Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DEPARTEMEN KOMUNITAS KELUARGA PUSKESMAS DAU

Oleh :
Lia Dewi Mustika Sari
Lia Amalia Rizka

125070200111010
125070200111010

Kelompok 4B REGULER 1/2012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
1. Definisi nutrisi
Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk serta menghasilkan energi.
Menurut Maryunani (2010) keadaan nutrisi merupakan gambaran apa
yang dikonsumsi oleh seseorang dalam jangka waktu yang cukup lama.
Karena itu,ketersediaan zat nutrisi didalam tubuh seseorang (termasuk bayi
dan balita) menentukan keadaan nutrisi bayi dan balita apakah kurang,

optimum atau lebih. Menurut Maryunani (2010) status nutrisi adalah keadaan
yang ditunjukan sebagai konsekuensi dari keseimbangan antara zat gizi yang
masuk ketubuh dan yang diperlukan.
2. Faktor yang mempengaruhi nutrisi
a. Faktor Internal (secara langsung)
1) Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang di
miliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita.
2) Kondisi fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam

penyembuhan,

memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang


buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk adalah sangat
rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan
untuk

pertumbuhan

cepat

dan

memksimalkan

penyembuhan

(Supariasa, 2005).
3) Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu
makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan
(Supariasa, 2005).

b. Faktor eksternal (tidak langsung)


1) Pendapatan
Masalah nutrisi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf
ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki
keluarga tersebut (Supariasa, 2005).
2) Pendidikan
Pendidikan
nutrisi
merupakan

suatu

proses

merubah

pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk


mewujudkan status nutrisi yang baik (Supariasa, 2005).
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Supariasa, 2005).
4) Budaya

Budaya adalah salah satu ciri khas yang akan mempengaruhi


tingkah laku dan kebiasaan (Supariasa, 2005).
3. Penilaian status
Penilaian Status Nutrisi Secara Langsung
Menurut Supariasa (2008) Penilaian status nutrisi secara langsung dapat
dibagi menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan
biofisik. Masing-masing penelitian tersebut akan dibahas secara umum
sebagai berikut:
a. Antropometri
Penilaian antropometri dilakukan melalui pengukuran dimensi fisik
dan komposisi kasar tubuh. Penilaian dilakukan terhadap berat badan
(BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar kepala, dan Lingkar lengan atas
(LLA/LILA), dan tebal lemak kulit. Pada usia kurang dari 2 tahun
pengukuran tinggi badan dilakukan dengan mengukur panjang badan
dalam keadaan tidur, sedangkan pada usia 2 tahun atau lebih
pengukuran dilakukan dalam keadaan berdiri. Tinggi badan juga dapat
ditentukan melalui pengukuran tinggi lutut (dengan menggunakan kaki kiri
dan sudut 90 derajat) pada orang yang memiliki kelainan tulang belakang
atau tidak mampu berdiri tegak (Moesijanti: 2011).

Tabel 1. Penilaian Status Nutrisi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB

b. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai status nutrisi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidak cukupan zat nutrisi.
Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2008).
c. Biokimia

Biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara


laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan
terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain yaitu: darah, urine, tinja, dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot (Supariasa, 2008).
Penilaian Status Nutrisi Secara Tidak Langsung
Menurut Supariasa (2008), penilaian status nutrisi secara tidak langsung
dapat dibagi tiga bagian yaitu:
a. Survei konsumsi makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status nutrisi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis nutrisi yang
dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan
makanan tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga
dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan
b.

kekurangan nutrisi (Supariasa, 2005).


