Batasan CA Paru
Adalah merupakan tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran
pernafasan
II.
Gejala Klinis
Gejala yang muncul tergantung pada pasien dengan CA paru biasanya meliputi
berbagai gejala klienis diantaranya ;
a. Gejala intra pulmoner yang meliputi :
-
batuk . 2 mg ( 70 90 % kasus )
batuk darah ( 6 51 % )
Nyeri dada/kemeng ( 42 67 % )
Saraf simpatik
Eshopagus (/ dispagia)
Jantung.dll
Pemeriksaan Diagnostik
1.
2.
Bronchographi
3.
4.
Biopsi
5.
Immunologi
6.
Pertanda biokomia
IV.
Therapi
Penentuan modalitas terapi pada pasien Ca paru tergantung pada :
a. Tahapan (staging ) dari Ca
b. Jenis histopatologis
c. Penampilan/keadaan umum klien
Adapun terapi yang biasa dilakukan pada pasien Ca paru meliputi :
1. bedah
2. radiasi
3. Sitostatika
4. hormonal
5. Immunologi
V.
Sesak nafas
penekanan/rusaknya
N. phrenicus
Trachea/bronchus
Lumpuh diafrgma
sesak
Jantung
s.
simpatis
Gangguan otot nafas
Cardiac arrest
Gagal Nafas
Gagal
Jantung
Indikasi pemasangan Ventilator
Tekanan positif inspirasi
Detak jantung terhambat
Venus return turun
TIK meningkat
Gangguan oksigenasi
Perfusi jaringan turun
Resiko pneumothorak
Anemi
resiko infeksi
VI.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering terjadi pada pasien yang mendapat bentuan nafas
mekanik/dipasang ventilator diantaranya adalah:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan, proses penyakitnya
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator
yang tidak tepat, obstruksi selang endotracheal
4. Cemas berhubungan dengan penyakit kritis, takut terhadap kematian
5. Gangguan pemenuhan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan selang
endotracheal
6. Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas berhubungan dengan pemasangan
selang endotracheal
7. Resiko tinggi terjadinya trauma atau cedera berhubungan dengan ventilasi mekanis,
selang endotracheal, ansietas, stress
8. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ventilasi mekanis, letak selang
endotracheal
VII.
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas sehubungan dengan peniingkatan produksi
sekret
Tujuan:
Meningkatkan dan mempertahankan keefektifan jalan napas.
Kriteria hasil:
Bunyi napas terdengar bersih.
Ronchi tidak terdengar.
Tracheal tube bebas sumbatan.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI
RASIONAL
1 Auskultasi bunyi napas tiap 2-4 jam dan 1 Mengevaluasi keefetifan jalan napas.
kalau diperlukan.
2
a.
tujuan
mengertinya
Dengan
b.
pengisapan,
minimal 4 - 5 X pernapasan.
c.
d.
keadaan
tidak
hipoksia,
mengisap
dari 10 detik.
e.
napas.
f.
120 mmHg.
100
tindakan
f.
karena
sebelum
melakukan
pengisapan berikutnya.
g.
(35 - 37,8 o C
4
Mengencerkan sekret.
program.
Menentukan
sekret,
lokasi
penumpukan
mengevaluasi
kebersihan
tindakan
Diagnosa II
Cemas sehubungan dengan penyakit kritis, takut terhadap kematian
Tujuan: Cemas berkurang atau hilang
Kriteria hasil: Mampu mengekspresikan kecemasan, tidak gelisah, kooperatif.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI
1
Lakukan komunikasi terapiutik.
RASIONAL
1
Membina
hubungan
saling
perasaan
dan
percaya.
2
Dorong
pasien
agar
mampu 2
mengekspresikan perasaannya.
Menggali
permasalahan
yang
sedang
dihadapi klien.
3
Mengurangi cemas.
Mengurangi cemas.
Kehadiran
orang-orang
yang
saat tertentu.
Berikan informasi realistis pada
6
Diagnosa III
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan ventilasi mekanis, letak selang endotracheal
Tujuan: Merasa nyaman selama dipasang ventilator.
Kriteria hasil:
Klien tidak gelisah.
Klien dapat istirahat dan tidur dengan tenang.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI
RASIONAL
1
Atur posisi selang ETT dan Tubing 1
Mencegah
ventilator.
penekanan.
penarikan
dan
Menurunkan
upaya
pasien
melakukan pernapasan.
3