PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran pernafasan menjadi penyebab tertinggi angka kematian
dan kesakitan didunia. Sekitar 80% seluruh kasus baru berhubungan dengan
infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat atau di rumah sakit.
Pneumonia merupakan bentuk infeksi saluran napas bawah akut diparenkim
paru di jumpai sekitar 15-20 % 1. Pneumonia dalam arti umum adalah
peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme-bakteri,
virus, jamur, parasit, namun pneumonia juga dapat disebabkan oleh bahan
kimia ataupun karena paparan fisik seperti suhu dan radiasi2.
Insidensi pneumonia di Indonesia WHO pada tahun 2007 adalah
65,9% (WHO, 2013). Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, pneumonia komuniti
menempati peringkat keempat dari sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat
pertahun. Angka kematina pneumonia komuniti yang dirawat inap berkisar
antara 20-35%2.
Pneumonia dapat terjadi secara primer atau merupakan tahap lanjutan
dari infeksi saluran pernafasan lainnya. Penyebab pneumonia sulit ditemukan
dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan
pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani, maka
pada awal pengobatan pneumonia diberikan antibiotic secara empiris1.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk lebih mengerti dan memahami
tentang kasus pneumonia. Tulisan ini juga untuk memenuhi persyaratan dalam
mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Kedokteran Paru
RSUD Sukoharjo
C. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapakan dapat memberikan manfaat kepada penulis
dan pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis agar dapat lebih
mengetahui dan memahami mengenai kasus pneumoni.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama Pasien
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Status Perkawinan
Agama
Suku
Tanggal Masuk RS
Tanggal Keluar
: Ny. S
: 78 tahun
: perempuan
: Jati-Kidul 1/3 Bugel Polokarto Sukoharjo
: Swasta
: Janda
: Islam
: Jawa
: 15 Juli 2016
: 19 Juli 2016
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Sesak nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Sukoharjo dengan keluhan sesak napas
disertai batuk selama 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, sesak
membaik ketika pasien duduk, memberat ketika batuk, berbaring
terlentang, batuk disertai dahak, tidak terdapat nyeri dada, keringat malam
hari, mudah lelah, sesak dan batuk berdahak muncul ketika napsu makan
menurun, napsu makan menurun sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluhkan keringat pada malam hari dan pasien merasa mudah
lelah. Pasien tidak merasakan mual dan muntah. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi sebelumnya.
: Diakui
: Diakui
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkakl
: Disangkal
4. Riwayat Pribadi
Riwayat merokok
Minum-minuman beralkohol
: Disangkal
: Disangkal
5. Riwayat Keluarga
Riwayat penyakit serupa
Riwayat Hipertensi
Riwayat Diabetes mellitus
Riwayat TBC
Riwayat pengobatan dengan OAT
Riwayat asma
Riwayat batuk lama
Riwayat alergi
Riwayat menderita kanker
: Diakui
: Diakui
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Vital signs
Tekanan darah
: 140/80
Nadi
: 98x/menit
Respirasi rate
: 20x/menit
Suhu
: 36,7C
2. Pemeriksaan fisik
Kepala:
Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), Nafas cuping
hidung
Fremitus Depan
Perkusi Depan
Redup
Redup
Belakang
Belakang
Redup
Ronkhi
Redup
Jantung:
Bunyi jantung I-II reguler, bising jantung tidak ditemukan.
