WARNA
by
KIANI AZALEA
Komunikasi Visual |
WARNA
PENGERTIAN WARNA
Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya
dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk
menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa
haru, sedih, gembira, mood atau semangat, dll.
Pemilihan warna adalah satu hal yang sangat penting dalam menentukan respons
dari calon pemakai. Warna adalah hal yang pertama dilihat oleh seseorang
(terutama warna background). Warna akan membuat kesan atau mood untuk
keseluruhan gambar/grafis. Warna merupakan unsur penting dalam grafis karena
dapat memberikan dampak psikologis kepada orang yang melihat. Warna mampu
memberikan sugesti yang mendalam kepada manusia. Dalam komunikasi grafis,
penggunaan warna perlu ditata dan disusun dengan tepat sehingga menimbulkan
suasana, mempengaruhi luas kehidupan manusia sekaligus sebagai lambing
psikologis.
Warna
juga
bersifat
case
sensitive
meskipun
secara
universal
ditentukan
oleh
situasi
karena
warna
selalu
dilihat
dalam
amerika
ini
membuat
percobaan
sendiridengan
membuat
bagan
1.
warna spectrum dari sinar matahari, akan dihasikan warna merah, jingga, kuning,
hijau, biru, dan ungu alias mejikuhibiniu. Warna-warna itu bisa ditangkap mata
manusia pada saat ada pelangi.
2. Teori Kesehatan
Teori kesehatan menyatakan bahwa semua warna yang dapat ditangkap oleh
mata manusia adalah warna pokok.
3. Teori Brewster
Komunikasi Visual |
PENGELOMPOKAN WARNA
Orang mengenal warna primer dan warna sekunder. Tiryssae Newton (1642-1727)
menemukan hubungan antara cahaya matahari dan warna. Ia berhasil menguraikan
cahaya matahari menjadi warna merah, jingga, kuning, biru, nilai, dan ungu. Di atas
merah ada warna infra merah dan dibawah warna merah warna ungu ada ultra
violet. Uraian warna tersebut dinamakan spectrum. Ahli grafis Jerman Le Blond
(1730) menyederhanakan temuan Newton menjadi 3 warna pokok, yaitu merah,
kuning dan biru yang dinamakan warna primer. Percampuran dua warna pokok
disebut warna sekunder, yaitu merah dan biru menjadi ungu, merah dan kuning
menjadi oranye, hijau dan ungu menjadi hijau ungu. Percampuran warna sekunder
disebut dengan warna tersier, yaitu orange dan ungu menjadi orange ungu, orange
dan hijau menjadi orange hijau, hijau dan ungu menjadi hijau ungu.
1. Warna Pokok (primer)
Warna primer adalah warna yang menjadi pedoman setiap orang untuk
menggunkannya. Dalam penggunaannya warna pokok ada dua macam. Untuk
Komunikasi Visual |
2. Warna Sekunder
Warna sekunder merupakan percampuran antara warna primer.
a. Merah + biru = ungu/violet
b. Merah + kuning = oranye/jingga
c. Kuning + biru = hijau
3. Warna Tersier
Warna tersier merupakan percampuran antara warna sekunder dengan primer.
a. Merah + ungu = merah ungu
b. Ungu + biru = ungu biru
c. Biru + hijau hijau biru
Komunikasi Visual |
DIMENSI WARNA
Dimensi warna merupakan sifat-sifat dasar dari warna itu sendiri. Menurut The
Prang System, warna dibagi menjadi tiga dimesi, yaitu:
1. Hue, berkait dengan panas-dinginya warna, termasuk didalamnya warna primer,
sekunder dan tersier.
2. Value, berkait dengan terang-gelapnya warna, menunjukkan kulitas sinar yang
direfleksikan oleh sebuah warna atau menunjukkan gelasp terangnya warna,
dilakukan dengan menambahkan warna putih atau hitam.
