Anda di halaman 1dari 26

LBM 2 MARS

SGD 8

STEP 1

Menejemen Risiko : Kegiatan meminimalkan bahaya terhadap pasien untuk


menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien dan pengunjung
Manajemen risiko terintergrasi :
Suatu proses identifikasi, penilaian, analisis, dan pengelolaan semua resiko yang
potensial dan kejadian keselamatan pasien

Menejemen K3
: Suatu upaya untuk menekan atau mengurangi risiko kecelakaan
dan penyakit akibat kerja yang pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan antara unsur
kesehatan dan keselamatan

STEP 2
1. Apakah yang dimaksud dengan Menejemen Risiko ?
2. Apa manfaat dari adanya menejemen risiko?
3. Apa yang dimaksud 7 langkah keselamatan pasien?
4. Bagaimana system menejemen risiko yang terintegrasi ?
5. Apakah tujuan dari adanya menejemen risiko?
6. Bagaimana proses dari menejemen risiko?
7. Apakah klasifikasi dari risiko?
8. Apa saja ruang lingkup yang ada dalam menejemen risiko?
9. Apakah yang dimaksud dengan K3?
10. Apakah tujuan dari K3 Rumah Sakit?
11. Apakah manfaat dari K3?
12. Apakah ruang lingkup pelayanan K3?
13. Sebutkan kendala dari K3?
14. Sebutkan dasar hukum yang mengatur K3?
15. Apakah definisi Menejemen Sanitasi RS?
16. Apakah ruang lingkup sanitasi?
17. Apakah syarat sanitasi RS yang baik
18. Apakah tujuan dari sanitasi ?
19. Apa saja standar keselamatan pasien?
20. Apa definisi dari keselamatan pasien RS?
21. Apakah tujuan dari menejemen keselamatan pasien?
22. Bagaimana bentuk kegiatan dari menejemen keselamatn pasien?

23. Bagaiman solusi Life saving dari keselamatan pasien RS ?


STEP 3
Manajemen Risiko
1. Apakah yang dimaksud dengan Menejemen Risiko ?
Kegiatan meminimalkan bahaya terhadap pasien untuk menciptakan lingkungan yang
aman bagi pasien dan pengunjung
Berupa pengurangan risiko terjadi cedera atau kerugian pada pasien, personil,
pengunjung dan RS itu sendiri
Manajemen risiko terintergrasi :
Suatu proses identifikasi, penilaian, analisis, dan pengelolaan semua resiko yang
potensial dan kejadian keselamatan pasien
2. Apa manfaat dari adanya menejemen risiko?
o Terhadap pasien :
Membuat sekeci mungkin cedera yang tidak diinginkan
Meningkatkan keamanan pasien dan mutu asuhan
Terhadap staf
Meningkatkan kesehatan dan ksejahteraan, keamanaan staff
Terhadap institusi
Menjaga reputasi
Meminimumkan risiko financial dengan manajemen yang lebih baik
Memenuhi objekstif secara optimal dengan pemanfaat sebaikbaiknya sumber daya
yang ada
Terhadap public
Meningkatkan kepercayaan public bahwa dengan progam manajemen risiko yang
baik kselamatn terjamin
o Memberi informasi yang baik seputar risiko yang ada sehingga tingkat dan sifat
risiko terhadap pasien dapat dinilai dengan tepat
o Memberikan pembelajaran dari area risiko yang satu dapat disebarkan dari area
risiko yang lain
o Dapat membantu RS dalam memenuhi standar terkait kebutuhan clinical
govermance
o Dapat membantu perencanaan RS dalam menghadapi ketidakpastian penanganan
dampak dari kejadian yang tidak diharapkan

3. Bagaimana system menejemen risiko yang terintegrasi ?


a. Manajemen risiko secara klinis
Proaktif sebelum risiko terjadi ada program untuk mencegah
Reaktif identifikasi pada risiko yang sudah terjadi, melakukan evaluasi dan
penanganan risiko
b. Dari proses manajemen
Identifikasi risiko
Analisis risiko
Evaluasi
Di tangani
c. Instrument
Dilihat dari laporan kejadian,
RM ada penyimpangan
Complain dari masyarakat dan pasien RS
Survey
4. Apakah tujuan dari adanya menejemen risiko?
Meminimumkan kejadian medical error terhadap pasien
Meminimumkan terjadinya claim dan mengendalikan biaya claim yang harus jadi
tanggungan institusi
5. Bagaimana proses dari menejemen risiko?
Menegakan konteks
Identifikasi risiko
Penilaian risiko
Evaluasi dan peringkat
Pengelolaam risiko
Monitor dan review
Dikomunikasikan dan dikonsultasikan
Identifikasi dengan memakai instrument : RM, survey, dll
Penilaian dibagian operasional, financial,teknologi,dll
Setting prioritasdiprioritaskan : alat (RCA,riskmatrix grading)
Evaluasi risiko risk ranking, cost benefit analisis (dirangking dinilai biaya
yang dikeluarkan )
Penanganan risiko risk control dan risk financing

