LP Hipertensi
LP Hipertensi
DENGAN HIPERTENSI
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Menurut WHO (1978) batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas
normal yaitu bila tekanan sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic
(bawah) 90 mmHg atau lebih.
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smeltzer & Bare,2001). Hipertensi adalah
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasinya dengan derajat
keparahannya. Mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai
hipertensi maligna (Doengoes,2000). Hipertensi adalah tekanan darah sistolik
kurang lebih 140 mmHg dan tekanan darah diastolic kurang lebih 90 mmHg atau
bila pasien memakai obat anti hipertensi (Arief Mansjoer,2000).
2. Etiologi/Penyebab
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak di ketahui penyebabnya
disebut juga hipertensi idiopatik. Banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetic, lingkungan hiperaktifitas susunan saraf simpatis, system rennin
angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca interseluler
dan factor factor yang risiko seperti obesitas, alcohol, merokok.
b. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut:
1) Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur
Norepineprin dilepaskan
Vasokonstriksi pembuluh darah
Penurunan
Pengaktifan
Merangsang
Retensi
aliran
Na+H
sistem
sekresi
darah
Orenin Kelebihan
Peningkatan
Tahanan
perifer
tekanan
meningkat
darah
2
Resiko
penurunan
volume
aldosteron
angiotensin
ke
dan
ginjal
kortekadrenal
curah jantung
cairan
Tubuh
Nausea,
Kelemahan
Respon
kekurangan
GI
vomitos
tract
fisik
kalori
Nyeri Akut
Gangguan
pemenuhan nutrisi
Intoleransi
aktivitas
4. Klasifikasi
Menurut the seventh report of the Join National Committee on
prevention, detection, evaluasian, and treatment of high blood pressure (JNC 7)
klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa dibagi menjadi kelompok normal,
prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan derajat 2 (Aru. W. Sudoyo,2006)
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII
Kategori
Normal
Pre-hipertensi
120-139 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg
Stadium 2
5. Manifestasi Klinis
Peningkatan tekanan darah kadang kadang merupakan satu satunya gejala.
Bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata,
otot, dan jantung. Gejala lain yang bisa di temukan adalah sakit kepala,
epistaksis, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur dan mata
berkunang kunang dan pusing (Mansjoer, Arief dkk, 2001).
Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak di jumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula di temukan perubahan pada retina,
sepeti perdarahan eksudat (kumpulan cairan) penyempitan pembuluh darah dan
kasus berat edema pupil. (Smeltzer & Bare,2001).
Gejala yang lazim pada pasien hipertensi :
a. Mengeluh sakit kepala. Pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak napas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hemoglobin/hematokrit: bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan
dari sel-sel terhadap volume caian-cairan (viskositas) dan dapat
mengindikasikan faktor-faktor risiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
3) Glukosa: hiperglikemia
4) Kalium serum: hypokalemia
5) Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium
6) Kolesterol dan trigeliselida serum mengalami peningkatan
7) Kadar aldosteron urin/serum
8) Urinalisa: darah, protein, glukosa
9) Asam urat : hiperurisemia
b. EKG
Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri.
Adanya penyakit jantung koroner atau aritmia.
c. Ekokardiogram
Tampak penebalan dinding ventrikel kiri, kemungkinan juga sudah terjadi
dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan diastolik.
d. Foto rontgen
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung vaskularisasi atau corta yang
lebar.
e. CT Scan
Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
7. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti
berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
(Tabel 1.1. Jenis Obat-obatan untuk Terapi Farmakologi)
Efek dan
Obat
Kerja Utama
Kelebihan
Kontraindikasi
Pendekatan
Keperawatan
Diuretik dan
Obat Sejenis
Diuretik
Thlazide
Chlorthalidone Penurunan volume
Efektif
Gout.
Mulut kering,
( Hygroton)
diberikan per
Diketahui
haus,
oral.
sensitif terhadap
kelemahan,
jantung.
Efektif untuk
obat turunan
pusing, letargi,
Kehilangan cairan
pemberian
sulfonamid.
nyeri otot,
ekstra sel.
jangka lama.
Gangguan
kelemahan otot,
Keseimbangan
Efek samping
fungsi ginjal
takikardi,
natrium negatif
ringan.
berat.
gangguan
(akibat natriuresis),
Melawan efek
gastrointestinal.
