ANATOMI LARING
Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago (6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar).
Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya
mengalami penonjolan membentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini ada pita
suara. Sedikit di bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring
menghubungkan laringopharynx dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari
leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6.
f. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara;
pita suara melekat pada lumen laring.
PAPILOMA LARING
Tumor ini dapat digolongkan dalam 2 jenis :
1. Papiloma laring juvenil, ditemukan pada anak, biasanya berbentuk multipel dan
mengalami regresi pada waktu dewasa.
2. Pada orang dewasa biasanya berbentuk tunggal, tidak akan mengalami resolusi
dan merupakan prekanker.
Bentuk Juvenil
Tumor ini dapat tumbuh pada pita suara bagian anterior atau daerah subglotik.
Dapat pula tumbuh di plika ventrikularis atau aritenoid. Secara makroskopik bentuknya
seperti buah murbei berwarna putih kelabu dan kadang-kadang kemerahan. Jaringan
tumor ini sangat rapuh dan kalau dipotong tidak menyebabkan perdarahan. Sifat yang
menonjol dari tumor ini adalah sering tumbuh lagi setelah diangkat, sehingga operasi
pengangkatan harus dilakukan berulang-ulang.
Gejala
Gejala papiloma laring yang utama ialah suara parau. Kadang-kadang terdapat pula
batuk. Apabila papiloma telah menutup rima glotis maka timbul sesak nafas dengan
stridor.
Diagnosis
Diagnosis berdasarkan anmnesis, gejala klinik, pemeriksaan laring langsung, biopsy serta
pemeriksaan patologi-anatomik.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laring langsung
2. Biopsi
3. Pemeriksaan patologi anatomi.
Terapi
-
Ekstirpasi papiloma dengan bedah mikro atau dengan sinar laser. Oleh karena
sering tumbuh lagi, maka tindakan ini diulangi berkali-kali.
Kadang-kadang
Untuk terapinya diberikan juga vaksin daari massa tumor, obat anti virus, hormon,
kalsium, atau ID methionin (essential aminoacid).
Gejala
1. Serak
Serak adalah gejala utama karsinoma laring, merupakan gejala paling dini
tumor pita suara. Hal ini disebabkan karena gangguan fungsi fonasi laring. Kualitas
nada sangaat dipengaruhi oleh besar celah glotik, besar pita suara, kecepatan getaran
dan ketegangan pita suaara. Pada tumor ganas laring, pita suara gagal befungsi secara
baik disebabkan oleh ketidak teraturan pita suara, oklusi atau penyempitan celah
glotik, terserangnya otot-otot vokalis, sendi dan ligamen rikoaritenoid, dan kadangkadang menyerang syaraf.
maupun getaran kedua pita suara tersebut. Serak menyebabkan kualitas suara menjadi
kasar, mengganggu, sumbang dan nadanya lebih rendah dari biasa. Kadang-kadang
bisa afoni karena nyeri, sumbatan jalan nafas atau paralisis komplit.
Hubungan antara serak dengan tumor laring tergantung letak tumor. Apabila
tumor tumbuh pada pita suara asli, serak merupakan gejala dini dan mnetap. Apabila
tumor tumbuh di daerah ventrikel laring, di bagian bawah plika ventrikularis atau di
batas inferior pita suara serak akan timbul kemudian. Pada tumor supraglotis dan
subglotis, serak dapat merupakan gjala akhir atau tidak timbul sama sekali. Pada
kelompok ini, gejala pertama tidak khas dan subjektif seperti perasaan tidak nyaman,
rasa ada yang mengganjal di tenggorok. Tumor hipofarig jarang menimbulkan serak,
kecuali tumornya eksentif.
2. Suara bergumam (hot potato voice): fiksasi dan nyeri menimbulkan suara bergumam.
3. Dispneu dan stridor.
Gejala ini merupakan gejala yang disebabkan oleh sumbatan jalan nafas
dan dapat timbul pada tiap tumor laring. Gejala ini disebabkan oleh gangguan jalan
nafas oleh massaa tumor, penumpukkan kotoran atau sekret,maupun oleh fiksasi pita
suara. Pada tumor supraglotik atau transglotik terdapat dua gejala tersebut. Sumbatan
dapat terjaadi secara perlahan-lahan dapat dikompensasi oleh pasien. Pada umumnya
dispneu dan stridor adalah tanda dan prognosis kurang baik.
4. Nyeri tenggorok.
Keluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang tajam.
5. Disfagia
Disfagia adalah ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dan
sinus piriformis. Keluhan ini merupakan keluhan yang paling sering pada tumior
ganas postkrikoid. Rasa nyeri ketika menelan (odinofagi) menandakan adanya tumor
ganas lanjut yang mengenai struktur ekstra laring.
6. Batuk dan hemoptisis.
Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul dengan
tertekannya hipofaring disertai sekret yang mengalir ke dalam laring. Hemoptisis
sering terjadi pada tumor glotik dan supraglotik.
7. Gejala lain berupa nyeri alih ke telinga ipsilateral, halitosis, batuk hemoptisis dan
penurunan berat badan menandakan perluasan tumor ke luar jaringan atau metastase
lebih jauh.