6. Apakah klasifikasi dari risiko?


a. Berdasarkan factor biologis : kuman pathogen
b. Factor kimia : bahan-bahan kimia, obat, gas anastesi
c. Factor ergonomi : cara duduk, dll
d. Factor fisik : bising, suhu, radiasi panas,dll
e. Factor psikososial : ketegangan di kamar bedah, di kamar mayat, RSJ,dll

7. Apa saja ruang lingkup yang ada dalam menejemen risiko?


Pasien
Personil
pengunjung
RS

Manajemen K3 RS
8. Apakah yang dimaksud dengan K3?
Suatu upaya untuk menekan atau mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
yang pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan antara unsur kesehatan dan keselamatan
9. Apakah tujuan dari K3 Rumah Sakit?
Terciptanya keadaan yang aman dan nyaman :
Bagi pengunjung
Pasien
Staff
Lingkungan RS
Teciptanya rasa aman dan nyaman di tempat kerja sehingga terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan prodiktif, dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan serta penyakit akibat kerja melibatkan segala pihak
10. Apakah manfaat dari K3?
Langsung
Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja
Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja
Tidak langsung
Meningkatkan image terhadap RS
11. Apakah ruang lingkup pelayanan K3?
o
o
o
o
o

Keselamatan terhadap factor penyebab penyakit


Keselamatan terhadap pemakaian peralatan medic dan non medic
Keselamatan terhadap bahan berbahaya ( misal radiokatif )
Keselamatn terhadap bahaya kebakaran
Keselamatn terhadap bencana

Terhadap Pelayanan :
a. Upaya penyehatan ruang bangunan
b. Upaya penyehatan air bersih
c. Upaya pengelolaan limbah cairpemakaian air
d. Upaya pengelolaan limbah padatsampah medis

e.
f.
g.
h.
i.

Upaya pengendalia serangga dan binatang penganggu rayap


Upaya penyehatan makanan dan minuman
Upaya penyehatan linen terkait dengan ruang laundry
Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan
Pengawasan sterilisasi

Tujuan : untuk mencegah infeksi nosokomial, kebakaran, dll


12. Sebutkan kendala dari K3?
13. Sebutkan dasar hukum yang mengatur K3?
UU No 14/1969 tentang ketentuan pokok tenaga kerja
UU No 1/1970 ttg keselamatan kerja
UU No.23/1992 ttg kesehatan
Permenkes RI No 986 /92 dan Keputusan Dirjen PPM dan PLP No HK
00.06.6.598 ttg Kesehatan RS
Permenkes RI No.472 /Menkes /Per/V/96 ttg pengamanan bahan bahaya bagi
kesehatan
Manajemen Sanitasi RS
14. Apakah definisi Menejemen Sanitasi RS?
Upaya pengawasan berbagai factor lingkungan fisik, kimia, dan biologic d RS yang
kemungkinan dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas RS,
penderita, pengunjung, dan masyarakat sekitar RS
15. Apakah ruang lingkup sanitasi?
Aspek Rumah tanggaan pembersihan gedung
Aspek khusus sanitasi
Aspek dekontaminasi , disinfeksi dan sterilisasi terkait bahan2 untuk pasien
Aspek pengendalian serangga dan binatan penganggu
Aspek pengawasan pasien dan pengunjung RS
Peraturan Perundang-undangan RS
Aspek penanggulangan bencana
Aspek pengawasan kesehatan petugas lab
Aspek penanganan bahan2 radioaktif
Aspek standarisasi sanitasi
Program penyuluhan
Progam pengembangan manajemen
16. Apakah syarat sanitasi RS yang baik
Lingkungan RS mempunyai batas yang jelas (pagar), penerangan yang baik,
tidak becek, tidak bau, pinya saluran terbuka dan tertutup

Ruangan dan bangunan RS bersih, mudah dibersihkan, tempat sampah (medis


dan non medis), tidak bau, bebas dari serangga, punya fasilitas sanitasi yang
diperlukan
17. Apakah tujuan dari sanitasi ?
Menciptakan kondisi RS yang bersih, nyaman, dan dapat mencegah infeksi silang
dan tidak mencemari lingkungan
Terkait dengan manfaat sanitasi mempercepat penyembuhan pasien, dapat
menjadi sasaran tempat pengobatan dan rawat inap, dapat meningkatkan citra RS
Manajemen Keselamatan Pasien
18. Apa saja standar keselamatan pasien?
19. Apa definisi dari keselamatan pasien RS?
20. Apakah tujuan dari menejemen keselamatan pasien?
21. Bagaimana bentuk kegiatan dari menejemen keselamatn pasien?
22. Bagaiman solusi Life saving dari keselamatan pasien RS ?
23. Apa yang dimaksud 7 langkah keselamatan pasien?

