Anda di halaman 1dari 13

Komputer dan Masyarakat

“Teori Warna”

Disusun Oleh :

 Annisa Ramadhan Fitriana (2157100790)


 Laila Ardhi Nursyafitri (2157100804)

STMIK AUB SURAKARTA


TEORI WARNA

Pengertian Warna

Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya


yang dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis merupakan bagian
dari pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna
dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang,
cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran
energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang
elektromagnetik.

Cahaya yang dapat ditangkap indera manusia mempunyai panjang


gelombang 380 sampai 780 nanometer. Cahaya antara dua jarak
nanometer tersebut dapat diurai melalui prisma kaca menjadi warna-
warna pelangi yang disebut spectrum atau warna cahaya, mulai berkas
cahaya warna ungu, violet, biru, hijau, kuning, jingga, hingga merah. Di
luar cahaya ungu /violet terdapat gelombang-gelombang ultraviolet, sinar
X, sinar gamma, dan sinar cosmic. Di luar cahaya merah terdapat
gelombang / sinar inframerah, gelombang Hertz, gelombang Radio
pendek, dan gelombang radio panjang, yang banyak digunakan untuk
pemancaran radio dan TV.

Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang


menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata
(retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat
pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna
lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut
menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suatu benda berwarna putih
karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi.
Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai
sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari
sebuah karya desain. Dalam perencanaan corporate identity, warna
mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas.

Teori warna menurut beberapa ahli :

1. Teori Warna Brewster


Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini
menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok
warna, yaituwarna primer,
sekunder, tersier, dan warna
netral. Kelompok warna ini
sering disusun dalam lingkaran
warna brewster. Lingkaran
warna brewster mampu
menjelaskan teori kontras
warna (komplementer), split
komplementer, triad, dan
tetrad.

 Warna primer:Merupakan warna dasar yang tidak merupakan


campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam
golongan warna primer adalahmerah, biru, dan kuning.
 Warna sekunder:Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer
dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran
warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning,
dan ungu adalah campuran merah dan biru.
 Warna tersier:Merupakan campuran salah satu warna primer dengan
salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat
dari pencampuran warna kuning dan jingga.
 Warna netral:Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna
dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai
penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran
yang tepat akan menuju hitam.

2. Teori Warna Munsell

Warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni


rupa, bahkan secara umum warna merupakan bagian penting dari segala
aspek kehidupan manusia. Hal tersebut dapat kita lihat dari semua benda
yang dipakai oleh manusia, semua peralatan, pakaian, bahkan alam
disekeliling kita merupakan benda yang berwarna. Karena begitu penting
peranan warna bagi manusia warna sering kali dipakai sebagai elemen
estetis, sebagai representasi dari alam, warna sebagai komunikasi, dan
warna sebagai ekspresi.

a. Warna sebagi elemen estetika:disini warna memerankan dirinya


sebagai ”warna”, yang mempunyai fungsi dalam membentuk
sebuah keindahan. Namun keindahan disini bukan hanya sebagai
”keindahan” semata. Melainkan sebagai unsur eksistensial benda-
benda yang ada disekeliling kita. Karena dengan adanya warna kita
dimudahkan dalam melihat dan mengenali suatu benda. Sebagai
contoh apabila kita meletakkan sebuah benda di tempat yang
sangat gelap, mata kita tidak mampu mendeteksi obyek tersebut
dengan jelas. Di sini warna mempunyai fungsi ganda dimana bukan
hanya aspek keindahan saja namun sebagai elemen yang
membentuk diferensial/perbedaan antara obyek satu dengan obyek
lain.
b. Warna sebagai representasi dari alam:warna merupakan
penggambaran sifat obyek secara nyata, atau secara umum warna
mampu menggambarkan sifat obyek secara nyata. Contoh warna
hijau untuk menggambarkan daun, rumput; dan biru untuk laut,
langit dan sebagainya. Warna dalam hal ini lebih mengacu pada
sifat-sifat alami dari obyek tertentu misalnya padat, cair, jauh, dekat
dll.
c. Warna sebagai alat/sarana/media komunikasi (fungsi
representasi): warna menempatkan dirinya sebagai bagian dari
simbol (symbol). Warna merupakan lambang atau sebagai
perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Warna sebagai
komunikasi seringkali dapat kita lihat dari obyek-obyek seperti
bendera, logo perusahaan, fashion, dll. Warna merupakan sebuah
perwakilan atau bahkan sebuah obyek pengganti bahasa formal
dalam mengkomunikasikan sesuatu misalnya: merah perlambang
kemarahan, patriotisme, seksualitas; kemudian putihsebagai
perlambang kesucian, kebersihan, kebaikan dll.

3. Teori Warna Sir Isaac Newton

Sir Isaac Newton adalah orang pertama yang menyajikan warna di


dalam suatu diagram lingkaran atau lingkaran warna pada tahun 1666.
Selanjutnya cara ini sering digunakan sebagai langkah awal dalam
mempresentasikan teori warna karena sangat efektif dalam menunjukkan
hubungan antara warna yang berbeda yang berasal dari warna primer.
Gagasannya ini dimulai dengan sebuah lingkaran yang hanya mewakili
tiga warna primer (merah, biru dan hijau) yang berasal dari sistem warna
aditif. Kemudian diikuti dengan menggabungkan sedikit demi sedikit warna
pada batasan sehingga nantinya akan didapat warna yang baru dan
batasan yang baru. Selanjutnya gabungkan sedikit demi sedikit warna
pada batasan warna sekunder, maka akan didapatkan warna tersier dan
begitu seterusnya.

4. Teori Warna Prang

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang
sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan
oleh Louis Prang pada 1876 meliputi:

 Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari


suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.
 Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna.
Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
 Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang
berhubungan dengan cerah atau suramnya warna
Teori warna Prang merupakan teori yg paling sering dipakai oleh praktisi
yang bekerja dibidang busana, garmen, bordir dll.Teori warna prang
menggolongkan warna menjadi beberapa tingkatan,yaitu:
 Warna Primer,terdiri dari warna merah,kuning dan biru.
 Warna Sekunder, campuran 2 warna primer terdiri dari : orange/jingga
(merah + kuning), Hijau (kuning + biru), Ungu (biru + merah)
 Warna Antara,campuran warna primer dengan warna
sekunder yang berdekatan dalam lingkaran warna
Warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu
mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan
turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.
Berikut kami sajikan potensi karakter warna yang mampu memberikan
kesan pada seseorang sbb :

 Hitam,sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi


lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
 Putih,sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya,
kesucian.
 Abu-abu,merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya
sifat atau kehidupan spesifik.
 Merah,bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa),
aktif dan vital (hidup).
 Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil
dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan
mengesankan sesuatu.
 Biru,sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu
(dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu
memiliki sifat tantangan.
 Hijau,mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan
ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.
1. PSIKOLOGI WARNA

 Cahaya tampak merupakan sebagian kecil dari spectrum


elektromagnetik sehingga manusia dapat melihat sebuah warna
 Secara normal mata manusia dapat melihat warna antara pada
kisaran panjang gelombang antara 400 – 700 nm, pada daerah
ultra ungu s/d infra merah
 warna bukan suatu besaran fisik, tetapi merupakan suatu sensasi
yang dihubungkan dengan sistem syaraf manusia.
 Sensasi warna diperoleh dengan adanya interaksi antara warna
dengan sistem syaraf sensitive warna pada manusia
 Petunjuk penggunaan warna yang efektif :
1.1 Aspek Psikologis
a. Gunakan warna merah, jingga, kuning, dan hijau pada
tampilan karena ;
i. Warna tersebut dapat dilihat bersama tanpa
pemfokusan mata.
ii. Pemokusan mata yang berulang-ulang  dapat
menimbulkan kelelahan mata
b. Hindari penggunaan warna cyan, biru, merah pd tampilan
karena ;
i. Tidak dapat dilihat secara serempak
ii. Perlu pemfokusan mata
c. Hindari warna biru murni pada teks, garis tipis & bentuk kecil.
i. sistem penglihatan manusia tidak di set untuk
ransangan yang terinci, tajam & bergelombang
pendek.
d. Perubahan kecil pada warana merah-ungu sulit dideteksi 
dibanding warna kuning-hijau-biru.

1.2. Aspek Psikologis (lanjutan)


a. Tampilan berskala besar ;
i. hindari warna merah-hijau di tempat yang
berseberangan
ii. biru-kuning lebih cocok
b. Pasangan warna untuk tampilan sederhana
i. merah – hijau, kuning – biru baik
ii. merah – kuning, hijau – biru  jelek
c. Pengguna yang mengalami kekurangan dalam penglihatan
warna  hindari penggunaan perubahan warna tunggal.
1.3 Aspek Perseptual

a. Warna – warna latar belakang  warna lebih gelap


b. Hindari adanya diskriminasi warna pd daerah yang kecil
c. Jangan gunakan warna yang sama pada 2 garis yang
berdampingan
i. 2 garis yang berdampingan (1 piksel), jika
diberi warna yang sama akan terlihat seperti
sebuah garis dengan lebar 2 piksel.
d. Gunakan warna yg akromatis untuk panel yg lebih besar
i. untuk menarik perhatian pengguna
ii. untuk memberikan rincian yang bagus
iii. sistem penglihatan manusia menghasilkan citra
lebih tajam pada warna akromatis
iv. hitam, putih & abu-abu

