KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RATU ZALECHA MARTAPURA
NOMOR
2016
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH (ROOT CAUSE
ANALYSIS/RCA) PADA RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA
DIREKTUR RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA
Menimba
ng
Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3637);
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001
tentang pedoman kelembagaan dan Pengelolaan Rumah
Sakit Daerah ;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/2008 tentang Rekam Medis ;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012
Tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit ;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691
/ MENKES/PER/VIII/2001 Tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit ;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 Tentang persetujuan Tindakan
Kedokteran
10.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit ;
11.
Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09 Tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Banjar (Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2008
Nomor
9,
Tambahan
Lembaran
Daerah
Kabupaten
BanjarNomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Banjar Nomor 03 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor
09 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Banjar (Lembaran Daerah Kabupaten Banjar
Tahun 2012 Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banjar Nomor 03);
12.
Peraturan Bupati Banjar Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Keuangan pada BLUD Rumah Sakit Ratu Zalecha
(Berita Daerah Kabupaten BanjarTahun 2011 Nomor 15);
13.
Keputusan Bupati Banjar Nomor 570 Tahun 2011 tentang
Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Ratu Zalecha
Martapura;
MEMUTUSKAN
Menetapka
n
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan pasien atau patient safety merupakan hal yang marak dibicarakan
dalam dunia medis belakangan ini. Pertemuan tahunan joint Comission International tahun
2005 telah menekankan mengenai pentingnya pelayanan kesehatan yang aman. Kesalahan
yang terjadi pada upaya pelayanan kesehatan adalah kesalahan dalam mendiagnosis ,
kesalahan dalam menggunakan alat bantu penegakan diagnosis, kesalahan dalam melakukan
follow up, pengobatan yang salah atau kejadian yang tidak diharapkan setelah pemberian
pengobatan . Permasalahan-permasalahan diatas dapat terjadi karena penggunaan teknologi
yang tidak diimbangi kompetensi penggunanya,, bertambahnya pemberi pelayanan kesehatan
tanpa mengindahkan komunikasi antar individu serta tingginya angka kesakitan serta
kecelakaan, perlunya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat yang
menyebabkan
stressor tersendiri serta kelelahan yang dialami oleh para staff medis karena keterbatasan
jumlah staff yang tersedia . Salah satu budaya patient safety adalah mengkomunikasikan
kesalahan, melaporkan kesalahan dengan tetap berpegang pada keselamatan pasien dan
belajar dari kesalahan dan mendesain ulang sistem keselamatan pasien yang lebih baik. Untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi, dicetuskan suatu ide sistem analisis yang proaktif
sebagai strategi pencegahan error.
Root cause merupakan alasan yang paling mendasar terjadinya kejadian yang tidak
diharapkan. Apabila permasalahan utama tidak dapat diidentifikasi , maka kendala-kendala
kecil akan makin bermunculan dan masalah tidak akan berakhir. Oleh karena itu,
mengidentifikasi dan mengeliminasi akar suatu pennasalahan merupakan hal yang sangat
penting. Root cause analysis merupakan suatu proses mengidentifikasi penyebab-penyebab
utama suatu permasalahan dengan menggunakan pendekatan yang terstruktur dengan teknik
yang telah didesain untuk berfokus pada identifikasi dan penyelesaian masalah.
Di Amerika telah dilakukan 2840 root cause analysis pada berbagai bidang,
seperti kasus bunuh diri pada pasien rawat jalan, komplikasi post operatif, kesalahan
pemberian obat, kematian pasien karena keterlambatan penanganan, kematian perinatal ,
kasus infeksi , kasus anestesi dan lainnya. Penelitian tersebut dilakukan di RS umum, RS
jiwa , unit gawat darurat, unit psikiatri , long term care facility , home care facility dan
laboratorium klinis. Root cause analysis dipercaya mampu menurunkan terjadinya kejadian
yang tidak diharapkan.
Root cause analysis memberikan jalan keluar yang lebih baik, tidak sekedar "faktor A
menyebabkan kejadian B", namun "Dengan mengubah faktor A, maka kemungkinan
rekurensi kejadian B dapat dikurangi atau bahkan dicegah." Mempelajari root cause analysis
secara tepat merupakan kajian yang penting untuk diperkenalkan kepada para pemberi
pelayanan kesehatan.