STEP 4

Manajemen
Risiko Rumah

Manajemen
Risiko

Manajeme
n RS

Proses
Manajeme

Pasien
Staf
Pengunj

Manajeme
n Sanitasi

Manajeme
n

Ruang
Lingkup

7 Langkah
Keselamat

STEP 7
Manajemen Risiko
1. Apakah yang dimaksud dengan Menejemen Risiko ?
kegiatan meminimalkan bahaya terhadap pasien, kegiatan untuk
menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan, pasien, dan
pengunjung
sebagai aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh rumah
sakit untuk melakukan, identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko
terjadinya cidera atau kerugian pada :
- pasien,
- personil,
- pengunjung dan
rumah sakit itu sendiri
The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organization

2. Apa manfaat dari adanya menejemen risiko?


a.
Terhadap pasien
o Membuat sekecil mungkin cidera yg tidak diinginkan
o Meningkatkan keamanan pasien dan mutu asuhan
b.
Terhadap staf

o Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan keamanan staf


c.
Terhadap institusi
o Menjaga reputasi
o Meminimumkan risiko financial dengan manajemen yg lebih baik
o Memenuhi objektif secara optimal dengan pemanfaatan sebaikbaiknya sumberdaya yg ada
d.
Terhadap public
o Meningkatakan kepercayaan public, bahwa dengan program MRK
yg baik keamanan mereka lebih terjamin
Pelatihan manajemen risiko klinik ; Perhimpunan Dokter Forensik
Indonesia
3. Bagaimana system menejemen risiko yang terintegrasi ?
Proaktif
Melalui program2 yg dirancang untuk mencegah, mengendalikan dan membuat
sesedikit mungkin keterbukaan pasien thd risiko klinis
5 kiat untuk manajemen risiko klinis yang proaktif :
o Credentialing of medical staff
Seleksi staf medik yang baik
o Incident monitoring and tracking
Monitor dan menjejaki kejadian klinis yg tidak diinginkan
o Complaints monitoring and tracking
Monitor dan menjejaki keluhan pasien / public
o Infection control. Pengendalian infeksi nosokomial
o Documentation in the medical record
Rekam medis yg baik
Reaktif
Proses sistematis melakukan identifikasi, evaluasi dan penanganan risiko klinis
jika sudah terjadi (termasuk negosiasi besaran ganti)
Pelatihan manajemen risiko klinik ; Perhimpunan Dokter Forensik
Indonesia
a. Proses manajemen risiko terintegrasi
o Identifikasi risiko

Adalah usaha mengidentifikasi situasi yg dapat menyebabkan cedera,


tuntutan atau kerugian secara financial. Identifikasi akan membantu langkah2
yg akan diambil manajemen risiko tsb
o Analyzing identified risks
o Evaluating the risks
o Treating the risks

b. Instrument
o Laporan kejadian
o Review rekam medik (penyaringan kejadian untuk memeriksa rm untuk
memeriksa rm untuk mencari penyimpangan pada praktik danprosedur)
o Pengaduan (complaint) pelanggan
o Survey / self assessment
keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS
4. Apakah tujuan dari adanya menejemen risiko?
Meminumkan keterjadian medical errors, adverse events, dan
harms pada pasien (membuat asuhan pasien lebih aman)
Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan
biaya klaim yang harus menjadi tanggungan institusi (mencegah
kerugian finansial bagi RS)
(Pelatihan manajemen risiko klinik ; Perhimpunan Dokter
Forensik Indonesia)
5. Bagaimana proses dari menejemen risiko?
o menegakkan konteks
- tetapkan kegiatan
- tujuan dan sasaran
o identifikasi risiko:
- apa yang dapat terjadi
- bagaimana hal itu terjadi
o penilaian risiko:
- bagaimana risiko bila terjadi
- apa dampaknya bila sudah terjadi
- bagaimana hal itu bias dikurangi

o evaluasi dan peringkat:


- evaluasi pilihan untuk mengurangi risiko
- hitung biaya untuk mengurangi risiko
- identifikasi kegiatan yang dapat mengurangi biaya risiko
- bandingkan biaya dengan benefit
o pengelolaan risiko
- dihindari
tidak melaksanakan kegiatan yang menimbulkan risiko
- dikurangi venture
mengurangi atau mengandalkan dampak yang mungkin
-

terjadi
dipindahkan
mengatur agar pihak lain ikut menanggung atau berbagi

sebagian risiko melalui kontrak, kerjasama,join


diterima
beberapa risiko sangat ringan sehingga dapat diterima

atau dikelola sendiri


o monitor dan review
- monitor dampak resiko
- dkaji kembali / review efektifitas kegiatan
- perubahan prioritas risiko
o dikomunikasikan dan dikonsultasikan
- siapa saja yang perlu tahu
- siapa saja yang terlihat
6. Apakah klasifikasi dari risiko?
Penyakit akibat kerja di sarana kesehatan umumnya berhubungan
dengan berbagai faktor biologis :
(kuman patogen; pyogenic, colli, baccilli,stapphylococci, yang
umumnya berasal dari
pasien).
Faktor kimia :
(bahan kimia dan obat-obatan antibiotika, cytostatika, narkotika dan
lain-lain, pemaparan
dengan dosis kecil namun terus menerus seperti
anstiseptik pada kulit, gas anestesi pada
hati.
Formaldehyde untuk mensterilkan sarung tangan karet medis atau
paramedis dikenal
sebagai zat yang bersifat karsinogenik)
faktor ergonomi :
(cara duduk, mengangkat pasien yang salah)
faktor fisik :
yaitu pajanan dengan dosis kecil yang terus menerus

a. kebisingan dan getaran diruang generator


b. pencahayaan yang kurang dikamar operasi, laboratorium, ruang
perawatan
c. suhu dan kelembabam tinggi diruang boiler dan laundry
d. tekanan barometrik pada decompression chamber
e. radiasi panas pada kulit
f. tegangan tinggi pada sistem reproduksi, dan lain-lain
faktor psikososial :
(ketegangan dikamar bedah, penerima pasien gawat darurat dan
bangsal penyakit jiwa,
shift kerja, hubungan kerja yang kurang harmonis,
dan lain-lain).
Berdasarkan sumber

Eksternal risk
o Pencurian, penipuan
o Piutang tak tertagih
o Perubahan politik pemerintah, dll
Internal risk
o Kerusakan aset oleh karyawan RS
o Kelumpuhan, kesakitan ,atau kematian akibat kecelakaan kerja
o Miss manajemen, dll

Aspek manajemen

Prevented risk
Normaly prevented risk
Manage risk
Unprevented risk
Unpreventable risk

Dapat atau tidaknya dialihkan


o
o

Dapat dialihkan pada pihak mengalami kerugian, pada perusahaan


asuransi
Tidak dapat dialihkan

Klasifikasi hazard (ada 4)

Moral hazard bersumber dari perilaku


Physical hazard
Morale hazardbersumber dari perasaan yang berlebihan
Legal hazard

7. Apa saja ruang lingkup yang ada dalam manajemen risiko?


-

pasien,

personil,
pengunjung dan
rumah sakit itu sendiri

Manajemen K3
8. Apakah yang dimaksud dengan K3?
suatu upaya untuk menekan atau mengurangi resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
9. Apakah tujuan dari K3 Rumah Sakit?
i. agar petugas RS, Pasien, keluarga pasien , pengunjung dan
lingkungan RS merasa aman dan nyaman
ii. teciptanya sistem k3 di tempat kerja yang melibatkan
segala pihak shingga dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan serta penyakit akibat kerja dan terciptanya
tempat kerja yang aman efisien dan produktif

10. Apakah manfaat dari K3?


langsung ( perlindungan untuk petugas kerja secara langsung)
mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja
menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja
menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga
kerja merasa aman dalam bekerja
-tidak langsung
meningkatkan image market terhadap perusahaan
-

11. Apakah ruang lingkup pelayanan K3?

keselamatan
keselamatan
keselamatan
keselamatan

terhadap faktor penyebab penyakit


terhadap pemakaian peralatan medik dan non medik
terhadap bahan berbahaya ( mis : radioaktif )
terhadap bahaya kebakaran

keselamatan terhadap bencana


(Kuliah dari H. Saekun Rais SP, SH, SHI)
1. Upaya penyehatan ruang bangun
Ciptakan kondisi ruang dan konstruksi serta pengaturan peralatan

untuk cegah dampak negatif.


Pengukuran dan Pengaturan pencahayaan, Suhu,kelembaban,
kebisingan.
2. Upaya penyehatan air bersih
Pemeriksaan dan monitoring air bersih 6 bulan
sekali
Melakukan sampling dan pengukuran suhu
Melakukan sampling dan pengiriman sampling
Pengawasan kualitas air bersih
3. Upaya pengelolaan limbah cair
Merawat, memelihara, khlorinasi, pengukuran suhu, pH, pengiriman
sampling dan analisa laboratorium
4. Upaya pengelolaan limbah padat
Pemisahan, pewadahan, pengangkutan, pembakaran / pemusnahan
sampah medis dan umum
Monitoring jumlah produksi sampah medis dan sampah umum
5. Upaya pengendalian serangga dan binatang pengganggu
Pengawasan, pemeriksaan, pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan perkembangbiakan serangga dan binatang
pengganggu
Identifikasi dan monitoring populasi serangga dan binatang
pengganggu
6. Upaya penyehatan makanan dan minuman
Pemantauan dan pengawasan kebersihan bahan, tempat
pengolahan, proses dan tempat penyimpanan dan distribusi
makanan minuman serta kebersihan alat masak dan alat makan
minum
Sampling dan pengiriman sampel makanan, swab alat makan
Monitoring dan penyehatan lingkungan dapur, tempat penyimpanan
dan alat distribusi

7. Upaya penyehatan linen


Penerimaan, pencucian sterilisasi, penyimpanan dan distribusi linen,
personal hygiene, kesehatan kerja ruang, penyehatan lingkungan
ruang laundry
8. Upaya penyuluhan kesling
9. Pengawasan sterilisasi
12. Sebutkan kendala dari K3?
Dana besar
Kemauan dan kesadaran dari staff pelaksanaan K3 belum optimal
SDM yang belum memahami pentingnya K3
13. Sebutkan dasar hukum yang mengatur K3?

UUD 1945 pasal 27


UU no 14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok
ketenagakerjaan

UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

SK Menkes no 351 2003 tentang komite kesehatan dan


keselamatan kerja

SE ( surat edaran ) dirjen pelayanan medik tentang PK3 RS no


00.06.6.4.01497 tahun 1995

1.
2.
3.

Peraturan dan UU
Undang-Undang No 14/1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga Kerja.
Undang-Undang No 1/1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-Undang No 23/1992 tentang Kesehatan.
4. Permenkes RI No 986/92 dan Kep Dirjen PPM dan PLP No
HK.00.06.6.598 tentang Kesehatan Lingkungan RS.
5. Permenkes RI No 472/Menkes/Per/V/96 tentang pengamanan
bahan berbahaya bagi kesehatan.
6. Kepmenkes, No. 261/MENKES/SK/II/1998 dan Kep Dirjen PPM dan
PLP No HK.00.06.6.82 tentang Petunjuk TehnisPelaksanaan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja.
7. Kepmenkes, No. 1335/MENKES/SK/X/2002 tentang Standar
Operasional Pengambilan dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara
Ruang RS.
Pengorganisasian K3 di rumah sakit berdasarkan atas;
1. Surat edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik
No.00.06.6.4.01497 tanggal 24 Februari 1995 tentang PK3-RS

2. Optimalisasi fungsi PK3-RS dalam pengelolaan K3 RS


3. Akreditasi RS

4. Audit manajemen K3 RS
5. SK MenKes No 351/MenKes/SK/III/2003 tanggal 17 Maret 2003
tentang Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sektor
Kesehatan
6. SKB No. 147 A/Yanmed/Insmed/II/1992 Kep.44/BW/92 tentang
Pelaksanaan Pembinaan K3 Berbagai Peralatan Berat Nonmedik
di Lingkungan RS
http://www.jmpk-online.net

Manajemen Sanitasi RS
14. Apakah definisi Menejemen Sanitasi RS?
adalah upaya pengawasan berbagai factor lingkungan fisik, kimia dan
biologic di RS yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan
pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita, pengunjung
maupun bagi masyarakat di sekitar RS
Kiat Mengelolah Rumah Sakit, dr.R.Darmanto
15. Apakah ruang lingkup sanitasi?
Ben Freedman menyebutkan lingkup garapan sanitasi RS meliputi :
A. Aspek Kerumahtanggaan (Housekeeping) seperti :
1.Kebersihan gedung secara keseluruhan.
2.Kebersihan dinding dan lantai.
3.Pemeriksaan karpet lantai.
4.Kebersihan kamar mandi dan fasilitas toilet.
5.Penghawaan dan pembersihan udara.
6.Gudang dan ruangan.
7.Pelayanan makanan dan minuman.
B. Aspek khusus Sanitasi.
1.Penanganan sampah kering mudah terbakar.

2.Pembuangan sampah basah.


3.Pembuangan sampah kering tidak mudah terbakar.
4.Tipe incinerator Rumah Sakit.
5.Kesehatan kerja dan proses-proses operasional.
6.Pencahayaan dan instalasi listrik.
7.Radiasi.
8.Sanitasi linen, sarung dan prosedur pencucian.
9.Teknik-teknik aseptik.
10.Tempat cuci tangan.
11.Pakaian operasi.
12.Sistim isolasi sempurna.
C. Aspek dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi.
1.Sumber-sumber kontaminasi.
2.Dekontaminasi peralatan pengobatan pernafasan.
3.Dekontaminasi peralatan ruang ganti pakaian.
4.Dekontaminasi dan sterilisasi air,makanan dan alat-alat pengobatan.
5.Sterilisasi kering.
6.Metoda kimiawi pembersihan dan disinfeksi.
7.Faktor-faktor pengaruh aksi bahan kimia.
8.Macam-macam disinfektan kimia.
9.Sterilisasi gas.
D. Aspek pengendalian serangga dan binatang pengganggu.
E. Aspek pengawasan pasien dan pengunjung Rumah Sakit :
1.Penanganan petugas yang terinfeksi.
2.Pengawasan pengunjung Rumah Sakit.
3.Keamanan dan keselamatan pasien.

F. Peraturan perundang-undangan di bidang Sanitasi Rumah Sakit.


G. Aspek penanggulangan bencana.
H. Aspek pengawasan kesehatan petugas laboratorium.
I. Aspek penanganan bahan-bahan radioaktif.
J. Aspek standarisasi sanitasi Rumah Sakit

Dari lingkup sanitasi yang begitu luas tersebut yang paling penting untuk
dikembangkan adalah menyangkut :

Program sanitasi kerumahtanggaan yang meliputi penyehatan


ruang dan bangunan serta lingkungan RS.
Program sanitasi dasar, yang meliputipenyediaan air minum,
pengelolaan kotoran cair dan padat, penyehatan makanan dan
minuman, pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu.
Program dekontaminasi yang meliputi kontaminasi lingkungan
karena mikroba, bahan kimia dan radiasi.
Program penyuluhan.
Program pengembangan manajemen dan perundang-undangan
yang meliputi penyusunan norma dan standar serta pengembangan
tenaga sanitasi RS melalui pelatihan, konsultasi

16. Apakah syarat sanitasi RS yang baik


1. lingkungan
a. lingkungan rumah sakit harus mempunyai batas yang jelas
dilengkapi dengan pagar yang kuat sehingga orang lain maupun
binatang liar tidak bebas masuk
b. lingkungan rumah sakit harus dilengkapi dengan penerangan
yang baik
c. lingkungan rumah sakit tidak becek , tidak berdebu, dan
terdapat saluran yang terbuka / tertutup
d. saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung
dengan IPAL
2. Ruang dan Bangunan
a. harus dalam keadaan bersih mudah dibersihkan tersedia tempat
sampah sesuai dengan jenis sampahnya ( sampah medis dan
sampah non medis)
b. tersedia fasilitas sanitasi sesuai dengan yang dibutuhkan

c. ruang dan bangunan harus bebas dari serangga dan binatang


yang lainnya
d. mutu udara harus memenuhi syarat tidak berbau, kadar debu
tidak melampaui 150 ug/m3 dalam pengukuran selama 24 jam
dan angka kuman kurang lebih 350 koloni / m3, udara bebas
kuman patogen

o penerangan semua ruangan harus diberi penerangan


o kebisingan diruang perawatan tidak boleh melebihi 45dB, diruang
poliklinik, maks 80dB, laboratorium mks 68 dB, ruang cuci dapur
o
o
o
o
o
o

maks 78 dB
pembersihan ruangan
penyediaan air bersih
pengawasan kualitas air bersih di RS
pengelolaan limbah RS
pembuangan sampah padat
pengelolaan sampah :
penampungan sampah,
tempat sampah harus : tidak mudah berkarat, kedap air,
bertutup,

mudah

diangkut,

dibersihkan
pengangkutan sampah,
harus diusahakan agar

mudah

bahan2

dikosongkan,

yg

berbahaya

mudah

tidak

mencemari jalan yg ditempuh ke pembuangan


perlakukan sampah sebelum dibuang
ada sampah yg bias di daur ulang, misalnya perak nitrat
pembuangan cairan pencuci film bias diambil peraknya.

