Disusun Oleh:
(32150)
Imam Fauzi
(3215046)
(32150)
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN
COMBUSTIO
DI RUANG ICU RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO
KLATEN
Telahdisetujuipada
Hari
Tanggal
Mahasiswa
(32150)
Imam Fauzi
(3215046)
(32150)
Pembimbing
Klinik
Pembimbing Akademik
)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Luka bakar merupakan masalah kesehatan masyarakat
global. Hal ini disebabkan karena tingginya angka mortalitas
dan morbiditas luka bakar, khususnya pada negara dengan
pendapatan rendah-menengah, dimana lebih dari 95% angka
kejadian luka bakar menyebabkan kematian (mortalitas).
Bagaimanapun juga, kematian bukanlah satu-satunya akibat
dari luka bakar. Banyak penderita luka bakar yang akhirnya
mengalami
kecacatan
(morbiditas),
hal
ini
tak
jarang
luka
bakar
pun
ternyata
cukup
tinggi
(WHO)
tahun 2014,
memperkirakan
bahwa
terdapat
265.000
kematian
yang
Menurut
data
American
Burn
Association
(2015),
di
terhirup
asap, kontak
terjadi
proses
pematangan
kolagen,
penurunan
aktivitas seluler dan vaskuler. Bentuk akhir dari fase ini berupa
jaringan parut yang berwarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa
nyeri atau gatal (Pradipta, 2010).
Epitelisasi merupakan proses yang penting pada saat
penyembuhan luka bakar karena epitel melindungi tubuh dari
paparan lingkungan. Selain itu, epitel juga berguna dalam
melindungi tubuh dari invasi bakteri, trauma, dan kehilangan
cairan. Semakin cepat proses reepitelisasi epidermis, maka
semakin cepat proses penyembuhan luka (Ahliadi, 2014).
Berdasarkan latar belakang tersebut kami tertarik untuk
mengangkat kasus cara memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan luka bakar (combustio).
2. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan luka
bakar (combustio) dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang tepat dan akurat.
3. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran yang nyata tentang hasil pengkajian
dengan luka bakar (combustio)
b. Memberikan gambaran yang nyata tentang analisa data
penetapan diagnosa keperawatan sesuai prioritas klien
dengan luka bakar (combustio)
c. Mendeskripsikan
intervensi
keperawatan
pada
pasien
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
1. Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan
energi dari suatu sumber panas pada tubuh, panas dapat
dipindahkan oleh hantaran/radiasi electromagnet (Brunner
& Suddarth, 2002).
organ.
Bahan
kimia
terutama
asam
dan
dalam
kerusakan
jaringan
yang
terjadi
(Moenadjat, 2011).
3. Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi,
dan disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air
panas, listrik seperti kabel listrik yang mengelupas, petir,
atau bahan kimia seperti asam atau basa kuat (Triana,
2007).
4. Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh
panas, arus listrik bahan kimia dan petir yang mengenai
kulit,
mukosa
dan
jaringan
yang
lebih
dalam
(Kusumaningrum, 2008)
5. Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api,
matahari, uap, listrik, bahan kimia, dan cairan atau benda
panas. Luka bakar bisa saja hanya berupa luka ringan yang
bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam
di
dalam
meninggalkan
proses
jaringan
penyembuhannya
parut.
Luka
tidak
bakar
derajat
terdapat
oleh
gelembung
daerah
putih,
gelembung
epidermis
yang
yang
tidak
dan
biasanya
tersengat
sembuh
matahari.Luka
dalam
tampak
5-7
hari,
sebagai
hampir
seluruh
bagian
kelenjar
sebasea
sebagian
masih
10
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
Total
: 100%
D. Patofisiologi
12
Luka
oleh
pengalihan
lewat
hantaran
atau
radiasi
nafas
atas
merupakan
lokasi
destruksi
Keadaan
luka
bakar
bergantung
pada
suhu
agen
awal
sesudah
luka
bakar
yang
berat
adalah
13
dan
frekuensi
denyut
nadi.
Selanjutnya
puncaknya
dalam
tempo
6-8
jam.