Hipokalemia ringan.
retensi natrium
Hipotensi
Berpengaruh
obat anti
postural dapat
langsung terhadap
hipertensi
diperkuat oleh
lainnya.
alkohol,
darah.
barbiturat, atau
narkotika.
Karena thiazide
mengakibatkan
kehilangan
natrium, pasien
diintruksikan
untuk berhatihati akan terjadi
hipotensi
postural pada
cuaca panas
(makan asinan
pada cuaca
panas dapat
membantu).
Berikan
tambahan
kalium.
Pertimbangan
Gerontologis :
Resiko Hipotrnsi
postural sangat
penting akibat
volume; ukuran
tekanan darah
dalam tiga
posisi; peringkat
pasien untuk
bangkit pelanpelan.
Kehilangan
Diuretika loop
Volume menurun.
Kerja cepat.
Sama dengan
cairan terjadi
Furosemide
Menghambat
Kuat.
thiazide.
sangat cepat-
(lasix)
reabsorbsi natrium
Hanya
diuresis dalam
digunakan bila
terjadi.
Antagonis terhadap
thiazide tidak
Kehilangan
aldosterone.
berhasil.
elektrolit-perlu
penggantian
Haus, mual,
muntah, kulit,
kemerahan,
hipotensi
postural.
Rasa manis, rasa
terbakar dimulut
dan lambung.
Pertimbangan
Gerontologis :
Sama dengan
thiazide
Diuretik
Penggantian
kalium
Pusing, letargi,
Sprinonolactone
Penyakit ginjal
sakit kepala-
(Aldactone)
efektif untuk
Azotemia
turunkan dosis.
menangani
Penyakit hepar
hipertensi yang
berat.
aldosterone
menyertai
aldosteronisme
primer.
Diuretik dan
Obat Sejenis
Triamterene
Spironalactone
GI yang lain-
(Dyenium)
distal, tidak
maupun
berikan obat
tergantung
triamterene
setelah makan.
aldosterone.
mengakibatkan
Erupsi kulit,
retensi kalium.
urikaria.
Konfusi mental,
ataksia-dosis
harus dikurangi.
Ginekomastia
(tidak untuk
tramterene)
Inhibitor
Adrennergik
Reserpine
(alkaloid
dan uptake
denyut, yang
Psikosis.
menyebabkan
Rauwolfia
norepinefrin.
melawan
Sinusitis kronis.
depresi berat;
takikardia akibat
Ulkus peptik.
laporkan adanya
Serpentina)
akibat
manifestasi yang
hydralazine
ditemukan,
sehingga kalau
perlu obat harus
dihentikan.
Hidung buntu,
yang
memerlukan
vasokonstrikor
nasal.
Meningkatkan
selera makanakibat sulit
mengontrol
berat badan.
Ulkus peptik
berulang.
Berikan bersama
makanan atau
susu.
Pertimbangan
Gerontologis :
Depresi dan
hipotensi
postural sering
terjadi pada
manusia.
Methyldopa
Dopa-Penghambat
Efektif pada
Penyakit Hepar.
Mengamuk,
(Aldomet)
decarboxylase;
pasien yang
pusing.
mengganti
tidak terkontrol
Mulut kering;
norepinefrin dari
dengan thizide-
hidung buntu
tempat
reserpine dan
(sangat
penyimpanan.
(dengan atau
mengganggu
tanpa
hydralizine)
kemudian
Beruna pada
cendering
pasien dengan
hilang)
gagal ginjal.
Anemia
Tidak
hemolitik (reaksi
menyebabkan
hipersensitif)-
oliguria.
test Coomb
Positif.
Pertimbangan
Gerontologis :
Dapat
menyebabkan
perubahan
mental dan
tingkah laku
pada manula.
Propranolol
Menyekat sistem
Menurunkan
Asma bronkhial
Depresi mental
(Inderal)
saraf simpatik (-
denyut nadi
Rinitis alergik
yang
adrenergik reseptor)
pada pasien
Gagal Ventrikel
termanifestasi
khususnya saraf
takikardi dan
kanan akibat
dengan
simpatis ke jantung,
tekanan darah
hipertensi paru.
insomnia, malas,
menghasilkan
tinggi serta
Gagal jantung
lemah, dan
kecepatan jantung
berguna sebagai
kongestif.
kelemahan.
pelengkap
Kepala ringan
bersama obat
dan kadang
yang bekerja
mual, muntah,
pada
dan distres
neuroefektor
lambung.
pembuluh darah.