Abdomen :
Peristaltik usus normal, perkusi : timpani, tidak ada nyeri tekan pada
seluruh regio abdomen
Ekstremitas
:
Akral hangat pada ke empat extremitas, tidak ditemukan adanya Clubbing
finger, tidak ditemukan adanya pitting oedema
Urogenital
:
BAK / BAB : dalam batas normal
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Darah Lengkap dengan Diff Count
Senin, 15 Juli 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Nama Pemeriksaan
Lekosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Index Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
RDW-CV
PDW
MPV
P-LCR
PCT
DIFF COUNT
NRBC
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
IG
Golongan Darah
Hasil Pemeriksaan
H 19.4x 103/ul
L 3.55 x 106/ul
L 11.2 g/dl
L 33.5 %
Nilai Normal
3.6 - 11.0
3.80 - 5.20
11.7 15.5
35 47
94.4 fL
31.5 pg
H 33.4 g/dL
H 250 x 103/ul
13.6 %
10.4 fL
10.2 fL
26.0 %
0.61 %
80 100
26 34
RNF
150 450
11.5 14.5
0.0 %
H 83.0 %
L 5.1 %
11.50 %
L 0.20 %
0.20 %
0.90 %
O
01
53 75
25 40
28
2.00 4.00
0-1
Kimia Klinik
No
1
2
3
4
5
Nama Pemeriksaan
GDS
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
Hasil Pemeriksaan
H 104 mg/dL
H 60.3 mg/dL
H 0.63 mg/dL
H 16.58 U/L
H 17.0 U/L
Nilai Normal
70 120
0 31
0.50 0.90
0 35
0 30
Hasil Pemeriksaan
Reaktif
Nilai Normal
Non Reaktif
Sero Imunologi
No
1
Nama Pemeriksaan
HBs Ag
F. TERAPI
Infus RL 16 tetes/ menit
Ceftazidime 1 gram per 12 jam
Ranitidine 1 ampul per 12 jam
Ambroxol 3x1
GG 3x1
Salbutamol 3x2 mg
Ventolin + Pulmicort nebulizer per 8 jam
Cek Laboratorium : Darah lengkap dengan diff count, EKG dan foto Thorax
Lapor dokter Spesialis Paru
G. FOLLOW UP
1. Selasa, 7 juni 2016
Subjektif
: pasien mengeluhkan Sesak nafas, batuk disertai dahak
berwarna putih, nyeri kepala, eringat malam hari, mual (-),
Objektif
muntah (-)
: TD : 170/100 mmHg, Respirasi : 24 kali/ menit, Nadi : 90
kali/ menit, Suhu : 37,00C, K/L : SI -/-, CA -/-, PKGB
-/-,Thorax : Bunyi Jantung I-II : regular, Paru : Ronkhi +/+,
Wheezing +/+, Abdomen : supel, peristaltic(+), Ekstremitas
Planing
lancar
: TD : 130/90 mmHg, Respirasi : 28 kali/ menit, Nadi : 80
kali/ menit, Suhu : 36,50C, K/L : SI -/-, CA -/-, PKGB
-/-,Thorax : Bunyi Jantung I-II : regular, Paru : Ronkhi -/-,
Wheezing +/+, Abdomen : supel, peristaltic(+), Ekstremitas
Nama Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
Nilai Normal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Lekosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Index Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
RDW-CV
PDW
MPV
P-LCR
PCT
H
L
L
L
23.9x 103/ul
43.70 x 106/ul
10.9 g/dl
32.1 %
86.8 fL
29.5 pg
H 34.0 g/dL
H 492 x 103/ul
13.9 %
10.4 fL
10.0 fL
24.8 %
0.49 %
3.8 - 10.6
4.40 - 5.90
13.2 17.3
40 - 50
80 100
26 35
RNF
150 - 450
11.5 14.5
Assesment : Pneumonia
Planing
: Oksigen 2L/I, Infuse RL + 1 amp aminophilin /16jam,
Injeksi metilprednisolon 1/3 flas/ 8 jam, Ventolin + Pulmicort
neb / 6 jam, Injeksi Ceftriaxon 1gr /12jam, Inj Omeprazole
1flas / 12jam, Antasida 3x1C, Paracetamol 4x1C, OBH
3x1C, Ambroxol 3x1, Curcuma 3x1.
5. Sabtu, 11 juni 2016
Subjektif
: pasien mengeluhkan Sesak nafas, batuk disertai dahak tetapi
susah untuk dikeluarkan, pusing berputar, pasien merasa
Objektif
10
Objektif
menurun/menurun,
Abdomen
supel,
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus
respiratorius dan alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru sehingga
dapat mengganggu pertukaran oksigen dan karbondioksida di paru-paru 5. Pada
perkembangannya, berdasarkan tempat terjadinya infeksi, dikenal dua bentuk
pneumonia, yaitu pneumonia komunitas (Community-acquired pneumonia)
apabila terjadi infeksi di masyarakat, pneumonia didapat di Rumah Sakit
pneumonia nasokomial (hospital-acquired pneumonia/HAP) bila infeksinya
didapat dirumah sakit, Health Care Associated Pneumonia (HCAP), dan
akibat pemakaian ventilator (Ventilator Associated Pneumonia / VAP)6.
Pneumonia komunitas (community-acquired pneumonia) adalah
pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar rumah sakit, sedangkan
pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang terjadi >48 jam atau lebih
setelah dirawat di rumah sakit, baik di ruang rawat umum ataupun di ICU
tetapi tidak sedang menggunakan ventilator. Pneumonia berhubungan dengan
pemakian ventilator (ventilator-acquired pneumonia/VAP) adalah pneumonia
yang terjadi setelah 48-72 jam atau lebih setelah intubasi tracheal. Pneumonia
yang didapat di pusat perawatan kesehatan (healthcare-associated pneumonia)
adalah pasien yang dirawat oleh perawatan akut di rumah sakit selama 2 hari
atau lebih dalam waktu 90 hari dari proses infeksi, tinggal dirumah perawatan
12
3)
Pseudomonas
aeruginosa
bakteri
anaerob,
bentuk
batang
13
2)
and
resistant
strains),
Haemophilus
influenza
14
America
Thoracic
Society
(ATS),
pneumonia
15
16
infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis dari eritrosit sehingga terjadi permulaan
fagositosis sebelum terbentuk antibodi. Sel-sel PMN mendesak bakteri ke
permukaan alveoli dengan bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis
sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian difagosit pada waktu
terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan terdapat 4 zona pada
daerah parasitic tersebut yaitu 1:
1. Zona luar : alveoli yang terisis dengan kuman dan xairan edema
2. Zona permulaan konsolidasi : terdiri dari dari sel-sel PMN dan beberapa
eksudasi sel darah merah
3. Zona konsolidasi yang luas : daerah dimana fagositosis yang aktif dengan
jumlah sel PMN yang banyak
4. Zona resolusi : daerah dimana terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang
mati, lekosit dan alveolar makrofag.
Daerah perifer dimana terdapat edema dan perdarahan disebut Red
hepatization sedang daerah konsolidasi yang luas disebut Gray hepatizatio1.
F. Manifestasi Klinik
Gejala khas adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non
produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau
bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak.13 Gejala umum lainnya
adalah pasien lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk
karena nyeri dada.14 Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau penarikan
dinding dada bagian bawah saat pernafas14, takipneu, kenaikan atau penurunan
taktil fremitus, perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau
terdapat cairan pleura, ronki, suara pernafasan bronkial, pleural friction rub.13