Statistik Vital
Pengukuran status nutrisi dan statistik vital adalah dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan nutrisi (Supariasa,

2005).
c. Faktor Ekologi
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar
untuk melakukan program intervensi gizi, setiap metode penilaian status
nutrisi mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan
masing-masing, berbagai contoh penggunaan penilaian status nutrisi
seperti: antropometri, digunakan untuk mengukur karakteristik fisik
seseorang dan zat nutrisi yang penting untuk pertumbuhan (Supariasa,
2008)
4. Manfaat zat nutrisi
a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber


energi utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh tiga
unsur utama yaitu, karbon, hydrogen, dan oksigen. Karbohidrat
memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber
energi utama bagi manusia. Karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Fungsi karbohidrat bagi manusia yaitu: 1) sebagai sumber energi, 2)
pemberi rasa manis pada makanan, 3) penghemat protein, 4) pengatur
metabolisme lemak, dan 5) membantu pengeluaran feses (Sibagariang,
2010).
Dalam pola makanan kita, terutama beras sebagai sumber
karbohidrat merupakan sumber energi utama. Kira-kira 80-90 % dari
keseluruhan kebutuhan energi berasal dari sumber karbohidrat. Nasi
yang mengandung 7 % protein bila dimakan dalam jumlah yang cukup
banyak merupakan sumber protein pula disamping fungsinya yang utama
sebagai sumber karbohidrat. Dalam metabolisme karbohidrat kita ketahui
bahwa glukosa dapat menghasilkan energi yang dihasilkan oleh tubuh
yang dapat pula disimpan dahulu sebagai cadangan sumber energi dalam
bentuk glikogen. Adapun macam-macam karbohidrat yaitu, Fruktosa,
Galaktosa, Manosa, Arabinosa, Sukrosa, Maltosa, Laktosa, Polisakarida,
Dekstrin,

Glikogen,

Selulosa,

Hemiselulosa,

Metil

Selulosa,

Mukapolisakarida (Jauhari & Nasution, 2013).


Penyakit yang berhubungan dengan karbohidrat antara lain:
Penyakit kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Kalori Malnutrition
(PCM) atau Protein Energi Malnutrition (PEM), Penyakit kegemukan atau
b.

obesitas, Diabetes Melitus atau penyakit gula dan Intoleran laktosa.


Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsurunsur karbon, hydrogen, oksigen yang mempunyai sifat dapat larut pada
zat-zat pelarut tertentu. Kebutuhan lemak normal adalah 10-25% dari
kebutuhan energi total. Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit tergantung
jenis penyakit, yaitu lemak sedang atau lemak rendah. Disamping itu,
pada penyakit tertentu, misalnya dislipidemia, membutuhkan modifikasi
jenis lemak (Sibagariang, 2010).
Lemak sedang dapat dinyatakan sebagai 15-20% dari kebutuhan
energi total, sedangkan lemak rendah 10% dari kebutuhan energi total.

Modifikasi jenis lemak dapat dinyatakan sebagai: lemak jenuh < 10% dari
kebutuhan energi total, lemak tidak jenuh ganda 10% dari kebutuhan
energi total, dan lemak tidak jenuh tunggal 10-15% dari kebutuhan energi
c.

total (Jauhar & Nasution, 2013).


Protein
Protein adalah komponen dasar sel dan dibutuhkan untuk
pertumbuhan, penggantian dan perbaikan sel. Protein merupakan
komponen utama dalam semua sel hidup, protein yang berarti pertama
atau utama merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel
hidup. Adapun fungsi dari protein yaitu, untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan, untuk pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, untuk
mengatur keseimbangan air dalam tubuh, untuk memelihara netralitas

tubuh, untuk pembentukan anti bodi (Sibagariang, 2010).


d. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik yang komplek yang dibutuhkan
dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh
tubuh. Secara umum defenisi vitamin adalah suatu zat yang diperlukan
oleh tubuh dalam jumlah kecil dan harus didatangkan dari luar, karena
tidak dapat disintesis oleh tubuh. Vitamin termasuk zat pengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan, vitamin berperan dalam
beberapa

tahap

reaksi

metabolisme

energi,

pertumbuhan

dan

pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagian dari


enzim. Sebagian besar koenzim terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu
vitamin yang terletak dengan protein (Sibagariang, 2010).
5. Kebutuhan gizi anak
Anak merupakan

