Penyakit Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya dapat menimbulkan
kematian dalam waktu singkat dan sering menimbulkan wabah. Penyakit tersebut pertama kali
ditemukan pada tahun 1801 di Spanyol, tetapi istilah dengue pertama kali menjadi popular sejak
terjadinya epidemic di Kuba pada tahun 1828.
wadah positif terdapat Aedes aeagypti), dan breteau index (jumlah wadah positif jentik Aedes
aeagypti per 100 rumah). Dalam suatu studi di Taiwan selama terjadi ledakan ditemukan rata-rata
hanya satu nyamuk dewasa betina per rumah. Angka ini dapat menjadi indicator batas mini mal
jumlah nyamuk Aedes aeagypti untuk kasus ledakan. Factor penting yang mempengaruhi
transmisi adalah perbandingan antara nyamuk betina infektif dan tidak infektif.
2.
3.
4.
5.
6.
Menurut Depkes RI (2005), kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan 3 strategi
dasar promosi kesehatan, yaitu:
1. Gerakan pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran,
agar sasaran tersebut berubah dari tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari
tahu menjadi mahu (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku
yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama pemberdayaan adalah indivisu dan
keluarga, serta kelompok masyarakat.
2. Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan social yang mendorong
individu anggota masyarakat mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang
akan terdorong untuk melakukan sesuatu apabila lingkungan social di mana pun dia
berada memiliki opini positif terhadap perilaku tersebut. Terdapat 3 pendekatan suasana :
a. Bina suasana individu ditujukan kepada individu-individu tokoh masyarakat.
b. Bina suasana kelompok ditujukan kepada kelompok masyarakat seperti Kepala
Lingkungan, majelis pengajian, organisasi pemuda dan lain-lain.
c. Bina suasana masyarakat dilakukan terhadap masyarakat umum dengan membina
dan memanfaatkan media-media komunikasi
3. Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis atau terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Advokasi
diarahkan untuk mendapatkan dukungan yang berupa kebijakan, dana, sarana dan lainlain. Stakeholders yang dimaksudkan bisa berupa tokoh masyarakat formal yang
umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintah dan penyandang dana
pemerintah, tokoh agama, tokoh adat dan lain-lain.
PERAN DOKTER
Telah ditetapkan satu produk hukum agar para dokter tetap berjalan on the right track yakni
Undang-Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK) yang berlaku efektif
pada 6 Oktober 2005.
Tujuan pengaturan praktik kedokteran adalah memberikan perlindungan kepada pasien,
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medik, memberikan kepastian hukum
kepada masyarakat, dan pelayan kesehatan.
Mengatur praktik merupakan ruh UUPK, agar praktik dokter tidak menyimpang dari norma dan
etika yang telah disepakati. Dalam hal ini etika profesi memitiki fungsi ganda yaitu ke luar untuk
mengontrol tindak ketidakprofesionalan demi kepentingan pasien/masyarakat, serta ke dalam
untuk menjaga keselarasan hubungan antar-sejawat.
Dari tujuan UUPK tersebut dapat dimengerti bahwa komunitas dokter membutuhkan pengaturan
hukum yang memberi peluang tumbuhnya self regulation dan self enforcement disamping law
enforcement bila memang diperlukan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dibentuk dua lembaga yakni Konsil Kedokteran Indonesia dan
Majelis Kehormatan Disiptin Kedokteran Indonesia.
Bila meningkatnya tuntutan dianggap sebagai kegagalan komunitas dokter dalam memberikan
pelayanan yang terbaik, maka UUPK diharapkan menjadi solusi untuk mengeliminasi kegagalan
tersebut.
Dengan menumbuhkan self regulation dan self enforcement di kalangan profesi medik,
merupakan upaya ke arah pengembangan konsep yang applicable dansustainable dengan
strategi: Doctors for the Future seperti yang telah digariskan oteh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) pada tahun 1996.
Strategi WHO ini juga dikenal dengan sebutan Five Stars Doctor di mana setiap dokter
diharapkan dapat berperan :
Sebagai decision maker yang mampu memilih teknologi yang tepat dengan
pertimbangan etika dan biaya.
Sebagai manager yang mampu menggerakkan individu dan lingkungan demi kesehatan
bersama dengan menggunakan data yang akurat
Melalui pembangunan dokter dan masyarakat secara individu maupun kolektif seperti di atas,
diharapkan akan terbangun sistem pelayanan kesehatan yang lebih sehat (safer system building),
lebih murah serta lebih bermanfaat di masa datang.
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
UW-SPM
wajib
meliputi
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
dasar,
diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal.