Dengan
dan
kompartemen
cairan
vaskuler,
mengalir
volume
kembali
darah
akan
ke
dalam
meningkat.
darah
yang
beredar
akan
menurun
secara
cairan
dan
tidak
memadainya
asupan
merah
mengakibatkan
kehilangan
nilai
hematokrit
plasma.Abnormalitas
meninggi
koagulasi
yang
14
integritas
kulit
diperparah
lagi
dengan
ketidakmampuan
pengaturan
suhunya.
Pathway
15
16
E. MANIFESTASI KLINIS
Kedalaman Dan
Penyebab Luka
Bakar
Derajat Satu
Bagian Kulit
Yang Terkena
Epidermis
Gejala
Penampilan Luka
Perjalanan
Kesembuhan
Kesemutan,
Memerah, menjadi
Kesembuhan lengkap
(Superfisial):
hiperestesia
tersengat matahari,
(supersensivitas), rasa
minggu, terjadi
edema
pengelupasan kulit
intensitas rendah
didinginkan
Epidermis dan
Nyeri, hiperestesia,
Kesembuhan dalam
Thickness): tersiram
bagian dermis
sensitif terhadap
berbintik-bintik
merah, epidermis
pembentukan parut
dan depigmentasi,
basah, terdapat
infeksi dapat
edema
mengubahnya
menjadi derajat-tiga
Derajat Tiga (Full-
Epidermis,
Thickness): terbakar
keseluruhan
hematuria (adanya
dermis dan
17
Pembentukan eskar,
pencangkokan,
kadang-kadang
kemungkinan pula
pembentukan parut
jaringan subkutan
darah merah),
yang tampak,
kemungkinan terdapat
terdapat edema
18
F. Komplikasi
1. Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
2. Sindrom kompartemen
Sindrom kompartemen merupakan proses terjadinya
pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan
menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam
kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat.
Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang
melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan
saraf pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran
darah sehingga terjadi iskemia.
3. Adult Respiratory Distress Syndrome
Akibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan
ventilasi dan pertukaran gas sudah mengancam jiwa
pasien.
4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus
merupakan tanda-tanda ileus paralitik akibat luka
bakar.Distensi lambung dan nausea dapat
mengakibatnause. Perdarahan lambung yang terjadi
sekunder akibat stress fisiologik yang massif (hipersekresi
asam lambung) dapat ditandai oleh darah okulta dalam
feces, regurgitasi muntahan atau vomitus yang berdarha,
ini merupakan tanda-tanda ulkus curling.
5. Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau
bahkan hipovolemik yang terjadi sekunder akibat resusitasi
cairan
yang
adekuat.
Tandanya
biasanya
pasien
19
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung
darah
lengkap:
Hb
(Hemoglobin)
turun
mengetahui
adanya
natrium pada
awal
mungkin
menurun karena
20
H. Penatalaksanaan
Pasien luka bakar (Combustio) harus dievaluasi secara
sistematik.Prioritas utama adalah mempertahankan jalan
nafas tetap paten, ventilasi yang efektif dan mendukung
sirkulasi sistemik.Intubasi endotrakea dilakukan pada pasien
yang menderita luka bakar berat atau kecurigaan adanya
jejas inhalasi atau luka bakar di jalan nafas atas.Intubasi
dapat tidak dilakukan bila telah terjadi edema luka bakar atau
pemberian cairan resusitasi yang terlampau banyak.Pada
pasien luka bakar, intubasi orotrakea dan nasotrakea lebih
dipilih daripada trakeostomi.
Pasien dengan luka bakar saja biasanya hipertensi.Adanya
hipotensi awal yang tidak dapat dijelaskan atau adanya
tanda-tanda hipovolemia sistemik pada pasien luka bakar
menimbulkan kecurigaan adanya jejas tersembunyi. Oleh
karena
itu,
setelah
mempertahankan
21
ABC,
prioritas
sama
dengan
intubasi
hanya
saja
besar
dibanding
intubasi.
