1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
KEPUTUSAN INVESTASI
BAB V
STRUKTUR MODAL
1. Sumber-Sumber Modal
2. Analisis Sumber Modal
BAB VI
BIAYA MODAL
1.
2. Menghitung biaya modal masing-masing sumber midal
3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
4. Menghitung biaya modal marginal
BAB VII
BAB I
FUNGSI DAN TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
1. Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan
1.1. Pengertian Manajemen Keuangan
Pengertian manajemen keuangan cukup beragam sesuai dengan pihak yang
menafsirkan. Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto manajemen keuangan adalah
semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana
yang dibutuhkan oleh perusahaan dan usaha untuk menggunakan dana tersebut
seefisien mungkin. Dari aspek manajemen pengertian tersebut berarti manajemen
keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan
keuangan perusahaan.
1.2. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan ada dua yaitu mencari dana yang dibutuhkan perusahaan
dan menggunakan dana yang diperoleh secara efisien (Suad Husnan 1996).
Fungsi pertama mencari dana berarti meliputi berbagai kegiatan menemukan,
menganalisis serta memutuskan sumber dana mana yang akan dipilih dan diambil serta
berapa jumlahnya. Melalui pelaksanaan fungsi ini akan terbentuk struktur finansiel
dan struktur modal. Struktur finansiel adalah susunan seluruh sumber dana perusahaan
( jangka pendek dan jangka panjang ) yang tercermin dalam neraca bagian kredit,
sedang struktur modal adalah susunan sumber dana jangka panjang perusahaan yang
terdiri dari hutang jangka panjang dan ekuitas ( modal sendiri ).
Fungsi kedua menggunakan dana berarti kegiatan merencanakan, menganalisis serta
memutuskan aktiva apa yang akan dibiayai dan berapa jumlahnya sehingga dapat
memberikan peningkatan keuntungan sekaligus meningkatkan nilai perusahaan.
Melalui pelaksanaan fungsi ini akan diperoleh struktur kekayaan (aktiva).
GAMBAR 1
PENGGUNAAN
(Investasi )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kas
Piutang
Persediaan Brng
Tanah
Gedung
Mesin-mesin
Dlsb
ANALISIS
& KEPUTUSAN
PT. ASM
SUMBER DANA
1.
2.
3.
4.
Hutang Dagang
Kredit BANK
OBLIGASI
Setoran Modal
Pemilik (Saham)
Jumlah
Aktiva Lancar
Kas
Piutang dagang
Persediaan barang
Aktiva lancar lainnya
Jumlah aktiva lancar
Aktiva Tetap
Bangunan dan Peralatan
Akumulasi penyusutan
Tanah
Jumlah aktiva tetap
Rp. 44.000
Rp. 78.000
Rp.211.400
Rp. 13.800 (+)
Rp.347.200
Rp.838.000
Rp.( 383.200 )
Rp. 70.000 (+)
Rp.524.800
Rp. 30.000
Total Asktiva
Rp.927.000
HUTANG DAN
EKUITAS
Hutang Lancar
Hutang dagang
Hutang pajak
Hutang upah
Hutang bunga
Jumlah Hutang lancar
Jumlah
Hutang Obligasi
Total Hutang
Saham biasa
Saldo laba ditahan
Total ekuitas
Total Hutang dan Ekuitas
Rp. 300.000
Rp. 327.100 (+)
Rp. 627.100
Rp. 927.000
Rp. 76.110
Rp. 17.390
Rp. 3.900
Rp. 2.500 (+)
Rp. 99.900
Rp. 830.200
Rp. 539.750 ( - )
Rp. 290.450
Rp. 90.750
Rp. 71.800
Rp. 28.200
Rp. 190.750 (- )
Rp. 99.700
Rp. 20.000 ( - )
Rp. 79.700
Rp. 17.390 ( - )
Rp. 62.310
Rp. 62.310
Rp. 15.000 ( - )
Rp. 47.310
5. Pasar Keuangan
Kehidupan perusahaan dewasa ini dalam aspek keuangan didukung oleh banyak lembaga
keuangan modern seperti bank, pasar uang, pasar model dalam berbagai produk generik
maupun derevatifnya, asuransi , dana pensiun, leasing dll. Berbagai lembaga tsb
menjadikan semua aktivitas dan keputusan keuangan perusahaan menjadi lebih mudah.
5.1.Bank Umum
Bank yang memiliki fungsi intermediasi dan dapat menciptakan uang giral. Bank
memiliki peran yang sangat penting bagi terciptanya effisiensi keuangan perusahaan
karena melalui bank kelebihan likuiditas bisa diinvestasikan serta membantu proses
transfer keuangan dengan mudah.
5.2.Lembaga Keuangan Lainnya
Lembaga pembiayaan merupakan lembaga yang berusaha dibidang pembiayaan seperti
modal ventura, leasing, anjak piutang, pegadaian dsb.
Perusahaan asuransi
Perusahaan asuransi adalah lembaga keuangan yang berusaha dibidang pertanggungan
atas kerugian baik kerugian atas nyawa, harta dsbnya.
Dana Pensiun
Dana Pensiun merupakan lembaga keuangan yang mengelola dan menjalankan program
yang menjanjikan manfaat pension.
Pasar Modal
Pasar uang
Pasar uang merupakan aktivitas bertemunya permintaan dan penawaran dana jangka
pendek ( kurang dari satu tahun ). Dipasar ini ditransaksikan ; call money, Pronote
(promessory notes), Repo (reepurchases agreement), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU),
Sertfikat Bank Indonesia ( SBI ) dll.
BAB II
NILAI WAKTU UANG ( TIME VALUE OF MONEY )
Berbagai keputusan keuangan memiliki tujuan untuk meningkatkan kemakmuran
pemilik dan umumnya berhubungan dengan masa yang akan datang, sementara keadaan
masa yang akan datang memiliki ketidakpastian ( risiko ). Disamping itu dalam investasi ada
perbedaan waktu antara uang yang dikeluarkan dengan uang yang diterima oleh investor,
sementara rupiah ( uang ) yang diterima sekarang akan berbeda nilainya dengan rupiah
( uang ) yang akan diterima dimasa masa yang akan datang disebabkan adanya inflasi,
kesempatan untuk memperoleh untung dsb. Dengan kata lain dalam kalkulasi keuangan
masalah nilai waktu dari uang sangat menentukan dalam mempengaruhi penilaian atas
investasi.
