sebaba itu,
warna dapat ditentukan persentase kecerahannya. Tingkat kecerahan warna
putih aialah 100% dan tingakt kecerahan warna hitam 0% sedangkan warna-
warna lain menyesuaikan.
Tata warna sangat besar perananya dalam tata ruang, terutama dalam
pembentukan suasana keseluruhan dari suatu ruang. Mengapa demikian,
mudah dijelaskan. Warna adalah unsur yang biasanya paling dahulu menarik
perhatian kita dar pada unsur-unsur lain yang dapat ditangkap indera
penglihatan. Maka sebelum kehadiran bentuk kita sadari, kehadiran warna
dari bentuk tadi telah kita tangkap.
Berbicara tentang disain sebuah ruang, warna merupakan elemen yang
tidak mungkin diabaikan. Warna banyak memberi pengaruh pada kehidupan
manusia secara konstan dan mendalam. Dengan memahami sifat dan
karakter warna, kita dapat mengekspresikan individualitas sebuah ruang dna
menciptakan ruangyang nyaman dan “mengundang” serta memperkuat gaya
hidup orang yang berada didalamnya.

TEORI WARNA
Dewasa ini penyelidikan-penyelidikan ilmiah tentang warna yang
dilakukan para ahli telah menjurus ke beberapa arah kegunaan praktis, dari
sini kemudian muncul beberapa teori warna. Dikaitkan dengan bidang disain,
maka terapan dan teori warna melahirkan “pengetahuan tersendiri” yakni
pengetahuan tentang susunan dan paduan (kombinasi) warna. Kepandaian
dan ketrampilan di bidang yang khas ini tidaklah mutlak hasil mempelajari
teori. Meskipun demikian ada bagian yang mudah dipelajari dan diterapkan
untuk penataan berskala kecil, misalnya ruang tertentu dalam ruang rumah
tinggal.

Dari alam kita mengenal tujuh warna pelangi : Merah, Jingga, Kuning, Hijau,
Biru, Nila dan Ungu. Untuk memudahkan penerapan teori warna, tujuh warna
tersebut dijadikan enam warna dengan menyatukan Ungu dan Nila menjadi
Violet atau sebut saja Ungu. Dari enam warnaini ada tiga warna Primer.
Yaknik Merah, Kuning, Biru dan tiga warna lainnya adalah warna Sekunder
yang masing-masing terjadi dari campuran dua warna primer. Sedang warna
lain yang terjadi dari campuran dua warna sekunder akan menghasilkan
warna yang mengarah ke kelabu atau kecoklatan yang disebut dengan warna
Tertier.
Gambat 1 Gambat 2
Warna Primer Warna Sekunder