3. Intensity, berkait dengan cerah-suramnya warna, menunjukkan kuat-lemahnya
warna. Pengurangan intensitas dicapai dengan mencampur atau menambah
warna murni dengan warna-warna setral seperti putih, hitam, abu-abu atau
dengan warna-warna komplemen.
Komunikasi Visual |
KOMBINASI WARNA
Kombinasi warna adalah memadukan dua warna atau lebih warna-warna yang
bersebelahan/berdampingan atau berhadapan dalam lingkaran warna. Macammacam kombinasi warna :
a. Kombinasi warna Monochromatis
Kombinasi warna monochromatis adalah kombinasi warna dari warna yang sama
(satu warna) dengan perbedaan gelap terang (value) .
b. Kombinasi warna Analogus
Kombinasi warna analogus adalah kombinasi warna antara warna warna yang
berdampingan/berdekatan dalam lingkaran warna.
Komunikasi Visual |
Gambar
di
atas adalah
penggambungan
dari
banyak
warna,
kemudian
Komunikasi Visual |
gambar diatas adalah sebagian contoh kombinasi dari kumpulan warna - warna soft
dengan menggunakan teknik transparency. Akan tetapi, teknik transparency
tersebut hanya bisa di gunakan untuk mencari jenis warna soft atau warna turunan.
FUNGSI WARNA
a.
estetik,
simbolik,
ekspresi,
ungkapan perasaan,
personal expression.
praktis,
estetik,
simbolik,
personal taste.
a. Warna
b. Warna
pop art: warna yang menggunakan warna-warna cerah (khas pop art),
10
c.
d. Warna
melambandkan
patung-patung
wanita
berpita.
Pita
putih
mengatakan,
bahwa
warna
hijau
melambangkan
dewa
Hermes
Komunikasi Visual |
11
kehidupan.
Lambang
kehidupan
yang
menaglir
terus
hijau,
barat
putih.Warna
hijau
abadi
menunjukkan
waktu,
bangsa2
dilambangkan dengan dengan empat warna, merah (mesir), kuning (asia), putih
(bangsa dari utara), hitam (negro).
12
Kelabu: maskulin, serius, tenang, sopan, sederhana, orang yang telah berumur,
kepasifan, sabar, rendah hati, intelegensia, ragu-ragu, tidak dapat membedakan
yang penting dan tidak penting. Netral, penengah dalam peperangan.
ceria,
hangat,
semangat,
cerah,
kesenangan,
kelincahan
j.
Hijau
muda:
tumbuh,
cemburu,
kurang
berpengalaman,
iri
ahti,
kaya,
diri,
ikhlas,
setia,
konservatif,
lembut,
menahan
diri.
Goethe
emosi
hamper
mendekati
pasif,
lebih
istirahat.
Melambangakan
mentah,
13
ini
adalah
warna-warna
yang
mempunyai
asosiasi
dengan
pribadi
g. Hijau muda: kurang pengalaman, tumbuh, cemburu, iri hati, kaya, segar,
istirahat, tenang.
h. Hijau biru: tenang, santai, diam, lembut, setia, kepercayaan.
i.
Biru: damai, setia, konservatif, pasif, terhormat, depresi, lembut, menahan diri,
ikhlas.
j.
o. Kelabu: tenang.
p. Putih: senang, harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf, cinta, terang.
kesan
memperbesar
tampilan
suatu
object,
tetapi
sebaliknya
memperkecil ukuran ruang Merah adalah warna yang baik untuk memberi aksen.
Warna ini sebaiknya digunakan di ruang makan, ruang tidur anak, dapur atau
tempat kerja.
Pro : hangat dan kaya
Kontra : kemarahan, rasa malu kebencian
Komunikasi Visual |
14
dikaitkan
dengan
spiritualitas,
kedamaian,
misteri,
kesabaran
dan
kontemplasi. Warna biru cocok untuk ruang tidur, ruang terapi dan ruang
meditasi. Sebaiknya tidak digunakan untuk ruang makan atau ruang kerja.