Diskrasia darah
seperti
agranulositosis
dan purpura
trombositopeni,
namun hal ini
jarang.
Pertimbangan
Gerontologis :
Resiko
keracunan
meningkat pada
manula dengan
penurunan
fungsi hati dan
ginja. Ukuran
tekanan darah
dengan tiga
posisi dan
perhatikan
adanya
hipotensi.
Vasodilator
Hydralazine
Angina atau
Dapat terjadi
hydrochloride
obat pilihan
penyakit
sakit kepala,
(Apresoline)
berlawanan
ketiga apabila
koronar.
takikardi,
meningkatkan curah
pasien tidak
Gagal jantung
kemerahan dan
jantung.
berespons
kongesif.
dispnu-dapat
Bekerja langsung
terhadap
thiazide
pengobatan
pemuluh darah.
reserpire,
pendahuluan
thiazide-
reserpine.
metydopa, atau
Edema perifer
thiazide-
memerlukan
guanethidine.
diuretik.
Dapat
menyebabkan
sindrom seperti
lupus
eritematosus.
Minoxidil
Menyebabkan
Efek hipotensi
Feokromositma.
Takikardi,
vasodilatasi
lebih keras
angina pektoris,
langsung pada
dibanding
perubahan Ekg,
pembuluh anteriol,
hydralazide.
edema, ukur
mengakibatkan
tekanan darah
penurunan tekanan
pada refleks
dan denyut
vaskuler;
vasomotor; jadi
apikal sebelum
menurunkan tekanan
tidak
minum I & O
sistolik dan
menyebabkan
dan timbang
diastolik.
hipotensi
berat badan
postural.
setiap hari.
Penghambat
Ensim
Pengubah
Angiotensin
(AngiotensinCoverting
Enzyme
Inhibitor)
Captropil
Menghambat
Efek samping
Gagal Ginjal
Pertimbangan
(Capoten)
konversi angiotensin
kardiovaskuler
Gerontologis :
I menjadi
lebih sedikit.
Perlu
angiotensin II
Dapat
menurunkan
dosis dan
perifer total.
menunda
dengan diuretik
thizide dan
diuretik apabila
digitalis
ada gangguan
Hipotensi dapat
ginjal.
diatasi dengan
pemberian
cairan.
Antagonis
Kalsium
Diyiazem
Menghambat
Menghambat
Sindrom sick
Jangan
hydrochloride
pemasukan ion
spasme arteri
sinus; derajat
dihentikan
(cardizem)
kalsium ke dalam
koronaria yang
secara
sel.
tidak dapat
hipotensi, gagal
mendadak.
Menurunkan
dikontrol
jantung
Observasi
afterioad jantung
dengan
kongestif.
adanya
penyekat- atau
hipotensi.
nitrat.
Laporkan
apabila ada
denyut jantung
yang tidak
teratur, pusing,
edema.
Intruksikan
untuk
melakukan
perawatan gigi
secara taratur
karena potensi
terjadi gingivitis.
Berikan pada
Nifedipine
Menghambat
Kerja cepat
Tidak ada
saat
(Procardea:
masuknya ion
Efektif melalui
perut kosong.
Adalat)
Gunakan dengan
melalui membran.
sublingual.
hati-hati pada
pasien diabetes.
kecendrungan
Makan sedikit
perifer.
memperlambat
tetapi sering
Menurunkan kerja
aktivitas nodus
tetapi sering
jantung dan
SA atau
apabila
konsumsi energi,
memperpanjang
mengeluh mual
meningkatkan
konduksi nodus
pengiriman oksigen
AV.
sendi, gangguan
ke jantung.
seksual dapat
hilang akibat
dosis yang
diturunkan.
Laporkan
apabila terdapat
denyut jantung
yang tidak
teratu,
konstipasi, nafas
pendek, edema.
Dapat
menimbulkan
pusing.
Berikan pada
Verapamil
Menghambat aliran
Antidisritmia
Penyakit nodus
saat perut
yang efektif
kosong sebelum
ke dalam sel
makan.
Memperlambat
Menyekat jalur
berat.
Jangan hentikan
kecepatan hantaran
nodus SA dan
Hipotensi berat.
secara
impuls jantung.
AV
mendadak.
Depresi dapat
hilang apabila
obat dihentikan.
Untuk sakit
kepala; kurangi
kegaduhan,
monitor
elektrolit
Turunkan dosis
untuk gagal hati
atau ginjal.
