Anda di halaman 1dari 29

ANATOMI SALURAN CERNA

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar) yaitu


tubamuskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus dan organ-organ
aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan
pankreas. Menurut Brunner and Suddarth (2002 : 984) saluran gastrointestinal
adalah jalur (panjang totalnya 23 sampai 26 kaki) yang berjalan dari mulut
melalui esofagus. Lambung dan usus sampai anus. Organ saluran cerna
(gastrointestinal) adalah membentuk suatu lumen kontinyu yang berawal di
mulut dan berakhir di anus, fungsi utama saluran cerna adalah mencerna
makanan dan menyerap cairan dan zat gizi yang diperlukan untuk energi dan
sebagai bahan dasar (building bloks) untuk pertumbuhan.
1. Rongga oral
Rongga oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ
aksesoris yang berfungsi dalam proses awal pencernaan.
a. Bibir tersusun dari otot rangka (orbikularis mulut) dan jaringan ikat organ ini
berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.
b. Pipi
Mengandung otot buksinator mastikasi lapisan epitelial pipi merupakan subject
abrasi dan sel secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan sel-sel
baru yang membelah dengan cepat.
c. Lidah
Diletakkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua, lidah berfungsi untuk
menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan, dan
dalam produksi wicara.
d. Kelenjar saliva atau ludah
Mensekresi saliva ke dalam rongga oral, saliva terdiri dari cairan encer yang
mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus, fungsi saliva
adalah melarutkan makanan secara kimia, melembabkan dan melumasi
makanan, sebagai zat anti bakteri dan antibody yang membantu memelihara
kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.
e. Gigi
Tersusun dalam kantong-kantong (alveoli) pada mandibula dan maksila. Manusia
memiliki 2 susunan gigi : gigi primer (desiduous, gigi susu) yang totalnya 20 gigi,
dan gigi sekunder (permanen) yang total keseluruhan 32 gigi, yang digunakan
untuk pengunyahan (mastikasi)
2. Faring
Faring merupakan penghubung rongga mulut dengan esofagus, aksi penelanan
meliputi tiga fase (volunter, faring, esofagus).
3. Esofagus
Esofagus menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak
peristaltik, mukosa esofagus memproduksi sejumlah besar mukus untuk
melumasi dan melindungi esofagus, esofagus tidak memproduksi enzim
pencernaan.
4. Lambung
Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga
abdomen di bawah diafragma. Semua bagian kecuali bagian kecil terletak pada
bagian sisi garis tengah. Regia-regia lambung terdiri dari bagian-bagian jantung,
fundus, badan organ dan bagian pilorus.
a.
Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan esofagus dan
lambung (pertemuan gastroesofagus).

b.
Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus.
c.
Badan lambung adalah bagian yang terdilatasi di bawah fundus yang
membentuk dua pertiga bagian lambung.
d.
Bagian pilorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan membuka
ke duodenum.
Fungsi lambung terdiri dari penyimpanan makanan, produksi kismus, digesti
protein, produksi mukus, produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vitamin B12 dan
absorpsi.
5. Usus halus
Keseluruhan usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfingter pilorus
sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter
usus halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja.
Panjang 7 meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna
berelaksasi. Divisi usus halus ada 3 yaitu : duodenum yaitu bagian yang
terpendek (25 cm sampai 30 cm), yeyenum adalah bagian yang selanjutnya,
panjangnya kurang lebih 1 meter sampai 1,5 meter, ileum (2 m sampai 2,5 m)
merentang sampai menyatu dengan usus besar. Dan gerakan usus ada 2 jenis
yaitu segmentasi irama adalah gerakan pencampuran utama, segmentasi
mencampur kismus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya ke
permukaan absorptif. Gerakan peristaltis adalah kontraksi ritmik otot polos
longitudinal dan sirkular. Kontraksi ini adalah daya dorong utama yang
menggerakkan kimus ke arah bawah di sepanjang saluran.
6. Usus besar
Begitu materi dalam saluran pencernaan masuk ke usus besar, sebagian besar
nutrien telah dicerna dan diambil dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak
tercerna. Makanan biasa memerlukan waktu 2 sampai 5 hari untuk menempuh
ujung saluran pencernaan yang satu ke ujung lainnya. Bagian-bagian usus besar
antara lain sekum, apendik, dan kolon terdiri dari asenden, tranversum,
desenden dan sigmoid. Usus besar berfungsi sebagai tempat absorbsi air,
natrium, dan mineral lain, sebagai tempat tinggal bakteri colli dan tempat feses.
7. Rectum
Rectum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor
dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
Fungsi rektum adalah sebagai jalannya feses dari kolon menuju anus.
8. Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum
dengan dunia luar. Fungsi anus adalah mengeluarkan feses. Dinding anus di
perkuat oleh 3 sfingter antara lain sfingter ani internus, levator ani, dan sfingter
ani eksternus.
Dalam membantu terlaksananya pencernaan makanan secara kimiawi
dibutuhkan organ-organ aksesoris yang meliputi hati, kantong empedu dan
pankreas.
1. Hati
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, permukaan atas berbentuk
cembung, dan terletak di bawah diafragma, terdapat lobus kanan dan kiri yang
berfungsi memecah steroid, membuat empedu, membantu katabolisme
karbohidrat, protein, lemak dan vitamin, memecah obat-obatan tertentu.
2. Kantong empedu
Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh hati bersifat alkali untuk
mencerna lemak 80 % getah empedu adalah pigmen zat warna antara lain

strekobillin yang merupakan warna feses, berfungsi sebagai diabsorbsi kembali


oleh darah dan memberi warna pada urin (urobilin).
3. Pankreas
Pankreas mempunyai dua kelenjar utama yaitu endokrin yang mengeluarkan
insulin dan eksokrin yang meneruskan salurannya ke saluran pankreatik interna
lalu ke saluran pankreatik eksterna yaitu duktus wirsung dan santorini.
FISIOLOGI SALURAN CERNA
Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut :
menerima makanan (Mulut)
memecah makanan menjadi zat-zat gizi (Mulut, Tenggorokan, Kerongkongan &
Lambung)
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah (Usus)
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuhSaluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Mulut, Tenggorokan & Kerongkongan
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi olehselaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah.Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis,
asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan olehsaraf olfaktorius di hidung dan
lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.Makanan dipotong-potong oleh gigi
depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,geraham), menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah
akanmembungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim
pencernaan dan mulaimencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan
enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjutsecara otomatis.
Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti
kandang keledai,terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan
masuk ke dalam lambung darikerongkonan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalamkeadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.Lambung
berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
lendir
asam klorida (HCl)
prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)Lendir melindungi sel-sel
lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan padalapisan lendir
ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya
tukak lambung.Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi
juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengancara membunuh
berbagai bakteri.
Usus Halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam
duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus

halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepadalambung untuk


berhenti mengalirkan makanan.Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melaluivena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantumelarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan
sejumlahkecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Pankraes merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar :
Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
Pulau pankreas, menghasilkan hormonPankreas melepaskan enzim pencernaan
ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalamdarah. Enzim yang
dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh
tubuh dan dilepaskandalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar
sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengancara
menetralkan asam lambung.
Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi,
beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.Zat-zat gizi dari
makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yangkecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang
bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam
hati sebagai vena porta. Vena porta terbagimenjadi pembuluh-pembuluh kecil di
dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.Hati melakukan proses tersebut
dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zatgizi, darah
dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Kandung Empedu & Saluran Empedu
Empedu memiliki 2 fungsi penting :
membantu pencernaan dan penyerapan lemak
berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol
Usus Besar
Usus besar terdiri dari :
Kolon asendens (kanan)
Kolon transversum
Kolon desendens (kiri)
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)Banyaknya bakteri yang terdapat
di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan danmembantu
penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zatzat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkangangguan pada bakteribakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisamenyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Rektum & Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi,yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan
untuk buang air besar (BAB). Orang dewasa dan anak yang lebih tua

bisamenahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami
kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.Anus
merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lannya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap
tertutup
HISTOLOGI SALURAN CERNA
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar
yang berhubungan. Fungsi sistem pencernaan adalah memperoleh metabolitmetabolit yang diperlukan untuk pertumbuhan dan energi yang diperlukan bagi
tubuh dari makanan yang dimakan. Sebelum disimpan atau digunakan sebagai
energi, makanan dicernakan dan diubah menjadi molekul-molekul kecil yang
dapat dengan mudah diabsorpsi melalui dinding saluran pencernaan.
Saluran pencernaan dimulai dari bibir sampai dengan anus. Pada beberapa
tempat mengalami dilatasi serta menempuh arah yang berliku-liku. Makanan
dapat bergerak ke belakang karena adanya gerakan peristaltik, dan gerakan anti
peristaltik (muntah, memamah biak). Gerakan ini dimungkinkan karena adanya
lapisan otot (tunica muscularis) pada dinding saluran pencernaan.

I. RONGGA MULUT
a. Bibir / Labia
Terdiri dari susunan otot kerangka dibagian luar dibungkus oleh kulit dan
dibagian dalam selaput lendir kutan. Bagian luar / kulit ditandai dengan adanya
rambut, kelenjar palit, kelenjar peluh dan epidermis yang bertanduk. Bagian
tengah terdiri dari bagian otot kerangka. Bagian dalam berbatasan dengan
rongga mulut terdiri dari selaput lendir kutan yang pada sub mukosa terdapat
kelenjar. Pada domba, kambing dan karnivora kelenjar tersebut bersifat mukous.
Integumentum labialis memiliki ujung-ujung saraf disamping rambut peraba
(tactile hairs).
b. Gigi / Dentes
Gigi mengambil peranan dalam proses pencernaan secara mekanik,
misalnya memotong, merobek, menggiling dan sebagainya. Bentuk gigi erat
hubungannya dengan macam makanan yang dimakan, perhatikan gigi anjing,
kucing dengan gigi pemakan rumput misalnya kuda, sapi.
Secara mikroskopis pada gigi terdapat :
1. Lapis Email (Substantia adamantina)
Lapisan ini berwarna kebiruan padat dan paling keras dari bagian gigi
lainnya. Lapis email ini terdiri dari bahan organik sebanyak 96 %, permukaan
luar ditutupi oleh kutikula yang bersifat tahan pengaruh luar tetapi sedikit rapuh.
Pada gigi tipe brakhidon misalnya karnivora babi dan manusia, lapis email
terbatas pada daerah mahkota saja. Pada gigi tipe hipsodon seperti gigi kuda,
lapis email terdapat mulai dari mahkota sampai akar gigi bahkan mengelilingi
infundibulum gigi. Pada gigi graham lapis email membentuk lipatan-lipatan.
Ruminansia memiliki tipe gigi campuran, gigo pemotong tergolong brakhidon,
tetapi gigi graham bertipe hispodon.
2. Lapis dentin (substansia eburnea)
Bagian utama gigi, berwarna kekuningan dan langsung membungkus
pulpa gigi. Bahan mirip dengan tulang bahkan lebih keras.

Bagian yang berbatasan dengan pulpa gigi terdapat susunan sel-sel dengan
penjuluran panjang menyusup kedalam bagian dentin yang berkapur disebut
edentoblas. Bagian yang berkapur ini mirip dengan matriks tulang, yang
mengandung serabut kolagen tersusun paralel terhadap permukaan gigi pada
mahkota gigi. Jadi dentin mirip dengan tulang rawan yang terdapat kanalikuli
berupa buluh dentin (dentinal tubuluh). Dentin sangat peka terhadap pengaruh
makanan panas, dingin, asam dan sebagainya karena mengandung serabut
saraf.
3. Lapis sementum (substansia ossea)
Berupa modifikasi tulang yang memiliki lamel-lamel berjalan hampir
sejajar terhadap permukaan gigi dan didalamnya terdapat lakuna dna kanalikuli,
tempat bagian sel dan penjulurannya. Serabut kolagen berjalan tegak lurus
terhadap permukaan gigi dan disebut serabut sharpey. Lapis ementum
membungkus akar gigi dan lapis email didaerah leher gigi.
4. Pulpa gigi
Berupa rongga pada bagian dalam gigi yang diisi oleh jaringan ikat halus
tanpa adanya serabut elastis, tetapi banyak saraf dan pembuluh darah rambut.
Serabut kolagen disini ada dalam bentuk fibril terdapat diantara sel-sel yang
saling berhubungan.
Pada bagian tepi terdapat leretan sel, ondontoblas, ditandai dengan inti yang
lonjong terletak di basal sitoplasmanya berbutir.
Periosteum Alveolares
Terdiri dari jaringan ikat yang mengisi rongga antara dinding alveolus dari
rahang dan akar gigi. Jaringan ini kuat tampak adanya serabut elastis. Serabut
kolagen menyebrang dari dinding alveolus ke lapis sementum, sebagai alat
pertautan yang cukup kokoh.
c. Pipi / Buccae
Pipi memiliki lapis pokok, yakni :
Lapis luar (Intergumentum buccales) terdiri dari otot kerangka dan kelenjar
(glandula buccales), terletak pada sub mukosa bahkan diantara otot.
Lapis dalam, terdiri dari selaput lendir kutan. Pada anjing dan ruminansia
berpigmen. Pada ruminansia terdapat papil-papil makroskopik berupa penonjolan
selaput lendir yang berperan membantu pencernaan makanan.
d. Langit-Langit / Palatum
Ada dua yaitu : palatum molle dan palatum durum. Palatum molle terdiri
dari otot kerangka di bagian tengahnya, bagian oral dibalut oleh selaput lendir
kutan dan bagian aboral oleh selaput lendir berkelenjar dengan epitel silindris
banyak baris bersilia.
Jaringan limpoid terdapat pada kedua bagian. Pada kuda dan babi membentuk
tonsil dan terdapat sepasang seperti pada manusia. Sedangkan palatum durum
menunjukkan rigi-rigi, karena penebalan mukosa sub mukosa mengandung
pleksus venosus.
e. Gusi / Ginggive
Gusi memiliki selaput lendir kutan dengan jaringan ikat yang kuat, serta
banyak mengandung serabut elastis yang langsung melekat pada periost. Pada
gusi tidak terdapat kelenjar dan limfonodus. Epithel pipih banyak lapis
memberikan papil-papil dan memiliki stratum korneum, sednagkan ototnya
terdiri dari otot kerangka.
f. Lidah / Linguae
Lidah merupakan organ muskular yang ditutupi oleh membrana mukosa.
Berperan dalam prehensi, mastikasi, dan perasa. Terdiri dari epitel squamosum
kompleks dan otot kerangka dengan jaringan ikat penunjang yang banyak
mengandung lemak dan pada bagian tertentu terdapat kelenjar ebner.
Pada lidah terdapat empat (4) macam papil (papillae linguales) yakni :

1. Papillae filiformis
Berupa penonjolan jaringan ikat dari lamina propria dengan epitel
berkeratinosasi. Bentuk papil tergantung pada jenis hewannya. Karnivora
memiliki bentuk paling jelas seperti kuku harimau. Bagian yang mengarah ke
depan terdapat papil penunjang, yang memanjang papil primer di belakangnya.
Bentuk ini paling jelas terdapat pada kucing.
Pada kuda keledai dan babi, bentuk papil besar memanjang dan tunggal. Pada
ruminansia papil bercabang-cabang dengan epitel penutup berbentuk rambut,
bertanduk, pendek. Ciri khas papil ini tidak memiliki putik pengecap dan kelenjar
pada sub mukosa. Fungsi papil ini adalah mendorong makanan kedalam rongga
mulut.
2. Papillae fungiformis.
Bentuknya mirip jamur dengan jaringan ikat mengandung pembuluh darah
dan saraf. Epitelnya non keratinisasi dan jarang mengandung putik pengecap,
terutama pada sapi dan kuda tetapi sering tampak pada domba, kambing, babi
dan karnifora.
3. Pappilae circumvallate/ papillae vallatae
Bentuknya mirip papillae filiformis tetapi lebih besar. Bersifat soliter dan
memiliki alur samping cukup dalam. Oleh karenanya sering disebut alur
pengecap. Lamina propria membentuk papil-papil mikroskopik dan banyak
mengandung saraf serta limfosit. Pada sub mukosa dan bahkan diantara otot
lidah terdapat gugus kelenjar sereus dengan saluran bermuara pada dasar alur
pengecap. Kelenjar lidah ini dikenal sebagai Von ebner. Papila ini umumnya
memiliki putik pengecap cukup banyak, tapi pada kucing sedikit, kecil dan
terdapat pada dasar alur pengecap.
4. Papillae foliatae
Bentuknya seperti daun yang tersusun paralel dan diantaranya terdapat
alur pengecap. Pada sub mukosa dan diantara otot lidah terdapat banyak
kelenjar sereus yang bermuara pada alur pengecap. Pada kuda dan anjing
kelenjar ebner ini snagat subur, pada kucing rudimenter, pada ruminansia dan
manusia tidak memiliki. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak
putik pengecap pada papil semakin banyak pula kelenjar terdapat pada sub
mukosa. Dengan demikian semakin jelas peranan kelenjar ebner dalam
membantu putik pengecap pada proses mengecap makanan.
Putik Pengecap (calliculus gustatorius)
Bangun Histologi :
Putik pengecap terdapat intraepitelial, pada epitel pipih banyak lapis. Pada
bagian permukaan terdapat pori penegcap, sedangkan bagian bawah berbatasan
dengan membran basal.
Pada putik pengecap terdapat :
Sel-sel pengecap, tergolong neuro epitel. Bentuknya silindris, langsing dan pada
permukaan kutub bebasnya dilengkapi dengan rambut pengecap. Berbentuk
mikrofili yang dikitari bahan homogen bersifat eusinofil. Intinya berbentuk
lonjong mengambil warna sedikit lebih kuat daripada sel penunjang. Pada setiap
putik pengecap terdapat lebih kurang 6 sel pengecap.
Sel Penunjang, berbentuk silindris, gemuk dengan banyak mengandung
sitoplasma. Inti bulat dan warna pucat. Sel penunjang terdapat mengitari sel
pengecap (neuroepitel).
g. Kelenjar air liur / glandula salivares
Fungsi kelenjar air liur adalah membasahi dan melumasi rongga mulut dna
usus, memulai pencernaan makanan, menyelenggarakan ekskresi zat-zat
tertentu. Pada dinding rongga mulut terdapat 3 kelenjar air liur utama yaitu :
1. Kelenjar parotis / glandullae parotis

Kelenjar yang tergolong paling besar bersifat sereus murni. Dalam tiap lobulus
selain terdapat ujung kelenjar sereus ditemukan pula 2 benuk alat penyalur yaitu
duetus intercalatus dan ductus spreatus (intralobularis). Diantara ujung kelenjar
terdapat jaringan ikat interstitial. Pada jaringan ikat interlobularis dan pembuluh
darah. Ductus ini dan ductus parotideus memiliki epitel silindris banyak lapis dan
sering terlihat adanya sel mangkok. Kelenjar parotis dari karnifora dan domba
muda terdapat bagian yang bersifat mukous. Sekreta kelenjar parotis bersifat
encer, mengandung protein tanpa musin.
2. Kelenjar mandibularis
Umumnya mirip kelenjar parotis, hanya saja ujung kelenjar bersifat seromukous.
3. Kelenjar lingualis
Kelenjar ini tergolong kelenjar campuran, tetapi sel-sel mukous relatif lebih
banyak daripada sel-sel sereus. Disamping kelenjar utama terdapat pula kelenjar
yang lebih kecil yang disebar pada dinding rongga mulut. Diantaranya :
1. Kelenjar Lidah / glandula linguales
Terletak dalam sub mukosa bahkan lebih dalam lagi diantara otot lidah. Banyak
terdapat di dalam akar lidah, pinggir lidah, dan dibawah papil lidah yang
memiliki putik pengecap. Bersifat sereus yang dikenal sebagai kelenjar von
ebner.
2. Kelenjar bibir / glandula labiales
Pada karnivora, kambing dan domba bersifat mukous.
3. Kelenjar pipi / glandula buccales
Pada kuda dan babi bersifat kelenjar campuran, pada sapi, kambing dan domba
bagian ventral bersifat sereus.
II. FARING
Berupa rongga dimana tujuh saluran bermuara kedalamnya. Secara
histologik dibedakan atas nasofaring dan orofaring.
Nasofaring
Selaput lendirnya adalah selaput lendir berkelenjar, dengan epitel silindris
banyak baris bersilia, dan diantaranya terdapat sel mangkok. Pada propria
mukosa terebar kelenjar seromukous dan jaringan limfoid. Ujung kelenjar
seromukous lebih banyak memiliki sel yang bersifat sereus.
Orofaring
Selaput lendirnya adalah selaput lendir kutan dengan banyak papil
mikroskopik. Pada tunika propria terdapat kelenjar mukous dan jaringan limfoid
yang membentuk tonsil. Fascia bagian dalam merupakan batas dengan selaput
lendir yang terdiri dari serabut elastis. Dibawahnya terdapat lapis otot kerangka
yang tersusun secara memanjang dan melintang. Fascia bagian luar terdiri dari
serabut kolagen dengan sedikit serabut elastis, dan langsung berbatasan dengan
adventisia yang banyak mengandung pembuluh darah, limfe, saraf, dan folikel
getah bening.
III. ESOPHAGUS
Berupa saluran yang cukup panjang yang menghubungkan faring dengan
lambung. Terbagi atas tiga daerah antara lain : pars cervicis, pars thoracis, dan
pars abdominis. Esophagus memiliki lapis umum saluran pencernaan secara
lengkap yaitu:
a. Tunika Mukosa
- Selaput lendir kutan membentuk lipatan-lipatan memanjang. Epithel pipih
banyak lapis pada herbivora bertanduk tapi pada karnivora tidak.
- Tunika propria tidak tampak kelenjar dan terdiri dari jaringan ikat yang banyak
mengandung sel.

- Muskularis mukosa, terdiri dari otot polos tersusun memanjang. Pada kuda,
ruminansia dan kucing lapis ini terpisah-pisah pada kira-kira setengah esophagus
bagian depan, sedangkan sisanya merupakan lapisan yang utuh sebagaimana
pada manusia. Pada anjing dan babi tidak tampak muskularis mukosa pada
bagian depan, hanya bagian dalam rongga perut memiliki lapis yang utuh.
b. Sub Mukosa
Terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung sel lemak, pembuluh
darah, jaringan limfoid dan kelenjar (glandula esophageae). Persebaran dari
pada kelenjarnya tergantung pada daerah dan jenis hewannya. Anjing memiliki
kelenjar cukup jelas, babi hanya jelas pada pertengahan esophagus, bagian
belakang selebihnya sedikit dan kecil-kecil. Kuda, ruminansia dna kucing tidak
memiliki kelenjar kecuali pada daerah peralihan faring dan esophagus.
c. Tunika Muskularis
Terdiri dari otot kernagka dan otot polos tergantung pada daerahnya.
Sebagian besar terdiri dari otot kerangka, kecuali daerah sepertiga bagian
belakang terdiri dari otot polos. Tunika muskularis membentuk lapis melingkar
(dalam), dan memanjang (luar) dan dipisah oleh jaringan ikat. Pada ruminansia
dan anjing seluruh esophagus terdiri dari otot kernagka bahkan pada ruminansia
meluas sampai sulcus reticuli dan rumen.
d. Tunika Adventisis
Di daerah leher esophagus dibalut oleh adventisia tetapi di daerah dada
dan perut dibalut oleh serosa.
IV. LAMBUNG
Dibedakan atas 2 bagian yaitu lambung depan tanpa kelenjar dan
lambung belakang / lambung sejati dengan kelenjar. Dengan demikian terdapat
lambung ganda misalnya pada ruminansia.
a. Lambung depan (Proventriculus)
Memiliki 3 daerah :
1. Rumen (lambung handuk)
2. Retikulum (lambung jala)
3. Omasum (lambung buku)
Ciri khas lambung depan :
- Berselaput lendir kutan. Pada epitel pipih banyak lapis yang bertanduk terdapat
gelembung-gelembung, selanjutnya disebut sel gelembung (vesiculated cell).
- Tidak terdapat kelenjar pada mukosa maupun sub mukosa.
1. Rumen
Mukosa membentuk penjuluran makroskopik berbentuk batang yang
hampir sama tingginya. Muskularis mukosa tidak tampak sehingga tunika propria
berbatasan langsung dengan sub mukosa. Pada sub mukosa terdapat banyak
pembuluh darah dan saraf tanpa adanya folikel getah bening.
Sel gelembung terdapat pada stratum lucidum yang sitoplasmanya sulit
mengambil zat warna. Didalamnya terdapat asam lemak dan pada sel-sel
stratum corneum terdapat lipida dalam bentuk trigliserida.
Tunika muskularis terdiri atas 2 lapis : lapis dalam tersusun melingkar dan lapis
luar tersusun memanjang. Diantaranya terdapat jaringan ikat dengan ganglion
otonom. Subserosa agak tebal dan banyak mengandung sel lemak, pembuluh
darah dan saraf. Lapis paling luar terdiri dari serosa.
2. Retikulum
Mukosa membentuk penjuluran makroskopis yang memberikan aspek
sebagai anyaman jala. Bangun mikroskopis mukosa mirip dengan rumen, hanya
pada penjuluran-penjuluran tinggi tedapat otot polos sebagai kelanjutan dari
muskularis mukosa esophagus.

Muskularis mukosa tidak ada.Tunika muskularis seperti pada rumen terdapat 2


lapis dengan susunan yang berbeda, dan merupakan kelanjutan dari tunika
muskularis esophagus. Suleus reticuli (ventriculer groove) jelast erdapat pada
hewan muda yang masih menyusui, yang secara tofografis terdapat di daerah
retikulum omasum dan abomasum.
3. Omasum
Mukosa membentuk penjuluran yang tinggi. Meskipun penjuluran satu
dengan lainnya tidak sama tingginya. Tidak terdapat folikel getah bening, tetapi
muskularis mukosa ada dan ikut naik mengikuti penjuluran sampai puncaknya.
Pada penjuluran yang tinggi otot polos dari tunika muskularis ikut naik dan pada
puncak penjuluran bersatu dengan muskularis mukosa. Pada penjuluran yang
rendah hanya muskularis mukosa yang baik dan menyebar membentuk balok
otot polos.
Pada lantai omasum didapat lipatan mukosa yang pada kambing sering
ditemukan kelenjar bersifat mukous atau seromukous. Bahkan pada sulcus
reticuli domba dapat ditemukan kelenjar meskipun tidak begitu nyata. Tunika
muskularis ada 2 lapis : lapis luar tipis dna lapis dalam lebih tebal.
b. Lambung belakang / lambung sejati
Ciri khas :
- Memiliki lapis umum lengkap
- Berselaput lendir, berkelenjar dengan epithel silindris sebaris.
Berdasarkan macam kelenjarnya dibedakan atas 3 daerah yaitu :
1. Daerah kardia dengan kelenjar kardia
Epitel permukaan silindris sebaris, pada daerah foveolae gastrikae epitel
semakin rendah dan selanjutnya berubah menjadi epitel kelenjar kardia. Pada
tunia propria terdapat kelenjar kardia yang bersifat majemuk dengan ujung
kelenjar membentuk gulungan. Lumen kelenjar cukup jelas dengan epitel
berbentuk kubis atau piramidal, pada kutub bebasnya terdapat butir-butir
musigen (babi). Parenkhim terdiri dari sel pembentuk lendir dari sel. Fungsi
kelenjar kardia menghasilkan lendir (mukous).
2. Daerah fundus dengan kelenjar fundus
Kelenjar ini paling luas penyebarannya. Bangun kelenjarnya sedikit
berbeda dengan kelenjar kardia, karena kurang bercabang dan ujung kelenjarnya
agak lurus. Leher kelenjar dapat jelas dibedakan dari badan kelenjarnya karena
bentuk epitelnya yang berbeda, terdiri dari sel leher, sel utama dan sel parietal.
- Sel leher (mucous neck cells)
Bentuknya silindris rendah, inti terletak di basal, mengandung butir-butir
yang dapat diwarnai dengan musikarmin. Sel leher tidak banyak jumlahnya dan
terdapat diantara sel parietal dan sel utama di daerah leher kelenjar. Secara
makroskopik elektron sel leher memiliki mikrivili pendek pada permukaan sel,
dipertautkan oleh desmusoma dengan sel yang lainnya. Pada kutub bebasnya
terkumpul butir-butir berbentuk lonjong. Apparatus golgi jelas dna mitokhondria
banyak. Sel leher menghasilkan lendir dan mungkin urease.
- Sel utama (chief cells / zymogenic cells)
Berbentuk kubis atau silindris rendah, tersebar pada ujung kelenjar dan
paling banyak jumlahnya. Sel utama mengandung butir-butir yang jelas pada
kutub bebasnya dan diduga mengandung pepsinogen, suatu bahan yang
nantinya membentuk pepsin. Secara mikroskop elektron terlihat butir-butir
zymogen, apparatus golgi yang bersifat supranutreal dan granuler endoplasmic
reticulum. Pada sediaan histologik sitoplasma memberi aspek basofil. Fungsi
menghasilkan pepsin dan renin (pada hewan muda)
- Sel parietal (oxyntic cells)
Selnya besar dan tersebar diantara sel utama dna sedikit menonjol keluar.
Bentuknya piramidal atau bulat, intinya besar dna bulat. Sitoplasmanya

mengambil warna kuat dengan eosin, phloxin dan asam anilin B. Ciri khas dari
sel parietal adalah intra selular kanalikuli berupa jalinan saluran halus sekitar
inti, bermuara melalui ujung sel ke dalam lumen kelenjar fundus. Secara
mikroskop elektron kutub bebas sel parietal menunjukkan invaginasi dalam
membentuk kanalikuli. Sedangkan kanalikuli diperlengkapi dengan mikrovili yang
cukup panjang. Kutub bebas sel parietal menonjol bebas kedalam lumen kelenjar
dan berbatasan dengan sel zymogen disekitarnya melalui terminal bars dan
desmosoma. Sitoplasma memiliki banyak mitokhondria granuler reticulum dan
ribosoma sangat sedikit dan tidak menunjukkan adanya butir sekreta. Apparatus
golgi mengambil posisi intranuklear. Fungsi menghasilkan HCL.
- Sel Argentafin (Enterochromaffin cells)
Selain pada usus sel argentafin terdapat pula pada fundus, tapi jarang
pada pilorus. Sel ini tersebar soliter diantara sel zymogen, berbentuk bulat atau
memipih dan dalam sitoplasmanya tersebar butir-butir halus yang dapat
diwarnai dengan garam perak atau khrom. Secara isoteknik dibedakan atas :
true argentafin dan argylopholic cells, karena yang pertama spesifik granula dan
mampu mereduksi garam perak tanpa mendapat pengerjaan pendahuluan,
sedangkan yang ke dua justru memerlukan bahan untuk mereduksi sebelum
butir-butir bereaksi dengan perak.
Secara elektron mikroskop inti menunjukkan adanya invaginasi dari dinding inti.
Dalam sitoplasmanya banyak tersebar butir-butir berbentuk bulat, masingmasing terbungkus oleh membran yang longgar. Fungsi diduga sebagai tempat
sintesa dan penyimpanan dari 5-hidroksitriptamin (serotonin), suatu bahan
perangsang kontraksi otot polos. Disamping itu juga menghasilkan gastrin dan
bradikinin yang berfungsi untuk mengatur aktifitas motor
3. Daerah pilorus dengan kelenjar pilorus
Ciri khas pilorus memiliki tebal foveolae gastriae yang paling dalam,
menjorok sampai kira-kira separuh dari tebal selaput lendirnya. Tipe kelenjarnya
adalah tubulus sederhana berdabang dengan ujung kelenjar berkelok-kelok.
Lumen ujung kelenjar agak luas. Epitelnya silindris, intinya terletak di basal,
sitoplasma beraspek cerah. Butir-butir sekretanya tidak jelas. Diantara sel-sel
ujung kelenjar sering terlihat adanya sel Stohr dengan sitoplasma dengan
berwarna merah dan posisi inti lebih ke tengah. Sel ini terlihat pada babi namun
peranannya belum diketahui dengan pasti. Fungsi : menghasilkan mukous sedikit
protease dan gastrin.
V. USUS
Secara umum usus berperan sebagai :
- Tempat terjadinya pencernaan akhir dengan bantuan enzyma dari usus dan
pankreas serta empedu dari hati.
- Tempat penyerapan dari bahan-bahan yang telah dicerna yang diperlukan
tubuh misalnya karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air.
- Melakukan / membuang ampas-ampas pencernaan
a. Usus halus (intestinum tenue)
Terdiri dari : duodenum , jejunum, dan ileum. Ciri umum : berselaput lendir
berkelenjar yang membentuk vili untuk kelancaran penyerapan. Memiliki 3
macam sel pada epitel permukaan yakni : sel penyerap, sel mangkok dan sel
argentafin. Memiliki lapis umum lengkap.
Secara mikroskopis tunika mukosa memiliki 3 lapisan yakni :
- stratum villosum merupakan lapisan yang terdiri dari villi tanpa kelenjar.
- Stratum glandulare memiliki lapis tunika propria yang mengandung kelenjar
Liberkhun.

- Stratum subglandulare merupakan bagian tunika propria yang bebas kelenjar


langsung diatas muscularis mucosa. Pada karnivora dibedakan 2 strata yakni
stratum granulosum dan stratum compacticum.
Macam-macam sel pada epitel permukaan usus halus :
1. Sel penyerap (absortive cells)
Lamina epiteliasis mukosa dikenal sebagai epitel penyerap apada usus
halus. Bentuknya silindris tinggi dan permukaan kutub bebasnya diperlengkapi
dengan streated (mikrovili) border. Pada sitoplasma dibawah streated border
bebas organoida dan para plasma lapisan ini disebut terminal web. Secara
mikroskop elektron mikrovili tampak sebagai penjuluran sitoplasma yang
panangnya 1,0 1,4 mikron dan diameternya 80 milimikron. Organoida sel
terdapat dibawah terminal web misalnya kitokhondria, agranular, endoplasmik
retikulum. Apparatus golgi terletak supra nuklear. Dalam sitoplasma daerah
kutub basal tersebar mitokhondria, granular RES dan ribosoma bebas.
2. Sel mangkok (Goblet cells)
Tersebar secara tidak teratur diantara sel penyerap dan melekat dengan
juxtaluminal junctional complex. Sel ini dianggap kelenjar uniselular, daerah
kutub bebas membesar karena menimbun butir musigen. Daerah kutub basal
menyempit, mengandung inti dan sitoplasma yang bersifat basofil. Secara
mikroskop elektron granular endoplasma retikulum dan aparatus golgi cukup
jelas, terdapat antara musigen dan inti. Butir musigen muncul dari apparatus
golgi dan memiliki selaput halus yang mudah pecah pada sediaan rutin,
mempunyai tendensi untuk menggembung sehingga sulit untuk mempelajari
mekanisme sekresinya. Selaput butir musigen dapat bergabung satu dengan
yang lainnya bahkan dengan plasmalemma sehingga mukous dapat keluar
dengan bebas. Pada usu halus sel mangkok semakin kebelakang semakin banyak
dan menghasilkan mukous (lendir sebagai pelicin).
3. Sel Argentafin
Terdapat pada semua hewan piara pada sepanjang saluran
gastrointestinal, khususnya pada epitel kelenjar lieberkuhn dan kelenjar
duodenum. Juga tersebar pada epitel penyerap di daerah Crypto of Lieberkhum,
sel argentafin dibedakan dari sel tetangganya karena memiliki spesifik granula
dalam sitoplasmanya dan tersebar secara soliter. Fungsi : belum jelas tetapi
terdapat anggapan bahwa serotonin yang dikandungnya memiliki daya rangsang
neuromuskular apparatus untuk meningkatkan peristaltik.
4. Sel Paneth
Pada usus halus paneth tersebar pada dasar ujung kelenjar lieberkhum
selnya berbentuk silindris atau piramidal inti bulat terletak di basal.
Sitoplasmanya bersifat basofil dan pada kutub bebasnya berkumpul butir-butir
sekreta yang dapat diwarnai dengan eosin dan orange G.
Secara histokimia dibuktikan adanya protein, hidrat arang dan arginin dalam
butir sekreta. Peranannya belum jelas, pada tikus sekreta mengandung sulfatid
mucosakharida dan protein dasar yang diduga mengandung lisosim suatu ensym
yang menghancurkan kuman. Bila pendapat ini benar jelas adanya efek
bakterisid dari sel paneth. Selain pada usu halus sel paneth terdapat pada usus
halus dan caecum. Carnivora dan babi tidak memiliki sel paneth.
Villi Usus (Villi Intetinales)
Vili merupakan penjuluran selaput lendir yang menjorok kedalam lumen usus
halus. Panjangnya 0,5 1,5 mm. Pada duodenum berbentuk daun sedangkan
pada ileum berbentuk jari-jari.
Pada tiap villus terdapat 3 unsur yaitu pembuluh limfe (pembuluh khil),
pembuluh darah dan saraf. Pada yang tergolong besar misalnya pada domba
sering terdapat 2 pembuluh khil. Tunika propria banyak mengnadung serabut
elastis, leukosit dan otot polos yang bersifat soliter. Yang terakhir ini berasal dari

muskularis mukosa dan naik sampai ujung villus. Villi berfungsi untuk
memperluas permukaan penyerapan, sednagkan mekanisme penyerapan
dilakukan oleh sel-sel penyerap. Resorbsi lemak ditampung dalam pembuluh khil
dan sisanya dalam pembuluh darah.
Villi hanya terdapat pada usus halus. Pada karnivora bentuknya langsing dan
panjang, pada ruminansia pendek dan tebal. Bentuk, ukuran dan jumlahnya /
cm tergantung pada daerah usus halus. Kontraksi otot polos menyebabkan
pemendekan villus dan terbentuklah lipatan melingkar dari epitel penutup, yang
mendorong isinya kedalam pembuluh limfe / darah yang lebih besar. Pada
relaksasi serabut elastis yang tadinya meregang akan mengembalikan pada
posisi semula.
Kelenjar Usus (Glandula Intestinalis / Kelenjar Lieberkuhn)
Kelenjar ini terdapat dalam tunika propria mulai dari duodenum sampai anus,
bentuknya tubulus sederhana. Epitel kelenjar ini silindris rendah dan mikrovilli
tidak jelas. Sel mangkok tetap ada meskipun agak lebih banyak dan bentuknya
lebih kecil serta langsing. Pada usus kasar jumlah sel mangkok makin banyak
dan kelenjar semakin lurus. Pada crypt of lieberkhum epitel permukaan berubah
menjadi epitel kelenjar. Di daerah ini bentuk selnya silindris rendah dan bersifat
mitosis aktif dan diduga tempat terjadinya regenerasi.
Kelenjar lieberkhum menghasilkan lendir dna beberapa enzym pencernaan yang
memecah peptida lemak dan karbohidrat. Juga menghasilkan neterokinase yang
mengaktifkan tripsinogen dari getah pankreas.
Kelenjar Duodenum (Kelenjar brunenr)
Kelenjar ini terdapat dalam sub mukosa. Kadang-kadang dapat sedikit
menjorok ke dalam tunika propria. Kelenjarnya tergolong tubuloalveolar
bercabang dengan epitel kelenjar yang mengandung warna agak cerah
dibandingkan dengan kelenjar lieberkhum. Epitel kelenjar berbentuk silindris
rendah inti bulat terletak di basal, pada karnivora mirip sel-sel dari kelenjar
filorous. Di sekitar lobulus atau ujung kelenjar sering tampak otot polos yang
berasal dari muskularis mukosa. Alat penyalurnya memiliki epitel silindris dan
mengandung sel mangkok dan bermuara pada crypte lieberkhum.
Secara mikroskop elektron sel-sel ujung kelenjar memiliki banyak mitokhondria
dan basal ergastoplasma atau granular endoplasmik retikulum. Apparatus golgi
tumbuh subur dan diduga merupakan tempat sitensis dari fraksi karbohidrat
sedangkan frkasi protein terjadi dalam granular endoplasmik retikulum dalam
membentuk butir sekreta.
Folikel Getah Bening (lymphonodulus)
Pada usus halus lymphonodulus umumnya bersifat soliter tetapi sering
mengelompok membentuk lymphonoduli agregati (daun peyer) misalnya pada
ileum. Limfonoduli solitarii cukup banyak berbentuk bulat atau lonjong, terdapat
pada tunika propria atau sub mukosa. Banyaknya tergantung pada daerah usus,
jenis hewan, serta umur. Pada hewan muda relatif lebih banyak dan besar dari
pada yang tua. Babi memiliki jaringan limfoid yang relatif lebih banyak dari jenis
yang lain. Pada ayam hampir sepanjang usus terdapat jaringan limfoid. Daun
peyer khas terdapat pada ileum. Secara makroskopis tampak bentuk elevasi
atau depresi pada selaput lendir. Secara mikroskopik tampak adanya perubahan,
misalnya muskularis mukosa tidak tampak, kelenjar lieberkhum dan brunner
terdorong ke tepi, villi rendah atau tidak tapak. Tunika propria didaerah itu
banyak mengandung limphosit dan leukosit.
Pada tempat dimana sering terjadi stasia dari isi usus, misalnya daerah ileosecal
banyak terdapat jaringan limfoid, meskipun pada usus kasar lebih sering
terdapat yang soliter. Pada ayam justru semakin kebelakang jaringan limfoid
semakin banyak pada sekum sering terbentuk semacam tonsil.

Pada tempat dimana sering terjadi stasia dari isi usus, misalnya daerah ileosecal
banyak terdapat jaringan limfoid, meskipun pada usus jasar lebih sering terdapat
yang soliter. Pada ayam justru semakin kebelakang jaringan limfoid semakin
banyak pada sekum sering terbentuk semacam tonsil.
Tunika muskularis
Pada sepanjang saluran gastrointestinal yang melakukan gerakan
peristaltik, memiliki dua lapis otot polos yakni lapis sirkuler dan longitudinal.
Diantara kedua lapis terdapat jaringan ikat yang mengandung pembuluh daerah
misenterik pleksus dengan kelompok sel saraf multipolar. Kelompok yang besar
disebut ganglion pleksus Auerbach terletak pada stratum intermuskulare. Dari
sini keluar cabang yang berhubungan engan ganglion pleksus Meisner yang
terdapat pada submukosa. Pleksus Auerbach memberikan serabut menuju otot
polos yang membentuk tunika muskularis, sedangkan pleksus Meisner
memberikan cabang pada selaput lendir. Saluran gastrointestinal dipengaruhi
oleh susunan saraf otonom yang terdiri dari kelompok parasimphatikus.
Usus halus yang terdiri dari : Duodenum, Jejunum dan Ileum ditandai dengan
adanya villi, sedangkan pada usus kasar tidak ada villi. Ketiganya sulit dibedakan
tapi sebagai pedoman bahwa duodenum memiliki kelenjar Brunner dan Ileum
memiliki daun peyer disamping tunika muskularis yang lebih tebal. Umumnya
tebal tunika muskularis meningkat dalam menuju ileum, kecuali pada sapi yang
semakin menipis.
HISTOFISIOLOGI
Dalam usus halus, proses pencernaan diselesaikan dan hasil-hasilnya
diabsorpsi. Pencernaan lipida terjadi sebagai akibat kerja lipase pankreas dan
empedu. Asam-asam amino dan monosakarida yang erasal dari pencernaan
protein dan karbohidrat diabsorpsi oleh sel-sel epitel melalui transport aktif
tanpa korelasi morfologis yang dapat dilihat. Pada binatang yang baru lahir
pemindahan protein yang tidak dicernakan dari kolostrum terjadi sebagai akibat
proses pinositosis pada ujung sel. Dengan jalan ini antibodi yang disekresi
kedalam kolostrum dapat dipindahkan ke binatang musa, suatu aspek penting
dari mekanisme kekebalan. Kemampuan untuk memindahkan protein ini hampir
hilang seluruhnya setelah beberapa hari minimal pada dewasa. Akibat kontraksi
dari dua sistem sel yang terpisah sel-sel otot polos berjalan vertikal antara
muskularis mukosa dari dua sistem sel yang terpisah sel-sel otot polos berjalan
vertikal antara muskularis mukosa dan ujung villi dapat berkontraksi dan
memperpendek villi. Untuk menambah kontraksi villi, jala-jala kontraktil
myofibroblas merentangkan villi kesamping. Bila sel-sel ini berkontraksi villus
yang gemuk pendek, yang berkontraksi sebelumnya kembali ke tinggi asalnya.
Pergerakan yang asinkron terjadi dengan kecepatan beberapa kali per menit.
Selama pencernaan, kecepatan meningkat dan binatang yang puasa
kecepatannya lebih rendah. Kontraksi ini juga cenderung mengosongkan
pembuluh limfe mesentrik. Pergerakan mikrovilli memegang peranan penting
dalam proses absorpsi metabolit. Pada gangguan antrofi mukosa usus halus
akibat infeksi atau defisiensi nutrisi, absorpsi metabolit sangat terganggu yang
mengakibatkan sindroma malabsorpsi. Sering kali limfosit terdapat antara sel-sel
epitel usus halus yang kemudian dapat bermigrasi kembali ke lamina propria dan
dari sini kembali ke pembuluh limfe.
b. Usus Kasar (Intestinum crassum)
Fungsi utamanya adalah : menyerap air, menyerap vitamin dan mineral,
menghasilkan lendir sebagai pelicin. Ciri umum memiliki lapisan umum lengkap
Tunika mukosa relatif lebih teba dari usus halus serta tidak memiliki villi. Tidak
memiliki sel mangkok dan ujung kelenjar lieberkhum lebih lurus dan panjang.
1. Caecum

Bervariasi dalam ukuran diantara spesies yang ebrbeda. Pada herbivora


dengan lambung tunggal misalnya kuda, caecum relatif besar dna penting dalam
proses fermentasi bakteri. Tetapi pada karnivora kecil. Pada hewan piara nodulus
limfatikus terdapat sepanjang caecum, sedangkan pada anjing, babi dan
ruminansia jaringan limfoid terbatas hanya pada ileo caecal. Pada caecum tidak
ditemukan villi, struktur yang lain sama dengan usus halus.
2. Colon
Tunika mukosanya tebal karena penambahan dari glandula intestinalis
dibandingkan dengan usus halus. Tidak terdapat villi permukaan mukosa halus.
Ditandai dengan penambahan sel goblet. Pada sub mukosa ditemukan jaringan
limfoid sampai dengan ke lapisan muskularis mukosa. Pada babi dan kuda
lapisan longitudinal Tunika muskularis sangat luas yang diselingi oleh serabut
elastis. Bahkan pada caecm dan colon lebih banyak dijumpai serabut elastis
dibandingkan dengan sel-sel otot polos.
3. Rectum
Seperti juga colon dan caecum permukaan mukosa rectum halus dan
cenderung terjadi penambahan sel goblet. Pada dasarnya masing-masing
species hewan memiliki struktur histologi sama. Serabut elastis sangat banyak
pada kuda dan sapi dan pada kambing domba dan biri-bir sedikit berkurang.
Permukaan luar dan dalam mengandung serabut elastis. Semua hewan piara
memiliki flexus venosus pada lamina propria. Pada anjing kira-kira seratur
nodulus limfatikus tersebar secara soliter.
4. Anus
Di daerah anus epitel berubah menjadi epitel pipih banyak lapis dengan
papil mikroskopik dan pada garid anorektual berubah menjadi silindris sebaris.
Pada babi dan karnivora daerah ini membentuk zona kolumnaris ani yang
mengandung jaringan limfoid secara difuns secara flexus venosus. Kuda dan babi
memiliki kelenjar tubulo alveolar disebut kelenjar anus (glandula anales) dengan
sekreta bersifat sebagai lendir (babi) atau berminyak (anjing).
Tunika mukosa anus bebas dari kelenjar kecuali pada zona cutanea yang
memiliki epitel bertanduk, rambut, kelenjar palit dan kelenjar peluh. Pada anjing
didaerah ini terdapat sirkum anal. Bagian superficial terdiri dari kelenjar tubulus
dengan epitel pubis, inti pucat dan butir-butir sekreta dalam sitoplasmanya. Pada
anus karnivora diadaerah lateral dan ventral terdapat kantong anus (anal sac)
yang mengandung kelenjar. Dindingnya memiliki epitel pipih banyak lapis
berpigmen dna bertanduk. Lamina propria tidak menunjukkan papil mikroskopis
tetapi memiliki jaringan limfoid dengan limfonodulus dan otot polos.
Pada anjing terdapat kelenjar apokrin, kucing kelenjar apokrin dan kelenjar palit
yang dikelilingi oleh lapis fibro elastis dan otot polos. Kelenjar-kelenjar daerah
anus ini secara klinis penting karena sering terjadi perdarahan yang
menyebabkan kesulitan dalam defekasi.
TUKAK DUODENUM
PENDAHULUAN
Ulkus peptikum adalah kerusakan atau hilangnya jaringan mukosa, submukosa
sampai lapisan otot (muskularis propia) darisaluran cerna bagian atas yang berkaitan
dengan asam, pepsin dalam patogenesisnya. Lokasi ulkus peptikum yang
palingsering adalah di bulbus duodenalis (90%) dan kurvatura minor lambung.
Namun ulkus peptikum juga dapat terjadi di daerahesofagus bagian distal,
lengkung duodenum, jejunum atau sisi jejunum dari gastrojejunostomi, pilorus,
dan divertikulum Meckel.
Etiologi dan patogenesis

Meskipun dewasa ini telah banyak diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi


timbulnya tukak duodenum, namun pato-genesis penyakit ini belum diketahui
seluruhnya. Sekresi asam lambung bertanggung jawab atas timbulnya tukak
duodenum,namun
faktor-faktor
yang
menyebabkan
individu
peka
terhadapulserasi duodenum masih belum diketahui. Timbulnya tukak duodenum
dianggap sebagai akibat ketidakseimbangan .antarasekresi asam lambungpepsin dengan resistensi mukosa lambung atau duodenum.
Gambaran Klinis
Gejala tukak duodenum yang paling sering adalah nyeri didaerah epigastrium.
Rasa nyeri ini sering kali diutarakan sepertiterbakar atau perih, namun
kemungkinan batasnya tidak jelas,Boring atau
Aching atau perasaan tertekan atau penuh di perutatau sebagai sensasi lapar.
Sekitar 10% penderita mengeluh rasanyeri di sebelah kanan dari pertengahan
epigastrium. Rasa nyerikhas terjadi antara 90 menit sampai 3 jam setelah
makan. Akibatrasa nyeri ini, penderita sering terbangun pada malam hari.
Rasanyeri biasanya menghilang dalam waktu beberapa menit setelahmakan
atau minum antasida. Hal ini sesuai dengan pola: pain- food-relief:nyeri timbul
bila lambung kosong dan menghilangsetelah diberi makanan atau alkali.
Diagnosis
Nyeri di daerah epigastrium yang berkurang setelah diberimakanan atau
antasida memberi kesan ke arah tukak duode-num. Namun banyak penderita
yang memperlihatkan gejala-gejala seperti ulkus, pada pemeriksaan radiografi
dan endoskopitidak terlihat tanda-tanda adanya ulkus.Pemeriksaan
barium meal saluran cerna bagian atas bermanfaat untuk mengidentifikasi
adanya tukak duodenum danmcrupakan metode yang lazim untuk menegakkan
diagnosis.Pada pemeriksaan sinar X, tukak
bulbusduodenum. Pada kasus-kasus dengan deformitas yang berat,yang sering
dijumpai pada pendcrita tukak duodenum kronis berulang, dapat timbul
kesulitan-kesulitan dalam mengidentifi-kasi adanyanya ulkus.Bagaimanapun,
pemeriksaan endoskopi pada kasus inimempunyai keuntungan-keuntungan,
yaitu:
1)Dapat
mende-teksi
tukak
duodenum
yang
tidak
terlihat
pada
pemeriksaanradiografi dan penderita dengan deformitas yang berat sertaulkus
yang samar-samar;
2)Dapat mengidentifikasi ulkus yangsangat kecil atau superfisial;
3)Bila ada perdarahan, dapatditentukan sumbernya;
4)Pada kasus dengan kecurigaan adanya keganasan dapat dilakukan biopsi;
5)Brushing secara terarahdapat dikerjakan untuk pemeriksaan sitologi bila ada
kemungkinan keganasan.
Pengobatan
Tujuan utama pengobatan adalah :
1)Mengurangi rasasakit;
2)Menyembuhkan tukak;
3)Mencegah residif dan komplikasi.
Obat-obat spesifik yang dewasa ini tersedia dan dianjurkandalam pengobatan
tukak duodenum adalah :
1) Antasida
Antasida yang ideal harus memenuhi beberapa kriteria,yaitu: mampu
menetralkan asam, tidak diadsorbsi oleh salurancerna, sedikit atau tidak
mengandung natrium, dengan pemberian dosis berulang dapat ditoleransi oleh
penderita dan tidak menimbulkan efek samping. Kalsium karbonat merupakan

antasida yang kuat dan mu-rah. Pada proses penetralan asam, kalsium karbonat
diubahmenjadi kalsium klorida dalam lambung.Kalsium karbonat dapat
menyebabkan
acid rebound,konstipasi, mual, muntah, perdarahan saluran cerna dan
disfungsiginjal.
Keadaan
gawat
sekali
yang
dapat
terjadi
akibat
pemberiankalsium
karbonat
adalah
hiperkalsemia,
kalsifikasi
metastatik,alkalosis, azotemia, terutama terjadi pada penggunaan yangkronik
dari kalsium karbonat bersama susu dan antasida lain milk alkali syndrome.
Karena efek samping yang sangatmerugikan ini, kalsium karbonat
tidak.dianjurkan untuk peng-obatan ulkus peptikum. Natrium bikarbonat dapat
menetralkan HCl lambung karenadaya larutnya tinggi dan reaksi kimianya
sebagai berikut :
NaHCO3+ HCl NaCl + H2O + CO2
Karbondioksida yang terbentuk dalam lambung akan menimbul-kan efek
karminatif yang menyebabkan sendawa. Dapat terjadidistensi lambung dan
perforasi. Selain itu natrium bikarbonatcenderung meneetuskan timbulnya
alkalosis sistemik, sehinggatidak dianjurkan untuk digunakan sebagai antasida
dalam peng-obatan ulkus peptikum. Aluminium hidroksida; reaksi yang terjadi di
lambung adalah Al(OH)3+ 3HCl AlCl3+ 3H20
Daya menetralkan asam lambungnya lambat, tetapi masa kerja-nya lebih
panjang. Efck samping yang utama adalah konstipasi.Hal ini dapat diatasi
dengan memberikan antasida garam Mg.Gangguan absorbsi fosfat dapat terjadi
sehingga menimbulkansindrom deplesi fosfat disertai osteomalasia
.Magnesium hidroksida merupakan antasida yang kuat yangmenetralkan asam
klorida dengan menghasilkan magnesiumkloridadan air. Magnesium hidroksida
menyebabkan pelunakantinja. Efek laksatif magnesium hidroksida dan efek
konstipasialuminium
hidroksida
dapat
diatasi
dengan
menggunakan
preparatkombinasi kedua antasida tersebut.
2) Antagonis reseptor H2 Simetidin dan ranitidin menghambat reseptor H2
secaraselektif dan reversibel. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang
sekresi cairan lambung, sehingga pada pemberiansimetidin atau ranitidin sckresi
asam lambung dapat dihambat.Walaupun tidak lengkap, simetidin dan ranitidin
dapat
meng-hambat
sekresi
asam
lambung
akibat
perangsangan
muskarinik atau gastrin.Efek samping kedua obat ini kira-kira sama, terutama
nyerikepala, mual, muntah dan reaksi-reaksi kulit. Simetidin dapatmenimbulkan
ginekomastia, sedangkan ranitidin tidak karenatidak berefek antiadrogenik.
3)Obat-obat antikolinergik
Obat-obatan tikolinergik seperti sulfasatrofin, bekerja denganmenghambat efek
asetilkolin pada reseptor muskarinik. Obat-obat ini menurunkan sekresi asam
lambung, namun tidak se-efektif antagonis reseptor H2. Banyak penelitian
membuktikan bahwa obat-obat antikolinergik ini memperlambat penyembuh-an
atau memperberat gejala-gejala tukak duodenum; oleh karenaitu tidak
dianjurkan untuk pengobatan tukak duodenum.Pirenzepin merupakan derivat
benzodiazepin yang memi-liki khasiat antikolinergik yang lebih kurang selektif.
Reseptor-reseptor muskarin di sel-sel lambung yang memegang peran pada
sekresi HCI dan pepsin dirintangi, sehingga produksinyadikurangi. Produksi lendir
tidak dikurangi. Pirenzepin mem- punyai kemampuan menghambat sekresi asam
lambung lebih besar dibanding obat-obat antikolinergik yang lain. Selain
itu pirenzepin memiliki daya protektif, yaitu melindungi mukosalambung
terhadap HCI.
4)Obat pelapis mukosa (coating agent)

Yang termasuk jenis obat ini adalah sukralfat dan senyawa bismut koloid. Obatobat ini bekerja dengan cara meningkatkan produksi prostaglandin endogen dan
meningkatkan sekresi mu-kus, sehingga dapat meningkatkan daya sitoprotektif
mukosa.Sukralfat juga dapat membentuk suatu kompleks dengan proteindari
dasar ulkus, yang melindunginya terhadap HC1, pepsindan empedu. Efek
samping sukralfat adalah konstipasi.Senyawa bismut koloid juga bekerja dengan
membentuk suatukoagulan bismut-protein yang dapat melindungi ulkus
terhadap proses digesti asam-pepsin.
5)Prostaglandin
Berbagai prostaglandin, terutama prostaglandin E (PGE 1 dan PGE2) mempunyai
sifat selain sitoprotektif juga anti-sekre-toris. Prostaglandin akan merangsang sekresi
bikarbonat danmemproduksi lendir dari mukosa gastro-duodenal, dan
akanmcningkatkan aliran darah di mukosa, serta memperbaharui selepitel yang
rusak. Pada dosis terapeutis yang diberikan dapatmengurangi sekresi asam
lambung baik basal maupun, setelahrangsangan. Efek samping obat ini yaitu
diare pada 10% pen-derita. Mengingat bahwa obat ini juga mempengaruhi
kontraksiuterus, maka merupakan kontraindikasi pada wanita hamil.
6) Diet
Berbagai macam diet dianjurkan dalam pengobatan tukak duodenum. Namun
tidak ada bukti bahwa bland diet (diet yangdigunakan untuk menetralkan
keasaman cairan lambung) se- perti susu, krim, gelatin, sup, nasi, mentega, telur, daging
lunak,ikan, keju dan tapioka cukup bermanfaat. Diet susu dan krim tidak
memperlihatkan perbaikan tukak duodenum; bahkan diettersebut berkaitan
dengan timbulnya milk-alkali syndrome.
ULKUS PEPTIKUM
PENGERTIAN
Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung
terputus danmeluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak
meluas sampai ke bawah epiteldisebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga
sebagai tukak.(misalnya tukak karenastress). Tukak kronik berbeda denga tukak
akut, karena memiliki jaringan parut pada dasartukak. Menurut definisi, tukak
peptik dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yangterkena getah
asam
lambung,
yaitu
esofagus,
lambung,
duodenum,
dan
setelahgastroduodenal, juga jejunum. Walaupun aktivitas pencernaan peptic oleh
getah lambungmerupakan factor etiologi yang penting, terdapat bukti bahwa ini
hanya merupakan salah satufactor dari banyak factor yang berperan dalam
patogenesis tukak peptic.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40
dan 60 tahun.Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah
diobservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering
daripada wanita, tapi terdapat beberapa buktibahwa insiden pada wanita hampir
sama dengan pria. Setelah menopause, insiden ulkuspeptikum pada wanita
hampir sama dengan pria. Ulkus peptikum pada korpus lambung dapatterjadi
tanpa sekresi asam berlebihan.
ETIOLOGI DAN INSIDEN
Etiologi ulkus peptikum kurang dipahami, meskipun bakteri gram negatif H.
Pylori telahsangat diyakini sebagai factor penyebab. Diketahui bahwa ulkus
peptik terjadi hanya padaarea saluran GI yang terpajan pada asam hidrochlorida

dan pepsin. Penyakit ini terjadidengan frekuensi paling besar pada individu
antara usia 40 dan 60 tahun. Tetapi, relatif jarangpada wanita menyusui,
meskipun ini telah diobservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi.Pria
terkenal lebih sering daripada wanita, tapi terdapat beberapa bukti bahwa
insiden padawanita hampir sama dengan pria. Setelah menopause, insiden ulkus
peptikum pada wanitahampir sama dengan pria. Ulkus peptikum pada korpus
lambung dapat terjadi tanpa sekresiasam berlebihanPredisposisi :Upaya masih
dilakukan
untuk
menghilangkan
kepribadian
ulkus.
Beberapa
pendapatmengatakan stress atau marah yang tidak diekspresikan adalah factor
predisposisi. Ulkusnampak terjadi pada orang yang cenderung emosional, tetapi
apakah ini factor pemberatkondisi, masih tidak pasti. Kecenderungan keluarga
yang juga tampak sebagai factorpredisposisi signifikan. Hubungan herediter
selanjutnya ditemukan pada individu dengangolongan darah lebih rentan
daripada individu dengan golongan darah A, B, atau AB. Factorpredisposisi lain
yang juga dihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup penggunaankronis
obat antiinflamasi non steroid(NSAID). Minum alkohol dan merokok
berlebihan.Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus lambung dapat
dihubungkan dengan infeksibakteri dengan agens seperti H. Pylori. Adanya
bakteri ini meningkat sesuai dengan usia.Ulkus karena jumlah hormon gastrin
yang berlebihan, yang diproduksi olehtumor(gastrinomas-sindrom zolingerellison)jarang terjadi. Ulkus stress dapat terjadi padapasien yang terpajan kondisi
penuh stress.
PATOFISIOLOGI
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak
dapat menahan kerja asam lambung pencernaan(asam hidrochlorida dan
pepsin). Erosi yang terjadi berkaitandengan peningkatan konsentrasi dan kerja
asam peptin, atau berkenaan dengan penurunanpertahanan normal dari mukosa.
Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mukus yangcukup bertindak sebagai
barier terhadap asam klorida.Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
1.Sefalik Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau
atau rasa makanan yangbekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada
gilirannya merangsang saraf vagal. Intinya,makanan yang tidak menimbulkan
nafsu makan menimbulkan sedikit efek pada sekresilambung. Inilah yang
menyebabkan makanan sering secara konvensional diberikan padapasien
dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa
dietsaring mempunyai efek signifikan pada keasaman lambung atau
penyembuhan ulkus. Namun, jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi
iskemia, asam dan pepsin menciptakan suasanaideal untuk menghasilkan
ulserasi. Ulkus stress harus dibedakan dari ulkus cushing dan ulkuscurling, yaitu
dua tipe lain dari ulkus lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasiendengan
trauma otak. Ulkus ini dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum,
danbiasanya lebih dalam dan lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling
sering terlihatkira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.MANIFESTASI KLINISGejalagejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan
danbahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab
yang dapatdiidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30%
mengalami perforasiatau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang
mendahului.

a) Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk
atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini
bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat
menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain
menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks
local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang
dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan
alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri
kembali timbul.Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan
memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan
garis tengah. Beberapa gejala menurun denganmemberikan tekanan local pada
epigastrium.
b) Pirosis(nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada
esophagus danlambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi
asam. Eruktasi atau sendawaumum terjadi bila lambung pasien kosong.
c) Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah
dapat menjadigejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan
jaringan parut ataupembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami
inflamasi di sekitarnya padaulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa
didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri beratyang dihilangkan dengan ejeksi
kandungan asam lambung.
d) Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,
kemungkinansebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang
dengan perdarahangastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat
ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan
gejala setelahnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
yeri lambung yang khas merupakan petunjuk adanya ulkus. Diperlukan
beberapapemeriksaan untuk memperkuat diagnosis karena kanker lambung juga
bisa menyebabkangejala yang sama.
1. Endoskopi adalah suatu prosedur dimana sebuah selang lentur dimasukkan
melalui mulut danbisa melihat langsung ke dalam lambung. Pada pemeriksaan
endoskopi, bisa diambil contoh jaringan untuk keperluan biopsi.Keuntungan dari
endoskopi:- lebih dapat dipercaya untuk menemukan adanya ulkus dalam
duodenum dan dinding belakanglambung dibandingkan dengan pemeriksaan
roentgen- lebih bisa diandalkan pada penderita yang telah menjalani
pembedahan lambung- bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan karena
ulkus.
2. Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum (juga disebut
barium swallowatau seri saluran pencernaan atas) dilakukan jika ulkus tidak
dapat ditemukan denganendoskopi.
3. Analisa lambung merupakan suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap
secara langsungdari lambung dan duodenum sehingga jumlah asam bisa
diukur.Prosedur ini dilakukan hanya jika ulkusnya berat atau berulang atau
sebelum dilakukannyapembedahan.
4. Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi hitung jenis
darah bisamenentukan adanya anemia akibat perdarahan ulkus.Pemerisaan
darah lainnya bisa menemukan adanya Helicobacter pylori.

PENATALAKSANAAN
Sasaran penatalaksanaan ulkus peptikum adalah untuk mengatasi keasaman
lambung.Beberapa metode digunakan untuk mengontrol keasaman lambung
termasuk perubahan gayahidup, obat-obatan, dan intervensi pembedahan.

Penurunan Stres dan Istirahat


Pasien memerlukan bantuan dalam mengidentifikasi situasi yang penuh stres
ataumelelahkan. Gaya hidup terburu-buru dan jadwa tidak teratur dapat
memperberat gejala danmempengaruhi keteraturan pola makan dan pemberian
obat dalam lingkungan yang rileks.
Penghentian Merokok
Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok menurunkan sekresi bikarbonat
dari pancreaske dalam duodenum. Akibatnya, keasaman duodenum lebih tinggi
bila seseorang merokok.
Modifikasi Diet
Tujuan diet untuk pasien ulkus peptikum adalah untuk menghindari sekresi asam
yangberlebihan dan hipermotilitas saluran GI. Hal ini dapat diminimalkan dengan
menghindarisuhu ekstrem dan stimulasi berlebihanmakan ekstrak, alkohol, dan
kopi. Selain itu, upaya dibuat untuk menetralisasi asam denganmakan tiga kali
sehari makanan biasa.
Obat-obatan
Saat ini, obat-obatan yang paling sering digunakan dalam pengobatan ulkus
mencakupantagonis reseptor histamin (antagonis reseptor H), yang
menurunkan sekresi asamlambung; inhibitor pompa proton, yang juga
menurunkan sekresi asam; agen sitoprotektif,yang melindungi sel mukosa dari
asam; antasida, antikolinergis, yang menghambat sekresiasam atau kombinasi
antibiotik dengan garam bismut untuk menekan bakteri H. Pylori.
KOMPLIKASI
Sebagian besar ulkus bisa disembuhkan tanpa disertai komplikasi lanjut.Tetapi
pada beberapa kasus, ulkus peptikum bisa menyebabkan komplikasi yang
bisaberakibat fatal, seperti penetrasi, perforasi, perdarahan dan penyumbatan.
a) Penetrasi.Sebuah ulkus dapat menembus dinding otot dari lambung atau
duodenum dan sampaike organ lain yang berdekatan, seperti hati atau pankreas.
Hal ini akan menyebabkan nyeritajam yang hebat dan menetap, yang bisa
dirasakan diluar daerah yang terkena (misalnya dipunggung, karena ulkus
duodenalis telah menembus pankreas). Nyeri akan bertambah jikapenderita
merubah posisinya. Jika pemberian obat tidak berhasil mengatasi keadaan
ini,mungkin perlu dilakukan pembedahan.
b) Perforasi.Ulkus di permukaan depan duodenum atau (lebih jarang) di lambung
bisa menembusdindingnya dan membentuk lubang terbuka ke rongga perut.
Nyeri dirasakan secara tiba-tiba,sangat hebat dan terus menerus, dan dengan
segera menyebar ke seluruh perut.Penderita juga bisa merasakan nyeri pada
salah satu atau kedua bahu, yang akanbertambah berat jika penderita menghela
nafas dalam. Perubahan posisi akan memperburuk nyeri sehingga penderita
seringkali mencoba untuk berbaring mematung. Bila ditekan, perutterasa
nyeri.Demam menunjukkan adanya infeksi di dalam perut. Jika tidak segera
diatasibisa terjadi syok. Keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan segera
dan pemberianantibiotik intravena.
c). Perdarahan.Perdarahan adalah komplikasi yang paling sering terjadi. Gejala
dari perdarahan karenaulkus adalah:- muntah darah segar atau gumpalan coklat
kemerahan yang berasal dari makanan yangsebagian telah dicerna, yang

menyerupai endapan kopi- tinja berwarna kehitaman atau tinja berdarah.Dengan


endoskopi dilakukan kauterisasi ulkus. Bila sumber perdarahan tidak
dapatditemukan dan perdarahan tidak hebat, diberikan pengobatan dengan
antagonis-H2 danantasid. Penderita juga dipuasakan dan diinfus, agar saluran
pencernaan dapatberistirahat.Bila perdarahan hebat atau menetap, dengan
endoskopi dapat disuntikkan bahanyang bisa menyebabkan pembekuan. Jika hal
ini gagal, diperlukan pembedahan.
d) Penyumbatan.Pembengkakan atau jaringan yang meradang di sekitar ulkus
atau jaringan parut karenaulkus sebelumnya, bisa mempersempit lubang di
ujung lambung atau mempersempitduodenum.Penderita akan mengalami
muntah berulang, dan seringkali memuntahkansejumlah besar makanan yang
dimakan beberapa jam sebelumnyaGejala lainnya adalah rasa penuh di perut,
perut kembung dan berkurangnya nafsumakan.Lama-lama muntah bisa
menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi danketidakseimbangan mineral
tubuh.Mengatasi ulkus bisa mengurangi penyumbatan, tetapi penyumbatan yang
berat memerlukantindakan endoskopik atau pembedahan.
PENCEGAHAN
Pencegahan dari ulkus peptikum adalah dengan mengatur pola makan teratur,
menjauhimakanan yang merangsang (asam, pedas, kopi), membatasi konsumsi
obat NSAIDs dankonsultasi pada dokter apabila memang memerlukan obat
tersebut untuk pengobatan jangkapanjang.Pencegahan pada orang yang sakit
berat ialah dengan diberikan antacid atau pelindung selaput lendir.
PANCREATITIS
Definisi Pankreatitis
Pankreatitis adalah suatu peradangan pada pankreas. Pankreas adalah suatu
kelenjar yang besar dibelakang perut dan dekat pada usus duabelasjari
(duodenum). Duodenum adalah bagian atas dari usus kecil. Pankreas
mengeluarkan enzim-enzim pencernaan kedalam usus kecil melalui suatu pipa
yang disebut saluran pankreas (pancreatic duct). Enzim-enzim ini membantu
mencerna lemak-lemak, protein-protein, dan karbohidrat-karbohidrat dalam
makanan. Pankreas juga mengeluarkan hormon-hormon insulin dan glukagon
kedalam aliran darah. Hormon-hormon ini membantu tubuh menggunakan
glukosa yang diambil dari makanan sebagai energi.
Secara normal, enzim-enzim pencernaan tidak menjadi aktif sampai mereka
mencapai usus kecil, dimana mereka mulai mencerna makanan. Namun jika
enzim-enzim ini menjadi aktif didalam pankreas, mereka mulai "mencerna"
pankreas itu sendiri.
Pankreatitis akut terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung selama suatu periode
waktu yang singkat dan umumnya hilang sendiri. Pankreatitis kronis tidak hilang
sendiri dan berakibat pada suatu pengrusakkan/destruksi lambat dari pankreas.
Kedua bentuk dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi yang serius. Pada
kasus-kasus berat, perdarahan, kerusakan jaringan, dan infeksi dapat terjadi.
Pseudocysts, akumulasi-akumulasi cairan dan puing-puing jaringan , dapat juga
berkembang. Dan enzim-enzim dan racun-racun dapat masuk kedalam aliran
darah, melukai jantung, paru-paru, dan ginjal-ginjal, atau organ-organ lain.
Penyebab Pankreas Akut
Beberapa orang mendapat lebih dari satu kali serangan dan sembuh total
darinya setiap kali, namun pankreatitis akut dapat menjadi suatu penyakit berat
yang membahayakan nyawa dengan banyak komplikasi-komplikasinya. Sekitar

80,000 kasus-kasus terjadi di Amerika setiap tahun; 20 percent darinya berat.


Pankreatitis akut terjadi lebih sering pada pria daripada wanita.
Gejala-Gejala Pankreatitis Akut
Pankreatitis akut umumnya mulai dengan sakit pada perut bagian atas yang
dapat berlangsung beberapa hari. Sakitnya kemungkinan berat dan mungkin
menjadi konstan hanya pada perut atau mungkin mencapai belakang dan
area-area lainnya. Itu mungkin tiba-tiba dan intensif atau mulai sebagai suatu
sakit yang ringan yang memburuk ketika memakan makanan. Seseorang dengan
pankreatitis akut seringkali kelihatan dan merasa sangat sakit. Gejala-gejala lain
dapat termasuk:
perut yang membengkak dan perih
Mual
Muntah
Demam
Denyut nadi yang cepat
Kasus-kasus berat dapat menyebabkan dehidrasi dan tekanan darah rendah.
Jantung, paru-paru, atau ginjal-ginjal dapat gagal. Jika terjadi perdarahan pada
pankreas, goncangan (shock) dan kadangkala kematian mengikutinya.
Mendiagnose Pankreatitis Akut
Selain menanyakan sejarah medis seseorang dan melakukan suatu pemeriksaan
fisik, seorang dokter akan meminta suatu tes darah untuk mendiagnose
pankreatitis akut. Sewaktu serangan-serangan akut, darah mengandung paling
sedikit tiga kali lebih banyak amylase dan lipase daripada biasanya. Amylase dan
lipase adalah enzim-enzim pencernaan dibentuk didalam pankreas. Perubahanperubahan mungkin juga terjadi pada tingkat-tingkat darah dari glukosa,
kalsium, magnesium, sodium, potassium, dan bicarbonate. Setelah pankreas
membaik, tingkat-tingkat ini umumnya balik ke normal.
Seorang dokter mungkin juga meminta suatu USG abdomen (perut) untuk
mencari batu-batu empedu dan suatu CAT (computerized axial tomography) scan
untuk mencari peradangan atau kerusakan pankreas. CAT scans juga berguna
dalam menemukan pseudocysts.
Merawat Pankreatitis Akut
Perawatan tergantung dari kerasnya serangan. Jika tidak terjadi komplikasikomplikasi ginjal atau paru-paru, pankreatitis akut umumnya membaik sendiri.
Perawatan, pada umumnya, direncanakan untuk menyokong fungsi-fungsi tubuh
yang vital (penting) dan mencegah komplikasi-komplikasi. Diperlukan masuk
rumah sakit sehingga cairan-cairan dapat diganti melalui urat nadi
(intravenously).
Jika terjadi pancreatic pseudocysts dan dipertimbangkan cukup besar untuk
mengganggu penyembuhan pankreas, dokter mungkin mengalirkan atau
menghilangkan mereka melalui operasi.
Kecuali jika saluran pankreas atau saluran empedu terhalang oleh batu-batu
empedu, suatu serangan akut umumnya berlangsung hanya beberapa hari saja.
Pada kasus-kasus berat, seseorang mungkin memerlukan pemberian makan
melalui urat nadi (intravenous feeding) untuk 3 sampai 6 minggu sewaktu
pankreas pelan-pelan sembuh. Proses ini disebut total parenteral nutrition.
Bagaimanapun, untuk kasus-kasus ringan penyakit ini, total parenteral nutrition
ini tidak bermanfaat.
Sebelum meniggalkan rumah sakit, seseorang akan dinasehati untuk tidak
meminum alkohol dan tidak memakan makanan dengan porsi besar. Setelah
semua tanda-tanda pankreatitis akut hilang, dokter akan mencoba menentukan

penyebabnya dalam rangka mencegah serangan-serangan di masa depan. Pada


beberapa orang-orang, penyebab serangan jelas, namun pada yang lain-lainnya,
tes-tes yang lebih banyak diperlukan.
Komplikasi-Komplikasi
Pankreatitis akut dapat menyebabkan persoalan-persoalan pernapasan. Banyak
orang mengembangkan hypoxia, yang berarti bahwa sel-sel dan jaringanjaringan tidak menerima cukup oksigen. Dokter-dokter merawat hypoxia dengan
memberikan oksigen melalui masker muka. Meskipun menerima oksigen,
beberapa orang masih mengalami gagal paru-paru dan memerlukan suatu
ventilator.
Kadangkala seseorang tidak dapat berhenti muntah dan memerlukan
penempatan suatu pipa kecil (tube) kedalam perut untuk mengeluarkan cairan
dan udara. Pada kasus-kasus ringan, seseorang mungkin tidak makan untuk 3
atau 4 hari dan sebagai gantinya menerima cairan-cairan dan penghilang sakit
melalui urat nadi (intravenous line).
Jika suatu infeksi berkembang, dokter mungkin meresepkan antibiotik-antibiotik.
Operasi mungkin diperlukan untuk infeksi-infeksi yang meluas. Operasi mungkin
juga diperlukan untuk menemukan sumber perdarahan, mengesampingkan
persoalan-persoalan yang menyerupai pankreatitis, atau menghilangkan
jaringan-jaringan pankreas yang rusak berat.
Pankreatitis akut kadangkala dapat menyebabkan gagal ginjal. Jika ginjal-ginjal
anda gagal, anda akan memerlukan dialysis untuk membantu ginjal-ginjal anda
menghilangkan/mengeluarkan yang tidak diperlukan (wastes) dari darah anda.
EPIDEMIOLOGI PERDARAHAN SALURAN CERNA
Data epidemiologik dari Eropa menunjukkan bahwa insidensi tahunankejadian
perdarahan saluran cerna bagian atas terdapat pada 48 dari 145 per 100.000
populasi di tahun 1960-an dan 1970-an. Di tahun 1978 didapatkan estimasi
total dari jumlah rawat inap rumah sakit akibat perdarahan saluran cerna bagian
atasdi Amerika Serikat sebanyak 150 per 100.000 populasi. Penelitian HMO
tunggalterbaru tentang kesehatan dasar pada suatu populasi di Amerika Serikat,
ditemukansebanyak 102 kasus rawat inap akibat perdarahan saluran cerna
bagian atas per 100.000 populasi di tahun 1995. Pada data 1992 1999 dari
National Hospital Discharge Survey
ditemukan angka rawat inap tahunan akibat perdarahan salurancerna bagian
atas didapatkan sebanyak 149 172 kasus per 100.000.Disamping
perkembangan pengobatan di bidang endoskopi, kejadianmortalitas yang
berhubungan dengan perdarahan saluran cerna bagian atasmeningkat secara
signifikan dari semula 5% hingga sekarang telah mencapai 11%.Faktor faktor
yang berhubungan dengan kejadian mortalitas akibat dari perdarahan saluran
cerna bagian atas telah diidentifikasi dalam penelitian prospektif. Dalam
penelitian ini juga dikutsertakan penyakit kelainan renal, hepar,neoplastik,
penyakit sistem saraf pusat atau paru, dan penyakit lain yang ditemukandalam
pemeriksaan fisik yang telah dibuktikan melalui pemeriksaancardiorespiratori
atau hemodinamik, atau gagal fungsi hati. Pasien dengan perdarahan aktif saat
ditemukan pada waktu endoskopi, transfusi darah diperlukancukup banyak dan
lebih dari 5 kantong darah, dan kebutuhan terhadap pembedahan juga dapat
meningkatkan
kejadian
mortalitas.
Sebagai
tambahan,
pasien
yangmembutuhkan pembedahan darurat memiliki tingkat kejadian mortalitas
yangcukup tinggi dibandingkan dengan pasien yang membutuhkan pembedahan
elektif.Pasien jenis lain yang memiliki tingkat kejadian mortalitas yang tinggi
termasuk didalamnya pasien dengan perdarahan berulang setelah rawat inap

dan pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas yang semakin parah
setelah rawat inap karenaalasan alasan yang lain.
Dari 1673 kasus perdarahan saluran cerna bagian atas di SMF PenyakitDalam
RSU dr.Sutomo Surabaya, 76.9% disebabkan oleh pecahnya varisesesofagus,
19.2% oleh gastritis erosif, 1.0% oleh tukak peptik dan 0.6% oleh
kanker lambung, dan 2.6% oleh karena sebab sebab yang lain. Laporan dari RS
pemerintah di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta urutan 3 penyebab
terbanyak perdarahan saluran cerna bagian atas sama dengan di RSU
dr.Sutomo Surabaya.Sedangkan laporan dari RS pemerintah di Ujung Pandang
menyebutkan tukak peptik menempati urutan pertama penyebab perdarahan
saluran cerna bagian atas.Laporan kasus di rumah sakit swasta, yakni RS Darmo
Surabaya, perdarahan karenatukak peptik sebanyak 51.2%, gastritis erosif
sebanyak 11.7%, varises esofagussebanyak 10.9%, keganasan sebanyak 9.8%,
esofagitis 5.3%, sindrom Mallory-Weiss sebanyak 1.4%, idiopatik sebanyak 7%
dan penyebab penyebab lainnyasebanyak 2.7%. Di negara barat, tukak peptik
berada di urutan pertama sebagai penyebab perdarahan saluran cerna bagian
atas dengan frekuensi sekitar 50%.Walaupun pengelolaan perdarahan saluran
cerna bagian atas telah banyak berkembang namun mortalitasnya relatif tidak
berubah, masih berkisar 8 10%.Hal ini dikarenakan bertambahnya kasus
perdarahan dengan usia lanjut, dan akibatkomorbiditas yang menyertai.

http://cahyadiblogsan.blogspot.com/2012/03/histologi-sistem-pencernaan.html
http://indokeperawatan.wordpress.com/2011/02/14/anatomi-sistem-pencernaan/
http://www.scribd.com/doc/99570453/Fisiologi-Sistem-Pencernaan
http://www.scribd.com/doc/49758957/32/TUKAK-DUODENUM
http://www.totalkesehatananda.com/pankreas2.html
http://www.scribd.com/doc/94030066/ANATOMI-SALURAN-CERNA

HISTOLOGI SALURAN PENCERNAAN


1. Rongga Mulut
Dilapisi epitel squamosa kompleks non keratin sebagai pelindung yang juga
melapisi permukaan dalam bibir.
Bibir terdiri atas:
Pars Cutanea (Kulit bibir) dilapisi:
epidermis, terdiri atas epitel squamosa kompleks berkeratin, dibawahnya
terdapat dermis.
dermis, dengan folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, m. erector
pili, berkas neuro vaskuler pada tepi bibir.
Letak pars kutanea di bagian luar penampang bibir
Pars Mukosa, dilapisi:
epitel squamosa kompleks nonkeratin, diikuti lamina propia (jaringan ikat
padanan dari epidermis dan dermis), dibawahnya submukosa, terdapat kelenjar
labialis (sekretnya membasahi mukosa mulut).
Letak di penampang bibir berhadapan dengan gigi dan rongga mulut.
Pars Intermedia (mukokutaneus), dilapisi:
epitel squamosa kompleks nonkeratin. Banyak kapiler darah.
Letak bagian atas penampang bibir yang saling berhadapan (bibir atas dan
bawah)
Lidah
Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur (epitel squamosa kompleks)
dan ditutupi tonjolan (papilla) yang berindentasi pada jaringan ikat lamina propia
(mengandung jaringan limfoid difus). Terdiri papilla filiformis, fungiformis,
sirkumvalata, dan foliata. Papilla lidah ditutupi epitel squamosa kompleks yang

sebagian bertanduk.
bagian pusat lidah terdiri atas berkas-berkas otot rangka, pembuluh darah dan
saraf.
Strukur umum saluran pencernaan.
Lapisan saluran pencernaan secara umum dari luar ke dalam: Tunika mukosa,
submukosa, muskularis dan serosa/adventisia. Adventisia merupakan jaringan
ikat pada retroperitoneal.
Tunika mukosa, terdiri dari
Epitel pembatas, lamina propia (jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan
pembuluh limfe, kelenjar pencernaan, jaringan limfoid) dan Tunika muskularis
mukosa (lapisan otot polos pemisah tunika mukosa dan submukosa).
Tunika submukosa, terdiri:
Jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan pembuluh limfe, jaringan limfoid,
kelenjar pencernaan, pleksus submukosa meissner
Tunika Muskularis, tersusun atas:
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Diantara lapisan tersebut terdapat pembuluh darah dan limfe, pleksus
mienterikus auerbach.
Tunika Serosa, tersusun atas:
Jaringan ikat longgar yang dipenuhi pembuluh darah dan sel-sel adipose. Epitel
squamosa simpleks.
1. Esophagus
Panjang 10 inc. Meluas dari faring sampai lambung dibelakang trakea, sebagian
besar dl rongga thoraks dan menembus diafragma masuk rongga abdomen.
Terdiri atas:
Tunika Mukosa
Epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis mukosa.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan kelenjar
esophageal propia.
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Diantara otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat. Pada bagian atas
esophagus terdiri otot rangka, bagian tengah terdiri otot polos dan otot
rangka, bagian bawah dibentuk otot polos.
Adventisia
Terdapat pembuluh darah, saraf, jaringan lemak. Adventisia merupakan lapisan
terluar dari esophagus bagian atas sedangkan serosa merupakan lapisan
esophagus bagian bawah
1. Gaster
Tunika Mukosa
Merupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili intestinalis dan sel
goblet. Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk epitel, lamina propia
dan muskularis mukosa. Seluruh gaster terdapat rugae (lipatan mukosa dan
submukosa) yang bersifat sementara dan menghilang saat gaster distensi oleh
cairan dan material padat. Foveola tersebut terdapat sel mukosa yang
menyekresi mucus terutama terdiri dari:
Sel neck. Menghasilkan secret mukosa asam kaya glikosaminoglikan
Sel parietal. Menghasilkan HCl
Sel chief. Mengahasilkan pepsin
Sel argentaffin. Menghasilkan intrinsic factor castle untuk pembentukan darah
Tunika submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf pleksus
meissner

Tunika muskularis
Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan otot
longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal tersebut sedikit
dipisah pleksus saraf mienterikus auerbach
Tunika Serosa
Peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi pembuluh
darah dan sel-sel lemak.
Usus halus
Panjang 5 m. Ciri khas terdapat plika sirkularis kerkringi, vili intestinalis, dan
mikrovili. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan mukosa (dengan inti
submukosa) permanen. Vili intestinales merupakan tonjolan permanen mirip jari
pada lamina propia ke arah lumen diisi lakteal (pembuluh limfe sentral). Mikrovili
merupakan juluran sitoplasma (striated brush border). Pada lamina propia
terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn, didasarnya terdapat sel paneth
(penghasil lisozim-enzim antibakteri pencerna dinding bakteri tertentu dan
mengendalikan mikroba usus halus) dan sel enteroendokrin (penghasil hormonegastric inhibitory peptide,sekretin dan kolesistokinin/pankreozimin-).
1. Duodenum
Tunika Mukosa
Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili intestinalis dan sel
goblet. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar. Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri utama pada
duodenum yang menghasilkan mucus dan ion bikarbonat). Trdapat plak payeri
(nodulus lymphaticus agregatia/ gundukan sel limfosit)
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Tunika Serosa
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi
pembuluh darah dan sel-sel lemak.
1. Jejunum dan Ileum
secara histologis sama dengan duodenum, perkecualiannya tidak ada kelenjar
duodenal brunner.
1. Appendiks
Secara struktur mirip kolon (lihat bawah). Ada banyak kesamaan dengan kolon
seperti epitel pelapis dengan sel goblet. Lamina propia terdapat kelenjar
intestinal lieberkuhn (tapi kurang berkembang, lebih pendek, letak sering
berjauhan) dan jaringan limfoid difus sangat banyak. Terdapat pula Muskularis
mukosa.
Tunika Submukosa sangat vascular.
Tunika Muskularis terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal
(bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Tunika Serosa
1. Usus Besar (Kolon)
Terdapat sekum; kolon asendens, tranversal, desendens, sigmoid; rectum serta
anus.
Tunika Mukosa
Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet (lebih banyak dibanding
usus halus) tapi tidak mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis. Pada
lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn yang lebih banyak dan
nodulus limpatikus. Tidak terdapat sel paneth tapi terdapat sel enteroendokrin.
Dibawah lamina terdapat muskularis mukosa
Tunika Submukosa

Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan saraf
pleksus meissner
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Otot
sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia
koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Tunika Serosa/Adventisia
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi
pembuluh darah dan sel-sel lemak. Kolon tranversum dan sigmoid melekat ke
dinding tubuh melalui mesenterium, sehingga tunika serosa menjadi lapisan
terluar bagian kolon ini. Sedangkan adventisia membungkus kolon ascendens
dan descendens Karena ketaknya peritoneal.
1. Rectum
Tunika Mukosa
Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet dan mikrovili, tapi tidak
mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis. Pada lamina propia terdapat
kelenjar intestinal lieberkuhn, sel lemak, dan nodulus limpatikus. Dibawah lamina
terdapat muskularis mukosa.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan saraf
pleksus meissner
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Otot
sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia
koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Adventisia
Merupakan jaringan ikat longgar yang menutupi rectum, sisanya ditutupi serosa.
1. Anus
Tunika Mukosa
Terdiri epitel squamosa non keratin, lamina propia tapi tidak ada terdapat
muskularis mukosa.
Tunika Submukosa
Menyatu dengan lamina propia. Jaringan ikat longgar banyak mengandung
pembuluh darah, saraf pleksus hemorroidalis dan glandula sirkum analis.
Tunika Muskularis
Bertambah tebal. Terdiri atas sfingter ani interna (otot polos, perubahan otot
sirkuler), sfingter ani eksterna (otot rangka) lalu diluarnya m. levator ani. Otot
sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia
koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Adventisia
Terdiri jaringan ikat longgar

Anda mungkin juga menyukai