1. Nilai Yang Akan Datang ( Future Value )
Future value yaitu nilai uang yang akan diterima dimasa yang akan datang dari sejumlah
modal yang ditanamkan sekarang dengan tingkat discount rate ( bunga ) tertentu.
Nilai waktu yang akan datang dapat dirumuskan sbb ;
Future Value = Mo ( 1 + i )n
Mo
i
n
= Modal awal
= Bunga per tahun
= Jangka waktu dana dibungakan
Contoh 1 :
Tuan Budi pada 1 januari 2005 menanamkan modalnya sebesar Rp. 10.000.000,-dalam
bentuk deposito di bank selama 1 tahun, dan bank bersedia memberi bunga 10 % per
tahun, maka pada 31 Desember 2005 Tuan Budi akan menerima uang miliknya yang
terdiri dari modal ppoko ditambah bunganya.
Perhitungannya sbb ;
Future Value = Mo ( 1 + i )n
FV
FV
FV
Jadi nilai yang akan datang uang milik Tn Budi adalah Rp. 11.000.000,Contoh 2 :
Bila tuan depositi tuan Budi tersebut menjadi 2 tahun berapa nilai modal pada akhir tahun
ke dua ?
FV
FV
FV
FV
=
=
=
=
Jadi nilai yang akan datang uang milik Tn Budi adalah Rp. 12.100.000,Contoh 3 :
Tuan Ali selama 3 tahun berturut turut mulai 1 januari 2005 sampai dengan tahun 2008
menanamkan modalnya sebesar Rp. 10.000.000,-pertahun dalam bentuk deposito di bank
dan bank bersedia memberi bunga 10 % per tahun. Berapa jumlah uang milik Tuan Ali
pada 31 Desember 2008 ?.
Perhitungannya sbb ;
n
FV = Mo (1 + i )
t =1
FV
= Mo ( 1 + i )1 + Mo ( 1 + i )2 + Mo ( 1 + i )3
FV
FV
FV
FV
1 Januari 2005
Bunga 10 %
Rp. 909.090.91
Rp. 1.000.000
Sejumlah dana ( Rp.1.000.000 ) yang akan diterima 1 tahun yang akan datang apabila
dinilai sekarang dengan tingkat bunga 10 % maka nilainya Rp. 909.090,91
Rumus Nilai sekarang ( Present Value ) yaitu ;
Present Value =
Mn
i
n
1
Mn
n
(1 + i )
Contoh 1 :
Tuan Budi tahun depan ( th 2005 ) akan menerima warisan senilai Rp. 100.000.000
apabila warisan tsb dinilai sekarang ( tahun 2004 ) dengan tingkat bunga 10 % pertahun
berapa nilai warisan tsb sekarang ?
Present Value
= 100.000.000 x 0.90909
Untuk mempermudah perhitungan maka dapat digunakan tabel present value yang ada di
berbagai buku manajemen keuangan
3. Model-model Perhitungan
Contoh 2 :
Tuan Budi tahun depan ( th 2005 ) akan menerima warisan senilai Rp. 100.000.000
apabila warisan tsb dinilai sekarang ( tahun 2003 ) dengan tingkat bunga 10 % pertahun
berapa nilai warisan tsb sekarang ?
Karena jangka waktu dana yg akan diterima adalah 2 tahun yang akan datang maka
perhitungannya menjadi ;
(1 + 0.10)
Present Value
= 100.000.000 x 0.82645 ( dibulatkan )
Present Value = 82.645.000
Contoh 3 :
Proyeksi penerimaan PT X untuk 5 tahun kedepan dimulai tahun 2006 s/d 2010
berturut-turut sebagai berikut ; Rp 300 juta ;Rp 350 juta; Rp 400 juta; Rp 450 juta ; Rp.
500 juta. Berapa nilai penerimaan tsb bila dinilai ditahun 2005 ( present value )
penerimaan tsb dengan tingkat bunga ( discount factor ) 15 %
Jawaban dapat menggunakan cara sbb ;
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Penerimaan (Rp)
Discount Factor
15 %
300.000.000
0.869565
350.000.000
0.756144
400.000.000
0.657516
450.000.000
0.571753
500.000.000
0.497177
Present Value Penerimaan tahun 2005
Present Value
Penerimaan
260.869.500
264.650.400
263.006.400
257.288.850
248.588.500
1.294.403.650
Jadi nilai sekarang ( th 2005 ) atas penerimaan selama 5 tahun berturut turut adalah Rp.
1.294.403.650.
Contoh 4 :
Proyeksi penerimaan PT Y untuk 5 tahun kedepan dimulai tahun 2006 s/d 2010 sebesar
Rp 400 juta setiap tahun. Berapa nilai penerimaan tsb bila dinilai ditahun 2005 ( present
value ) dengan tingkat bunga ( discount factor ) 15 %
Karena penerimaan sama ( Rp. 400.000.000 ) pertahun maka solusinya tidak perlu
mengalikan satu persatu penerimaan per tahun dengan discount factor, cukup dengan
mengalikan penerimaan 1 tahun dengan jumlah discount factor selama 5 tahun.
PV
PV
PV
BAB III
KEPUTUSAN INVESTASI
1. Investasi
Pengertian investasi yaitu penanaman dana pada suatu aktiva. Dalam hal investasi aktiva
tetap sering di hubungkan dg Capital Budgeting ( CB )
Capital Budgeting merupakan keseluruhan proses menganalisis proyek untuk
menentukan apakah suatu proyek dapat masuk dlm anggaran modal atau tidak.
Keputusan dalam C B penting karena ;
Implikasi keputusan akan berlangsung dalam jangka panjang.
Menentukan bentuk-bentuk aktiva perusahaan
Menyangkut pengeluaran dana yg besar
Proyek yang dianalisis dalam CB terdiri dari ;
1. Penggantian (replacement) utk mempertahankan bisnis yg ada
2. Penggantian untuk mengurangi ( menghemat ) biaya
3. Pengembangan produk yg ada pada pasar yg ada
4. Pengembangan produk baru pada pasar baru
5. Keamanan dan pemeliharaan lingkungan.
2. Analisis dan Penilaian dalam Capital Budgeting
Menganalisis / menilai dalam capital budgeting hampir sama dg penilaian sekuritas
( saham / obligasi ). Prosedure penilaian menggunakan tahap-tahab sebagai berikut ;
1. Penentuan biaya proyek
2. Menaksir cash-flow proyek ( operating maupun terminal cash flows )
3. Menaksir risiko cash-flow proyek ( misal dg menggunakan biaya modal untuk
mendiskontokan cash-flow proyek )
4. Menghitung present value cash-flow proyek
5. Membandingkan present value cash-inflow dg cash-outflow proyek, bila hasilnya
positif maka layak diterima bila negatif tidak layak diterima.