Pertimbangan
Gerontologis :
Memerlukan
penggunaan
dosis
1) Gejala
Riwayat
Hipertensi,
aterosklerosis,
penyakit
jantung
e. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik
2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
1) Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat
bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam)
Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
2) Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,
efek, proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit kepala.
h. Pernafasan
1) Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea, ortopnea,
dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi
nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
1) Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
Diagnosa Keperawatan (NANDA)
1. Penurunan
curah
jantung
berhubungan
dengan
peningkatan
afterload,
Diagnose Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Penurunan curah jantung NOC :
berhubungan
Intervensi
NIC :
peningkatan
1. Evaluasi
adanya
vasokontriksi,
nyeri dada
2. Catat
adanya
DS:
1. Kelelahan
2. Nafas pendek/ sesak nafas
3. Kecemasan
Vital
dalam
disritmia jantung
3. Catat adanya tanda
dan gejala penurunan
cardiac putput
4. Monitor
status
pernafasan
yang
menandakan
gagal
tidak
ada
balance
cairan
6. Monitor
bradikardia
respon
kelelahan
Palpitasi, edema
3. Tidak ada edema paru,
pasien terhadap efek
Peningkatan/penurunan JVP
Distensi vena jugularis
perifer, dan tidak ada
pengobatan
Kulit dingin dan lembab
asites
antiaritmia
Penurunan
denyut
nadi
4. Tidak ada penurunan 7. Atur periode latihan
perifer
kesadaran
dan istirahat untuk
7. Oliguria, kaplari refill lambat
8. Perubahan warna kulit
menghindari
9. Batuk, bunyi jantung S3/S4
kelelahan
8. Monitor
toleransi
2.
3.
4.
5.
6.
aktivitas pasien
9. Monitor
adanya
dyspneu,
fatigue,
tekipneu
dan
ortopneu
10. Anjurkan
untuk
menurunkan stress
Vital sign Monitoring
11. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
12. Monitor VS
pasien
saat
berbaring,
lengan
dan
bandingkan
14. Monitor TD, nadi,
RR,
sebelum,
jumlah,
dan
jantung
16. Monitor
dan
pernapasan
17. Monitor
irama
frekuensi
irama
pola
pernapasan abnormal
18. Monitor
suhu,
warna,
dan
kelembaban kulit
19. Monitor
sianosis
perifer
20. Monitor
adanya
cushing
triad
dari
dari
pemberian oksigen
23. Sediakan informasi
untuk
mengurangi
stress
24. Kelola
obat
pemberian
anti
aritmia,
inotropik,
nitrogliserin
dan
vasodilator
untuk
mempertahankan
kontraktilitas jantung
25. Kelola
pemberian
antikoagulan
mencegah
untuk
trombus
perifer
26. Minimalkan
stress
lingkungan
Intoleransi aktivitas
Berhubungan
NOC :
1. Kolaborasi dengan
dengan
v Self Care : ADLs
tenaga
rehabilitasi
medic
dalam
merencanakan
Energy conservation
Setelah dilakukan tindakan
DS:
1.
keperawatan selama .
Melaporkan
kelemahan.
Kriteria Hasil :
Adanya dyspneu atau
1. Berpartisipasi dalam
ketidaknyamanan
saat
aktivitas fisik tanpa
beraktivitas.
disertai peningkatan
DO :
tekanan darah, nadi dan
1. Respon
abnormal
dari
RR
tekanan darah atau nadi 2. Mampu melakukan
2.
terhadap aktifitas
2. Perubahan ECG : aritmia,
iskemia
aktivitas
yang
mampu dilakukan
3. Bantu
untuk
memilih
aktivitas
konsisten
yang
sesuai
dengan
kemampuan
fisik,
psikologis,
psikososial,
dan
social
4. Bantu
mengidentifikasi
dan
mendapatkan
sumber
yang
diperlukan
untuk
melakukan aktivitas
yang diinginkan
5. Bantu
untuk
mendapatkan
bantu
alat
aktivitas
yang
klien
jadwal
diwaktu
pasien/
untuk
mebgidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
9. Sediakan penguatan
posistif bagi yang
aktif beraktivitas
10. Bantu
pasien
mengembangkan
motivasi
11. Monitor
respon
fisik,
emosi,
social
dan
spiritual
12.