investasi

sumber

daya

manusia

(SDM)

yang

memerlukan perhatian khusus untuk kecukupan status gizinya sejak lahir,


bahkan sejak dalam kandungan. Ketika masih dalam kandungan dikatakan:
apa yang dimakan ibu itulah yang dimakan janin, kalau ibunya merokok maka
berarti pula janinnya merokok, dan jika ibunya minum minuman keras maka
janinnya juga ikut minum minuman keras. Setelah lahir, apa yang dimakan
oleh bayi sejak usia dini merupakan fondasi yang penting bagi kesehatan dan
kesejahteraannya di masa depan. Balita akan sehat jika sejak awal
kehidupannya sudah diberi makanan sehat dan seimbang sehingga kualitas
SDM yang dihasilkan optimal. Zat gizi dari makanan merupakan sumber

utama untuk memenuhi kebutuhan anak tumbuh kembang optimal sehingga


dapat mencapai kesehatan yang paripurna , yaitu sehat fisik, sehat mental,
dan sehat sosial. Oleh karena itu, slogan umum bahwa pencegahan adalah
upaya terbaik dan lebih efektif-efisien daripada pengobatan, harus benarbenar dilaksanakan untuk mencegah terjadinya masalah gizi pada anak. Hal
ini pula yang menjadi tujuan utama Millennium Development Goals (MDGs)
tahun 2015 yang dicanangkan UNICEF: tercapainya keadaan gizi dan
kesehatan yang baik serta seimbang.
Setiap harinya, anak membutuhkan gizi seimbang yang terdiri dari
asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Asupan kandungan
gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi yang berguna
untuk pertumbuhan otak (intelegensia) dan pertumbuhan fisik. Untuk
mengetahui status gizi dan kesehatan anak secara menyeluruh dapat dilihat
mulai dari penampilan umum (berat badan dan tinggi badan), tanda-tanda
fisik, motorik, fungsional, emosi dan kognisi anak. Berdasarkan pengukuran
antropometri, maka anak yang sehat bertambah umur, bertambah berat, dan
tinggi

dikaitkan

dengan

kecukupan

asupan

makronutrien,

kalsium,

magnesium, fosfor, vitamin D, yodium, dan seng (Auliana R, 2011).


6. Tanda-tanda anak sehat
a. Bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi.
Anak dengan asupan gizi baik akan mempunyai tulang dan otot
yang sehat dan kuat karena konsumsi protein dan kalsiumnya cukup. Jika
kebutuhan protein dan kalsium terpenuhi, massa tubuh pun akan
bertambah dan anak akan bertambah tinggi.
b. Postur tubuh tegap dan otot padat
Anak yang memiliki massa otot yang padat dan tubuh tegap
didapat adalah ciri anak yang tidak kekurangan protein dan kalsium.
Mengonsumsi susu dapat membantu anak mencapai postur ideal
kelaknya.
c. Rambut berkilau dan kuat
Protein dari daging, ayam, ikan dan kacang - kacangan dapat
membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat. Rambut yang sehat dapat
melindungi kepala si anak.
d. Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat

Kulit dan kuku bersih pada anak menandakan asupan vitamin


A,C,E dan mineralnya terpenuhi. Makanan yang kaya mineral didapatkan
dari kangkung, bayam, jambu buji, jeruk, mangga dan lainnya.
e. Wajah ceria, mata bening dan bibir segar
Mata yang sehat dan bening didapat dari konsumsi vitamin A dan
C seperti tomat dan wortel. Bibir segar didapat dari vitamin B, C dan E
f.

seperti yang terdapat dalam wortel, kentang, udang, mangga, jeruk.


Gigi bersih dan gusi merah muda
Gigi dan gusi sehat dibutuhkan untuk membantu menceerna
makanan dengan baik. Untuk itu, asupan kalsium dan vitamin B pun

diperlukan.
g. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur
Nafsu makan baik dilihat dari intensitas anak makan, idealnya
yaitu 3 kali sehari. Buang air besar pun harusnya setiap hari agar sisa
makanan dalam usus besat tidak menjadi racun bagi tubuh yang dapat
mengganggu nafsu makan.
h. Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur
Anak aktif atau mungkin cerewet dan

banyak

bertanya

sebenarnya adalah tanda yang baik. Namun sebaiknya perhatikan setiap


i.

ucpannya, apakah sesuai umurnya tau tidak.


Penuh perhatian dan bereaksi aktif
Fokus pada satu hal adalah hal yang sulit dilakukan anak,
terutama anak yang aktif. Tapi jika dia sudah bisa menyelesaikan
sesuatu, itu tandanya ia sudah bisa melatih perhatiandan kemampuan

j.

fokusnya.
Tidur nyenyak
Setelah beraktivitas sepanjang hari, tubuh anak perlu istirahat
(tidur) selama 8 jam sehari. Tidur dibutuhkan agar tubuh dapat
berkembang dengan baik. Untuk membuatnya tidur nyenyak, buatlah
perutnya kenyang terlebih dahulu.

7. Gizi Anak usia dini


Air susu ibu (ASI) adalah satu-satunya makanan yang mengandung

semua zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi 0-6 bulan. ASI
eksklusif tanpa ditambah cairan atau makanan lain merupakan makanan
pertama dalam kehidupan manusia yang bergizi seimbang. Namun
sesudah usia 6 bulan kebutuhan gizi bayi meningkat dan harus ditambah

bahan makanan lain sehingga ASI tidak lagi bergizi seimbang. Sampai
usia 2 tahun merupakan masa kritis dan termasuk dalam periode window
of opportunity. Pada periode kehidupan ini selsel otak tumbuh sangat
cepat sehingga saat usia 2 tahun pertumbuhan otak sudah mencapai
lebih 80% dan masa kritis bagi pembentukan kecerdasan. Oleh karena itu
jika pada usia ini kekurangan gizi maka perkembangan otak dan
kecerdasan terhambat dan tidak dapat diperbaiki. Pola makan bergizi
seimbang sangat diperlukan dalam bentuk pemberian ASI dan MP-ASI
yang benar.
Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mulai melambat
tetapi perkembangan motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi
lingkungan sekitar dengan cara berjalan kesana kemari, lompat, lari dan
sebagainya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering mengalami
gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit infeksi seperti ISPA
dan diare sehingga anak butuh zat gizi tinggi dan gizi seimbang agar
tumbuh kembangnya optimal.
Sementara ketika masuk usia 3 tahun, anak mulai bersifat ingin
mandiri dan dalam memilih makanan sudah bersikap sebagai konsumen
aktif dimana anak sudah dapat memilih dan menetukan makanan yan
ingin dikonsumsinya. Pada rentang usia 3-5 tahun kerap terjadi anak
menolak makanan yang tidak disukai dan hanya memilih makanan yang
disukai sehingga perlu diperkenalkan kepada mereka beranekaragam
makanan.
Saat ini banyak ditemukan anak yang terlalu gemuk sekaligus kurus,
sekitar 14% balita di Indonesia kurus (6% nya sangat kurus) dan sekitar
12% gemuk. Aktivitas bermain yang meningkat dan mungkin mulai masuk
sekolah membuat anak menunda waktu makan, bahkan orang tua yang
tidak memperhatikan bisa saja membuat anak minta makan menjelang
tidur saat ia terlalu lelah beraktivitas seharian dan baru lapar ketika
malam. Pada usia ini anak juga mulai banyak bermain dengan temantemannya sehingga mudah tertular penyakit sehingga perlu ditanamkan
kebiasaan makan beragam dan bergizi serta pola hidup bersih (Auliana R,
2011)

8. Makanan anak usia dini


Pada usia ini anak sudah harus makan seperti pola makan keluarga,
yaitu: sarapan, makan siang, makan malam dan 2 kali selingan. Porsi makan
pada usia ini setengah dari porsi orang dewasa. Memasuki usia 1 tahun
pertumbuhan mulai lambat dan permasalahan mulai sulit makan muncul.
Sementara itu aktivitas mulai bertambah dengan bermain sehingga makan
dapat dilakukan sambil bermain. Namun selanjutnya akan lebih baik kalau
makan

dilakukan

bersama

seluruh

anggota

keluarga

dengan

mengajarkannya duduk bersama di meja makan.