G. Penatalaksanaan
1. Penderita rawat jalan
Pengobatan suportif
a) Istirahat di tempat tidur
b) Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
c) Bila panas tinggi perlu di kompres atau minum obat penurun panas
d) Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
e) Pemberian antibiotic kurang dari 8 jam
2. Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif / simtomatik
a) Pemberian terapi oksigen
b) Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
c) Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
Pengobatan antibiotic kurang dari 8 jam
17
18
H. Komplikasi
1. Pneumonia ekstra pulmoner, pneumonia pneumokokus dengan bakteriemi.
2. Pneumonia ekstra pulmoner non infeksius gagal ginjal, gagal jantung,
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
ENdokarditis
Sepsis
CHF
MOD
Mati
Gambar 1. Komplikasi pneumonia yang menyebabkan kematian
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Telah dilaporkan kasus dengan keluhan sesak napas disertai batuk
berdahak selama kurang lebih 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pada
pemeriksaan fisik, keadaan umum lemah, compos mentis, vital sign : Tekanan
darah: 140/80, Nadi: 98x/menit, Respirasi rate: 2ox/menit, Suhu: 36C. Tidak
ditemukan edema palpebral kanan maupun kiri pasien, ditemukan adanya
konjungtiva anemis, tidak ditemukan adanya sklera ikterik, napas cuping hidung
(+), purced lips breathing (+). Pada pemeriksaan leher pasien terdapat retraksi
suprasternal, tidak terdapat deviasi trachea, tidak terdapat pembesaran kelenjar
limfe dan thyroid.Thorax: Cor : suara jantung I dan II regular, tidak terdapat
adanya bising jantung; Paru-paru : Inspeksi:Dada simetris, tidak ada benjolan,
tidak ditemukan adanya gerakan dada yang tertinggal, ditemukan adanya retraksi
intercostae, Palpasi: tidak terdapat adanya gerakan dada yang tertinggal pada
kedua lapang paru, fremitus menurun pada kedua lapang paru, Perkusi: terdengar
suara pekak sampai redup, Auskultasi: Suara dasar vesicular (-/-), Ronkhi (+/+),
Wheezing (+/+). Abdomen: Peristaltik usus normal, perkusi : timpani, Tidak ada
nyeri tekan pada seluruh regio abdomen, Ekstremitas : Akral hangat pada ke
empat extremitas, tidak ditemukan adanya Clubbing finger, tidak ditemukan
adanya pitting oedema.
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat lekosit meningkat yaitu
19,4x
103/ul, Hemoglobin rendah 11.2 g/dl, pada foto thorax memberikan kesan
gambaran tracheal deviasi kearah kanan, mediastinum bergeser kea rah cranial
kanan dengan gambaran cor tambak membesar dengan kalsifikasi arcus aorta,
Pulmo:tampak perselebungan semiopaq inhomogen batas tak tegas di hamper
seluruh parenkim pulmo bilateral dengan air bronchogram (+) kesan gambaran
bronchopneumonia bilateral dengan efusi pleura sinistra.
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah diberikan oksigenasi agar oksigen
dalam tubuh terpenuhi dan tidak terjadi sianosis, Ringer laktat untuk memenuhi
kebutuhan cairan agar keseimbangan elektrolit tetap terjaga, Aminophilin 1 amp /
20
16jam
merupakan
bronkodilator
golongan
metilsantin
digunakan
untuk
merelaksasikan otot polos dan menekan stimulus yang terdapat pada jalan napas,
Injeksi metilprednisolon flas/ 8 jam bronkodilator sistemik untuk anti
inflamasi, Ventolin neb / 6 jammerupakan bronkodilator golongan agonis beta 2
yang mempunyai kerja singkat sehingga dapat memberikan efek terapi yang cepat,
Pulmicort neb / 6 jam merupakan golongan steroid inhalasi yang berfungsi
sebagai anti inflamasi, InjeksiCeftriaxon 1gr /12jam merupakan antibiotik yang
memiliki spectrum luas yang efektif terhadap bakteri gram positif dan gram
negatif, Injeksilevofloxacin 1flas / 24 jam merupakan antibiotik dengan spectrum
luas namun memiliki efek samping minimal dan khusus untuk kuman
pseudomonas, Inj Omeprazole 1flas / 12jam untuk menekan sekresi lambung,
Antasida 3x1C untuk menetralkan asam lambung.
BAB V
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Aru W, Bambang , Idrus A, Marcellus,Sti S,ed. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II. Edisi 4. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2. Djojodobroto D. 2007. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC.
3. Soedarsono.2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru 2010. Surabaya : departemen
Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR- RSUD Dr. Soetomo.
4. Said Mardjanis. Respirologi Anak. Edisi I, Jakarta : Badan Penerbit IDAI.
2008
5. Dahlan Zul. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
2000
6. Kamangar N, MD et al. Bacterial Pneumonia.2013 [updated 2013 Nov 18 ;
cited
2014
jan
31].
Available
from
http://emedicine.medscape.com/article/300157-overview#showalla0102
7. Warsa C Usman. Buku Ajar Mikrobiologi. Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa
Aksara. 1993
22
Jan
13;
cited
2014
Jan
31].
Available
from
http://emedicine.medscape.com/article/234240-overview#a1
13. Cunha A Burke, MD et al. Nosocomial Pneumonia . 2013 [updated 2014 Jan
13;
cited
2014
Jan
31].
Available
http://emedicine.medscape.com/article/234753-overview#a1
14. Darmanto R, Respiratologi. Jakarta : EGC. 2009
from