TUGAS
Oleh :
RONI SETIAWAN
NIM: A 3108396
2010
1
1. PENDAHULUAN
2
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Rerata Kadar Air, Vitamin C, Gula Reduksi dan Tekstur Buah Apel
Dari pada varietas yang sama, kadar air bahan mengalami penurunan
dengan adanya peningkatan tingkat kematangan bahan. Hal ini dapat terjadi
3
karena adanya proses transpirasi air bahan selama penyimpanan suhu kamar. Hal
ini menggambarkan bahwa penyimpanan suhu kamar sebagaimana yang banyak
dilakukan oleh penjaja buah apel segar, ataupun di kios-kios buah yang hanya
memajang buah apel local di suhu kamar akan mengalami penyusutan berat.
Dari kandungan vitamin C bahan baku (apel) tidak berbeda nyata antara
yang masih segar dengan yang lewat matang, artinya tidak terjadi kehilangan atau
penyusutan kandungan vitamin C selama penyimpanan. Tetapi apabila dicermati
lebih jauh, ternyata ada penurunan meskipun sedikit sebagaimana terlihat pada
Gambar 3 di bawah ini.
Dari pada varietas yang sama, kandungan vitamin C buah apel mengalami
penurunan dengan adanya peningkatan tingkat kematangan bahan. Hal ini dapat
terjadi karena adanya proses oksidasi vitamin C bahan selama penyimpanan.
Sementara untuk varietas, varietas Rome beauty rata-rata memberikan kadar
vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan 2 varietas yang lain, seperti varietas
anna dan manalagi.
Kadar gula reduksi buah apel mengalami peningkatan dengan semakin
matang kondisinya untuk varietas yang sama. Hal ini dapat terjadi karena setelah
petik buah masih mengalami aktivitas respirasi, yang membutuhkan energi dan
akan terjadi pemecahan molekul-molekul atau partikel. Yang tadinya ikatan
rangkap menjadi ikatan tunggal, atau yang tadinya tersusun atas beberapa molekul
monosakarida dan disakarida akan dirubah menjadi mono-monosakarida
(Tranggono, 1989)
Peningkatan gula reduksi dalam suatu bahan sebagaimana yang
ditunjukkan pada Gambar 4 tersebut, akan memberikan peluang untuk terjadinya
proses pencoklatan pada keripik yang dihasilkan selama proses pemanasan
(penggorengan), dan disisi yang lain akan meningkatkan cita rasa dari keripik
yang dihasilkan.apel. Tekstur buah apel sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar
5, terlihat bahwan tingkat kematangan sangat mempengaruhi teksturnya dimana
pada varietas yang sama, untuk buah yang semakin matang maka akan semakin
4
lunak (tidak keras). Dari ketiga varietas tersebut, perubahan tekstur yang
mencolok adalah varietas Rome beauty.
Dari Tabel 2 tersebut terlihat bahwa kadar air keripik buah apel yang
dihasilkan hampir sama berkisar antara 4,57 % sampai 7,60 %. Kisaran nilai
tersebut adalah lazim untuk olahan keripik. Apabila diperhatikan lebih jauh,
varietas Ana cenderung memberikan kadar air yang lebih rendah dibandingkan
dengan dua varietas lainnya, kemudian diikuti di atasnya varietas Manalagi.
Begitu juga halnya dengan tingkat kesegaran buah, semakin segar buah apel yang
dipergunakan sebagai bahan keripik, maka kadar air keripik apel yang dihasilkan
cenderung lebih rendah, dan akibatnya akan lebih renyah dibandingkan yang
berasal dari buah yang lewat matang.
5
Kandungan Lemak
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terjadi interaksi yang nyata
antara perlakuan varietas dan tingkat kesegaran buah terhadap kadar lemak
keripik apel yang dihasilkan. Perlakuan varietas dan tingkat kesegaran buah
menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap kadar lemak keripik apel. Rerata
kandungan lemak keripik buah apel disajikan dalam Tabel 3.
6
Warna
Skor uji kenampakan keripik apel dari uji organoleptik yang dipilah
menjadi lima level, diringkas lagi menjadi tiga kategori yaitu coklat muda, coklat
dan coklat tua. Hasil pengelompokkan tersebut dipresentase sebagaimana
disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Persentase Skor Uji Warna Keripik Apel pada Berbagai Kombinasi
Perlakuan
7
Rasa
Skor uji rasa keripik apel dari uji organoleptik yang dipilah menjadi lima
level, diringkas lagi menjadi tiga kategori yaitu tidak enak, cukup enak, dan
sangat enak. Hasil pengelompokkan tersebut dipresentase sebagaimana disajikan
dalam Tabel 5.
Tabel 5 . Persentase Skor Uji Rasa Keripik Apel pada Berbagai Kombinasi
Perlakuan
8
Dan untuk varietas, skor rasa tertinggi diberikan oleh varietas Manalagi,
dan terendah diberikan oleh varietas Rome beauty. Hal ini terjadi karena varietas
Manalagi kurang masam dibandingkan dua varietas yang lain.
Kerenyahan
Skor uji kerenyahan keripik apel dari uji organoleptik yang dipilah
menjadi lima level, diringkas lagi menjadi tiga kategori yaitu tidak renyah, cukup
renyah dan sangat renyah. Hasil pengelompokkan tersebut dipresentase
sebagaimana disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Persentase Skor Uji Kerenyahan Keripik Apel pada Berbagai Kombinasi
Perlakuan
9
3. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Terjadi interaksi antara varietas dan tingkat kesegaran buah apel terhadap
kualitas keripik apel.
2. Perlakuan varietas dan tingkat kesegaran apel berpengaruh terhadap
kualitas keripik apel.
3. Kualitas keripik apel terbaik dihasilkan oleh perlakuan varietas Manalagi
kondisi segar.
B. Saran
1. Perlu dikaji kondisi proses penggorengan yang optimal untuk masing-
masing varietas kondisi lewat matang.
2. Perlunya usaha pencegahan proses pencoklatan, khususnya untuk varietas
Ana kondisi lewat matang.
10