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib
1. Penyelenggaraan
Pelayanan
Kesehatan
Dasar
Jenis Pelayanan
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
2. Penyelenggaraan
pelayanan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan / perawatan
3. Penyelenggaraan
pemberantasan
menular
penyakit
dan
pemberantasan
penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIVAIDS
4. Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
5. Penyelenggaraan promosi
kesehatan
6. Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
7. Pencegahan
dan
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
penanggulangan
Penanggulangan
penyalahgunaan narkotika,
psikotropika
dan
kefarmasian
alat
NAPZA)
zat
adiktif lain
8. Penyelenggaraan
pelayanan
Penyalahgunaan
kesehatan
makanan
dan
pelayanan
minuman
UPAYA KESEHATAN POKOK PUSKESMAS
timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti
di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
a. Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya.
b. Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c. Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas keliling
2. Azas pemberdayaan masyarakat
a. Puskesmas harusmemberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif
dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b. Potensi masyarakat perlu dihimpun
3. Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintassektoral
4. Azas rujukan
Rujukan medis/upaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
ilmu pengetahuan
rujukan tenaga
rujukan operasional
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi dan pencegahan penyakit DBD oleh
Dinas Kesehatan adalah:
pertolongan pertama pada penderita DBD dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit apabila
perlu.
Penyuluhan terus menerus kepada masyarakat.
Fogging focus dan fogging ULV.
Penaburan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air.
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara gotong royong yang melibatkan
masyarakat dan Lintas Sektoral.
Seorang petugas kesehatan bukan hanya memberikan informasi tetapi juga harus membagi
pengetahuan mereka di setiap kesempatan dimanapun petugas berada. Hubungan yang erat
anatara petugas pelayanan kesehatan dan masyarakat sangat penting dan harus merupakan proses
2 arah.
Peran keluarga dalam penanggulangan demam berdarah adalah sebagai berikut (Depkes
RI(1993):
1. Keluarga turut serta melaksanakan pemberantasan nyamuk demam berdarah dengan
melakukan 3M+1T (menguras, menutup, mengubur serta telungkup).
2. Apabila ada keluarga yang anggotanya menunjukkkan gejala penyakit demam berdarah
maka keluarga mengerti cara pertolongan pertama (memberi minum banyak, kompres
dingin, obat penurun panas) dan segera memeriksa diri kepada dokter atau unit pelayanan
kesehatan.
3. Keluarga segera melaporkan kepada Lurah melalui kader atau kepala lingkungan/kepala
dusun.
4. Keluarga melakukan PSN secara serentak dan mengikuti petunjuk dalam pelaksanaan
penaggulanagn demam berdarah.
5. Keluarga mengikuti/manghadiri kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh petugas
Puskesmas.
Peran petugas kesehatan dan sector terkait dalam penanggulangan demam berdarah adalah
sebagai berikut (Depkes RI,1992) :
Ruang Lingkup:
1) Dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas
keliling
2) Pencatatan Pelaporan mencakup :
o Data umum & demografi wilayah Puskesmas
o Data ketenagaan di Puskesmas
o Data Sarana yang di miliki Puskesmas
o Data kegiatan Puskesmas baik didalam gedung maupun diluar gedung
Pelaporan dilakukan secara periodik yaitu dapat bulanan, tribulanan, semester dan
tahunan dengan menggunakan formula yang baku.
Dalam pelaksanaan SP2TP ada beberapa batasan tentang istilah yang digunakan untuk
mendapatkan kesamaan pengertian, sehingga pencatatan dilakukan dengan benar dan sama di
seluruh Puskesmas. Kunjungan ke puskesmas boleh dibagi menjadi 2 macam yaitu:
o Kunjungan seseorang ke Puskesmas, Puskesmas Pembantu baik untuk mendapat
pelayanan kesehatan maupun sekadar mendapat keterangan sehat-sakit.
o Kunjungan sebagai kasus. Ia dapat dibagi menjadi kasus baru, kasus kasus lama,
kunjungan baru, kunjungan lama suatu penyakit.
o Buku register (rawat jalan/rawat inap, penimbangan, kohort ibu, kohort anak,
persalinan, laboratorium, penhamatan penyakit menular, imunisasi, PKM)
o Kartu indeks penyakit yang disertai distribusi jenis kelamin, golongan, umur,
dan desa.
o Kartu perusahaan
o Kartu murid
o Sensus harian untuk mepermudah membuat laporan
2. Pengiriman laporan dengan menggunakan format secara periodic
Jenis dan period laporan adalah seperti berikut:
o Bulanan (data kesakitan, data kematian, data operasional, data manajemen
obat)
o Triwulanan (data kegiatan puskesmas)
o Tahunan (umum, fasilitas, sarana dan tenaga)
3. Pengolahan, analisis dan pemanfaatan data atau informasi
Pengolahan, analisa, dan pemanfaatan data SP2TP dilaksanakan di tiap jenjang
administrasi yang pemanfaatannya disesuaikan dengan tugas dan fungsinya dalam
mengambil keputusan. Ruang lingkup kegiatan pengolahan dan analisa meliputi:
o Mengkompilasi data dari Puskesmas Pembantu, kegiatan lapangan termasuk
Posyandu dan kegiatan dalam gedung Puskesmas
o Mentabulasi data upaya kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, yang
o
o
o
o
o
dalam
kebijaksanaan.
rangka
pembinaan,
perencanaan
serta
penetapan