Limbah infeksius sering disterilkan dengan otoklaf


insenerator :
adalah alat untuk membakar sampah padat kering mapun yg
basah
o mengusahakan agar di sekitar RS tidak ada tempat perindukan
untuk segala macam serangga baik untuk nyamuk, lalat, maupun
kecoa
o tikus diusahakan tidak ada tempat untuk bersarangnya tikus di
RS
o mengendalikan infeksi nosokomial : membasuh tangan, desinfeksi,
sterilisasi

keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS


17. Apakah tujuan dari sanitasi ?
menciptakan kondisi lingkungan RS agar tetap bersih, nyaman, dan
dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari

lingkungan
Manfaat
1)Dapat mengurangi kemungkinan terjadinya re-infeksi dan infeksi
silang ( infeksi nosokomial )di RS.
2)Dapat mempercepat proses penyembuhan penderita.
3)Akibat dari butir 1 dan 2 akan dapat dihemat biaya pengeluaran RS
dan masyarakat yang terkena infeksi (pasien, petugas dan pengunjung
RS).
4)Mengurangi dampak negatif limbah RS terhadap lingkungan dan
masyarakat.
5)Rumah Sakit yang saniter merupakan daya tarik bagi masyarakat
untuk menggunakannya.
6)Meningkatkan citra RS sebagai tempat yang bersih, sehat dan
tenang

Manajemen Keselamatan Pasien


18. Apa saja standar keselamatan pasien?
a.

Hak pasien

b.

Mendidik pasien dan keluarga

c.

Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan

d.

Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan


meningkatkan keselamatan pasien

e.

Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

f.

Mendidik staf tentang keselamatan pasien

g.

Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

Standar I. Hak pasien.


1. Standar :

Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana
& hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak
Diharapkan).
2. Kriteria :
a. Harus ada Dokter penanggung jawab pelayanan.
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas &
benar kepada pasien & keluarganya tentang rencana & hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
Standar II. Mendidik pasien dan keluarga.
3. Standar :
RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang
kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
4. Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan
pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada
sistem & mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung
jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tsb diharapkan pasien &
keluarga dapat :
a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap & jujur.
b. Mengetahui kewajiban & tanggung jawab pasien & keluarga.
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
d. Memahami & menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS.
f. Memperlihatkan sikap menghormati & tenggang rasa.

g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.


19. Apa definisi dari keselamatan pasien RS?
suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi

lebih aman
suatu sistem untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat pelaksanaan suatu tindakan atau tidak mengambil

tindakan yang seharusnya dilakukan


20. Apakah tujuan dari menejemen keselamatan pasien?
untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat pelaksanaan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan
untuk membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih
aman
21. Bagaiman solusi Life saving dari keselamatan pasien RS ?
1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip
2. Pastikan Identifikasi Pasien
3. Komunikasi secara Benar saat Serah Terima/Pengoperasi Pasien
4. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar
5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concenfratod)
6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan
7. Hindari Salah Kauter dan Salah Sambung Selang (Tube)
8. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai
9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan
Infeksi Nosokomial

22. Apa yang dimaksud 7 langkah keselamatan pasien?


1) Bangun kesadaran akan nilai KP ciptakan kepemimpinan &
budaya yg terbuka dan adil
RS :
o Kebijakan : tindakan staf segera setelah insiden, langkah
o
o
o
Tim :
o

kumpul fakta, dukungan kepada staf, pasien keluarga


Kebijakan : peran & akuntabilitas individual pada insiden
Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
Lakukan asesmen dengan menggunakan survey penilaian KP
Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada

insiden
o Laporan

terbuka

&

terjadi

proses

pelaksanaan tindakan / solusi yg tepat


Prinsip penting :

pembelajaran

serta

o Budaya safety berarti staf selalu sadar terhadap KTD potensial


o Staf berserta RS selalu mampu mengakui & belajar dari
kesalahan & bertindak untuk memperbaiki
o Terbuka untuk berbagi informasi, dan dlm hal KTD staf
ditangani secara adil
o Semua KTD juga terkait dng system, mencari kesalahan pada
system akan membantu RS belajar untuk menekan insiden
2) Pimpin dan dukung staf anda bangunlah komitmen & focus yg
kuat & jelas tentang KP di RS
RS :
o Ada anggota direksi yg bertanggung jawab atas KP
o Di bagian2 ada orang yg dapat menjadi penggerakKP
o Prioritaskan KP dlm agenda rapat direksi / manajemen
o Masukkan KP dalam semua program latihan staf
Tim :
o Ada penggerak dalam tim untuk memimpin gerakan KP
o Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
o Tumbuhkan sikap ksatria yg menghargai pelaporan insiden
Prinsip penting :
o Pelaksanaan KP-RS butuh motivasi & komitmen pimpinan :
direksi , pimpinan klinis & manajerial dari seluruh jajaran
pelayanan
o Pimpinan perlu menunjukkan KP-RS adalah prioritas, pimpinan
harus

sering

tampak

&

aktif

memimpin

di

lapangan

memperbaiki system KP-RS


o Staf agar mudah melapor bila tidak merasa bahwa asuhan
pasien aman
3) Integrasikan aktivitas

