STATUS PASIEN
Nama
: An. AS
Umur
: 9 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Pelajar
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Status Marital
: Belum menikah
puskesmas 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Dan di beri obat penisilin dan di basuh rifanol.
Karena belum sembuh maka pasien memeriksakannya ke poli kulit dan kelamin RSUD cianjur.
Riwayat penyakit dahulu :
Keluhan ini dirasakan baru pertama kali
Riwayat penyakit keluarga :
Di keluarga tidak ada yang mengeluh hal yang sama.
Riwayat pengobatan :
Riwayat berobat di puskesmas 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Dan di beri obat
penisilin dan di basuh rifanol. Karena tidak kunjung sembuh maka pasien memeriksakan
ke poli kulit dan kelamin RSUD cianjur.
Riwayat alergi :
Mempunyai riwayat alergi terhadap makanan (alergi terhadap udang).
Riwayat alergi obat di sangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran
: komposmentis
Tekanan darah
Tidak dilakukan
Nadi
90 x/menit
Respirasi
22 x/menit
Suhu
36,6C
BB : 23 Kg
Status Generalis:
2
Kepala
Leher
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
Atas : Akral hangat. RCT <2, edema -/Bawah : Akral hangat. RCT <2, edema -/-. Lesi (+/+) Lihat status
dermatologikus.
Kulit: lihat status dermatologikus
Status Dermatologikus:
Distribusi
Regional
A/R
Lesi
Efluroesensi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
RESUME
Seorang anak perempuan umur 9 tahun datang ke poli kulit RSUD cianjur mengeluh
krusta di kaki punggu kaki kiri dan tungkai bawah kanan yang disertai pruritus dirasakan sudah 2
4
bulan yang lalu. Awal mula krusta terlihat ukurannya kecil kurang dari 0,5 cm pada punggung
kaki kiri yang makin lama makin melebar dan bertambah di tungkai bawah kanan. Pruritus
sering di rasakan baik pada pagi, siang, maupun malam hari. Karena pruritus tersebut pasien
menggaruk krustanya sehingga menyebar. Keluhan ini dirasakan baru pertama kali. Di keluarga
tidak ada yang mengeluh hal yang sama. Os mempunyai riwayat alergi terhadap makanan
tertentu. Riwayat berobat di puskesmas 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Dan di beri obat
penisilin dan di kompres rifanol. Karena tidak kunjung sembuh maka pasien memeriksakannya
ke poli kulit dan kelamin RSUD cianjur.
Status generalisata tidak ditemukan adanya kelainan. Status dermatologikus ditemukan
distribusi regional A/R, punggung kaki kiri dan tungkai bawah kanan. Multipel, diskret,
berbentuk bulat, dengan diameter 5x6 cm pada punggung kaki kiri dan 6x7 cm pada tungkai
bawah kanan, berbatas tegas, sebagian menimbul sebagian tidak menimbul, sebagian basah dan ,
sebagian kering. Makula eritem, macula hiperpigmentasi.papul, krusta sanguinolenta, skuama.
USUL USUL
DIAGNOSIS BANDING
a. Dermatitis numularis
b. Dermatofitosis
c. Dermatitis kontak alergi
`DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis numularis
TERAPI
Umum
-
Khusus
-
Topikal
Kompres Terbuka dengan asam salisitat 1/1000
Oleum olivarum lotion 2xsehari
Krim Betametasone dipropionate 0,05 %
Sistemik
hidroksisin HCL 4x 50 mg perhari (selama gatal)
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
dubia ad bonam
BAB II
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS
Pada pengobatan pasien diberikan pengobatan topikal Emollients (pelembab) untuk kulit
yang kering, triamcinolone 0,025-0,1% untuk peradangan kulitnya dan antihistamin
untuk keluhan gatal hydroxyzine dengan dosis oral 25-100 mg 4 kali per hari.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DERMATITIS NUMULARIS
I PENDAHULUAN
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap pengaruh
faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa
(oligomorfk). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Nama lain dari dermatitis
nummular adalah ekzem diskoid, ekzem numular, nummular eczematous dermatitis.
Terdapat beberapa klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi kelainan, penyebab, usia, faktor
konstitusi.
Dermatitis numular merupakan suatu peradangan dengan lesi yang menetap,
dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau lesi
oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. Lesi awal berupa
papul disertai vesikel yang biasanya mudah pecah.
II
EPIDEMIOLOGI
Dermatitis numular angka kejadiannya pada usia dewasa lebih sering pada laki-laki
dibandingkan wanita, onsetnya pada usia antara 55 dan 65 tahun. Penyakit ini jarang pada
anak-anak, jarang muncul dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari 466 anak yang
menderita dermatitis numular dan frekuensinya cenderung meningkat sesuai dengan
peningkatan umur.
III
ETIOLOGI
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian banyak faktor
predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai predisposisi sekunder telah
diketahui sebagai agen etiologi. Staphylococci dan micrococci diketahui sebagai penyebab
8
PATOFISIOLOGI
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan
dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering bersamaan
dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan
gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya peradangan
pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada pasien
dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus
alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini menyebabkan peningkatan untuk
terjadinya dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan yang mengandung metal. Karena
pada dermatitis numular terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran
mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell
pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang menderita
dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik
yang menyebabkan inflamasi pada dermatitis numular dan dermatitis atopik dengan
mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi
neuropeptida pada epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti
mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari
mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal.
Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf,
meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numular. Substansi
P dan kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non
lesi pada penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan
sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi. Penelitian lain telah menunjukkan
9
bahwa adanya mast cell pada dermis dari pasien dermatitis numular menurunkan aktivitas
enzim chymase, mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan
protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk
menekan proses inflamasi.
GEJALA KLINIS
Gejala gejala yang umum, antara lain:
o Timbul rasa gatal
o Luka kulit yang antara lain makula, papul, vesikel, atau tambalan :
Bentuk numular (seperti koin).
Terutama pada tangan dan kaki.
Umumnya menyebar.
Lembab dengan permukaan yang keras.
o Kulit bersisik atau ekskoriasi.
o Kulit yang kemerahan atau inflamasi.
** Gambar 2 : Lesi yang khas berbentuk koin dari dermatitis numularis pada tangan dari
penderita.
10
Gambaran diatas dapat disimpulkan ada 3 bentuk klinis dermatitis numular yaitu;
1
VI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik pada dermatitis
numularis. Untuk membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak
diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan
KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular yang mempunyai gambaran
penyembuhan di tengah. Jika pada kondisi tertentu dimana gambaran klinisnya yang sangat
mirip dengan penyakit lain maka sangat sulit untuk menentukan diagnosisnya (contohnya
pada tinea, psoriasis) untuk membedakannya dapat dilakukan biopsy
VII
PENATALAKSANAAN
11
sembuh sempurna, dapat ditangani dengan pemberian krim steroid dan emolilients.
VIII
PROGNOSIS
Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan penyakit dari
dermatitis numular yang cenderung sering berulang. Mencegah atau menghindari dari
faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi untuk cenderung berulang
dengan menggunakan pelembab pada kulit akan sangat membantu mencegah penyakit ini.
IX
KESIMPULAN
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
12
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan
gatal. Bentuk dermatitis ini sering mengenai remaja, dewasa muda dan umur yang lebih
tua serta jarang pada anak-anak dengan riwayat dermatitis atopi. Penyebabnya tidak
diketahui. Bentuk-bentuk infeksi lainnya pada dermatitis, seperti adanya kolonisasi
Staphylococcus aureus, yang mana dapat memperberat kondisi penyakitnya walau tidak
tampak pada gejala klinis. Pada satu studi menunjukkan dermatitis numularis meningkat
pada pasien dengan usia yang lebih tua, terutama yang sangat sensitif dengan aloealergi.
Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik dan dapat sembuh dengan pengobatan
topikal.
DAFTAR PUSTAKA
Soter NA. nummular eczema and lichen simplex chronicus/prurigo nodularis. In:
Fitzpatrick, editor. Dermatology. p. 1194-6
13