Pro : Kepercayaan, stabilitas
Kontra : Melankolis, kecurigaan
Elemen: Air
e. Hijau
Hijau adalah simbol pertumbuhan, kesuburan dan harmoni. Warna hijau itu
menyegarkan dan meneduhkan. Hijau cocok untuk kamar mandi, ruang terapi
dan conservatory. Hijau seharusnya tidak dipakai di ruang keluarga, ruang
bermain atau ruang belajar.
Pro : optimisme, kebebasan dan keseimbangan
Kontra : permusuhan, curang
Elemen: kayu
f. Kuning
Kuning diasosiasikan dengan pencerahan.Kuning membantu pencernaan dan
menstimulasi pikiran. Kuning cocok untuk gang/koridor dan dapur. Kuning
sebaiknya tidak dipakai untuk kamar mandi atau ruang meditasi.
Pro : optimisme, akal dan ketegasan
Komunikasi Visual |
15
h. Coklat
Coklat adalah warna yang berhubungan dengan stabilitas dan elegant. Coklat
dapat dipakai di ruang belajar. Sebaiknya tidak dipakai di ruang tidur.
Pro : keamanan, elegant
Kontra : kotor, depresi dan tua.
Elemen: tanah
i. Putih
Putih menyimbolkan permulaan baru, innosens dan kemurnian. Putih dapat
dipakai di ruang tidur dan dapur. Putih seharusnya tidak digunakan di ruang
makan dan ruang tidur anak.
Pro : bersih, segar
Kontra : Dingin, tanpa kehidupan, datar
Elemen: logam
j. Hitam
Hitam adalah warna yang independent dan misterius. Warna hitam sering
dipakai di ruang anak remaja. Warna hitam seharusnya tidak dipakai di ruang
tidur anak.
Pro : intrik, kekuatan menarik
Kontra : kematian, kegelapan:
Elemen: air
SUMBER
Komunikasi Visual |
16
Color constancy is the ability to measure colors of objects independent of the color of the light source. A
well-known color constancy method is based on the gray-world assumption which assumes that the
average reflectance of surfaces in the world is achromatic. In this paper, we propose a new hypothesis for
color constancy namely the gray-edge hypothesis, which assumes that the average edge difference in a
scene is achromatic. Based on this hypothesis, we propose an algorithm for color constancy. Contrary to
existing color constancy algorithms, which are computed from the zero-order structure of images, our
method is based on the derivative structure of images. Furthermore, we propose a framework which
unifies a variety of known (gray-world, max-RGB, Minkowski norm) and the newly proposed gray-edge
and higher order gray-edge algorithms. The quality of the various instantiations of the framework is tested
and compared to the state-of-the-art color constancy methods on two large data sets of images recording
objects under a large number of different light sources. The experiments show that the proposed color
constancy algorithms obtain comparable results as the state-of-the-art color constancy methods with the
merit of being computationally more efficient.
Color constancy is the ability to measure colors of objects independent of the color of the
light source. A well-known color constancy method is based on the gray-world assumption
which assumes that the average reflectance of surfaces in the world is achromatic. In this
paper, we propose a new hypothesis for color constancy namely the gray-edge hypothesis,
which assumes that the average edge difference in a scene is achromatic. Based on this
hypothesis, we propose an algorithm for color constancy. Contrary to existing color
constancy algorithms, which are computed from the zero-order structure of images, our
method is based on the derivative structure of images. Furthermore, we propose a
framework which unifies a variety of known (gray-world, max-RGB, Minkowski norm) and
Komunikasi Visual |
17
the newly proposed gray-edge and higher order gray-edge algorithms. The quality of the
various instantiations of the framework is tested and compared to the state-of-the-art color
constancy methods on two large data sets of images recording objects under a large
number of different light sources. The experiments show that the proposed color constancy
algorithms obtain comparable results as the state-of-the-art color constancy methods with
the merit of being computationally more efficient.