Krikotiroidotomi
22
besar
karena
dapat
menimbulkan
stress
natrium
bikarbonat
(mengatasi
asidosis
23
inflamasi
dan
hipermetabolik
dengan
cairan
dilakukan
dengan
memberikan
Sisanya
diberikan
dalam
16
jam
cairan
hari
pertama.Pada
hari
ketiga
c. Resusitasi nutrisi
Pada pasien luka bakar, pemberian nutrisi secara
enteral sebaiknya dilakukan sejak dini dan pasien tidak
perlu
dipuasakan.Bila
pemberian
nutrisi
pasien
dapat
tidak
melalui
sadar,
maka
naso-gastric
tube
protein,
lemak.Pemberian
50-60%
nutrisi
karbohidrat
sejak
dan
awal
25-30%
ini
dapat
morfin
dalam
dosis
kecil
25
proses
penyembuhan
dari
luka
inflamasi
yang
dapat
Selain
itu,
penundaan
eksisi
akan
dan
pemberian
cairan
melalui
infus.
26
luka
bakar
penatalaksanaan
eksisi
yang
dini
luas.
Kriteria
ditentukan
oleh
tangensial
adalah
suatu
teknik
yang
bakar
yang
luas.
Permukaan
kulit
yang
dapat
dilakukan
hemostasis,
yaitu
27
pemberian
daerah
larutan
yang
epinephrine
dieksisi.Setelah
1:100.000
dilakukan
pada
hal-hal
digunakan
pada
kasus
luka
bakar
dengan
pemotong
electrocautery.
Adapun
resiko
bidang
cedera
pada
kosmetik,
saraf-saraf
grafting
adalah
metode
penutupan
luka
28
Pengambilan
dengan
mesin
kulit
donor
dermatome
ini
dapat
ataupun
29
30
adanya
fraktur,
jejas
atau
tanda-tanda
Biodata
Keluhan
Riwayat
Riwayat
Riwayat
utama
penyakit sekarang
penyakit masa lalu
penyakit keluarga
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor
mengeluh
panas
sakit
dan
gelisah
sampai
bentuk
kepala,
penyebaran
rambut,
31
posisi
mengalami
trakea,
denyut
peningkatan
nadi
sebagai
karotis
kompensasi
bentuk
thorak,
irama
parnafasan,
bentuk
kembung,
epigastrium
palpasi
yang
gastritis.
i) Urogenital
32
perut
adanya
membuncit
nyeri
karena
pada
mengidentifikasi
area
adanya
sumber
infeksi
dan
indikasi
untuk
pemasangan kateter.
j) Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila
terdapat
luka
baru
pada
muskuloskleletal,
kesadaran
secara
kuantifikasi
dinilai
pemeriksaan
pada
darah
yang
berhubungan
dengan
agen
cedera
fisik
(combutio)
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma
(combutio)
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan melalui rute abnormal luka.
33
5. Resiko
tinggi
terhadap
infeksi
berhubungan
dengan
34
K. Rencana Keperawatan
Dx. Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak
efektif b/d trauma jalan
napas
Definisi : Ketidakmampuan
untuk membersihkan sekresi
atau obstruksi dari saluran
pernafasan untuk
mempertahankan kebersihan
jalan nafas.
Batasan Karakteristik :
-
NOC
NOC :
NIC
NIC :
a. Respiratory status :
Ventilation
b. Respiratory status :
Airway patency
c. Aspiration Control
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada
sianosis
dan
dyspneu
(mampu
mengeluarkan
sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada
pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama
nafas,
frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
35
Airway Management
1. Buka jalan nafas, guanakan teknik
chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan
pasien
untuk
memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi
pasien
perlunya
pemasangan alat jalan nafas
buatan
4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
6. Keluarkan sekret dengan batuk
atau suction
7. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronkodilator bila perlu
10. Berikan pelembab udara Kassa
basah NaCl Lembab
11. Atur
intake
untuk
cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan status O2
irama nafas
Faktor-faktor yang berhubungan:
-
Lingkungan : merokok,
menghirup asap rokok,
perokok pasif-POK, infeksi
Fisiologis : disfungsi
neuromuskular, hiperplasia
dinding bronkus, alergi jalan
nafas, asma.
Obstruksi jalan nafas :
spasme jalan nafas, sekresi
tertahan, banyaknya mukus,
adanya jalan nafas buatan,
sekresi bronkus, adanya
eksudat di alveolus, adanya
benda asing di jalan nafas.
Mampu
mengidentifikasikan dan
mencegah factor yang
dapat menghambat jalan
nafas.