BAB II
DEFINISI
Berikut ini beberapa definisi yang dapat menggambarkan pengertian dari analisa akar
masalah I root cause analysis I RCA, antara lain :
1. Analisa akar masalah (Root Cause Analysis I RCA) adalah sebuah alat kerja yang sangat
berguna untuk mencari akar masalah dari suatu insiden yang telah terjadi. Menemukan
akar masalah merupakan kata kunci. Sebab, tanpa mengetahui akar masalahnya , suatu
insiden tidak dapat ditanggulangi dengan tepat, yang berakibat pada berulangn ya
kejadian insiden tersebut dikemudian hari.
2. Cahyono (2008) menulis bahwa prinsip RCA adalah mencari apa yang terjadi, mengapa
hal tersebut terjadi , dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah pengulangan kejadian
tersebut. RCA bukanlah metode yang bisa dilakukan semua orang. Kejadian-kejadian
dalam sentinel event dapat begitu rumit, dapat juga menguak berbagai faktor yang
sensitif, dan dapat menjadi begitu luas ruang lingkupnya . Apapun hasil RCA,
manajemen puncak di rumah sakit
:
BAB III
RUANG LINGKUP
RCA dapat diarahkan kepada banyak tujuan yang spesifik. Para praktisi continuous
improvement merumuskan lima pendekatan dasar yang dapat dilakukan dengan RCA, yaitu :
1. RCA safety-based: merupakan usaha identifikasi permasalahan yang berkaitan dengan
keselamatan. RCA dilakukan dengan analisa kecelakaan yang pernah terjadi dan
penyebab penyebabnya, untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan pekerja.
2. RCA production-based:
produksi fokus kepada analisa penyebab cacat dan masalah yang terjadi pada proses
produksi mencakup mesin, operator, dan peralatan.
3. RCA process-based: pada dasarnya merupakan perluasan dari konsep RCA production
based , namun dengan ruang lingkup yang lebih luas, termasuk analisa penyebab
rnasalah yang terjadi pada business process.
4. RCA failure-based: berasal dari praktek failure analysis yang dilakukan pada proses
engineering dan maintenance, bertujuan untuk mengetahui akar masalah yang menjadi
penyebab masalah pada kedua proses tersebut.
5. RCA systems-based: ini adalah pendekatan gabungan yang merangkul pendekatan
pendekatan RCA yang lain, dengan konsep-konsep yang diadaptasi dari berbagai sudut
pandang, seperti change management, risk management dan systems analysis.
Walaupun RCA memiliki banyak variasi pendekatan, namun pada dasamya prinsipnya
tetap sama yaitu menelaah sedalam-dalamnya hingga ditemukan akar masalah yang terjadi. RCA
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai tools seperti analisa 5 Why, Fishbobe (Ishikawa)
diagram, diagram sebab-akibat, pareto chart, dan sebagainya.
BAB IV
TATA LAKSANA
Berikut adalah langkah-langkah RCA seperti yang disarankan oleh komite keselamatan
pasien rumah sakit di Indonesia.
A. Identifikasi
Masalah yang akan dibahas harus didefinisikan dengan baik. Pembatasan masalah dapat
dilakukan untuk membuat fokus lebih cermat. Pembatasan masalah bisa dimulai dari definisi
impact atau harm yang terjadi, kerangka waktu kejadian, dan unit-unit kerja yang terlibat.
Dampak yang terjadi meliputi dampak medis dan non medis. Dampak medis pada pasien
biasanya sudah terlihat dengan jelas dari berkas rekam medis. Dampak non medis dapat terjadi
pada pasien dan pada rumah sakit. Pada pihak manapun yang terjadi, dampak non medis
biasanya berputar pada masalah medikolegal, kerugian ekonomis, dan dampak sosial lain.
