Anda di halaman 1dari 17

BAB I

Pendahuluan
Tugasan untuk Skillab blok 26 kali ini yaitu blok kesehatan komuniti menguji dan
melatih skill mahasiswa mahasiswi kedoktoren untuk terjun kelapangan berhadapan dengan
pasien secara empat mata sekaligus seperti menjadi doktor keluarga bagi pasien dan keluarga
tersebut.
Pasien didapatkan dari puskesmas yang telah ditetapkan. Dari situ, ditemukan pasien,
kemudian dengan berbekalkan surat izin dari fakultas kedokteran, pelajar diminta
menganamnesis pasien dan meminta izin pasien untuk melakukan program Kunjungan
Rumah.
Sepanjang program berjalan, pelajar cuba mendalami biospikososial pasien secara
keseluruhan, tidak hanya memfokuskan ke arah masalah kesehatannya sahaja, namun
memperhati dan mendiskusikan semua perihal pasien termasuk keluarganya apakah
semuanya sehat atau tidak, lingkungannya apakah cukup selesa, bersih atau tidak, jiwanya
apakah sehat atau stress atau apa. Semuanya dilihat secara keseluruhan dan bilamana
memerlukan pemmeriksaan fisik yang bisa dilakukan oleh pelajar, pelajar lakukan dan
mencatatkan setiap langkah yang dilakukan sepajang program berjalan. Pelajar juga
ditugaskan member penyuluhan kepada pasien dan keluarga andai kata mereka mempunyai
pola hidup dan perilaku yang tidak sehat.

BAB II
HASIL DAN TINJAUAN PUSTAKA
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat Kelurahan Grogol III,
Kecamatan Grogol Pertamburan, Jakarta Barat
Data Riwayat Keluarga
I.

II.

III.

IV.

Identitas pasien:
a. Nama
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Pekerjaan
e. Pendidikan
f. Alamat

:
:
:
:
:
:
:

Bapak Dalimin
77 tahun
Lelaki
Dagang Sendiri
Tidak bersekolah
Kampung Keramat, RT 10/09, Grogol III
Telepon: 021 99653655

Riwayat Biologis Keluarga:


a. Keadaan kesehatan sekarang :
b. Kebersihan perorangan
:
c. Penyakit yang sering dideritai:
d. Penyakit keturunan
:
e. Penyakit kronis / menular
:
f. Kecacatan anggota keluarga :
g. Pola makan
:
h. Pola istirehat
:
i. Jumlah anggota keluarga
:

baik
baik
demam, batuk pilek
-tiada-tiada-tiadabaik
baik
2 orang

Psikologis Keluarga
a. Kebiasaan buruk
:
-tiadab. Pengambilan keputusan
:
-tiadac. Ketergantungan obat
:
-tiadad. Tempat mencari pelayanan kesehatan:
puskesmas
e. Pola rekreasi
:
baik yaitu berjalan pagi setiap pagi
Keadaan Rumah / Lingkungan
a. Jenis bangunan
:
permanen
b. Lantai rumah
:
semen
c. Luas rumah
:
6 x 7 m2
d. Penerangan
:
baik
e. Kebersihan
:
kurang
f. Ventilasi
:
kurang
g. Dapur
:
ada
h. Jamban keluarga
:
ada
i. Sumber air minum
:
ledeng
j. Sumber pencemaran air
:
tidak ada
k. Pemanfaatan pekarangan
:
tidak ada
l. Sistem pembuangan air limbah
:
ada

V.

VI.

VII.

VIII.

Nama

m. Tempat pembuangan sampah :


n. Sanitasi lingkungan
:

ada
kurang

Spiritual Keluarga
a. Ketaatan beribadah
:
b. Keyakinan tentang kesehatan :

baik
baik

Keadaan Sosial Keluarga


a. Tingkat pendidikan
b. Hubungan antar anggota kel
c. Hubungan dgn org lain
d. Kegiatan organisasi sosial
e. Keadaan ekonomi

:
:
:
:
:

rendah
baik
baik
kurang
kurang

Kultural Keluarga
a. Adat yg berpengaruh
b. Lain lain

:
:

Islam
-

Daftar Anggota Keluarga

Hub
dgn
KK

Marsin

Istri

Umur
(tahun

Pendidika

Pekerjaa

Agam

Imuni
sasi

KB

Keadaan Keadaa
kesehatan
n
gizi

SD

Ibu

Islam

Baik

Baik

Baik

Islam

Baik

Baik

Baik

)
64

rumah
tangga

Fatan

Ana

34

SD

Security

k
IX.
X.
XI.

Keluhan Utama
:
Keluhan Tambahan
:
Riwayat Penyakit Terdahulu

Hipertensi
Panas, pusing
:
Pernah mengeluh ada pusing sebelumnya
dan ada riwayat panas badan

XII.
XIII.
XIV.
XV.

Pemeriksaan Fisik
:
Tekanan darah : 150/100 mmHg
Diagnosa penyakit
:
Hipertensi
Diagnosis keluarga
:
tidak ada
Anjuran penatalaksanaan Penyakit:
a. Promotif
:
lakukan penyuluhan tentang efek garam dan gula yang

tinggi pada makanan sehari-hari bapak. Anjurkan


minum air putih yang banyak dan teruskan berolahraga
b. Preventif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif
XVI. Prognosis
a. Penyakit
b. Keluarga
c. Masyarakat

:
:
:

setiap pagi
batasi garam dan gula dalam makanan
dapatkan pengobatan dan control di puskesmas
rujukan ke rumah sakit bila penyakit tidak bisa diatasi
atau makin parah

:
:
:

baik
baik
baik

XVII. Resume
Setelah dilakukan pendekatan terhadap pasien, didapatkan bapak Dalimin
menghidap Hipertensi. Berdasarkan keluhan tambahan yang sering pusing dan
panas badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/100 mmHg.
Bapak Dalimin yang berumur 77 tahun tinggal bersama anaknya di rumah.
Keadaan rumahnya permanen, tetapi kurang sehat karena tidak memenuhi ciri
ciri rumah sehat. Keadaan sosial keluarganya baik, dan tingkat pendidikannya
rendah.
Bapak Dalimin didiagnosa menghidap hipertensi dan telah mendapatkan
pengobatan di puskesmas. Setelah berobat, kondisi hipertensinya terkontrol dan
bisa menjalankan kegiatan sehari hari tanpa terganggu.

Hipertensi
Selama ini penyakit darah tinggi atau hipertensi ini terdapat dalam 2 kategori yaitu :
Hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Sebanyak 5-8 persen dari kasus yang ada selama
ini adalah hipertensi sekunder, yang merupakan hipertensi yang diketahui sebabnya antara
lain kelainan pada ginjalnya, penggunaan hormonal estrogen dan lain-lain.
Sedangkan sisanya sebanyak 95 % merupakan hipertensi primer, dimana
penyebabnya sampai saat ini belum bisa ditemukan, faktor-faktor yang selama ini dianggap
banyak mempengaruhi adalah faktor genetik, lingkungan, faktor internal tubuh. Sementara
pola yang mempertinggi faktor resiko adalah merokok, kegemukan, alkohol, serta kelainan
darah.

Definisi Hipertensi
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic
(bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat
digital lainnya.
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat
badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Dalam
aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil.
Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat
diwaktu beraktifitas atau berolahraga.1

Anamnesis
Anamnesis Pokok
Keluhan utama Bapak Dalimin adalah beliau merasa sakit kepala. Selain itu, dia juga
pernah merasa dunia berputar (vertigo). Bapak Dalimin berkata sakit kepala kali ini sudah
berlangsung selama dua hari. Sebelum wawancara dilakukan, ibu A berkata sebelum ini dia
pernah merasa sakit kepala beberapa kali. Menurut beliau lagi, tidak terdapat keluhan seperti
ini pada anggota keluarganya yang lain.
Anamnesis penyingkir Differential diagnosa
Riwayat pembesaran gondok atau sulit menelan disangkal oleh pasien. Dia juga
menyangkal sering banyak keringat, tidak tahan udara panas, sering berdebar debar dan
merasa lemah. Disangkal riwayat kejang kejang pada otot sebelumnya. Bila ditanyakan
nafsu makan, sering dahaga, sering kencing, normal menurut pasien.
Pasien bekerja dagang makanan. Pasien hanya menggunakan obat obatan yang biasa
seperti panadol sebelumnya. Oleh karena keluarga pasien hanya terdiri dari 2 orang, maka
ditanyakan riwayat kesehatan istri dan anak lelakinya. Menurut pasien, istri dan anak
lelakinya sehat, tidak ada keluhan atau penyakit lain yang dideritai.

Diagnosis
Diagnosis pada hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pemeriksaan, hanya
dapat ditentukan pada 2-3 kali pemeriksaan pada waktu yang berbeda, kecuali bila terdapat
kenaikan yang terlalu tinggi atau terdapat gejala klinis lain yang mendukung.
Diagnosis hipertensi dapat ditegakkan bila tekanan darah 140/90 mmHg.

I.

Anamnesis:
a. Riwayat hipertensi pada keluarga (70 80%), DM, dislipidemia, PJK, stroke
b. Riwayat penggunaan OAH atau obat obat lain
c. Gejala yang berhubungan dengan organ target

d. Kebiasaan dan gaya hidup


e. Psikologis
II.

Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran tekanan darah

III.

Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisis, kimia darah, EKG, Rontgen thorax, profil lipid, USG ginjal

Bapak Dalimin didiagnosa mengidap hipertensi. Manakala differential diagnosis adalah:

Hyperthyroidism

Pheochromocytoma

Hyperaldosteronism primer

Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan fisik dilakukan 2 kali pengukuran tekanan darah atau lebih
dengan jarak minimal 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan sebelahnya, dengan
maksud mendapatkan nilai rata-rata yang tepat. Dikaji perbandingan antara tinggi dan berat
badan. Kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk melihat komplikasi yang mungkin
terjadi dengan cara pemeriksaan mata, jantung, dan darah.

Pemeriksaan Penunjang
Urin dapat menunjukkan proteinuria, hematuri dan silinder. Hal ini terjadi karena
tingginya tekanan darah juga menandakan keterlibatan ginjal apalagi bila ureum dan kreatinin
meningkat. Gangguan elektrolit bisa terjadi pada hipertensi sekunder dan berpotensi
menimbulkan aritmia. Elektrokardiogram (EKG) yang dapat mengukur aktivitas listrik
jantung. Dengan menganalisa hasil EKG, dokter dapat mendeteksi adanya gangguan jantung
yang dapat berhubungan dengan hipertensi ( misalnya hipertrofi bilik jantung kiri) yang dapat
terjadi sebagai akibat proses yang sudah berlangsung lama, tekanan darah tinggi yang tidak

terkontrol. Pemeriksaan doppler juga mendeteksi kelainan relaksasi jantung (disfungsi


diastolik) sebagai komplikasi dari hipertensi.
Ekokardiogram, menggunakan gelombang suara ultra untuk visualisasi struktur dan fungsi
jantung. Tes ini juga dipakai untuk mendeteksi gangguan jantung lainnya seperti hipertrofi
bilik jantung kiri. Pemeriksaan foto rontgen dada untuk menyingkirkan pembesaran jantung.

Pemeriksaan Anjuran
Pemeriksaan laboratorium yang disarankan adalah pemeriksaan darah rutin,
pemeriksaan kadar T3, T4 serum, dan kadar kalium plasma. Manakala untuk pemeriksaan
radiologi pula bisa dilakukan USG pada kelenjar adrenal.
Untuk menyingkirkan DD/ hyperthyroidism, diperiksa kadar hormone T 3 dan T4
serum. Pemeriksaan kadar kalium plasma pula dilakukan karena hipokalemia merupakan
gejala terpenting pada penyakit hiperaldosteronism primer. Manakala USG kelenjar adrenal
dilakukan untuk mendeteksi adanya tumor pada kelenjar adrenal (phochromocytoma).
Hasil Pemeriksaan

Kadar T3 dan T4 serum

: normal

Kadar kalium serum

: normal

USG adrenal

: tidak diketemukan tumor

Faktor Risiko
Faktor risiko hipertensi, beberapa di antaranya dapat dikendalikan atau dikontrol dan tidak
dapat dikontrol diantaranya :

1.

Faktor risiko yang dapat dikendalikan atau dikontrol yaitu obesitas, kurang
olahraga, merokok, menderita diabetes mellitus, menkonsumsi garam berlebih,
minum alkohol, diet, minum kopi, pil KB , stress emosional dan sebagainya.

2.

Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan atau tidak dapat dikontrol yaitu umur,
jenis kelamin, dan genetic.

Klasifikasi Hipertensi
Tingkatan hipertensi ditentukan berdasarkan ukuran tekanan darah sistolik dan diastolik.
Dibawah ini adalah klasifikasi hipertensi menurut The Seventh Report of Joint National
Committee on prevention, detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC
7) :
Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

Optimal

< 120

<80

Normal

<130

<85

Normal Tinggi

130 139

85 90

Derajat 1

140 149

90 99

Derajat 2

160 179

100 109

Derajat 3

>180

>110

Sistolik Terisolasi

>140

<90

Hipertensi

Gejala klinis

Peninggian tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala. Kemudian akan


timbul keluhan lain apabila telah terjadi komplikasi pada ginjal, mata,otak, atau jantung.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah-marah, telinga
berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.
Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi yang sering kali menjadi penyebab di antaranya
aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh
darah), keturunan, bertambahnya jumlah darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal,
kelenjar adrenal, dan sistem saraf simpatis. Pada ibu hamil kelebihan berat badan, tekanan
psikologis, stres, dan ketegangan bisa menyebabkan juga hipertensi.1
Penatalaksaan
Dalam mengelola penyakit hipertensi ini, mempunyai tujuan untuk dapat menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi
adalah mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah
90 mmHg juga mengontrol faktor resiko. Dan hal ini dapat terjadi dengan modifikasi gaya
hidup dan atau pemberian obat antihipertensi.

Langkah-langkah yang dianjurkan untuk merubah gaya hidup antara lain :


Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan berat-badan.
Membatasi/menghilangkan alkohol.
Meningkatkan aktifitas fisik aerobik (30-45 menit/hari)
Diet
Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak dalam makanan.

Penanganan dan Pengobatan Hipertensi


a. Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
i. Kandungan garam (Sodium/Natrium)

Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri


dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa
dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini ;

Jangan meletakkan garam diatas meja makan

Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan

Batasi konsumsi daging dan keju

Hindari cemilan yang asin-asin

Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium

ii. Kandungan Potasium/Kalium


Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan
tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan
dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di
konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon,
buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri,
bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur
omega-3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah
(hipertensi).
b. Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;
a. Diuretic

{Tablet

Hydrochlorothiazide

(HCT),

Lasix

(Furosemide)}.

Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh


via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan
urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
b. Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat
yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses
memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
c. Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting
enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam

pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh


darah yang juga memperlebar pembuluh darah.

Komplikasi
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai
macam komplikasi antara lain :

Stroke

Gagal jantung

Ginjal

Mata

Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan singkat, bahwa tahanan dari
pembuluh darah memiliki batasan dalam menahan tekanan darah yang datang. Apalagi dalam
otak pembuluh darah yang ada termasuk pembuluh darah kecil yang otomatis memiliki
tahanan yang juga kecil. Kemudian bila tekanan darah melebihi kemampuan pembuluh darah,
maka pembuluh darah ini akan pecah dan selanjutnya akan terjadi stroke hemoragik yang
memiliki prognosis yang tidak baik.
Dengan demikian kontrol dalam penyakit hipertensi ini dapat dikatakan sebagai
pengobatan seumur hidup bilamana ingin dihindari terjadinya komplikasi yang tidak baik.

Strategi Penyelesaian Masalah Pasien


Peran Keluarga
Pada pengobatan pasien, dokter harus memperlakukan pasien sebagai keluarga dan
menerapkan prinsip kedokteran keluarga pada pasien iaitu komprehensif, kontinyu,
koordinatip, kolaboratip, mengutamakan pencegahan, mempertimbangkan aspek keluarga
dan berdasar evidence based medicine.
Keluarga pasien disarankan supaya membantu pasien dalam menepati waktu makan
obat dan membawa pasien ke puskesmas apabila terdapat kelainan atau komplikasi. Pasien
dan keluarga disarankan supaya mengatur diet dengan mengelakkan makanan berlemak dan

rendah garam Disarankan supaya pasien dan keluarga mengkonsumsi air bersih untuk
minum.. Selain itu, lingkungan perumahan pasien harus dipastikan sentiasa bersih dan sehat.
Rumah pasien disarankan supaya memasang exhauste fan supaya ventilasi rumah menjadi
lebih baik.
Penyuluhan
Diinformasikan kepada pasien tentang penyakit hipertensi serta komplikasi dan
bahaya dari penyakit hipertensi seperti stroke, penglihatan buram (retinopati) dan bisa mati
rasa (neuropati). Untuk mengendalikannya, dianjurkan kepada pasien supaya mengamalkan
diet rendah garam dan modifikasi lemak yang dimakan, iaitu pengurangan memakan daging
dan diganti dengan ikan atau minyak sayuran. Juga diingatkan supaya menjauhi alcohol dan
pantang merokok. Keluarga pasien diingatkan supaya mengawasi dan membantu pasien
dalam mengontrol tekanan darah beliau. Keluarga pasien disuruh memastikan ibu mereka
mendapat istirehat yang mencukupi dan olahraga secara teratur 3 kali seminggu minimal 30
minit. Pasien dianjurkan memakan obat obatan dari puskesmas selepas makan supaya
absorbs lebih baik.
Obat yang dikasi kepada pasien adalah obat pengeluar air kencing (diuretik) dan
antagonis kalsium. Obat golongan diuretik bekerja dengan memperbanyak air kencing,
sekaligus mengurangkan kandungan cairan darah. Obat golongan antagonis kalsium pula
bekerja dengan mengurangkan denyutan jantung, seterusnya menurunkan volume darah yang
dipam ke seluruh badan. Obat diminum secara berterusan supaya tekanan darah dapat
dikontrol. Setelah 3 bulan sekali, pasien harus ke puskesmas untuk control dan memeriksa
tekanan darah. Efek samping dari obat golongan antagonis kalsium adalah susah BAB, mual
dan tekanan darah rendah. Manakala efek samping obat golongan diuretik adalah rasa haus,
kekurangan cairan tubuh dan sering kencing.
Informasi
Untuk informasi pasien, dikasi nomor telepon Pusat Kesehatan Masyarakat Kelurahan Grogol
III (021 56962581). Dianjurkan kepada pasien supaya mengamalkan diet rendah garam dan
modifikasi lemak yang dimakan, iaitu pengurangan memakan daging dan diganti dengan ikan
atau minyak sayuran. Juga diingatkan supaya menjauhi alcohol dan pantang merokok.
Keluarga pasien diingatkan supaya mengawasi dan membantu pasien dalam mengontrol

tekanan darah beliau. Keluarga pasien disuruh memastikan ibu mereka mendapat istirehat
yang mencukupi dan olahraga secara teratur 3 kali seminggu minimal 30 minit.

Rujukan
Tanda-tanda harus dirujuk
Komplikasi yang bisa terjadi pada hipertensi adalah gangguan saraf (neuropati), gagal
ginjal (nefropati) atau komplikasi mata. Pasien harus dirujuk ke rumah sakit apabila telah
terdapat keluhan keluhan seperti tiba tiba hilang keseimbangan, penglihatan buram, atau
terdapat mual mual. Kelainan fisik yang harus dirujuk adalah seperti terdapat sembap di
kelopak mata atau di tungkai, atau ada rasa kesemutan. Apabila diperiksa lab, jika terdapat
proteinuria, pasien harus dirujuk juga.

Peran Keluarga Dalam Penyembuhan


Obat pasien tersebut harus diawasi oleh keluarga pasien. Dipastikan supaya pasien
menkonsumsi obat dengan patuh supaya tekanan darahnya dapat terkontrol. Diet juga harus
diawasi oleh keluarga seperti diet rendah garam dan modifikasi lemak dengan memakan
lemak dari sumber tumbuhan dan mengurangkan lemak dari hewan. Anggota keluarga pasien
juga disarankan supaya mewaspadai sebarang kelainan kelainan yang diduga komplikasi
dari tekanan darah tinggi seperti hilang keseimbangan, penglihatan buram dan BAK sedikit.
Pencegahan
Dari aspek pasien sendiri, haruslah mengontrol diet dan olahraga secara teratur 3 kali
seminggu minimal 30 menit. Keluarga pasien juga harus melakukan upaya pencegahan
seperti meminum air bersih dan mengurangi stress. Masyarakat sekitar juga harus melibatkan
diri dalam pencegahan tekanan darah tinggi seperti meluangkan masa bersama sama untuk
beraktivitas fisik dan sekaligus bisa mengurangi stress.

BAB III
PENUTUP
I.

Kesimpulan
a. Pada pemeriksaan tekanan darah, didapati tekanan darah bapak adalah 150 /
100 mmHg.
b. Keadaan umum pasien baik dan hubungan sesama keluarga dan tetangga juga
baik. Hubungan erat dan saling membantu jelas kelihatan
c. Lingkungan rumah bapak dalam kondisi sedang dengan kebersihan yang
sedang. Ventilasi dan penerangan rumah pasien sedang. Sumber air minum
dari ledeng dan tidak terlihat sebarang sumber pencemaran air di lingkungan
rumah pasien.

II.

Saran
a. Menyarankan bapak untuk ke puskesmas apabila obat hampir habis atau
bilamana ada tanda-tanda sakit yang lain seperti dada sesak.
b. Bapak disarankan untuk sering kontrol ke puskesmas dan lanjutkan rutin
pemeriksaan tekanan darah yaitu setiap bulan sekali.
c. Cuba kurangkan stress.

d. Amalkan cara pemasakan yang rendah gula dan garam. Kurangkan


penggunaan bumbu masakan segera seperti Royco dan lain-lain.
e. Menjaga kebersihan lingkungan karena kadang-kala lingkungan yang kurang
bersih juga bisa menimbulkan stress.

LAMPIRAN
BUKTI KUNJUNGAN RUMAH (14 JULY 2011)

Anda mungkin juga menyukai