8. Pembesaran kelenjar getah bening leher dipertimbangkan sebagai metastasis tumor
ganas yang menunjukkan tumor pada stadium lanjut.
9. Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi
tumor yang menyerang kaartilago tiroid dan perikondrium.
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis
dan
pemeriksaan
klinis.
Pemeriksaan laring dapat dilakukan dengan cara tidak langsung menggunakan kaca laring
Tumor terdapat pada satu sisi suara/pita suara palsu (gerakan masih baik).
T2
Tumor sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daaerah supra glotis dan glotis
masih bisa
T3
Tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau meluas ke daerah
krikoid bagian belakang, dinding medial daari sinus piriformis, dan arah
ke rongga pre epiglotis.
T4
GLOTIS
Tis Karsinoma insitu.
T1
Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara
masih baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau
posterior.
T2
Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat
bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility).
T3
T4
Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar
dari laring.
SUBGLOTIS
Tis karsinoma insitu
T1
T2
Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah
terfiksir.
T3
T4
Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan keluar
laring atau kedua-duanya.
N0
N1
N2
N2a
N2c
cm.
N3
Tidak terdapat/terdeteksi.
M0
M1
STAGING (STADIUM)
ST1
T1
N0
M0
STII
T2
N0
M0
STIII
T3
N0
M0, T1/T2/T3 N1 M0
STIV
T4
N0/N1 M0
T1/T2/T3/T4
N2/N3
T1/T2?T3/T4 N1/N2/N3
M3
Penatalaksanaan
Setelah diagnosis dan stadium tumor ditegakkan , maka ditentukan tindakan yang
akan diambil
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS KLIEN :
a. RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan utama
ii.
iii.
Sirkulasi
iv.
GCS
B. MAKAN-MINUM / NUTRISI
TB / BB, terdapat penurunan BB drastis.
Nafsu makan biasanya menurun bahkan mungkin tidak ada karena adanya
nyeri telan, kesukaran menelan, benjolan pada leher, kebersihan mulut
buruk, inflamasi / drainase oral.
c.
ELIMINASI
d. INTEGRITAS KULIT
e. MELAKUKAN MOBILISASI
Kelamahan, kelelahan
f. ISTIRAHAT DAN TIDUR
Klien apabila tidur biasanya disertai dengan mendengkur keras.
g. KEBERSIHAN DIRI
Kemunduran kebersihan mulut
h. NEUROSENSORIK
Diplopia, ketulian, kesemutan, parastesia otot wajah, ketulian konduksi,
hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan sub mandibular), parau
menetap (gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik)
i. LINGKUNGAN SOSIAL
Terdapat riwayat merokok / mengunyah tembakau, bekerja dengan
serbuk / kayu, kimia toksik / serbuk, logam berat. Perasaan takut aka
kehilangan suara, ansietas, depresi, marah, menolak., kurang dukungan
sistem keluarga, perubahan tinggi suara, enggan untuk bicara,massalah
tentang kemampuan berkomunikasi.
j. EKONOMI
Berhubungan dengan biaya perawatan selama sakit.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Laringoskopi langsung, lareingeal tomografi dan biopsi : Ada;ah indikator paling
nyata.
Laringografi : Bapat dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan pembuluh darah
dan nodus limfe.
Pemeriksaan fungsi paru, scan tulang atau scan organ lain : bila dinyatakan kanker
dan ditemukan ada metastase.
Sinar X
dada :
mengidentifikasi metastase.
Darah lengkap : Dapat menyatakan anemia yang merupakan masalah umum.
Survey imunologi : Dapat dilakukan pada klien yang mendapat kemoterapi.
Profil biokimia : perubahan dapat terjadi pada fungsi organ sebagai akibat kanker,
metastase dan terapi.
GDA / nadi oksimetri : Dapat dilakukan untuk membuat status / pengawasan dasar
paru (ventilasi)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tak efektif b/d gangguan kemampuan unutk bernafas,batuk
dan menelan, sekresi banyak dan kental d/d dyspneu, perubahan pada
frekuensi/kedalaman pernafasan.
Hasil yang diharapkan : - Mempertahankan kepatenan jalan nafas
- Mengeluarkan / membersihkan sekret
Intervensi :
- Awasi frekuensi / kedalaman pernfasan, catat kemudagan bernafas, selidiki
dyspneu.
- Tinggikan kepala 30-45 derajat.
- Dorong menelan bila klien mampu.
- Dorong batuk efektif dan dalam.
2. Perubahan membran mukosa oral b / d tak adanya masukkan oral, kebersihan oral
buruk/ tak adekuat, kesulitan menelan, defisit nutrisi d/d :
-
halitosis.
-
mukosa oral
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan penurunan gejala
Mengidentifikasi intervensi khusus untuk
meningkatkan kebesihan mukosa oral
Membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi individu
Intervensi :
-
Sumber:
1. Prof. Dr. Efiaty Arsyad Soepardi, dkk. Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala &
Leher. Edisi keenam. 2007. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2. Adam Boies H. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi keenam. 1997. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC