Anda di halaman 1dari 13

BAB I

STATUS PASIEN
Nama

: An. AS

Umur

: 9 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. Siliwangi Gang Apel I Rt 02 Rw 03 Ds. Caringin wetan, Kecamatan

Caringin, Kabupaten Cianjur


Pekerjaan

: Pelajar

Pendidikan

: SD

Agama

: Islam

Status Marital

: Belum menikah

Tanggal Berobat : 19 Februari 2014

ANAMNESIS (Alloanamnesis, 19 Februari 2014 pukul 09:00 WIB)


Keluhan utama:
Luka borok yang terasa gatal di punggung kaki kiri dan tungkai bawah kanan
Anamnesis khusus:
Luka borok terasa gatal di punggung kaki kiri dan tungkai bawah dirasakan sejak 2 bulan yang
lalu. Awal mula luka borok terlihat satu buah di punggung kaki kiri dengan ukurannya kecil
kurang dari 0,5 cm yang makin lama makin melebar. Gatal sering di rasakan baik pada pagi,
siang, maupun malam hari. Karena gatal tersebut pasien menggaruk lukanya sehingga lukanya
melebar. Keluhan ini dirasakan baru pertama kali. Di keluarga tidak ada yang mengeluh hal yang
sama. Os mempunyai riwayat alergi terhadap makanan yaitu alergi udang. Riwayat berobat di
1

puskesmas 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Dan di beri obat penisilin dan di basuh rifanol.
Karena belum sembuh maka pasien memeriksakannya ke poli kulit dan kelamin RSUD cianjur.
Riwayat penyakit dahulu :
Keluhan ini dirasakan baru pertama kali
Riwayat penyakit keluarga :
Di keluarga tidak ada yang mengeluh hal yang sama.
Riwayat pengobatan :
Riwayat berobat di puskesmas 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Dan di beri obat
penisilin dan di basuh rifanol. Karena tidak kunjung sembuh maka pasien memeriksakan
ke poli kulit dan kelamin RSUD cianjur.
Riwayat alergi :
Mempunyai riwayat alergi terhadap makanan (alergi terhadap udang).
Riwayat alergi obat di sangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum

: tampak sakit ringan

Kesadaran

: komposmentis

Tekanan darah

Tidak dilakukan

Nadi

90 x/menit

Respirasi

22 x/menit

Suhu

36,6C

BB : 23 Kg
Status Generalis:
2

Kepala

Rambut: alopesia (-)


Mata: konjungtiva tak anemis, sklera tak ikterik
Hidung: sekret (-)
Mulut: hiperemis (-), mukosa bukal basah,
erosi (-)
Gigi: karies (-), luka (-)
THT: tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Leher

KGB: tidak teraba membesar, massa (-)

Thoraks

Bentuk dan gerak simetris


Vokal fremitus simetris kanan dan kiri, sonor, wheezing (-), rhonchi (-)
bunyi jantung murni reguler, murmur (-)

Abdomen

Datar, lembut, Bising Usus (+) Normal

Ekstremitas

Atas : Akral hangat. RCT <2, edema -/Bawah : Akral hangat. RCT <2, edema -/-. Lesi (+/+) Lihat status
dermatologikus.
Kulit: lihat status dermatologikus

Status Dermatologikus:
Distribusi

Regional

A/R

Punggung kaki kiri dan tungkah bawah kanan

Lesi

Multipel, diskret, berbentuk bulat, dengan diameter 5x6 cm pada punggung


kaki kiri dan 6x7 cm pada tungkai bawah kanan, berbatas tegas, sebagian
menimbul sebagian tidak menimbul, sebagian basah dan sebagian kering.
3

Efluroesensi

Makula eritem,papul, krusta sanguinolenta, skuama.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

RESUME
Seorang anak perempuan umur 9 tahun datang ke poli kulit RSUD cianjur mengeluh
krusta di kaki punggu kaki kiri dan tungkai bawah kanan yang disertai pruritus dirasakan sudah 2
4

bulan yang lalu. Awal mula krusta terlihat ukurannya kecil kurang dari 0,5 cm pada punggung
kaki kiri yang makin lama makin melebar dan bertambah di tungkai bawah kanan. Pruritus
sering di rasakan baik pada pagi, siang, maupun malam hari. Karena pruritus tersebut pasien
menggaruk krustanya sehingga menyebar. Keluhan ini dirasakan baru pertama kali. Di keluarga
tidak ada yang mengeluh hal yang sama. Os mempunyai riwayat alergi terhadap makanan
tertentu. Riwayat berobat di puskesmas 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Dan di beri obat
penisilin dan di kompres rifanol. Karena tidak kunjung sembuh maka pasien memeriksakannya
ke poli kulit dan kelamin RSUD cianjur.
Status generalisata tidak ditemukan adanya kelainan. Status dermatologikus ditemukan
distribusi regional A/R, punggung kaki kiri dan tungkai bawah kanan. Multipel, diskret,
berbentuk bulat, dengan diameter 5x6 cm pada punggung kaki kiri dan 6x7 cm pada tungkai
bawah kanan, berbatas tegas, sebagian menimbul sebagian tidak menimbul, sebagian basah dan ,
sebagian kering. Makula eritem, macula hiperpigmentasi.papul, krusta sanguinolenta, skuama.
USUL USUL

Kerokan kulit dengan KOH


Patch test
Konsul ke bagian Gigi dan THT

DIAGNOSIS BANDING
a. Dermatitis numularis
b. Dermatofitosis
c. Dermatitis kontak alergi

`DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis numularis
TERAPI
Umum
-

Menerangkan penyakit hilang timbul


Hindari faktor pencetus
5

Jelaskan cara pengobatan

Khusus
-

Topikal
Kompres Terbuka dengan asam salisitat 1/1000
Oleum olivarum lotion 2xsehari
Krim Betametasone dipropionate 0,05 %

Sistemik
hidroksisin HCL 4x 50 mg perhari (selama gatal)

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam


Quo ad sanationam :

dubia ad bonam

BAB II
ANALISA KASUS

ANALISA KASUS

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik maka DD yang diambil adalah :


1. Dermatitis numularis
2. Dermatofitosis
3. Dermatitis kontak alergi

Pada usul pemeriksaan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan KOH untuk


menyingkirkan diagnosis dermatofitosis dan pemeriksaan Patch test untuk dermatitis
Kontak alergi.

Pada pengobatan pasien diberikan pengobatan topikal Emollients (pelembab) untuk kulit
yang kering, triamcinolone 0,025-0,1% untuk peradangan kulitnya dan antihistamin
untuk keluhan gatal hydroxyzine dengan dosis oral 25-100 mg 4 kali per hari.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DERMATITIS NUMULARIS
I PENDAHULUAN
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap pengaruh
faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa
(oligomorfk). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Nama lain dari dermatitis
nummular adalah ekzem diskoid, ekzem numular, nummular eczematous dermatitis.
Terdapat beberapa klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi kelainan, penyebab, usia, faktor
konstitusi.
Dermatitis numular merupakan suatu peradangan dengan lesi yang menetap,
dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau lesi
oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. Lesi awal berupa
papul disertai vesikel yang biasanya mudah pecah.
II

EPIDEMIOLOGI
Dermatitis numular angka kejadiannya pada usia dewasa lebih sering pada laki-laki
dibandingkan wanita, onsetnya pada usia antara 55 dan 65 tahun. Penyakit ini jarang pada
anak-anak, jarang muncul dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari 466 anak yang
menderita dermatitis numular dan frekuensinya cenderung meningkat sesuai dengan
peningkatan umur.

III

ETIOLOGI
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian banyak faktor
predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai predisposisi sekunder telah
diketahui sebagai agen etiologi. Staphylococci dan micrococci diketahui sebagai penyebab
8

langsung melalui mekanisme hipersensitivitas. Namun demikian, perannya secara


patologis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan emosional, trauma
lokal seperti gigitan serangga dan kontak dengan bahan kimia mungkin dapat
mempengaruhi timbulnya dermatitis numular, tetapi bukan merupakan penyebab utama.
Penyakit ini umumnya cenderung meningkat pada musim dingin, juga dihubungkan
dengan kondisi kulit yang kering dan frekuensi mandi yang sering dalam sehari akan
memperburuk kondisi penyakit ini.
IV

PATOFISIOLOGI
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan
dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering bersamaan
dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan
gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya peradangan
pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada pasien
dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus
alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini menyebabkan peningkatan untuk
terjadinya dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan yang mengandung metal. Karena
pada dermatitis numular terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran
mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell
pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang menderita
dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik
yang menyebabkan inflamasi pada dermatitis numular dan dermatitis atopik dengan
mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi
neuropeptida pada epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti
mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari
mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal.
Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf,
meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numular. Substansi
P dan kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non
lesi pada penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan
sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi. Penelitian lain telah menunjukkan
9

bahwa adanya mast cell pada dermis dari pasien dermatitis numular menurunkan aktivitas
enzim chymase, mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan
protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk
menekan proses inflamasi.

GEJALA KLINIS
Gejala gejala yang umum, antara lain:
o Timbul rasa gatal
o Luka kulit yang antara lain makula, papul, vesikel, atau tambalan :
Bentuk numular (seperti koin).
Terutama pada tangan dan kaki.
Umumnya menyebar.
Lembab dengan permukaan yang keras.
o Kulit bersisik atau ekskoriasi.
o Kulit yang kemerahan atau inflamasi.

* Gambar 1 : Merah, Lesi dermatitis numularis pada mata kaki.

** Gambar 2 : Lesi yang khas berbentuk koin dari dermatitis numularis pada tangan dari
penderita.
10

Gambaran diatas dapat disimpulkan ada 3 bentuk klinis dermatitis numular yaitu;
1

Dermatitis numular pada tangan dan lengan.


Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau punggung jari-jari
tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang terjadi pada sisi reaksi luka bakar, kimia
atau iritan. Lesi ini jarang meluas.

Dermatitis numular pada tungkai dan badan.


Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian kasus, kelainan
sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan serangga. Umumnya kelainan bersifat
akut, persisten dan eksudatif. Dalam perkembangannya, kelainan dapat sangat edematous
dan berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan vesikel yang tersebar. Pada Dermatitis
numular juga sering dijumpai penyembuhan pada bagian tengah lesi, tetapi secara klinis
berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas
relatif kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di tungkai bawah kemudian menyebar
ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.

Dermatitis numular bentuk kering.


Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular umumnya karena di sini
dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan multipel pada tungkai atas dan bawah serta
beberapa papul dan vesikel kecil di bagian tepinya di atas dasar eritematus pada telapak
tangan dan telapak kaki. Gatal minimal yang berbeda sekali dengan bentuk dermatitis
numular lainnya. Menetap bertahun-tahun dengan fluktuasi atau remisi yang sulit diobati.

VI

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik pada dermatitis
numularis. Untuk membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak
diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan
KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular yang mempunyai gambaran
penyembuhan di tengah. Jika pada kondisi tertentu dimana gambaran klinisnya yang sangat
mirip dengan penyakit lain maka sangat sulit untuk menentukan diagnosisnya (contohnya
pada tinea, psoriasis) untuk membedakannya dapat dilakukan biopsy
VII

PENATALAKSANAAN
11

Penatalaksanaanya difokuskan pada gejala yang mendasari.


1 Melindungi kulit dari trauma.
Karena pada jenis ini biasanya berawal dari trauma kulit minor. Jika ada trauma pada
2

tangan, gunakan sarung tangan supaya tidak teriritasi.


Emollients.
Emollients merupakan pelembab. Digunakan untuk mengurangi kekeringan pada kulit.
Contoh emollients yang sering digunakan antara lain ; aqueous cream, gliserine dan

cetomacrogol cream, wool fat lotions.


Steroid topikal.
Untuk menghilangkan peradangan pada kulit dan mengurangi iritasi kulit. Misalnya

dengan pemberian triamcinolone 0,025-0,1%.


Antibiotik oral maupun topikal.
Untuk mencegah infeksi sekunder. Digunakan dicloxacillin dosis oral 125-500 mg 4
kali per hari selama 7-10 hari. Kadang-kadang dermatitis numular dapat sembuh total,

hanya timbul lagi jika pengobatan tidak diteruskan.


Antihistamin oral.
Mengurangi gatal dan sangat berguna pada malam hari. Tidak menghilangkan
dermatitis. Misalnya hydroxyzine (atarax, vistaril,vistazine) dengan dosis oral 25-100

mg 4 kali per hari.


Fototerapi.
Ultraviolet light treatment beberapa kali dalam seminggu biasanya dapat membantu.
Dapat mengontrol dermatitis dalam beberapa bulan, namun pada kasus yang berat

sangat diperlukan. Fototerapi dengan ultraviolet B mungkin efektif.


Steroid sistemik.
Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numular yang berat, diberikan prednilson
dengan dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari dengan dosis yang diturunkan secara
perlahan-lahan.

Hanya berguna dalam beberapa minggu, dermatitis yang belum

sembuh sempurna, dapat ditangani dengan pemberian krim steroid dan emolilients.
VIII

PROGNOSIS
Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan penyakit dari
dermatitis numular yang cenderung sering berulang. Mencegah atau menghindari dari
faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi untuk cenderung berulang
dengan menggunakan pelembab pada kulit akan sangat membantu mencegah penyakit ini.

IX

KESIMPULAN
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
12

efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan
gatal. Bentuk dermatitis ini sering mengenai remaja, dewasa muda dan umur yang lebih
tua serta jarang pada anak-anak dengan riwayat dermatitis atopi. Penyebabnya tidak
diketahui. Bentuk-bentuk infeksi lainnya pada dermatitis, seperti adanya kolonisasi
Staphylococcus aureus, yang mana dapat memperberat kondisi penyakitnya walau tidak
tampak pada gejala klinis. Pada satu studi menunjukkan dermatitis numularis meningkat
pada pasien dengan usia yang lebih tua, terutama yang sangat sensitif dengan aloealergi.
Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik dan dapat sembuh dengan pengobatan
topikal.

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu


penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke 6. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2013. p. 148-150

Nummular dermatitis [Online]. 2014 February Available from:


URL:http://www.skincarephysicians.com/eczemanet/nummulardermatitis.html

Soter NA. nummular eczema and lichen simplex chronicus/prurigo nodularis. In:
Fitzpatrick, editor. Dermatology. p. 1194-6

13

Anda mungkin juga menyukai