1.4 Aspek Kognitif


a. Jangan menggunakan warna yang berlebihan.
b. Gunakan warna yang berpasangan
c. Kelompokkan elemen –elemen yang saling berkaitan dengan latar
belakang yang sama
i. warna yang sama “membawa“ pesan serupa
d. Kecerahan & saturasi  menarik perhatian pengguna
e. Urutkan warna sesuai dengan posisi spectral
f. Warna “hangat” & warna “dingin” menunjukkan aras tindakan
Cahaya tampak merupakan sebagian kecil dari spectrum elektromagnetik
sehingga manusia dapat melihat sebuah warna.Secara normal mata manusia
dapat melihat warna antara pada kisaran panjang gelombang antara 400 – 700
nm, pada daerah ultra ungu s/d infra merah.

warna bukan suatu besaran fisik, tetapi merupakan suatu sensasi yang
dihubungkan dengan sistem syaraf manusia.Sensasi warna diperoleh dengan
adanya interaksi antara warna dengan sistem syaraf sensitive warna pada
manusia

Petunjuk penggunaan warna yang efektif

Aspek Kognitif (lanjutan)

Warna Hangat merupakan semua warna yang mengandung gugus


biru dan hijau. Contoh: biru muda, biru hijau, hijau dll. Warna biru dan hijau
selalu diasosiasikan dengan air, langit dan daun yang mengesankan
kesejukan dan ketenangan dan memberi kesan melangsingkan.

Cirinya :

1. panjang gelombang besar

2. Menunjukkan adannya tindakan/tanggapan yang diperlukan

3. Nampak lebih dekat

Warna Dingin adalah semua warna yang mengandung gugus merah,


orange dan kuning. Contoh: kuning, orange, pink, merah dll. Warna merah,
kuning dan orange selalu diasosiasikan dengan api dan matahari yang
mengesankan panas dan memberi kesan melebarkan dan menggemukan.

Cirinya :

1. Panjang gelombang kecil

2. Menunjukkan status/informasi latar belakang

3. Nampak/cenderung menjauhi
Kombinasi Warna Terbaik

Latar Garis Tipis dan Garis Tebal dan Teks


Teks
Belakang

Putih Biru 94%, Hitam Hitam 69%, Biru 63 %< Merah 31%
63%, Merah 25%,

Hitam Putih 75%, Kuning Kuning 69%, Putih 59%, Hijau 25%
63%

Merah Kuning 75%, putih Hitam 50%, Kuning 44%,Putih 44%, Chyan 31%
56%, Hitam 44 %

Hijau Hitam 100%, Biru Hitam 69%, Merah 63%, Biru 31%
56%, Merah 25%

Biru Putih 81%, Kuning Kuning 38%, Magenta 31%, Hitam 31%, Cyan 31%, Putih 25%
50%, Cyan 25%

Cyan Biru 69%, Hitam Merah 56%, Biru 50%, Hitam 44%, Magenta 25%
56%, merah 37%

Magenta Hitam 63%, Putih Biru 50%, Hitam 44%, Kuning 25%
56%, Biru 44%

Kuning Merah 63%, Biru Merah 75%, Biru 63%, Hitam 50%
63%, Hitam 56%
Kombinasi Warna Terjelek

Latar Garis Tipis dan Teks Garis Tebal dan Teks

Belakang

Putih Kuning 100%, Cyan 94% Kuning 100%, Cyan 94%

Hitam Biru 87%, Merah 44%, Biru 81%, Magenta 31%


Magenta 25%

Merah Magenta 81%, Biru 44%, Magenta 69%, Biru 50%, Hijau 37%, Cyan 25%
Hijau dan Cyan 25%

Hijau Cyan 81%, Magenta 50%, Cyan 81%, Magenta dan Kuning 44%
Kuning 37%

Biru Hijau 62%, Merah dan Hitam Hijau 44%, Merah dan Hitam 31%
37%

Cyan Hitam 81%, Kuning 75%, Hijau 62%, Kuning 69%, Putih 56%
Putih 31%

Magenta Hijau 75%, Merah 56%, Cyan Hijau 69%, Merah 44%, Cyan 81%
44%

kuning Putih dan Cyan 81 % Putih 81%, Cyan 56%, Hijau 25%

Anda mungkin juga menyukai