When evening approaches, and daylight gives way to artificial light, we notice little change in the
colors of objects around us. The perceptual ability that permits us to discount spectral variation in the
ambient light and assign stable colors to objects is called color constancy. Much of human colorvision research focuses on the adaptational mechanisms underlying color constancy. Yet, given the
kinds of information available in the initial stages of biological vision, it is not known how color
constancy is even possible. Indeed, without restrictions on the range of lights and surfaces that the
visual system will encounter, color constancy is not, in general, possible.
Komunikasi Visual |
18
Isyarat Binokular
Penglihatan dipandang dengan kedua mata (isyarat binocular) dapat melihat warna,
bentuk dan hubungan jarak, termasuk konfigurasi tiga dimensi. Dalam penglihatan
steroskopik, kedua mata bekerja sama sehingga mendapat perasaan dalam (devth)
dan jarak yang jauh lebih cepat, alatnya adalah berhubungan dengan stereoskop.
2.
Isyarat Monokular
Isyarat monoclonal akan menyebabkan hilangnya gambar. Isyarat kedalaman
monoclonal adalah tingginya bidang penglihatan yaitu bendanya ketinggian letak
suatu benda dengan ukuran yang sama seperti pada batu-batuan atau permukaan
gelombang lautan, atau lebih dikenal dengan gradient of texture yaitu derajat
keharusan yang diamati.
B.
Persepsi Gerak
Menurut Gipson (1968) dalam Malik (2000:79) bahwa isyarat persepsi gerak
ada disekitarnya. Suatu hal yang menarik terjadi, bila seluruh medan penglihatan
bergerak.
1.
Komunikasi Visual |
19
Gerak Nyata
Persepsi gerak tidak hanya bergantung pada gerakan stimulus yang nyata
disekelilingnya. Persepsi gerak nyata lebih kompleks dan tergantung dari hubungan
antara setiap obyek dalam medan penglihatan dengan tafsiran kita tentang
hubungan ini.
C.
Persepsi Total
Mak Wertheimer dalam Malik (2000:80), menggambarkan pengalaman gerak yang
ditimbulkan oleh serangkaian gambar diam yang dilihat dengan kecepatan tinggi
tidak terdapat pada gambar tersebut secara terpisah.
1.
Organisasi persepsi
Sejumlah fenomena persepsi yang berhubungan dengan bagaimana satu bagian
dari sebuah stimulus muncul sehubungan dengan stimulus yang lain. Contoh
asumsi Gestalt tentang organisasi persepsi yaitu hokum kesederhanaan ialah
penghayatan yang berkaitan dengan penafsiran stimulus yang termuda dan
termungkin.
2.
Konstansi persepsi
Kecenderungan untuk melihat berbagai benda yang dikenal seperti mempunyai
sifat hitam putih yang ajeg (consistent shade) walaupun warna sinar yang
menerangi
berbeda
disebut
konstan
kejernihan
(lightness
constancy),
dan
20
5.
Konstansi tempat
Walaupun banyak terdapat kesan yang berubah mengenai selaput jala pada waktu
kita bergerak, kita menghayati benda dalam suatu konteks yang pada dasarnya
tetap yaitu konstansi tempat.
6.
Ilusi persepsi
Ilusi adalah peghayatan yang salah sehingga keadaannya berbeda dengan keadaan
yang digambarkan oleh ilmu pengetahuan alam dengan bantuan instrument
pengukurannya. Misalnya beberapa ilusi seperti patahnya batang yang kita lihat
didalam air dapat kita hayati secara fisik (physical) bahwa bayangan ini disebabkan
adanya penyimpangan stimulus yang mencapai reseptor kita.
7.
Ilusi geometric
Merupakan satu kelompok ilusi besar yang telah mendapatkan sangat banyak
perhatian. Ilusi ini merupakan penggambaran garis-garis yang berbeda aspeknya
berubah menurut persepsi.
21
dengan
pendekatan
statis
yang
mengemukakan
bahwa
ciri
fisik
ditimbulkan secara mekanik. Makna stimulus itu tidak terdapat pada stimulus itu
saja tetapi juga pada penghayatan.
3.
Perhatian
Apa yang kita hayati tidak hanya tergantung pada stimulus tetapi juga pada proses
kognitif yang merefleksikan minat, tujuandan harapan kita dapat saat itu.
Pemusatan persepsi ini disebut perhatian.
a.
Perhatian selektif
Subyek biasanya tidak dapat mengingat apa-apa dari isi verbal berita yang tidak
didengarkan. Misalnya subyek diintrupsi ketika sedang menirukan berita itu dari
telinga yang mendengarkan informasi itu dan ditanya dengan cepat apa yang baru
didengarnya, tampaknya timbul beberapa ingatan sementara tentang berita yang
tidak diperhatikan.
b.
c.
Komunikasi Visual |
22
1.
2.
Membaca
Membaca
adalah
ketrampilan
yang
kompleks
sehingga
dapat
ditingkatkan
ketepatan dan kecepatannya dengan latihan. Tatapan adalah waktu total yang
digunakan untuk memberikan fiksasi. Fiksasi cenderung merupakan kata-kata
pendek yang tidak bermakna penuh. Fiksasi pada kata-kata yang tidak dikenal
pembaca dan mempunyai kepentingan tema yang khusus, ataupun diakhir kalimat
pembaca membutuhkan waktu untuk menggabungkan informasi dari seluruh
kalimat.
3.
F.
1.
2.
Selective rearing
Komunikasi Visual |
23
Persepsi bayi
Untuk mengukur kemanpuan bayi membedakan stimulus yang paling sederhana
yaitu dengan teknik melihat sesuatu yang lebih sesuai. Seorang bayi diberi pilihan
antara permukaan polos dan permukaan berpola, ambang untuk melihat pola ini
dapat ditentukan. Teknik ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan bahwa bayi
dapat melihat pola paling tidak setelah berumur satu bulan tetapi ketajaman ini
meningkat sangat cepat setelah mencapai tingkatan orang dewasa pada kurang
umur enam bulan.
Telepati
2.
3.
1. Faktor Internal yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup
beberapa hal antara lain :
a. Fisiologis
b. Perhatian
c. Minat
d. Kebutuhan yang searah
e. Pengalaman dan ingatan
f. Suasana hati
2. Faktor Eksternal merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang
terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang
Komunikasi Visual |
24
Seleksi
b.
Interprestasi,
c.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi Visual |
25
ear)
yang
menghubungkan
saluran
pendengaran
ke
gendang
pendengaran (ear drum) yang berdekatan dengan telinga bagian tengah, tulangtulang telinga bagian tengah mengirim gelombang suara ke jendela lonjong yang
diteruskan ke telinga bagian dalam. Rumah siput menempatkan reseptor telinga
dalam telinga. Indera pembau reseptornya adalah rongga telinga (cavum nalis) dan
rongga hidung rangsangan-rangsangan disesuaikan dengan suhu tubuh, prosesnya
cavum nasalis implus nervus alfactoris (saraf pembau) gyrus centralis postesrion
dikulit otak. Peraba reseptornya adalah copuseula meissner dan corpuskula pacini.
Macam-macam rangsangan mekanis, thermis, khemis, elektris, suara, cahaya.
Indera
kinestetis
reseptornya
adalah
persendian
otot
dan
urat.
Indera
DAFTAR PUSTAKA
Malik, Imam.2000.Buku Ajar: Ilmu Jiwa Umum.Tulungagung:Pusat Penerbit dan
Publikasi.
http://dianhusadanurulkomariyahblogspotcom.blogspot.com/p/prosessensorik.htmldiakses pada tanggal 26 September 2014 ,pukul 14.54 WIB.
http://hananimiftahul.wordpress.com/2013/10/09/makalah-psikologi-umum-sensasidan-persepsi/ diakses pada tanggal 26 september 2014, pukul 14.22 WIB.
Komunikasi Visual |
26
pada
pada
Komunikasi Visual |
27