Observasi
adanya pembatasan
klien
dalam
melakukan aktivitas
Nyeri
akut
dengan
peningkatan
vaskuler serebral
berhubungan NOC :
NIC :
Pain Management
Pain control,
1. Lakukan
Comfort level
pengkajian
Kriteria Hasil :
secara
1. Mampu
mengontrol
komprehensif
termasuk
nyeri,
karakteristik,
mampu
nyeri
lokasi,
menggunakan
tehnik
durasi,
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan
bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu
mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi,
presipitasi
2. Observasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan
teknik
komunikasi
terapeutik
mengetahui
untuk
frekuensi
nyeri)
4. Menyatakan
dan
tanda
nyeri
pasien
rasa 4. Kaji kultur yang
pengalaman
mempengaruhi
respon nyeri
5. Evaluasi
pengalaman
nyeri
masa lampau
6. Evaluasi bersama
pasien
dan
tim
kesehatan
lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
7. Bantu pasien dan
keluarga
untuk
mencari
dan
menemukan
dukungan
8. Kontrol lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan
kebisingan
9. Kurangi
dan
faktor
presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi, non
farmakologi
dan
inter personal)
11. Kaji
tipe
dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
12. Ajarkan
tentang
teknik
non
farmakologi
13. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
15. Tingkatkan
istirahat
16. Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan
nyeri
tidak berhasil
17. Monitor
penerimaan pasien
tentang manajemen
nyeri
Analgesic
Administration
1. Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas,
derajat
dan
nyeri
sebelum pemberian
obat
2. Cek
instruksi
dosis,
dan
frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih
analgesik
yang
diperlukan
ketika
pemberian
lebih
dari satu
5. Tentukan
pilihan
analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik
pilihan,
rute
pemberian,
dan
dosis optimal
7. Pilih
rute
pemberian
secara
IV,
untuk
IM
pengobatan
nyeri
secara teratur
8. Monitor vital sign
sebelum
dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
9. Berikan
tepat
analgesik
waktu
tanda
dan
(efek
gejala
samping)
4
NOC :
NIC :
asupan
1. Timbang
popok/pembalut
hydration
DS :
selama
DO:
teratasi
dengan
kriteria hasil:
jika diperlukan
2. Pertahankan catatan
intake dan output
yang akurat
3. Pasang urin kateter
jika diperlukan
4. Monitor hasil lab
yang sesuai dengan
retensi
cairan
mm untuk pria
jam, klien dapat :
(BUN , Hmt ,
2. BB 20 % di atas ideal
1. Terbebas dari edema,
osmolalitas urin )
untuk tinggi dan kerangka
5. Monitor
status
efusi, anaskara
tubuh ideal
2. Bunyi nafas bersih, tidak
hemodinamik
3. Makan dengan respon
ada dyspneu/ortopneu
termasuk
CVP,
eksternal (misalnya : situasi 3. Terbebas dari distensi
MAP, PAP, dan
sosial, sepanjang hari)
vena jugularis, reflek
PCWP
4. Dilaporkan
atau
hepatojugular (+)
6. Monitor vital sign
diobservasi
adanya 4. Memelihara
tekanan 7. Monitor
indikasi
disfungsi
(misal
pola
:
makan
memasangkan
vena
kapiler
sentral,
tekanan
paru,
output
kecemasan
malam
kebingungan
retensi / kelebihan
cairan
CVP
(cracles,
,
edema,
asites)
atau 8. Kaji lokasi dan luas
edema
6. Menjelaskan
indikator 9. Monitor
kelebihan cairan
masukan
makanan / cairan
dan hitung intake
kalori harian
10. Monitor
status
nutrisi
11. Berikan
diuretik
sesuai interuksi
12. Batasi
masukan
cairan
pada
keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na <
130 mEq/l
13. Kolaborasi
dokter
muncul
memburuk
Fluid Monitoring
1. Tentukan
jumlah
riwayat
dan
tipe
kelainan
gagal
jantung, diaporesis,
tekanan
darah
orthostatik
dan
perubahan
irama jantung
8. Monitor parameter
hemodinamik
infasif
9. Catat secara akurat
intake dan output
10. Monitor
adanya
distensi
leher,
rinchi,
eodem
perifer
dan
penambahan BB
11. Monitor tanda dan
gejala dari edema
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan.
2013.
Askep
Hipertensi.
Dalam
(http://askep2013.blogspot.com/2013/04/askep-hipertensi.html)
diakses melalui internet pada tanggal 11 September 2014 pukul 14.00
wita
NANDA NIC NOC Internasional. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Sukanta,
dalam
diakses