pengelolaan

risiko kembangkan

system & proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi &


asesmen hal yg potensial bermasalah
RS :
o Struktur & proses menjamin risiko klinis & non klinis,
mencakup KP
o Kembangkan indicator kinerja bagi system pengelolaan risiko
o Gunakan informasi dari system pelaporan insiden & asesmen
risiko & tingkatkan kepedulian terhadap pasien
Tim :
o Diskusi isu KP dalam forum2

o Penilaian risiko pada individu pasien


o Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap
risiko & langkah memperkecil risiko tsb
Prinsip penting :
o Manajemen risiko terintegrasi berarti pelajaran dari suatu
area risiko dapat segera disebarkan ke area risiko yg lain
o Konsisten melaksanakan identifikasi, assesmen, analisis &
investigasi semua risiko
o Penggunaan beberapa risk assessment tools : risk matrix
grading, FMEA (failure mode and effect analysis), risk
assessment shecklist
4) Kembangkan system pelaporan pastikan staf anda agar dapat
melaporkan kejadian / insiden serta RS mengatur pelaporan kpd
KKP-RS
RS :
o Lenkapi rencana implementasi system pelaporan insiden, ke
dalam maupun ke luar yg harus dilaporkan ke KPPRS PERSI
Tim :
o Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg
telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, sbg bahan pelajaran yg
penting
Prinsip penting :
o Pelaporan insiden adalah langkah pertama proses mencegah
KTD
o Staf penting memahami APA insiden KP yg harus dilaporkan
(semua insiden yg menyebabkan / dapat menyebabkan
cedera, tidak hanya yg sentinel) dan bagaimana cara
melaporkannya
o RS selektif melaporkan insiden penting ke KKPRS, shg secara
nasional dpt disusun peta KTD dan berbagai solusi /umpan
balik ke RS-RS
5) Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien kembangkan
cara-cara komunikasi yg terbuka dgn pasien
RS :
o Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dng pasien &
keluarga

o Pasien & keluarga mendapat informasi bila terjadi insiden


o Dukungan, pelatihan & dorongan semangat kepada kepada
staf agar selalu terbuka kepada pasien & keluarga
Tim :
o Hargai dan dukung keterlibatan pasien & keluarga bila telah
terjadi insiden
o Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kelurga bila terjadi
insiden
o Segera setelah kejadian , tunjukkan empati kpd pasien &
keluarga
Prinsip penting :
o Banyak pasien adalah ahli tentang kondisinya shg dpt
membantu identifikasi risiko & merencanakan solusi terhadap
masalah KP
o Pasien ingin terlibat sbg mitra dlm proses asuhan
o stafBanyak pasien adalah ahli tentang kondisinya shg dpt
membantu identifikasi risiko & merencanakan solusi terhadap
masalah KP
o Pasien ingin terlibat sbg mitra dlm proses asuhan
o Staf perlu melibatkan pasien dlm proses Dx, Th, diskusi risiko,
monitoring, segera diskusikan KTD secara bijak & dgn empati
o Keterbukaan ini & mendiskusikan KTD akan membantu pasien
untuk lebih baik dlm menerima risiko atau KTD
6) Belajar & berbagi pengalaman tentang KP dorong staf untuk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana &
mengapa kejadian itu timbul
RS :
o staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi
sebab
o Kebijakan : criteria pelaksanaan analisis akar masalah atau
metode analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1,
per tahun untuk proses risiko tinggi
Tim :
o diskusikan dlam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
o identifikasi bagian alain yg mungkin terkena dampak & bagi
pengalaman tsb
prinsip penting :

o bila insiden terjadi, isu penting bukanlah siapa yg salah


tetapi bagaimana & mengapa hal itu terjadi
o belajar secara sistematik : tipe insiden yg perlu dilapor,
informasi apa dan kapan diperlukan , bagaimana menganalisis
7) Cegah cedera melalui implementasi system KP gunakan
informasi yg ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan
perubahan pada system pelayanan
RS :
o tentukan solusi dengan informasi

dari

system

pelaporan,

asesmen risiko, kejadian insiden, audit serta analisis


o solusi mencakup penjabaran ulang system, penyesuaian
pelatihan staf & kegiatan klinis, penggunaan instrument yg
menjamin KP
o assesmen risiko untuk setiap perubahan
o sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS-PERSI
o umpan balik kepada staf ttg setiap tindakan yg diambil atas
insiden
tim :
o kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman
o telaan perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya
o umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg
dilaporkan
prinsip penting :
o dari solusi, dibuat system bau shg staf mudah melaksanakan
asuhan yg lebih baik & lebih aman
o pastikan system baru termasuk assesmen risiko, dievaluasi terus
menerus dlm jangka panjang, termasuk belajar terus menerus
keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS

Anda mungkin juga menyukai