3. Cash Flow Proyek
Cashflow adalah aliran dana yang berkait investasi suatu proyek
Suatu proyek biasanya tidak hanya memerlukan aktiva tetap tapi juga membutuhkan
modal kerja.
Cash-flow suatu proyek akan terdiri dari ;
a. Cash out flows sering disebut juga sebagai initial investment yaitu total jumlah
dana yg dikeluarkan untuk membiayai proyek baik untuk pengadaan aktiva tetap
maupun modal kerja.
b. Operating Cash-flows sering disebut dg proceeds yaitu kas masuk bersih yg
terdiri dari depresiasi dan laba bersih
c. Terminal cash flows yaitu kas masuk bersih sebagai akibat berakhirnya proyek,
misalnya nilai residu aktiva tetap, pencairan modal kerja.
10
Secara skematis
Th 0
th 1
th 2
th3
th 4
x--------------x------------------x------------------x----------------x
(- ) Cash out
( + ) proceed th 1
( + ) proceed th 2
( + ) proceed th 3
( + ) proceed th 4
Cash flow berbeda dengan laporan laba rugi karena laba rugi melihat penerimaan dan
pengeluaran dari sisi akrual sedang cash flow melihat dari sisi kas.
Contoh Perbandingan Laporan Laba Rugi dan Arus Kas
Keterangan
Penjualan
Biaya-biaya
a. Tunai.
b. Depresiasi
Laba Operasi ( EBIT )
Pajak
Laba bersih ( EAT )
Akuntasi
2.000.juta
Keterangan
Kas masuk
Arus Kas
2.000. jt
1.000.juta
500 juta
500 juta
150 juta
350. juta
Kas keluar
1.000. jt
Kas keluar
Kas masuk bersih
150. jt
850. jt
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sesuai akuntansi yg dilaporkan dalam R/L adalah
laba Rp. 350 juta namun sesuai arus kas maka kas yg nasuk sebesar Rp. 850 (EAT +
Depresiasi).
4. Metode Penilaian Capital Budgeting
Untuk melakukan penilaian atas suatu proyek ada beberapa metode yang dapat
digunakan yaitu
4.1. Metode Payback Period dan Discounted Payback Period
4.2. Metode Accounting Rate of Return ( ARR )
4.3. Metode Net Present Value
4.4. Metode Internal Rate of Return ( IRR )
4.5. Profitability Index ( PI )
4.1. Metode Payback Period
Metode Payback Period ( PP ) yaitu mengukur periode ( jangka waktu) yg diperlukan
agar investasi dapat kembali dari proyek.
Contoh 1 :
Total Investasi pendirian Cold Storage sebesar Rp. 1.000.000,- Umur investasi 4 tahun dan
laba bersih pertahun berturut turut Rp. 250.000, Rp.150.000, Rp. 50.000, Rp. (150.000 ).
Apakah Investasi tsb menguntungkan bila metode depresiasi dengan garis lurus
11
EAT
250.000
150.000
50.000
(150.000)
Depresiasi
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
Sampai tahun ke 2 arus kas menunjukkan investasi masih sisa Rp. 100.000 dan dpt
ditutup oleh sebagian proceed th ke 3.
Payback Periode = 2 +
100.000
x12bulan = 4bulan
300.000
Kesimpulan : Investasi menguntungkan karena akan dapat kembali lebih cepat ( 2 tahun 4
bulan ) dari jangka waktu ekonomisnya ( 4 tahun )
b. Metode Discounted Payback Period
Metode ini memasukkan time value of money yg merupakan kritik atas kelemahan
metode Payback Period. Arus kas dipresent valuekan dgn tingkat bunga tertentu dan
kemudian dihitung periode pengembalian investasi
Tahun
0
1
2
3
4
Perkiraan
Arus Kas
( 1.000.000 )
500.000
400.000
300.000
100.000
Discounted PP = 2 +
DF 10 %
1
0.909
0.826
0.751
0.683
PV Arus Kas
Diskonto 10 %
( 1.000.000 )
454.500
330.400
225.300
68.300
215.100
Discounted PP = 2, 95 tahun ( 2 tahun + 11,4 bln )
225.300
75.000
x100% = 15 %
500.000
12
Rumus NPV
NPV=
t =0
CFt
(1 + k )
Dimana ;
CFt ( Cash flow atau arus kas pada th t ), k ( biaya modal proyek ),
t
( periode waktu ), n ( usia proyek )
dengan contoh proyek diatas maka arus kas dan biaya modal proyek 10 % sbb ;
Tahun
0
1
2
3
4
Atau
NPV =
P I = 1.078
Karena PI proyek 1,078 atau > 1 maka berarti proyek diterima / menguntungkan.
13
Rumus IRR
CFt
(1 + r )
t =0
=0
IRR = r1 C1
r 2 r1
C 2 C1
Dimana :
C1 = nilai NPV positif
C2 = nilai NPV negatif
r1 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif ( C1 )
r2 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif ( C2 )
15% 14%
IRR = 14 % + 0.49 %
8.330 8.083
IRR = 14.49 % Bila biaya dana > dari 14.49 proyek tidak menguntungkan tapi
bila biaya dana < 14.49 proyek menguntungkan
14
5. Investasi Penggatian
Penggantian aktiva tetap lama dg aktiva tetap baru membutuhkan investasi karena
itu perlu dianalisis. Analisis penggantian aktiva tetap ( replacement analysis ) memiliki
perbedaan dg analisis investasi baru dalam hal menentukan cashflows investasi,
sementara dalam menilai layak tidaknya memiliki kesamaan dengan penilaian investasi
baru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam investasi penggatian yaitu ;
Nilai sisa investasi aktiva lama yang akan diganti.
Nilai depresiasi aktiva lama
Nilai jual aktiva lama.
Nilai investasi aktiva baru
Umur ekonomis aktiva baru
Pengaruh penggantian terhadap ;
Penghasilan ( Revenue ) apakah bertambah atau berkurang.