Beberapa hal yang harus diperhaikan dalam pemberian makan anak usia
1-5 tahun:
Selalu variasikan makanan yang diberikan meliputi makanan pokok,
lauk pauk, sayuran dan buah. Usahakan protein yang diberikan juga
berganti sehingga semua zat gizi terpenuhi.

Variasikan cara mengolah sehingga semua bahan makanan dapat


masuk, misalnya anak tidak mau makanbayam maka bayam dapat
dibuat dalam telur dadar.

Berikan air putih setiap kali habis makan.


Hindari memberikan makanan selingan mendekati jam makan utama.
Ketika masuk usia 2 tahun jelaskan manfaat makanan yang harus
dimakan sehingga dapat mengurangi rasa tidak sukanya.
(Auliana R, 2011)
9. Kebutuhan gizi dan anjuran pemberian makan

Patokan porsi yang digunakan:


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Nasi 1 porsi= 3/4 gls=100 g=175 kal


Sayur 1 porsi= 1 gls=100 g=25 kal
Buah 1 porsi=1-2 bh=50-190 g=50 kal
Tempe 1 porsi= 2 ptg sdg=50 g=75 kal
Daging 1 porsi= 1 ptg sdg= 35 g=75 kal
Minyak 1 porsi= 1 sdt=5 g=50 kal
Gula 1 porsi= 1 sdm=13 g=50 kal

8) Susu bubuk (tanpa lemak) 1 porsi=4 sdm=20 g=75 kal

10. Mengatasi susah makan anak.


Susah makan merupakan problem yang dihadapi oleh hampir semua
ibu- ibu. Terkadang anak menolak makanan yang diberikan tanpa tahu
apa penyebabnya. Susah makan dapat pula terjadi karena pemberian
makan kepada anak sudah salah sejak awal. Mengatasi anak susah
makan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah
memberikan

suasana

makan

yang

nyaman

dan

menyenangkan,

perhatikan pula hal-hal berikut:


- Ajakan makan harus disampaikan dengan penuh kasih saying. Lebih
ideal jika disertai dengan menanamkan pemahaman tentang arti
-

makanan.
Coba dengan menambahkan hal-hal menyenangkan seperti sambil
menonton TV, mendengarkan music atau bermain tetapi usahakan
anak tetap duduk dan sambil berkomunikasi.
Coba ajak makan bersama temannya.
Ajak makan bersama seluruh anggota keluarga dan duduk bersama di
meja makan. Biarkan anak makan sendiri dengan alat makan yang
sama dengan anggota keluarga yang lain.
Buat jadwal makan secara teratur sehingga lama kelamaan anak akan
kenal dan tahu waktunya makan (Auliana R, 2011)

DAFTAR PUSTAKA
Auliana, Rizqie. 2011. Gizi seimbang dan makanan sehat untuk anak usia
dini. Malang: Islamic Baby School
Jauhari & Nasution. (2013). Nutrisi & keperawatan. Cetakan I, Yogyakarta: Dua
Satria Offset.
Maryunani. (2010). Ilmu kesehatan anak dalam kebidanan. Cetakan pertama.
Jakarta: Trans Info Media.
Moesijanti, S. (2011). Gizi seimbang dalam daur kehidupan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sibagariang. (2010). Gizi dalam kesehatan reproduksi. Cetakan pertama,
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Supariasa. (2008). Status gizi. Cetakan Ke I, Jakarta: ECG.

Nasution, Lion Pardomuan. 2015. Status Nutrisi Dan Tingkat Perkembangan


Anak Usia 3-5 Tahun Di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota Medan
Tahun 2014. Medan: Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai