Oleh :
Lia Dewi Mustika Sari
Lia Amalia Rizka
125070200111010
125070200111010
optimum atau lebih. Menurut Maryunani (2010) status nutrisi adalah keadaan
yang ditunjukan sebagai konsekuensi dari keseimbangan antara zat gizi yang
masuk ketubuh dan yang diperlukan.
2. Faktor yang mempengaruhi nutrisi
a. Faktor Internal (secara langsung)
1) Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang di
miliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita.
2) Kondisi fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam
penyembuhan,
pertumbuhan
cepat
dan
memksimalkan
penyembuhan
(Supariasa, 2005).
3) Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu
makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan
(Supariasa, 2005).
suatu
proses
merubah
b. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai status nutrisi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidak cukupan zat nutrisi.
Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2008).
c. Biokimia
2005).
c. Faktor Ekologi
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar
untuk melakukan program intervensi gizi, setiap metode penilaian status
nutrisi mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan
masing-masing, berbagai contoh penggunaan penilaian status nutrisi
seperti: antropometri, digunakan untuk mengukur karakteristik fisik
seseorang dan zat nutrisi yang penting untuk pertumbuhan (Supariasa,
2008)
4. Manfaat zat nutrisi
a. Karbohidrat
Glikogen,
Selulosa,
Hemiselulosa,
Metil
Selulosa,
Modifikasi jenis lemak dapat dinyatakan sebagai: lemak jenuh < 10% dari
kebutuhan energi total, lemak tidak jenuh ganda 10% dari kebutuhan
energi total, dan lemak tidak jenuh tunggal 10-15% dari kebutuhan energi
c.
tahap
reaksi
metabolisme
energi,
pertumbuhan
dan
investasi
sumber
daya
manusia
(SDM)
yang
dikaitkan
dengan
kecukupan
asupan
makronutrien,
kalsium,
diperlukan.
g. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur
Nafsu makan baik dilihat dari intensitas anak makan, idealnya
yaitu 3 kali sehari. Buang air besar pun harusnya setiap hari agar sisa
makanan dalam usus besat tidak menjadi racun bagi tubuh yang dapat
mengganggu nafsu makan.
h. Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur
Anak aktif atau mungkin cerewet dan
banyak
bertanya
j.
fokusnya.
Tidur nyenyak
Setelah beraktivitas sepanjang hari, tubuh anak perlu istirahat
(tidur) selama 8 jam sehari. Tidur dibutuhkan agar tubuh dapat
berkembang dengan baik. Untuk membuatnya tidur nyenyak, buatlah
perutnya kenyang terlebih dahulu.
semua zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi 0-6 bulan. ASI
eksklusif tanpa ditambah cairan atau makanan lain merupakan makanan
pertama dalam kehidupan manusia yang bergizi seimbang. Namun
sesudah usia 6 bulan kebutuhan gizi bayi meningkat dan harus ditambah
bahan makanan lain sehingga ASI tidak lagi bergizi seimbang. Sampai
usia 2 tahun merupakan masa kritis dan termasuk dalam periode window
of opportunity. Pada periode kehidupan ini selsel otak tumbuh sangat
cepat sehingga saat usia 2 tahun pertumbuhan otak sudah mencapai
lebih 80% dan masa kritis bagi pembentukan kecerdasan. Oleh karena itu
jika pada usia ini kekurangan gizi maka perkembangan otak dan
kecerdasan terhambat dan tidak dapat diperbaiki. Pola makan bergizi
seimbang sangat diperlukan dalam bentuk pemberian ASI dan MP-ASI
yang benar.
Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mulai melambat
tetapi perkembangan motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi
lingkungan sekitar dengan cara berjalan kesana kemari, lompat, lari dan
sebagainya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering mengalami
gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit infeksi seperti ISPA
dan diare sehingga anak butuh zat gizi tinggi dan gizi seimbang agar
tumbuh kembangnya optimal.
Sementara ketika masuk usia 3 tahun, anak mulai bersifat ingin
mandiri dan dalam memilih makanan sudah bersikap sebagai konsumen
aktif dimana anak sudah dapat memilih dan menetukan makanan yan
ingin dikonsumsinya. Pada rentang usia 3-5 tahun kerap terjadi anak
menolak makanan yang tidak disukai dan hanya memilih makanan yang
disukai sehingga perlu diperkenalkan kepada mereka beranekaragam
makanan.
Saat ini banyak ditemukan anak yang terlalu gemuk sekaligus kurus,
sekitar 14% balita di Indonesia kurus (6% nya sangat kurus) dan sekitar
12% gemuk. Aktivitas bermain yang meningkat dan mungkin mulai masuk
sekolah membuat anak menunda waktu makan, bahkan orang tua yang
tidak memperhatikan bisa saja membuat anak minta makan menjelang
tidur saat ia terlalu lelah beraktivitas seharian dan baru lapar ketika
malam. Pada usia ini anak juga mulai banyak bermain dengan temantemannya sehingga mudah tertular penyakit sehingga perlu ditanamkan
kebiasaan makan beragam dan bergizi serta pola hidup bersih (Auliana R,
2011)
dilakukan
bersama
seluruh
anggota
keluarga
dengan
suasana
makan
yang
nyaman
dan
menyenangkan,
makanan.
Coba dengan menambahkan hal-hal menyenangkan seperti sambil
menonton TV, mendengarkan music atau bermain tetapi usahakan
anak tetap duduk dan sambil berkomunikasi.
Coba ajak makan bersama temannya.
Ajak makan bersama seluruh anggota keluarga dan duduk bersama di
meja makan. Biarkan anak makan sendiri dengan alat makan yang
sama dengan anggota keluarga yang lain.
Buat jadwal makan secara teratur sehingga lama kelamaan anak akan
kenal dan tahu waktunya makan (Auliana R, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Auliana, Rizqie. 2011. Gizi seimbang dan makanan sehat untuk anak usia
dini. Malang: Islamic Baby School
Jauhari & Nasution. (2013). Nutrisi & keperawatan. Cetakan I, Yogyakarta: Dua
Satria Offset.
Maryunani. (2010). Ilmu kesehatan anak dalam kebidanan. Cetakan pertama.
Jakarta: Trans Info Media.
Moesijanti, S. (2011). Gizi seimbang dalam daur kehidupan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sibagariang. (2010). Gizi dalam kesehatan reproduksi. Cetakan pertama,
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Supariasa. (2008). Status gizi. Cetakan Ke I, Jakarta: ECG.