Gambat 3 Gambat 4
Warna Terteir Lingkaran Warna

Tiap nama warna atau macam warna yang biasa kita sebutkan seperti
Hijau, Coklat, Biru dan sebagainya, disebut Hue. Jika Hue-Hue kita deretkan
melingkar.
Teori warna mengelompokkan warna antara lain dalam kelompok warna
Panas/Hangat dan warna Dingin/Sejuk. Warna-warna Panas/Hangat sering
diasosiasikan dengan Api atau Matahari. Warna-warna tersebut bersifat
Merangsang, Hiudp, Gemberia dan “Mendorong”. Suatu warna dapat disebut
merangsang, bila ia merupakan warna yang pertama-tama dilihat mata. Hal
ini disebabkan karena warna-warna hangat ini mempunyai panjang
gelombang Elektromagnetik yang lebih dari pada warna-warna sejuk. Bila
digunakan sebagai warna ruang yang luas tanpa relief, maka warna ini akan
menyebabkan penghuni ruangan tersebut bertambah tegang dan mudah
marah. Warna-warna hangat ini lebih sesuai bila ditempatkan dalam ruang-
ruang dimana penghuninya perlu meningkatkan aktivitas mereka, misalnya
Ruang Makan dengan warna hangat dapat membangkitkan selera makan.
Warna-warna Dingin/Sejuk secara umum sering diasosiasikan dengan
Langit atau Air. Biasanya warna sejuk memberi kesan Damai, Tenang dan
bersifat Meredakan. Suatu warna dapat disebut meredakan bila
keberadaannya tidak mengundang perhatian tetapi tetap berarti bagi
manusia. Karena gelombang elektromagnetik dari warna-warna sejuk ini lebih
pendek dari pada warna-warna hangat, maka warna sejuk mucul belakangan
dibandingkan dengan warna hangat. Warna-warna dingin ini dapat digunakan
untuk menyejukkan ruangan yang pada dasarnya panas, dalam sebuah
rumah. Tetapi penggunaan warna sejuk yang ekstrim, akan menimbulkan rasa
dingin, steril bahkan Depresif bagi orang-orang yang seharusnya memerlukan
lingkungan yang lebih hangat.
Dari lingkaran warna, dapat kita temukan apa yang disebut Warna
Kelompok Panas dan Warna Kelompok Dingin dengan menarik garis
membelah lingkaran dari Hijau Kekuningan (H/K) ke Merah Keunguan (UM).
Kelompok pada belahan yang mengandung Kuning dan Jingga adalah
Kelompok Warna Panas dan belahan lainnya yang mengandung Biru dan
Unggu adalah Kelompok Warna Dingin. Namun perlu diingat bahwa nilai
dingin dan panas dari warna bagi perasaan manusia tak dapat diukur seperti
halnya Temperatur Air atau Udara, lebih-lebih didalam suatu susunan tata
ruang dimana belum tentu warna-warna yang dipakai adalah warna-warna
murni (seperti dalam pelangi).
Disamping kelompok warna panas dan dingin, masih ada warna lain
yang termasuk didalam warna-warna Netral. Warna-warna ini bersifat tidak
membawa banyak pengaruh pada emosi manusia. Warna Netral biasanya
tidak menggairahkan tetapi juga tidak menyejukkan. Namun demikian, warna
netral ini sangat diperlukan bila kita ingin mengkombinasikan warna. Warna
netral merupakan jembatan antara warna-warna hangat dan sejuk. Justru
warna-warna netral inilah yang dapat menciptakan Relief warna dan variasi
warna. Secara ekstrim yang disebut warna netral adalah warna Putih, Hitam
dan abu-abu. Tetapi warna-warna seperti Putih Belacu dan beberapa warna
pastel masih dapat digolongkan ke dalam warna-warna netral. Hasil
penelititan mengatakan bahwa daerah luas yang berfungsi sebagai latar
belakang dalam sebuah ruangan paling efektif bila diberi warna netral.
Beberapa teori warna menyebut warna turunan ketiga atau warna tertier
sebagai warna-warna netral. Mungkin kadar kelabu yang ada tersebut
membuat warna tadi lebih netral dalam arti lebih mudah dikombinasikan
dengan warna lain. Warna-warna ini kehilangan kecermelangannya dan
dalam teori warna disebut warna berintensitas rendah.
Dalam tata ruang, umumnya dipakai warna-warna berintesitas rendah,
kecuali bila hendak memberi penekanan tertentu (aksen) kadang-kadang
dipakai warna berintensitas tinggi. Misalnya : Ruangan-ruangan untuk anak-
anak kecil, sebaiknya memakai warna murni berintesitas tinggi, seperti ;
Merah, Kuning, Hijau, Jingga, Biru bahkan Hitam dan Putih dapat pula
digunakan untuk menghasilkan kontras yang tinggi.

PENGARUH PSIKOLOGI WARNA


Disamping mengekspresikan dingin dan hangat, setiap warna
sebenarnya mempunyai kepribadiannya sendiri dan mempunyai pengaruh
psikologis tersendiri terhadap manusia, sehingga warna tersebut bisa
memebuat orang merasakan suasana kegembiraan, kesedihan, kesenduan,
bergairah, menggelora atau tenang damai dan sebagainya.

KUNING
Kuning, sering dianggap sebagai warna yang bersifat menarik perhatian.
Sangat sesuai untuk mewarnai ruangan-ruangan aktifitas, seoerti
ruangbermain, ruangmakan dan sebagainya, warna matahari ini patut
digunakan secara hati-hati. Karena banyak benda dengan warna gelap lain
akan menyerap warna ini, sehingga kombinasi warnanya perlu diperhatikan.
Dilain pihak warna kuning ini dapat menyemarakan atau menggairahkan
suasana sebuah ruang yang berkesan kumal dan lembab.

JINGGA
Warna jingga bersifat lebih hangat dari kuning, tetapi lebih sejuk dari pada
merah. Warna ini mengingatkan kita pda matahari terbenam, bulu-bulu
burung dan berbabai jenis buah-buahan. Bila digunakan secara intensif,
warna ini sangat merangsang, menggairahkan dan menyemarakan suasana
ruang, tetapi ia juga dapat membuat orang merasa nyaman dan gembira bila
digunakan secara tepat.

MERAH
Sebagi aksen, merah memang merupakan warna yang tepat untuk meraik
perhatian. Anak-anak sangat menyukai warna ini. Biladitempatkan bersama
dengan warna lain, maka ia dapat memberi dinamika tersendiri. Disamping itu
warna meraha juga memberikan kesan menggairahkan dan merangsang
otak. Ia juga memiliki kesan agresif, berani dan perkasa. Warna merah
medium memberi kesan sehat dang semangat hidup,penuh vitalitas. Merah
cerah sering dihubungkan dengan asmara. Cinta dan nafsu birahi.

UNGU
Orang-orang Mesin Kuno, menggunakan warna Ungu Tua sebagai lambang
Kebesaran, dan Ungu Muda sebagai lambang Kebijaksanaan. Warna ini
sangat selaras bila dikombinasikan dengan warna Biru dan Merah Muda dan
dapat menimbulkan kontras yang mengesankan degan warna kuning.
Disamping itu warna ungu juga bersifat tenang dan lembut. Istirahat, malang
dan duka.

BIRU
Warna ini sangat sejuk, segar, tenang dan dapat mengurangi ransangan,
karena itu membantu orang untuk berkonsentrasi, tetapi ia tidak dapat
digunakan tanpa perhitungan, karena terlalu banyak warna biru dapat
menimbulkan melankolis. Orang-orang kuno mengatakan bahwa bila warna
biru muncul dalam mimpi seseorang maka ia akan membawa keberuntungan.
Biru tua : sukses, biru benhur : perintah yang harus dijalankan, biru muda :
kebahagiaan.
Permukaan-permukaan yang berkilat, akan menguatkan warna biru tua.

HIJAU
Hasil-hasil test psikologik mengatakan bahwa warna ini adalah warna yang
paling disukai menusia, karena warna ini mengesankan kedekatan manusia
dengan alam, yang mayoritas berwarna hijau. Walaupun sejuk, warna hijau
dapat memberi kesan hidup dan “bertahan” serta dapat menciptakan
ketenangan. Karena itu, banyak orang beranggapan bahwa warna ini dapat
dikombinasika dengan hampir semua warna.
COKLAT
Warna coklat memberi kesan Istirahat, hangat, gersang, alamiah, kesatria,
suram, damai dan tenang.
Warna ini sebaiknya dikombinasikan dengan warna emas, kuning atau jingga,
karena warna tersebut dapat menekan semangat jika digunakan sendirian.

ABU-ABU
Abu-abu atau kelabu memberi kesan Dingin, mendung, ketenangan,
kedamaian, formal dan lembut. Warna ini dapat mematikan semangat jika
tidak dikombinasikan dengan warna-warna yang lebih hidup.

PUTIH
Warna putih memberi kesan menggarahkan, jika digunakan bersama warna
merah, kuning atau jingga. Warna putih juga sering digunakan sebagai
lambang kesucian, kesederhanaan, kebersihan dan kehampaan.

HITAM
Warna hitam memiliki kesan-kesan keras, berat berbobot, gelap dan lambang
duka cita.

PERENCANAAN TATA WARNA


Pada dasarnya tata warna yang baik adalah yang selalu menampilkan
sesuatu (beberapa) warna dominan, yang diimbangi dengan unsur-unsur
disain lain (garis, bentuk, tekstur, cahaya, irama dan warna sendiri). Untuk
dapat menghasilkan perencanaan tata warna yang baik maka beberapa
patokan dasar perlu diketahui dulu yaitu prinsip-prinsip disain secara umum,
khususnya prinsip dasar komposisi (susunan), antara lain :
1. Adanya kesatuan, keseimbangan dan aksen atau titik perhatian yang
paling dominan.
2. Adanya kesamaan dan adanya keanekaan. Kedua faktor ini harus ada
namun jangan berlebihan. Kesamaan yang berlebihan akan menghasilkan
kebosanan, sedangkan keanekaan yang berlebihan akan menimbulkan
kesan kacau.
3. Adanya tema atau suasana yang dituju. Hal ini penting diperhatikan agar
disain kita tidak salah arah.
Bila ketiga prinsip dasar diatas telah dipahami dengan baik, maka kita
telah dapat menerapkan salah satu “skema warna” dibawah ini, untuk
merencanakan tata warna dalam ruangan kita.

