ANTENATAL CARE
LATAR BELAKANG
ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007).
Dewasa ini ANC adalah pokok yang sangat di perhatikan mengingat pentingnya pengetahuan
masyarakat terutama minoritas mengenai kesehatan kandungannya,banyaknya angka
kehamilan disetiap tahunnya dan banyaknya abortus dan kurang sehat angka kandungan yang
menjadi momok bagi dunia kesehatan maka begitu perlunya berkonstribusi dalam
penyelamatan sejak dini melalui program pengecekan kesehatan ibu hamil mulai dari sejak
berhentinya haid sampai melahirkan, pemerintahpun berkonstribusi dalam hal pelayanan
kesehatan ibu hamil tapi keberhasilan suatu program bukan hanya ditentukan menejemen tiap
instansi atau pelayanannya tapi bagaimana masyarakan berpartisipasi ikut dalam pensuksesan
program yang di berikan.
Adapun standar pelayanan yang di canangkan oleh pemerintah dalam hal ini :
Berdasarkan sistem legistasi ada 6 standar pelayanan antenatal, yaitu:
1. Identifikasi ibu
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal dan memeriksakan minimal pada ibu hamil
- Satu kali pada trimester I : Sebelum UK 14 minggu
- Satu kali pada trimester II : sebelum UK 28 minggu
- Dua kali pada trimester III : sebelum UK 28 36 minggu
3. Palpasi abdomen
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan
5. Pengelolaan dini hipetensi dalam kehamilan
6. Persiapan persalinan
Penjelasan 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:
1. Identifikasi ibu hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur. Hasil yang
diharapkan dari identifikasi ibu hamil ini adalah
a. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan,
Alasan
Trimester II 14 28
minggu
Trimester III 28 36
minggu
Setelah
36
minggu
3. Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah
janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari kelainan,
serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan Anemia pada kehamilan
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi
pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap
zat besi rata-rata 60 mg/hari (Tablet mengandung FeSO4 320 mg = zat besi 60 mg dan
asam folat 500 g), kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II
karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin
stelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan.
Tablet zat sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu
penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per hari. Selain
itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui
kadar Hb yang dilakukan2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat kunjungan
awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda
anemia.
Selain anemia, seorang bidan juga dapat memberi obat-obatan bagi ibu hamil seperti
medikasi berbagai jenis obat secara rutin (zat besi, calcium, multivitamin dan mineral)
dan obat khusus (anti parasit cacing dan malaria)
5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan,
mengenali tanda dan gejala preeklampsia lainnya, mengambil tindakan yang tepat,
dan merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan
persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, biaya. Bidan sebaiknya melakukan
kunjungan rumah untuk hal ini. Dalam memberikan asuhan/pelayanan standar
minimal 7 T (timbang BB), ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, TT, tablet
besimin 90 tablet selama hamil, tes PMS, temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan. Namun standar ini sudah berkembang menjadi 10 T hingga 14 T.
Program yang tertera adalah bentuk aktualisasi untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi
setiap individu yang membutuhkan pelayaan baik di indonesia secara umum dan di
kecamatan desa secara kusus.
PEMBAHASAN
1. Konsep medis ANC
2.
3.
4.
5.
Fisiologi Kehamilan
Pemeriksaan penunjang
Konsep Keperawatan ANC
Asuhan keperawatan dalam format ANC
minggu
22 28 Minggu
24-25 cm
28 Minggu
26,7 cm
30 Minggu
29,5 30 cm
32 Minggu
31 cm
34 Minggu
32 cm
36 Minggu
33 cm
40 Minggu
37,7 cm
Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita hamil
melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Imunisasi TT
Lama Perlindungan
pemberian Imunisasi TT
TT1
TT2
3 Tahun
TT3
6 Tahun
TT4
10 Tahun
TT5
25 Tahun
Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan
minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus
diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau
lebih.
d. Pemeriksaan kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
- TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)
- Terabanya ballotement di simpisis 12 mgg
- DJJ (+) dg Dopller 10-12 mgg
- DJJ (+) dg fetoscop 20 mgg
- Quickening 20 mgg
Perhitungan Taksiran Partus (Naegle)
- Hari + 7
- Bulan (1-3) + 9,
B (4-12) 3
- Tahun (1-3) + 0,
T (4-12) + 1
2. FISIOLOGOI KEHAMILAN
-
Kehamilan
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal
periode antepartum (Helen Varney, 2007 ; 492).