B. Bentuk Tim
Root cause analysis sebaiknya dilakukan oleh tim yang telah dilatih RCA, matang,
menguasa1 berbagai aspek pelayanan di rumah sakit, multidisipliner, gigih, tidak mudah
menyerah, teliti, dan jujur. Tim ideal yang disarankan terdiri dari ahli analisis, peneliti atau ahli
eksternal, kepala bidang atau salah satu direktur, dokter spesialis atau konsultan, supervisor
klinis keperawatan, dan seorang yang menguasai unit kerja yang terlibat dengan baik.
C. lnvestigasi/Pengumpulan Data.
Pada investigasi , dilakukan kajian terhadap laporan kasus. Kajian terhadap laporan kasus
dimulai dengan ringkasan kronologis kasus yang terjadi, pencatatan staf yang terlibat , dan
beberapa wawancara . Cahyono (2008) menambahkan bahwa dalam pengumpulan informasi
kasus ini hendaknya dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi yang cermat,
hati-hati, dan valid. Cennat berarti tidak meninggalkan detail. Prinsip kehati-hatian dilakukan
untuk menjaga objektivitas dan agar tidak menyinggung perasaan staf. Valid berarti data yang
dikumpulkan relevan sesuai dengan keperluan.
:::
D. Penyajian Data.
Penyajian data dipergunakan sebagai alat memetakan kronologi kejadian. Ada empat
metode yang biasa dipakai dalam memetakan kronologi insiden, yaitu 1) lcronologi narasi; 2)
timeline; 3) tabular timeline; dan 4) time person grid. Kronologi narasi biasa dilakukan untuk
:'..
mengawali pembahasan kasus atau justru ditampilkan pada laporan akhir. Kronologi narasi
cukup nyaman dibaca namun tidak praktis untuk analisis karena kurang terstruktur . Gunakan
kronologi narasi hanya pada kasus yang tidak kompleks .
Timeline lebih mudah dibaca karena menyajikan urutan kejadian secara sekuensial.
Analisis lebih mudah dilakukan karena dapat dicari dari deretan kejadian berbasis
waktu.
Tabular timeline lebih lengkap daripada timeline karena telah selain menyajikan urutan kejadian,
juga dilengkapi dengan good practice dan masalah pelayanan pada tiap kejadian yang dicatat.
Tabular timeline cocok pada kejadian yang berlangsung Jama dan melibatkan berbagai orang dan
unit kerja. Time person grid digunakan pada kejadian dengan waktu pendek namun melibatkan
beberapa staf atau profesi . Kolom paling kiri memuat daftar staf, sementara baris paling atas
mencatat perjalanan waktu. Keberadaan staf dituliskan pada tiap kolom di bawah waktu dari
awal sampai akhir.
E. ldentifikasi .Masalah
Prinsip utama dalam identifikasi masalah adalah menentukan penyimpangan dari standar
pelayanan yang sudah ada. Satu sentinel event bisa terdiri dari beberapa masalah pelayanan .
Secara urnwn, ada dua macam masalah pelayanan, yaitu error of omission (tidak melakukan
sesuatu yang seharusnya dilakukan ), dan error of commission (melakukan sesuatu yang tidak
seharusnya dilakukan. Cara paling mudah dalam mengidentifikasi adalah dengan brainstorming
dan dengan focused group discussion.
F. Analisis lnformasi
Bagian ini adalah bagian yang paling sulit. Komite keselamatan pasien rurnah sakit
menawarkan enam cara analisis, namun kita akan membatasi dalam dua cara saja, yaitu 5 why
dan fishbone diagram. Dengan metode 5 why, peneliti akan lebih mudah mencari penyebab
sampai mendalam, sementara fishbone diagram memudahkan peneliti mencari berbagai macam
penyebab yang berkontribusi pada sentinel event.
Metode 5 why dilakukan dengan cara memperdalam pertanyaan yang diawali dengan
"mengapa" sebanyak lima kali. Contoh paling mudah adalah pada kasus pasien jatuh :
"Mengapa pasien cedera?" -Karena jatuh .
"Mengapa pasien jatuh?" -Karena pelindung sisi tempat tidur tidak dipasang.
"Mengapa pelindung sisi tempat tidur tidak dipasang?" -
sebagai
diagram Ishikawa.
Faktor kontribusi berbeda dengan akar masalah. Ada tiga pertanyaan yang bisa dipakai
untuk membedakan akar masalah dengan faktor kontribusi, yaitu : 1) Apakah sentinel event akan
terjadi bila faktor tersebut tidak ada?; 2) Apakah sentinel event yang sama akan muncul bila
faktor tersebut hilang?; 3) Apakah koreksi atau eliminasi faktor akan dapat men.imbulkan
sentinel event?. Salah satu jawaban "Ya" dari ketiga pertanyaan tersebut menandakan
bahwa
G. Susun Rekomendasi
Produk analisis informasi adalah akar penyebab masalah. Walau demikian, RCA
diakhiri bukan dengan ditemukannya akar penyebab masalal1namun dengan rekomendasi .
Rekomendasi ini disusun berdasarkan hasil RCA. Hasil RC penama-tama ah.an m mperjelas
apa yang erjadi dan apa penyebabnya. Dari basil ini, tim akan rnemperoleh pembelajaran
berbasis bukti. Dua hal ini harus disintesis secara bijak dan jujur untuk menelurkan
rekomendasi. Rekomendasi hendaknya bersifat tepat sasaran, relevan,feasible, dapat dievaluasi
ulang, dan mempunyai target waktu penyelesaian .
Berikut ini adalah ringkasan langkah-langkah RCA dan tools yang dapat
digunakan pada setiap langkah.
LANGKA
H
DESKRIPSI
1
2
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
FMEA
Brainstorm , flow chart, cause
effect diagram (diagram sebab
akibat)
Gantt chart
PDCA, critical path
BAB V
DOKUMENTASI
1. Investigasi komprehensif I Analisis akar masalah I RCA dilaksanakan oleh Tim KP di RS dalam
waktu maksimal 45 hari untuk grade Kuning I Merah
2. Setelah melakukan RCA, Tim KP di RS akan membuat laporan dan Rekomendasi untuk perbaikan
serta "Pembelajaran" berupa : Petunjuk I Safety alert untuk mencegah kejad ian yang sama terulang
kembali .
3. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direksi.
4. Rekomendasi untuk "Perbaikan dan Pembelajaran " diberikan umpan balik kepada unit kerja
terkait.
5. Unit Kerja membuat analisis dan trend kejadian di satuan kerjanya masing - masing.Monitoring dan
evaluasi perbaikan oleh tim KP di RS.
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONA
No.Revis
i
Halaman
1/3
Tanggal Berlaku
Ditetapkan
Direktur RSU Ratu Zalecha Martapura
Pengertian
Tujuan
Kebijaka
n
Prosedur
A. Insiden yang dilaporkan adalah insiden yang sudah terjadi, potensial terjadi atau
yang nyaris terjadi
B. Yang harus membuat laporan :
1. Siapa saja atau semua staff rumah sakit yang mnemukan kejadian
2. Siapa saja atau semua staff rumah sakit yang terlibat dalam kejadian
C. Formulir laporan yang digunakan adalah formulir yang telah ditetapkan oleh
KKPRS Persi
D. Pelaporan insiden terdiri dari:
1. Internal
: laporan ke tim KPRS Ratu Zalecha Martapura
2. Eksternal : laporan ke KKPRS Persi
E. Alur pelaporan internal
1. Apabila terjadi suatu insiden di rumah sakit,wajib segera ditangani untuk
Mengurangi dampak atau akibat yang tidak diharapkan.
LOG
O
No.Revis
i
Halaman
2/3
Grade biru
LO
G
O
No.Revis
i
Halaman 3/3
Atasan langsung
Insiden
KTD/KNC
Laporan kejadian
( 2 x 24 Jam )
Tim KPRS
Direksi
KKP Persi
Atasan langsung
Tangani segera
grading
Biru/hijau
Kuning/merah
Investigasi sederhana
Rekomendasi
laporan kejadian
Hasil investigasi
Analisis/regrading
RCA
Feed back
laporan ke unit rekomendasi
Unit terlait
pembelajaran
laporan