SKEMA WARNA MONOCHROMATIK


Dalam lingkaran warna biru tua kita golongkan pada B yang bervalue (nilai)
rendah. Letaknya menjauh secara radial. Bila kita ingin membuat tata warna
sebuah ruang dengan tema harmonis, tidak ramai, santai, maka kita dapat
memakai warna dengan Hue yang sama tetapi nada-nadanya berbeda Value
atau bobotnya. Jadi dapat berupa B hampir putih, B muda, B agak tua dan B
tua itu sendiri. Harus diingat bahwa B yang dimaksud bukan B seperti dalam
pelangi, tapi B dari bahan yang telah kita pilih. Deretan nada warna dari putih
sampai hitam melalui Hue tertentu disebut Kroma (Chroma). Jadi susunan
warna yang kita buat diatas tadi disebut juga skema warna satu kroma atau
monokromatik. Dengan skema warna monokromatik amat mudah mencaai
harmoni (keselarasan) warna dalam ruang anda karena banyaknya
kesamaan (dari unsur warna yang ber-Hue sama). Anda mungkin sudah
dapat menduga, bahwa skema warna ini akan cenderung membosankan.
Untuk mengatasi bahaya itu, harus dimasukkkan keanekaan pada komposisi
itu, dengan memakai unsur-unsur garis, warna lain atau bentuk, tergantung
pada ide dan selera anda. Patokan yang perlu diingat adalah selalu
diperlukan sesuatu yang kontras untuk mencegah munculnya Monocone.
SKEMA WARNA ANALOGUS
Bila warna-warna yang akan dominan dalam suatu tata warna adalah
kelompok warna yang saling berdampingan dalam lingkaran warna, maka
skema warna dalam susunan ini disebut skema warna Analogus (Related
Colour Scheme). Misalnya dari kuning ke hijau melalui beberapa gradasi
Hijau Kekuningan. Melihat sifat susunan warna tersebut, kita pun dapat
merasakan bahwa skema warna ini memudahkan kita mencapai harmoni.
Namun seperti halnya skema warna monokromatik, skema warna analogus
juga membutuhkan kontras untuk mencegah kesan membosankan yang
mungkin muncul. Konras tidak harus dibuat dari unsur warna.
Kedua skema warna diatas sangat sering dipakai karena aman dan mudah
dalam perencanaannya. Namun pelaksanaannya sering tidak semudah dalam
perencanaan, karena misalnya sering sulit menemukan bahan dan warna
yang tepat seperti direncanakan. Hijau Gordijn dan hijaunya karpet mungkin
berlainan Hue-nya. Jika perbedaan hue itu terlalu besar ada kemungkinan
kedua warna hijau itu menimbulkan rasa tidak enak. Bagi mereka yang peka
terhadap warna, rasa tidak enak tersebut dapat menyakitkan. Jadi aman yang
kita sebut tadi tidak mutlak sifatnya.
Berikut ini beberapa skema warna yang lebih membutuhkan kecermatan
pemilihan dan keseimbangan warna.
SKEMA WARNA TRIADIK
Skema warna ini memakai 3 warna primer atau sekunder. Atau 3 warna dalam
lingkaran warna yang membentuk Segi tiga sama sisi, biasanya memakai
warna-warna yang masih murni (tidak berkadar kelabu), tidak dipusakan (Tint)
atau digelapkan (shade). Karena skema warna ininilai kontrasnya tinggi,
maka anda perlu batasi dalam menentukan unsur-unsur disain (unsur wujud)
yang lainnya. Skema warna ini lebih cocok untuk remaja atau anak-anak yang
masih membutuhkan ransangan dinamika yang tinggi. “WARNA” yang dapat
menengahi warna-warna Triadik adalah putih; sebaliknya Hitam akan
memperhebat kontras.
SKEMA WARNA KOMPLEMENTER
Sesuai dengan sebutannya, skema warna ini terbentuk dari pemakaian 2
warna yang saling berhdapan atau berkomplemen (misalnya : Merah dengan
Hijau, Jingga dengan Biru dan sebagainya). Karena Hue-nya saling
bertentangan, maka agar kontras yang terjadi tidak menyakitkan, disainer
biasanya memainkan value-nya, sehingga tercapai keseimbangan dari 2 x
mokromatik dalam satu paduan.

SKEMA WARNA KOMPLEMENTER TERBELAH


Adalah skema warna dengan satu warna yang dipadukan dengan 2 warna
yang mengapit warna komplemennya.
SKEMA WARNA KOMPLEMENTER GANDA
Ialah skema warna dengan 2 warna yang bergadengan yang dipadukan
dengan warna komplemen dari masing-masing warna tersebut.

Mengingat kesulitan yang mungkin muncul dalam mencari warna yang tepat
pada material yang direncanakan, maka setelah secara teoritis kita, membuat
skema warna dengan bantuan potongan-potongan kertas warna, kita juga
menyusun skema warna tersebut dalam bentuk material yang sebenarnya.
Hal ini perlu guna mencegah terjadinya kesalahan yang fatal. Usahakan agar
besarnya penampilan contoh warna dan bahan dalam color Board masih
dalam batas proporsi yang baik.
Hal ini penting untuk memudahkan kita membayangkan hasil keseluruhan
dari ruang yang kita rencenakan.

Anda mungkin juga menyukai