Proses kehamilan
a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya didaerah
ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
1) Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 300 juta hanya 300 500 yang sampai di tuba fallopi yang
bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami proses
kapasitasi.
2) Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi
hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
3) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis
kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki)
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel,
sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel sel tersebut akan membelah
membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai
menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa
sel dalam. Berangsur angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 5
hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas.
Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5 6 hari) dalam bentuk blastokista
tingkat lanjut.
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars
superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput
lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik ( 2 3 hari setelah ovulasi).
Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok kelok.
Jaringan ini mengandung banyak cairan.
-
tubuh berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat refleks
transparan sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak terjadi
rambut mulai tumbuh pada tubuh.
Minggu ke 20
nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh sempurna.
Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X kelenjar minyak telah aktif dan
verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat ibu setelah
kehamilan minggu ke 18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 17
ml urine dikeluarkan setiap 24 jam.
Minggu ke 24
tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki laki terdapat didalam skrotum pada
minggu ke 36 ovarium perempuan masih berada di sekitar batas pelvis, kuku
jari tangan dan kaki sampai mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terlihat
lebih dipusat abdomen.
Minggu ke 40
keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui jalan lahir.
Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus mendapatkan
tambahan BB hampir 1 kg pada minggu tersebut.
-
Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga
panggul.
o Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.
o Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
o Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
o Pipi : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
o Perut : - Striae livide
Striae albican. Linea alba makin menghitam
o Payudara : - hipepigmentasi areola mamae
o Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan
pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta
payudara.
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
o Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
o Tanda Hegar
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan pemberian ASI.
-
terjadi efek lightaning yaitu bagian presentasi akan menurun masuk kedalam
panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.
Cara meringankan:
o Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar
Cara penanganan :
o Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung
menjadi terlalu penuh
o Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi
lambung untuk menjalankan fungsinya
o Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus dan
sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
o Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan.
g. Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos usus
besar ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara penanganan :
o Asupan cairan yang adekuat
o Istirahat cukup
o
Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur untuk
menstimulasi peristaltik
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit
rubella
Tes Lab
Nilai Normal
Nilai Tidak
Diagnosis Masalah
Hemoglobin
10,5-14,0
Protein Urin
Terlacak/negatif
Normal
Terkait
<10,5
Anemia
Protein urine
Bening/negatif
Glukosa
Warna hijau
dalam urin
VDRL/RPR
Kuning, orange,Diabetes
coklat
Negatif
Positif
Syphilis
Faktor rhesus Rh +
Rh-
Rh sensitization
Golongan
A B O AB
Ketidakcocokan ABO
HIV
AIDS
Rubella
Negatif
Positif
Darah
ibu terinfeksi
Feses untuk
Negatif
Positif
ova/telur
cacing dan
parasit
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi
kondisi
- Diperlukan tanda pasti hamil
- Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
- Mencari sebab dari hidraamnion
- Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
- Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
- Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
- Mengetahui posisi plasenta
- Mengetahui adanya IUFD
- Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
4. KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian ANC
a. Anamnesa
- Anamnesa identitas istri dan suami
- Anamnesa umum :
keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati), nafsu makan,
tidur, miksi, defekasi, perkawinan
- Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat
BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar,
hidroamnion, dan anak besar.
- Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam
kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau
lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi
preeklamsi dan eklamsi.
Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
Pernapasan
- Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau
kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
- Kepala dan Leher
Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera
> 22 minggu
- Pemeriksaan panggul
1) Panggul : genital luar
Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus
vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada
(warna, konsistensi, jumlah, bau)
Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
2) Panggul : menggunakan spekulum
Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah
serviks sudah membuka atau belum
- Bising rahim
- Bising aorta
- Peristaltik usus
d. Pemeriksaan Dalam
- Vaginal Toucher (VT)
- Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Asuhan kebidanan I, 2010,ika pantikawati,S.Si.T and saryono, S.Kp.,M.Kes)
Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC
Hamilton, Persis. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan
Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC:
Jakarta.
Carpenito, L.J. 2001. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Rusari. (2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/