Biaya ( Cost ) apakah bertambah atau berkurang
g. Taksiran arus kas harus dihitung atas dasar selisih ( incrimental )
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Contoh : PT.GTN akan mengganti mesin pengering jagung yg lama dg mesin baru. Nilai
buku mesin lama Rp. 800 juta dg sisa usia ekonomis 4 tahun tanpa nilai residu dan
disusut dg metode garis lurus. Harga mesin baru Rp. 1.200 juta (untuk memudahkan
analisis diumpamakan umur ekonomis sama dg mesin lama = 4 tahun ). Penggunaan
mesin baru tsb akan menghemat biaya Rp. 150 juta pertahun. Mesin lama dijual sesuai dg
nilai bukunya dan pajak keuntungan 30 %.
Buatlah analisis apakah keputusan penggantian tsb layak dilaksanakan.
Langkah analisis sbb ;
Langkah 1 : Menghitung Cashflows
(1). Arus kas keluar ( besarnya investasi )
Harga mesin baru
Rp. 1.200.000.000,Hasil penjualan mesin lama Rp. 800.000.000,- ( - )
Nilai investasi
Rp. 400.000.000,(2). Arus kas masuk
Tambahan laba akibat penghematan
Rp. 150.000.000
Tambahan penyusutan
Penyusutan mesin baru Rp. 300.000.000,Penyusutan mesin lamaRp. 200.000.000,Tambahan penyusutan
Rp. 100.000.000,- ( - )
Tambahan laba sebelum pajak
Rp. 50.000.000,Tambahan pajak 30 %
Rp. 15.000.000,-( - )
Tambahan laba setelah pajak
Rp. 35.000.000,Jadi penggantian mesin tsb mengeluarkan investasi Rp. 400.000.000,- dan akan
memberi tambahan laba bersih setelah pajak Rp. 35.000.000,-pertahun
Langkah 2 : Melakukan penilaian
Proceeds = tambahan laba bersih + tambahan depresiasi
15
Proceeds = Rp. 35.000.000 + Rp. 100.000.000 = Rp. 135.000.000,a. Metode Payback Periode
PP = Investasi / Proceed pertahun
PP = 400.000.000 / 135.000.000
PP = 2.96 tahun ( 2 tahun 11,5 bulan )
Jadi investasi akan kembali dalam 2 tahun 11,5 bulan sedang umur investasi 4 tahun
sehingga kesimpulannya investasi penggantian layak ( menguntungkan ) untuk
dilaksanakan.
b. Metode ARR
ARR
ARR
ARR
ARR
penggantian
tsb
layak
d. Metode IRR
Karena dengan DF 10 % diperoleh NPV positif = Rp. 27.950.000
Maka kita perlu mencari NPV negative dengan menaikkan DF misalnya dengan DF
18 % sbb ;
PV Proceeds = Rp. 135.000.000 x 2.690 = Rp. 363.150.000,PV Investasi = Rp. 400.000.000 x 1
= Rp. 400.000.000,- ( - )
NPV
= Rp. ( 36.850.000,-)
IRR = r1 C1
r 2 r1
C 2 C1
IRR = 10 27.950.000
18 10
36.850.000 27.950.000
IRR = 10 + 3.45
atau 13.45 %
present value kas keluar dan hasil PV yang paling kecil yang efisien. Namun bila aktiva
yg harus dipilih memiliki umur ekonomis tidak sama maka perlu pendekatan yg berbeda
yaitu dg equivalent annual cost approach( EACA).
Equivalent annual cost approach (EACA) yaitu metode analisis yang mencari
besarnya pengeluaran tahunan yg ekuivalen ( sama ) dg PV kas keluar ( initial
investment).
Contoh : Perusahaan dihadapkan pada pemilihan dua buah mesin yaitu mesin A dan
mesin B dg karaketeristik sbb ;
Mesin
Harga
Umur ekonomis
Biaya operasi
A
Rp. 15 jt
3 tahun
Rp. 4 juta
B
Rp. 10 juta
2 tahun
Rp. 6 juta
Karena umur ekonomis tidak sama maka perlu menggunakan metode penilaian equivalen
annual cost approach dengan langkah sbb ;
1. Mencari present value kas keluar keseluruhan
Present Value Kas keluar ( dlm jutaan ) dengan DF 10 %
Mesin
Th 0
Th 1
Th 2
Th 3
PV pd DF 10 %
A
15
4
4
4
24, 95
B
10
6
6
20,41
2. Menghitung equivalen annual cost
X
X =
24,95
2,4868
X = 10,03 juta
17
BAB IV
MANAJEMEN AKTIVA LANCAR
1. Manajemen Modal Kerja
1.1. Pengertian / Konsep Modal Kerja
Modal kerja merupakan modal / asset yang beroperasi dan berputar terus menerus
didalam perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan.
Modal kerja dapat didiskripsi menurut tiga konsep yaitu ;
a. Modal kerja kotor ( brutto ) yaitu konsep yang menganggap bahwa modal kerja
adalah seluruh aktiva lancar yang ada dalam perusahaan.
b. Modal kerja bersih ( netto ) yaitu konsep yang menganggap bahwa modal kerja
adalah kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar.
c. Modal kerja fungsionil yaitu konsep yang menganggap bahwa modal kerja adalah
seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan perusahaan pada
suatu periode.
Dari konsep modal kerja tsb maka aktiva lancar merupakan bagian yang terpenting.
Unsur aktiva lancar yang dominan biasanya adalah ; Kas , Piutang , Persediaan Barang
Aktiva lancar yaitu aktiva selalu berputar dalam periode jangka pendek ( < 1 tahun )
Aktiva lancer berputar berarti berubah dari kas menjadi barang dan menjadi kas lagi,
seperti dibawah ini ;
KAS
BARANG
KAS
( Penjualan Tunai )
KAS
BARANG
PIUTANG
KAS
( Penjualan Kredit )
CONTOH :
Neraca PT. GTN pada tanggal 31 Desember 2003
Rekening
Kas
Sekuritas
Piutang
Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva tetap
Akumulasi penyusutan
Jumlah aktiva tetap
Total
Nilai
22.000
10.000
170.000
117.000
319.000
Rekening
Hutang dagang
Hutang bank
Hutang pajak
Jumlah hutang lancar
Nilai
91.000
160.000
30.000
281.000
200.000
300.000
138.000
919.000
Dengan menggunakan neraca diatas maka dapat ditentukan besarnya modal kerja PT
GTN tahun 2003 menurut konsep-konsep tersebut diatas sbb ;
Modal kerja kotor ( brutto ) = Rp. 319.000 yaitu jumlah aktiva lancar
Modal kerja bersih ( netto ) = Rp. 38.000 atau ( Rp.319.000 Rp.281.000 )
Modal kerja fungsionil terdiri dari ;Kas, Piutang, Persediaan, Aktiva tetap
(sebesar penyusutan tahun tersebut ).
18
=
=
=
=
=
=
= 15 hari
= 14 hari
= 12 hari
= 8 hari
= 5 hari
1 hari
2 hari
4 hari
3 hari
5 hari ( + )
15 hari
19
3. Pengeluaran perhari
Biaya bahan baku
Biaya pewarnaan
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja persiapan, tenun & finishing
Biaya administrasi dan kas
Modal Kerja
Penjualan
ModalKerja
Penjualan
PerputaraModalKerja
Misal : Target penjualan tahun 2006 sebesar Rp. 900.000.000 dan perputaran modal
kerja 12 kali, maka kebutuhan modal kerja tahun 2006 dapat ditentukan sbb ;
Modal kerja =
Rp.900.000.000
= Rp. 75.000.000,12
RWC =
LabaOperasi
x 100 %
ModalKerja
Hasil pengukuran RWC yang makin tinggi menunjukkan makin efisien penggunaan
modal kerja perusahaan.
20
2. Manajemen Kas
Kas dan surat berharga merupakan aset yang paling likuid dan sangat
menentukan bagi kelancaran operasi perusahaan, karena kas menjadi alat tukar yang
memungkinkan perusahaan membiayai kegiatannya.
Ada tiga motif memiliki kas ( Keynes dalam Agus Sartono, 2001 ) yaitu ;
(1). Alasan untuk memenuhi kebutuhan transaksi
(2). Alasan untuk berjaga-jaga karena aliran kas perusahaan sulit diprediksi
(3). Alasan kebutuhan untuk spekulasi
Karena alasan pentingnya kas dalam perusahaan maka manajemen harus
mengelola kas secara tepat sehingga menjamin kelancaran operasi dan dapat mendukung
dicapainya tujuan perusahaan yaitu diperolehnya keuntungan dan meningkatnya
kekayaan perusahaan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka mengelola
kas diataranya yaitu ;
Membuat anggaran kas yaitu anggaran yang berisi rencana kas masuk dan
rencana kas keluar baik dari kegiatan operasi maupun dari rencana pengambilan
dan pembayaran pinjaman selama periode tertentu ( satu tahun )
Melalui anggaran ini manajemen mampu me
Menentukan jumlah kas optimal ( metode inventory dan metode Stochastik ).
Memelihara kas membawa konsekwensi menanggung 2 biaya yaitu
(1). Biaya bunga bila sumber dana tsb dari pinjaman
(2). Biaya peluang ( opportunity cost ) yaitu hilangnya kesempatan meraih
keuntungan bila kas tsb digunakan untuk investasi surat berharga.
Jumlah kas optimal dapat ditentukan melalui metode inventory dengan rumus sbb ;
2OD
Q=
i
Q ( jumlah kas minimal ), O ( biaya pengadaan kas / perubahan surat berharga
menjadi kas ), D ( kebutuhan kas selama 1 tahun )
Contoh : Kebutuhan kas PT GTN pertahun Rp. 1.200.000.000 dengan pemakaian
perhari konstan. Biaya transaksi perubahan surat berharga (efek) menjadi kas Rp.
50.000 setiap kali perubahan. Pendapatan bunga bila memiliki surat berharga adalah
12 % pertahun. Berapa jumlah kas optimal bagi PT GTN ?
Q=
2 x50.000 x1.200.000.000
= Rp. 31.622.777
0.12
21
3. Manajemen Piutang
Piutang yang ada dalam perusahaan umumnya timbul sebagai akibat kebijakan
penjualan kredit. Apabila kebijakan manajemen menggunakan penjualan tunai maka
tidak akan muncul piutang dagang ( investasi dalam piutang ). Persoalannya lebih
menguntungkan mana bagi manajemen apakah dengan penjualan tunai atau penjualan
kredit ? Persoalan ini dapat dianalisis dengan cost and benefit kebijakan penjualan kredit.
Bila cost > benefit penjualan kredit maka sebaiknya digunakan penjualan tunai.
Bila cost < benefit penjualan kredit maka sebaiknya digunakan penjualan kredit.
Contoh : PT GTN saat ini ( tahun 2005 ) menggunakan sistim penjualan tunai dan
memiliki omzet Rp. 800.000.000,- Untuk tahun 2006 manajemen akan
mempertimbangkan mengubah kebijakan penjualan tunai menjadi penjualan kredit
dengan syarat n/60 artinya pembeli diberi tempo untuk membayar sampai hari ke 60 dari
saat pembelian. Dengan perubahan tsb diharapkan penjualan akan meningkat menjadi
Rp.1.050.000.000,- dan profit margin 15 %, sementara biaya dana sebesar 16 % pertahun.
Apakah rencana kebijakan penjualan kredit tsb menguntungkan bagi perusahaan ?
Masalah diatas dapat dianalisis dengan membandingkan manfaat (benefit) dan biaya
(cost) sebagai berikut ;
MANFAAT
Tambahan keuntungan adanya penjualan kredit.
( Rp. 1.050.000.000 Rp. 800.000.000 ) x 15 %
= Rp.
37.500.000,-
BIAYA
360
= 6 kali pertahun
60
Rp.1.050.000.000
= Rp. 175.000.000
Rata-rata piutang
=
6
Modal yg diperlukan untuk investasi dalam piutang dihitung adalah
= ( 100 % - 15 % ) x Rp. 175.000.000
= Rp. 148.750.000
Perputaran piutang
persediaan dengan tepat agar tidak terlalu banyak yang dapat berakibat risiko kerusakan
dan tidak terlalu sedikit yang dapat mengakibatkan kegagalan melayani pelanggan.
Dalam mengelola persediaan perusahaan akan terbebani dua biaya yaitu biaya
pemesanan ( procuremen cost ) dan biaya penyimpanan ( carrying cost ). Dua biaya ini
sifatnya berlawanan sbb ;
Biaya pesan dihitung atas dasar frekwensi pesan tidak berkait dengan jumlah
yang dipesan yang berarti semakin sedikit jumlah yang dipesan akan semakin
besar biaya pemesanan perunit.
Biaya simpan dihitung atas dasar jumlah unit yang dipesan yang berarti makin
banyak yang barang disimpan maka biaya makin besar dan sebaliknya.
a. Metode penentuan persediaan optimal menggunakan EOQ (Economic Order
Quantity)
EOQ =
2 RS
C
EOQ ( Jumlah pembelian yang ekonomis ), R (jumlah kebutuhan bahan satu tahun),
S ( set up cost / biaya pemsanan ), C ( Carrying cost / biaya penyimpanan )
Contoh :
PT. GTN memiliki kebutuhan bahan baku 1 tahu sebesar 1.600 unit, biaya pesan Rp.
100.000 untuk sekali pesan, biaya penyimpanan Rp. 500 per unit pertahun. Jumlah
pembelian yang ekonomis adalah ;
Q=
2 x100.000 x1600
= 800 unit
500
Dari hasil perhitungan diatas maka jumlah pembelian yang ekonomis ( efisien ) adalah
800 unit setiap kali beli sehingg frekwensi pembelian menjadi 1.600 / 800 = 2 kali dalam
satu tahun.
b. Lead time dan Reorder Point
Lead time yaitu jangka waktu antara saat barang dipesan dan barang dating.
Reorder point yaitu saat yang tepat untuk memesan kembali barang. Reorder
point depengaruhi oleh lead time,
BAB V
STRUKTUR MODAL
1. Sumber-sumber Modal
Modal perusahaan dapat diperoleh dari dua sumber yaitu sumber luar perusahaan dan
sumber dari dalam perusahaan
a. Sumber dari luar yaitu sumber modal dari luar rumah tangga perusahaan seperti ;
Dari pemilik / Pemegang saham ( berupa setoran modal ) yang merupakan
ekuitas (modal sendiri) sumber pemilik dari luar perusahaan karena
keuangan pemilik dan keuangan perusahaan terpisah.
Dari pinjaman ( Debt = hutang ) seperti hutang obligasi, hutang bank, hutang
dagang dll.
b. Sumber dari dalam perusahaan yaitu merupakan dana yang dihasilkan sendiri dari
hasil operasi perusahaan seperti ; Laba ditahan, Penyisihan Depresisasi.
2. Konsep Struktur Keuangan dan Struktur Modal
Struktur keuangan ( finansiil ) adalah paduan dari seluruh sumber modal perusahaan
( baik jangka pendek maupun jangka panjang ).
Struktur modal merupakan paduan dari sumber modal jangka panjang yang digunakan
perusahaan.
Rancangan Struktur Keuangan merupakan aktivitas manajemen mencari komposisi yg
baik dari semua komponen sumber modal dengan tujuan meminimumkan biaya
penggunaan dana.
Dengan konsep struktur modal maka pembelanjaan dlm perusahaan ada 2 kemungkinan
yaitu ;
Menggunakan hutang pembelanjaan dengan Leverage
Tidak ada hutang pembelanjaan Unleverage
Contoh :
Jenis Pembelanjaan
Leverage = 0 Semua modal dari ekuitas ( modal sendiri ) atau Un Leverage
Leverage = 10 Modal terdiri dari Hutang 10 % , dan ekuitas 90 %
Leverage = 40 Modal terdiri dari Hutang 40 % , dan ekuitas 60 %
Leverage = 90 Modal terdiri dari Hutang 90 % , dan ekuitas 90 %
Manajemen dalam memutuskan penggunanaan leverage dipengaruhi oleh ;
Ketersediaan sumber dana bagi perusahaan.
Biaya masing2 sumber dana.
Policy manajemen yg berkait dengan keterlibatan pemilik modal terhadap
pengambilan keputusan.
Target return bagi modal sendiri ( pemegang saham )
24
Tambahan Modal
dipenuhi dg Hutang
Rp. 500.000
Rp. ( 120.000 )
Rp. ( 300.000 )
Rp. 80.000
Rp. 40.000
Rp. 40.000
Rp. 2.800.000
Rp. 1.200.000
Rp. 4.000.000
Rp. 800.000
Rp. 3.200.000
Rp. 4.000.000
3.33 %
Rp.
Rp.
Rp.
380.000
190.000
190.000
5.94 %
25
Dari analisis diatas menunjukkan bahwa tambahan modal bila menggunakan hutang
akan menghasilkan rentabilitas modal sendiri sebesar 3,33 % sedang bila dipenuhi
dengan setoran modal sendiri akan menghasilkan rentabilitas modal sendiri 5,94 % atau
lebih tinggi, sehingga keputusannya adalah lebih baik kebutuhan tambahan modal
dipenuhi dengan menambah modal sendiri.
Bagaimana bila laba operasi / usaha tidak Rp. 500.000 tapi naik menjadi Rp. 800.000,bagaimana keputusannya ?
Karena laba operasi Rp. 800.000 sedang total modal Rp. 4.000.000,- maka Earning
Power ( Rentabilitas Ekonomi ) sebesar 20 % atau (800.000 / 4.000.000 ) x 100 %
Karena earning power 20 % lebig tinggi dari bunga hutang 15 % maka kebutuhan
tambahan modal akan lebih baik menggunakan hutang karena akan m,eningkatkan
rentabilitas modal sendiri.
26
Tahun
1
2
Angsuran Pokok
Bunga
50% x Rp. 200 jt = Rp. 100 jt
18 % x Rp 200 jt = Rp. 36 jt
50% x Rp. 200 jt = Rp. 100 jt
18 % x Rp 100 jt = Rp. 18 jt
(50 jt + 30 jt )
= 0.472
100 jt
36 jt + 0 +
(1 0.25)
Hasil rasio DSC sebesar 0.472 atau kurang dari 1 ini berarti bahwa dana dari laba
operasi dan penyusutan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban membayar bunga dan
angsuran pokok hutang.
Karena itu bila perusahaan menerima tawaran dari bank dengan syarat yang ada maka
perusahaan akan menghadapi kesulitan keuangan ( likuiditas ).
AKTIVA LANCAR
HUTANG
MODAL SENDIRI
KONSERVATIF
VERTIKAL
AKTIVA TETAP
27
BAB VI
BIAYA MODAL
1. Pengertian Biaya Modal
Biaya modal ( Cost of Capital ) merupakan biaya peluang ( opportunity cost ) atas
penggunaan dana ( modal ) dalam suatu proyek ( perusahaan ).
Semua pemilik dana yang digunakan ( diinvestasikan ) dalam perusahaan berharap
memperoleh return ( pengembalian / hasil ) yang memuaskan. Keuntungan (return ) yang
harus dibayar oleh perusahaan tsb akan menjadi syarat dibolehkannya pemakaian dana
oleh pemilik dana ( sumber dana ).
Dengan demikian biaya modal akan menjadi hurdle of rate ( pembatas ) untuk
menentukan apakah sebuah investasi proyek menguntungkan atau tidak.
Misal ;
Tingkat pengembalian investasi
1. Return Investasi < Biaya Modal
2. Return Investasi = Biaya Modal
3. Return Investasi < Biaya Modal
Kekayaan Menurun
Kekayaan Tetap
Kekayaan Meningkat
Ri = Rf + ( Rm Rf )
Ri
Rf
Rm
CONTOH : 7.1
Tingkat keuntungan portfolio saham di pasar modal yang ditunjukkan dengan index harga
saham sebesar 17 %, keuntungan investasi bebas risiko ( bunga SBI ) sebesar 10 %
sedang risiko saham ( ) PT SAMPOERNA sebesar 1,2.
Berapa biaya modal saham biasa PT SAMPOERNA ?
Menggunakan rumus diatas maka biaya modal saham biasa PT SAMPOERNA sbb ;
Ri = Rf + ( Rm Rf )
Ri = 10 % + ( 17 % - 10 % ) 1,2
Ri = 18,4 %
karena Ri = Ke
maka Ke = 18,4 %
Po =
D1
( Ke g )
Po
D1
Ke
g
CONTOH : 7.2
Harga saham PT INDOSAT tahun 2005 Rp. 10.000,- dan deviden tahun depan
diperkirakan Rp. 800,- sedang pertumbuhan laba ( deviden ) diharapkan 14 % dengan
pay out ratio tetap maka bisya modal saham dari PT INDOSAT dapat dihitung sbb ;
10.000 =
800
( Ke 0.14)
10.000 Ke = 2.200
Ke
= 22 %
Kp =
D
P
dimana
Kp
CONTOH : 7.3.
Harga nominal saham preference Rp. 10.000,-/lembar dg deviden Rp. 900, hasil
penjualan netto saham preference tsb Rp. 9.000,-/ lembar .
Biaya modal saham preference adalah ;
Kp = 900 / 9.000 = 0.10
Kp = 10 %
2.000.000
+ (0.15 x100.000.000)
5
BiayaHu tan g =
100.000.000
BiayaHu tan g =
400.000 + 15.000.000
100.000.000
Kd =
Kd
Po
Fc
t
Po + Pn
2
Bunga +
CONTOH : 7.4
Sebuah obligasi memiliki nilai nominal Rp. 1.000.000,- dengan umur 10 tahun,
dengan bunga ( coupon ) 12 % pertahun. Obligasi tsb dijual dengan harga Rp.
900.000,- dan biaya emisi sebesar Rp. 50.000,Biaya modal obligasi sebelum pajak dapat dihitung sbb ;
50.000
10
Kd =
900.000 + 1.000.000
2
120.000 +
Kd =
120.000 + 5.000
950.000
Kd = 0.1316
atau 13,16 %
= 900.000 x 1
= 900.000
= 50.000 x 1
= ( 50.000 )
= 120.000 x 4,659 = ( 559.080 )
= 1.000.000 x 0,208 = ( 208.000 )
NPV
= 82.920
31
Kd = i1 c1
NPV
NPV
i 2 i1
c 2 c1
Kd = 12 (139.200)
Kd = 12 +
= - 139.200
= 82.920
17 12
82.920 + 139.200
696.000
222.120
Kd = 12 + 3,133 Kd = 15,133 %
Jadi biaya modal obligasi sebelum pajak yang dihitunga dengan dengan cara cash
flow hasilnya 15,133 %
NILAI
( ribuan )
2.000.000
3.000.000
1.000.000
4.000.000
10.000.000
Proporsi
(%)
20
30
10
40
100
COC
Individual
15,4 %
15,13 %
10 %
18,4 %
COC after
Tax
11.55
11.35
10
18,4
WACC
0.0231
0.03405
0.01
0.0736
0.14075
32
Hasil WACC sebesar 0.14075 bila dikalikan 100 % maka WACC menjadi sebesar 14, 075
%
CARA 2 ( Dengan rumus )
WACC = (Wd bank ).( Kd bank ) .(1-tax ) + ( Wd obl ).(Kd ) .(1-tax ) + Wp.Kp + Ws.Ke
WACC
Wdbank
Wdobl
Wp
Ws
Kd bank
Kd obl
Kp
Ke
WACC = 0.14074
14.074 %
33
BAB VII
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
2. Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan atas kinerja perusahaan utamanya adalah manajemen dan pemegang
saham. Bagi manajemen laporan keuangan akan menjadi potret kinerja selama periode
akuntansi serta akan menjadi dasar pijak bagi pengambilan keputusan keuangan pada
tahun-tahun yang akan datang.
Manajemen dalam merencanakan dan mengambil keputusan keuangan dimasa yang akan
datang perlu melakukan analisis atas kinerja keuangan masa sebelumnya berdasar pada
laporan keuangan. Karena itu analisis laporan keuangan menjadi penting bagi manajemen
dalam rangka operasi dimasa yang akan datang.
Untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan dapat digunakan beberapa metode
diantaranya ; common size, index, rasio dan trend.
e. Analisis Common Size
Analaisis common size dilakukan dengan merubah angka-angka dalam neraca dan
rugi laba menjadi prosentase berdasar pada pedoman tertentu ( common base ).
Untuk neraca prosentase angka-angka didasarkan ( common base ) pada total aktiva
sehingga nilai total aktiva diubah menjadi 100 %, sedang untuk laporan laba rugi
menggunakan dasar ( common base ) penjualan netto, sehingga nilai penjualan netto
diubah menjadi 100 %.
Contoh : Laporan Laba Rugi Common Size
KETERANGAN
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Operasi
Laba Operasi
Biaya Bunga
Laba sebelum pajak
Pajak
Laba bersih setelah pajak
2004
( Rp )
2005
( Rp )
700.000
(455.140)
244.860
(161.000)
83.860
(14.600)
69.260
15.100
54.160
830.200
(539.750)
290.450
(190.750)
99.700
(20.000)
79.700
(17.390)
62.310
Coomon
Size 2004
(%)
100
( 65.02 )
34.98
( 22.98 )
11.98
( 2.09 )
9.89
( 2.15 )
7.74
Common
Size 2005
(%)
100
( 65.01 )
34.99
( 22.98 )
12
( 2.41 )
9.59
( 2.09 )
7.5
34
39.000
70.500
177.000
13.500
300.000
70.000
759.000
( 355.000 )
404.000
2005
( Rp )
44.000
78.000
211.400
13.800
347.200
70.000
838.000
(383.200)
454.800
55.000
927.000
Coomon
Size 2004
%
4.85
8.77
22.01
1.68
37.31
Common
Size 2005
%
4.75
8.41
22.80
1.49
37.45
8.71
94.40
( 44.15 )
50.25
7.55
90.40
(41.34)
49.06
3.73
100
5.93
100
Hak paten
Total Aktiva
Hutang Lancar
Hutang dagang
Hutang pajak
Hutang gaji
Hutang bunga
Jumlah hutang lancar
30.000
804.000
60.810
12.000
3.400
2.000
78.210
76.110
17.390
3.900
2.500
99.900
7.56
1.29
0.42
0.25
9.73
8.21
1.87
0.42
0.27
10.78
146.000
200.000
18.16
21.57
Saham biasa
Saldo laba
Total ekuitas
Total Hutang dan ekuitas
300.000
279.790
579.790
804.000
300.000
327.100
627.100
927.000
37.31
34.80
72.11
100
32.36
35.29
67.65
100
35
f. Analisis Index
Analisis ini mengubah angka angka dalam neraca dan rugi laba berdasar tahun dasar
dimana tahun dasar diberi ganti angka 100
Contoh : Neraca PT. Jamin Co
2004
( Rp )
Aktiva Lancar
Kas
Piutang dagang
Persediaan barang
Aktiva lancar lainnya
Total aktiva lancar
Aktiva Tetap
Tanah
Pabrik dan Peralatan
Akumulasi penyusutan pabrik
Pabrik dan peralatan bersih
Hak paten
Total Aktiva
Hutang Lancar
Hutang dagang
Hutang pajak
Hutang gaji
Hutang bunga
Jumlah hutang lancar
39.000
70.500
177.000
13.500
300.000
2005
( Rp )
Coomon
Size 2004
Common
Size 2005
44.000
78.000
211.400
13.800
347.200
100
100
100
100
100
112.8
110.64
119.43
102.22
115.73
70.000
838.000
(383.200)
454.800
55.000
927.000
100
100
100
100
100
100
100
110.41
(107.94)
112.57
183.33
115.30
60.810
12.000
3.400
2.000
78.210
76.110
17.390
3.900
2.500
99.900
100
100
100
100
100
125.16
144.92
114.71
125
127.73
146.000
200.000
100
136.99
Saham biasa
Saldo laba
Total ekuitas
Total Hutang dan ekuitas
300.000
279.790
579.790
804.000
300.000
327.100
627.100
927.000
100
100
100
100
100
116.91
108.16
115.30
70.000
759.000
( 355.000 )
404.000
30.000
804.000
2004
( Rp )
2005
( Rp )
700.000
(455.140)
244.860
(161.000)
83.860
(14.600)
69.260
15.100
54.160
830.200
(539.750)
290.450
(190.750)
99.700
(20.000)
79.700
(17.390)
62.310
Coomon
Size 2004
(%)
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Common
Size 2005
(%)
118.6
118.59
118.62
118.48
118.89
136.99
115.07
115.17
115.05
36
g. Analisis Rasio
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kinerja
keuangan perusahaan. Analisis ini dilakukan dengan menghitung rasio-rasio dari
laporan keuangan ( Neraca dan Rugi laba ). Dengan analisis ini manajemen dapat
melakukan 2 cara pertama ; membandingkan rasio perusahaan antar waktu untuk
mengetahui kinerja keuangan beberapa periode. Kedua membandingkan rasio
perusahaan dengan rasio perusahaan sejenis atau rasio industri, maka akan diperoleh
gambaran posisi keuangan perusahaan dalam lingkungan industrinya.
Rasio keuangan perusahaan ada 4 jenis yang utama ;
(
1).
Quick ratio
Cash ratio
AktivaLancar
x100%
Hu tan gLancar
AktivaLancar Persediaanbarang
x100%
Hu tan gLancar
=
Kas + setarakas
x100%
Hu tan gLancar
Rasio Solvabilitas : rasio ini sering disebut juga rasio leverage. Hasilnya makin
rendah rasio makin baik
Total Debt to Total Asset ratio =
TotalHu tan g
x100%
TotalAsset
37
TotalHu tan g
x100%
Ekuitas
Rasio Profitabilitas ,Rasio ini sering juga disebut rasio efisiensi ( Husnan & Eny ),
karena dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal. Makin tinggi
rasio makin baik.
Rentabilitas Ekonomi =
LabaOperasi
x100%
TotalModal
Profit Margin=
Labasetelahpajak
x100%
Ekuitas
LabaOperasi
x100%
Penjualanbersih
Labasetelahpajak
x100%
Rata 2kekayaan
Rasio Aktivitas ( Perputaran aktiva ) rasio ini mengukur berapa kali aktiva
berputar, makin cepat makin baik.
Perputaran Aktiva =
Penjualan
TotalAktiva
Perputaran Kas
Penjualan
ModalKerja
Penjualan
Rata 2 Kas
Perputaran Piutang =
Perputaran Persediaan
PenjualanKredit
Rata 2 Piu tan g
=
H arg aPokokPenjualan
Rata 2 Persediaan
h. Analisis Trend
Analisis trend digunakan untuk melihat kecenderungan kinerja keuangan selama
beberapa periode dimasa yang lalu dan menyimpulkan apakah kinerja keuangan
38
memburuk apa membaik, dengan melihat nilai trend ( koefisien arah ). Bila nilai trend
positif berarti kinerja makin membaik, dan sebaliknya.
39
40
1.
2.
3.
4.
BAB VII
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DEVIDEN
1. Pendanaan Jangka Panjang
2. Kebijakan Deviden
BAB VIII
ANALISA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
1. Laporan Keuangan Perusahaan
2. Rasio- Rasio Keuangan
3. Teknik Analisis Laporan Keuangan
DAFTAR PUSAKA
Keown J. Arthur dkk ; Dasar dasar Manajemen Keuangan
41