NOC :
Definisi :
Pain Level,
Pain control,
Sensori yang tidak
Comfort level
menyenangkan dan pengalaman
Kriteria Hasil :
emosional yang muncul secara
aktual atau potensial kerusakan
Mampu mengontrol nyeri
36
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
37
Gunakan
teknik
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi
respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan
lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol
nyeri
masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari
dan
menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi dan inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan
tentang
teknik
non
farmakologi
Berikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
Monitor
penerimaan
pasien
tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
38
teratur
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping).
NIC :
Batasan Karakteristik :
-
Kelemahan
Haus
Penurunan turgor kulit/lidah
Membran mukosa/kulit kering
Peningkatan denyut nadi,
penurunan tekanan darah,
NOC:
Fluid balance
Hydration
Nutritional Status : Food
and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
Mempertahankan
urine
output sesuai dengan
usia dan BB, BJ urine
normal, HT normal
Tekanan darah, nadi, suhu
tubuh
dalam
batas
normal
Tidak ada tanda tanda
dehidrasi,
Elastisitas
turgor
kulit
baik,
membran
mukosa
lembab, tidak ada rasa
39
Fluid management
Timbang popok/pembalut jika
diperlukan
Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
Monitor
status
hidrasi
( kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik ), jika diperlukan
Monitor vital sign
Monitor masukan makanan /
cairan dan hitung intake kalori
harian
Kolaborasikan pemberian cairan
IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan IV pada suhu
penurunan volume/tekanan
nadi
- Pengisian vena menurun
- Perubahan status mental
- Konsentrasi urine meningkat
- Temperatur tubuh meningkat
- Hematokrit meninggi
- Kehilangan berat badan
seketika (kecuali pada third
spacing)
Faktor-faktor yang berhubungan:
Kehilangan volume cairan
secara aktif
- Kegagalan mekanisme
pengaturan
Resiko infeksi
Prosedur Infasif
Ketidakcukupan
pengetahuan untuk
menghindari paparan
patogen
Trauma
NOC :
Immune Status
Knowledge : Infection
control
Risk control
Kriteria Hasil :
Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
Mendeskripsikan proses
penularan
penyakit,
40
ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian nesogatrik
sesuai output
Dorong
keluarga
untuk
membantu pasien makan
Tawarkan snack ( jus buah, buah
segar )
Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
factor
yang
mempengaruhi
penularan
serta
penatalaksanaannya,
Menunjukkan
kemampuan
untuk
mencegah
timbulnya
infeksi
Jumlah leukosit dalam
batas normal
Menunjukkan
perilaku
hidup sehat
Kriteria Hasil :
Integritas kulit yang
baik
bisa
dipertahankan
(sensasi,
elastisitas,
temperatur,
hidrasi,
41
Gangguan permukaan
kulit (epidermis)
Faktor yang berhubungan :
-
Eksternal :
Hipertermia atau hipotermia
Substansi kimia
Kelembaban udara
Faktor mekanik (misalnya :
alat yang dapat
menimbulkan luka, tekanan,
restraint)
- Immobilitas fisik
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
-
pigmentasi)
Tidak
ada
luka/lesi
pada kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan
pemahaman
dalam
proses perbaikan kulit
dan
mencegah
terjadinya
sedera
berulang
Mampu
melindungi
kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
42
Monitor
kulit
akan
adanya
kemerahan
Oleskan lotion atau minyak/baby
oil pada derah yang tertekan
Monitor aktivitas dan mobilisasi
pasien
Monitor status nutrisi pasien
Memandikan
pasien
dengan
sabun dan air hangat
ASKEP KELOLAAN
-
Perubahan pigmentasi
NAMA MAHASISWA :
Perubahan sirkulasi
, Imam Fauzi,
Perubahan turgor (elastisitas
kulit)
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
ICU
43
Klaten
Klaten
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. AlasanMasuk
Saat pengkajian pasien datang dengan luka bakar karena ledakan tabung gas, dengan luka bakar
pada wajah, leher, ektremitas atas dan bawah. Klien merasakan sakit dibagian area yang terkena
api. Saat dilakukan pemeriksaan di IGD, GCS (E4V5M6), TD : 150/90 mmHg, S : 36,4 0C, N :
92x.mnt, RR : 20x/mnt
b. Keluhan Utama
Klien mengatakan bahwa sekarang yang dirasakan adalah nyeri dibagian yang terkena api (luka
bakar)
P:
- Klien mengatakan nyeri timbul saat merubah posisi dan menyentuh sesuatu pada luka
bakarnya
Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk/senut-senut
R : Nyeri dirasakan di bagian luka bakar (wajah, leher, ektremitas atas dan bawah)
S : Skala nyeri 7
T : Nyeri dirasakan terus menerus
c. Riwayat Penyakit Sekarang
44
Klien mengatakan yang dirasakan sekarang adalah nyeri akibat luka bakar.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan baru pertama kali mengalami luka bakar. Klien tidak mempunyai riwayat
penyakit berbahaya seperti gula, darah tinggi, dan jantung.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota kelurganya yang mempunyai riwayat penyakit keturunan
atau berbahaya seperti gula, darah tinggi dan jantung.
a.
Airway :
Mulut dan hidung tidak ada sekret (tidak ada sumbatan), tetapi hidung dan mulut
terkena luka bakar, pada pemeriksaan bronkus/paru-paru melalui auskultasi tidak
b.
dada.
c. Circulation
:
TD = 152/79PRIMER
mmHg, N = 59 x/ menit, nadi teraba kuat (perifer radialis), nadi
B. PENGKAJIAN
regular, Kapilarry refill < 2 dtk, tidak ada perdarahan, akral hangat, Saturasi O2 :
98%, bunyi jantung normal s1 dan s2 murni reguler.
d. Dissability :
Kesadaran composmentis, GCS:15, E4, V5, M6=15. Ukuran pupil 2mm/2mm,
reaksi terhadap cahaya (+/+).
45
C. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. SAMPLE
46
Sign &
Symptoms
Allergi
Medication
maupun makanan
Klien mengatakan setelah kecelakaan terjadi, ia
tidak
mendapatkan
pengobatan
apa-apa
tidak
mempunyai
riwayat
penyakit
dibawa
ke
Rumah
Sakit
menolongnya.
47
oleh
yang
Eye
(e)
4
4
4
Motorik
(m)
6
6
6
Apatis
Somnol
en
Verbal
(v)
5
5
5
Tota
l
15
15
15
Status Kesadaran
Tgl / Jam Compo
s
mentis
01/8/2016
02/8/2016
03/8/2016
Sopo
r
Sopor
Coma
Com
a
3. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 01/08/2016, jam 22.30 WIB
Kepal
: Bentu - Mesochepal.
48
k
- Hitam sedikit beruban
Ramb - Tampak Simetris, terdapat
luka
bakar
ut
pada seluruh wajah
Muka - Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikhterik, pupil isokor 2mm/2mm,
Mata
Teling
a
Hidun
g
Mulut
Leher
lembab, gigi
luka bakar.
: Simetris, terdapat luka bakar, tidak terdapat
pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada jejas
Dada
: Paru
49
Jantun I
vesikuler
Ictus cordis tidak tampak
5
Tidak ada tambahan bunyi jantung,
Abdome
n
S1 dan S2 reguler
Tidak ada jejas, simetris
12x/mnt
Genit
al
Ekstre
tekan.
: Normal, tidak ada pembengkakan dan perdarahan,
tidak ada keluhan, BAK: 4-5x/hari, warna bening
kekuningan.
: Gerak Klien mengatakan tidak terdapat masalah
50
mitas
5
5
5
5
Integum
en
51
22.30
152/79
59
Reguler
Kuat
19
Reguler
-
00.00
145/62
76
Reguler
Kuat
22
Reguler
-
02.00
148/68
69
Reguler
Kuat
17
Reguler
-
04.00
140/81
72
Reguler
Kuat
15
Reguler
-
05.00
142/76
79
Reguler
Kuat
18
Reguler
-
06.00
146/67
77
Reguler
Kuat
19
Reguler
-
07.00
151/67
73
Reguler
Kuat
21
Reguler
-
36,5
100%
-
36,5
100%
-
36,6
36,7
36,8
36,7
36,8
98%
100%
100%
100%
100%
Intake: 5280 cc (Infus) + 8 cc (obat) = 4848cc
Output : 3900 cc (urin) + 825 cc (IWL)= 4725cc
Balance: 4848-4725= +123 cc
Ceftriaxone
1gr
Terapi
Ranitidin
50mg
Ketorolac
52
NSR
Gambaran EKG
GCS dan tingkat kesadaran
NSR
NSR
30mg
NSR
NSR
NSR
NSR
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
Nyeri
Tanggal 02/08/216. Jam
Tekanan Darah (mmHg)
Nadi
Frekuensi
Irama
(kali/menit)
Regangan
Nafas
Frekuensi
Irama
(kali/Menit)
Work of
breathing
Suppot
dan
setting
ventilator
Suhu
08.00
151/67
73
Reguler
Kuat
21
Reguler
-
09.00
146/78
76
Reguler
Kuat
25
Reguler
-
10.00
153/68
69
Reguler
Kuat
26
Reguler
-
11.00
140/79
72
Reguler
Kuat
23
Reguler
-
12.00
146/76
79
Reguler
Kuat
22
Reguler
-
13.00
151/71
77
Reguler
Kuat
26
Reguler
-
14.00
147/74
73
Reguler
Kuat
21
Reguler
-
36,5
37,2
36,9
53
36,7
36,2
36,5
36,7
Saturasi O2
CVP (cmH2O)
Balance cairan (24 jam)
Terapi
Gambaran EKG
GCS dan tingkat kesadaran
Nyeri
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Intake: 5520 cc (Infus) + 57 cc (obat) + 100cc (minum) = 6117cc
Output : 4600 cc (urin) + 825 cc (IWL)= 5425cc
Balance: 6117-5425= +692 cc
Ketorolac
30mg
Fentanyl
4ml/24jam
NSR
NSR
NSR
NSR
NSR
NSR
100%
-
NSR
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
08.00
142/84
80
Reguler
Kuat
25
Reguler
-
09.00
148/82
81
Reguler
Kuat
27
Reguler
-
10.00
152/75
77
Reguler
Kuat
22
Reguler
-
54
11.00
145/79
78
Reguler
Kuat
28
Reguler
-
12.00
142/72
89
Reguler
Kuat
23
Reguler
-
13.00
152/78
87
Reguler
Kuat
26
Reguler
-
14.00
147/78
80
Reguler
Kuat
25
Reguler
-
breathing
Suppot
dan
setting
ventilator
Suhu
Saturasi O2
CVP (cmH2O)
Balance cairan (24 jam)
Terapi
Gambaran EKG
GCS dan tingkat kesadaran
Nyeri
36,6
37,2
37,1
37,2
36,7
36,5
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Intake: 4512 cc (Infus) + 61 cc (obat) = 4573cc
Output : 3600 cc (urin) + 825 cc (IWL)= 4425cc
Balance: 4573-4425= +148 cc
Ketorolac
30mg
Fentanyl
4ml/24jam
NSR
NSR
NSR
NSR
NSR
NSR
36,8
100%
-
NSR
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
E :4 M:6
V:5
CM
55
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
darah lengkap
Tanggal
Pemeriksaan
Jenis
Pemeriksaan
HEMATOLOG
I
Hemoglobin
Eritrosit
Hasil
Satuan
Nilai
Normal
Interpretas
i
13,2
4,44
g/dl
10^6/ul
Rendah
Rendah
Leukosit
trombosit
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
DIFF COUNT
Neutrofil
limfosit
MXD
RDW
Waktu
perdarahan
Waktu
pembekuan
Golongan
darah
Kimia Klinik
Albumin
Ureum
Creatinin
15,3
472
39,1
89,3
29,9
33,5
10^3/ul
10^3/ul
%
fl
fl
g/dl
14 18
4,70
5,20
4,8 10,8
150 450
37 52
80 99
27 31
33 37
45,8
48,8
8,8
44
3
%
%
%
fl
Menit
50 70
20 40
1 12
35 45
16
Rendah
Tinggi
Normal
Normal
Normal
Menit
5 10
Normal
4,6
30,4
0,66
g/dl
mg/dl
mg/dl
Normal
Normal
Rendah
Bun
AST
ALT
Paket
Elektrolit
Natrium
Kalium
chlorida
SERO
14,2
24,0
23,2
mg/dl
u/l
u/l
3,5-5,0
15 40
0,70
0,90
7 18
7 31
7 31
141,0
4,40
116
mmol/l
mmol/l
mmol/l
136 145
3,5 5,1
98 107
Normal
Normal
Normal
56
Tinggi
Tinggi
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
IMUNOLOGI
HBs Ag
Negatif
Negatif
b.
Hasil Rekaman
EKG
Kesan: Normal Sinus Rythm
D. Therapy
2/8/2016
N
o
Jenis Terapi
1.
Infus RL 500 ml
2.
Ceftriaxone
3.
Ranitidine
4.
Ketorolac
5.
Fentanyl
Dosis
188 cc/jam
1 gram / 12
jam
50 mg / 12
jam
30 mg / 8
jam
2ml/12 jam
Rut
e
Indikasi
i.v
Mengembalikan
keseimbangan elektrolit
pada dehidrasi
i.v
Antibiotika
i.v
Proteksi lambung
i.v
Analgetik
i.v
Analgetik
3/8/2016
N
o
Jenis Terapi
Dosis
Rut
e
Indikasi
1.
Infus RL 500 ml
188 cc/jam
i.v
Mengembalikan
keseimbangan elektrolit
pada dehidrasi
2.
Ceftriaxone
i.v
Antibiotika
3.
Ranitidine
i.v
Proteksi lambung
4.
Ketorolac
i.v
Analgetik
5.
Fentanyl
i.v
Analgetik
6.
Vitamin C
i.v
Vitamin
1 gram / 12
jam
50 mg / 12
jam
30 mg / 8
jam
2ml/12 jam
200mg/12ja
m
57
ANALISA DATA
N
o.
1
MASALAH
DS :
Nyeri Akut
- Klien
mengatakan
bahwa sekarang yang
dirasakan adalah nyeri
dibagian luka bakar
P : - Nyeri
timbul
saat
merubah posisi
Q : Nyeri
dirasakan
seperti ditusuk-tusuk
R
:Nyeri dirasakan di
bagian wajah, leher,
ektremitas atas dan
S : bawah
T : Skala nyeri 7
Nyeri dirasakan terus
menerus
DO :
- Klien terlihat lemas
- Klien terlihat menahan
58
ETIOLOGI
Agen
Fisik
Injuri
nyeri
TD : 152/ 79mmHg
N : 59 x/mnt
RR : 19 x/mnt
2.
3.
5.
DS: DO:
- Terdapat luka bakar
grade 2 dengan luas
luka
bakar32%
di
wajah,
leher,
ekstremitas atas dan
bawah
DS: DO:
- Terdapat luka bakar
grade 2 dengan luas
luka
bakar32%
di
wajah,
leher,
ekstremitas atas dan
bawah
- TD : 152/ 79mmHg
- N : 59 x/mnt
- T: 36,6 0C
DS: -
Kerusakan
integritas
kulit
Resiko
infeksi
DO:
- Terdapat luka bakar
- Terpasang IVFD di vena
femoralis dextra
- Terpasang DC
DS: Klien mengatakan nyeri Defisit
pada area luka akar ketika di care
gerakkan
DO:
- KU lemah, Kesadaran
- Kekuatan otot :
-
ADL
sepenuhnya
dibantu
DIAGNOSA KEPERAWATAN
59
trauma
(combutio)
Prosedur
invasif
self Nyeri,
kelemahan
5 5
5 5
trauma
(combutio)
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui rute abnormal luka.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat: kerusakan perlindungan kulit.
5. Defisit self care berhubungan dengan kelemahan
60
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx. Keperawatan
Nyeri akut b/d cidera fisik
Definisi :
Sensori yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional yang muncul
secara aktual atau potensial kerusakan
jaringan atau menggambarkan adanya
kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri
Internasional): serangan mendadak
atau pelan intensitasnya dari ringan
sampai berat yang dapat diantisipasi
dengan akhir yang dapat diprediksi
dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik :
-
NOC
NIC
NOC :
Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil :
Mampu
mengontrol
nyeri
(tahu
penyebab
nyeri,
mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
Melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
Mampu
mengenali
nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang
normal
61
Pain Management
Lakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
Observasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon
nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan
Kontrol
lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi
nyeri
seperti
suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Analgesic Administration
62
Eksternal :
Hipertermia atau hipotermia
Substansi kimia
Kelembaban udara
Faktor mekanik (misalnya : alat
yang dapat menimbulkan luka,
tekanan, restraint)
- Immobilitas fisik
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
-
63
Perubahan sensasi
Perubahan status nutrisi (obesitas,
kekurusan)
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor (elastisitas kulit)
Risiko defisit Volume Cairan b/d
kehilangan cairan melalui rute
abnormal luka.
-
Batasan Karakteristik :
-
Kelemahan
Haus
Penurunan turgor kulit/lidah
Membran mukosa/kulit kering
Peningkatan denyut nadi,
penurunan tekanan darah,
penurunan volume/tekanan nadi
Pengisian vena menurun
Perubahan status mental
Konsentrasi urine meningkat
Temperatur tubuh meningkat
Hematokrit meninggi
Kehilangan berat badan seketika
NOC:
NIC :
Fluid balance
Hydration
Nutritional Status : Food and
Fluid Intake
Kriteria Hasil :
Mempertahankan urine output
sesuai dengan usia dan BB, BJ
urine normal, HT normal
Tekanan darah, nadi, suhu
tubuh dalam batas normal
Tidak
ada
tanda
tanda
dehidrasi, Elastisitas turgor
kulit baik, membran mukosa
lembab, tidak ada rasa haus
yang berlebihan
64
Fluid management
Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Pertahankan catatan intake dan output
yang akurat
Monitor status hidrasi ( kelembaban
membran
mukosa,
nadi
adekuat,
tekanan
darah
ortostatik
),
jika
diperlukan
Monitor vital sign
Monitor masukan makanan / cairan dan
hitung intake kalori harian
Kolaborasikan pemberian cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian nesogatrik sesuai
output
Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan
Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
Kolaborasi dokter jika tanda cairan
berlebih muncul meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Prosedur Infasif
Ketidakcukupan pengetahuan
untuk menghindari paparan
patogen
Trauma
Kerusakan jaringan dan
peningkatan paparan lingkungan
Ruptur membran amnion
Agen farmasi (imunosupresan)
Malnutrisi
Peningkatan paparan lingkungan
patogen
Imonusupresi
Ketidakadekuatan imum buatan
Tidak adekuat pertahanan
sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan respon
inflamasi)
NOC :
Immune Status
Knowledge : Infection control
Risk control
Kriteria Hasil :
Klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi
Mendeskripsikan
proses
penularan penyakit, factor
yang
mempengaruhi
penularan
serta
penatalaksanaannya,
Menunjukkan
kemampuan
untuk mencegah timbulnya
infeksi
Jumlah leukosit dalam batas
normal
Menunjukkan perilaku hidup
sehat
Setelah
dilakukan
65
dengan
neuromuskular
gangguan
keperawatan selama 3 x
pertemuan (dalam 7 jam)
diharapkan
klien
mampu
menunjukkan
peningkatan
ADLs.
NOC :
Self care : Activity of Daily
Living (ADLs)
Kriteria hasil:
1.
Klien
terbebas
dari bau badan
2.
Menyatakan
kenyamanan
terhadap
kemampuan
untuk
melakukan ADLs
3.
Dapat melakukan
ADLS
dengan
bantuan/mandiri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
66
8.
67
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal: 01/08/2016
Tgal/jam
1/
8/2016
22.30
22.40
05.00
05.05
No.
Dx.
1
Tindakan
Respon Pasien
Evaluasi
1. Melakukan
pengkajian
nyeri
secara komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi,
kualitas
dan faktor presipitasi
68
O:
- klien tampak menahan nyeri
- klien tampak bisa mengikuti
saat diajari nafas dalam
- tampak injeksi cetorolak
30mg
- RR : 21 x/mnt, TD : 151/67
mmHg, Nadi : 73x/ menit.
A: masalah teratasi sebagian
1. Mampu
mengenali
nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
Paraf
Ony
istirahat
23.05
1. Memonitor
adanya S : bagian tubuh yang O : klien tirah baring
Kesadaran CM
tertekan
69
Ony
22.30
1. Memberikan
terapi
cairan sesuai rumus
Baxter
2. Memonitor TTV
23.00
3. Memonitor
tandatanda defisit volume
cairan
23.05
P: Lanjutkan intervensi
1. Memberikan
terapi
S:sesuai rumus Baxter
O: tidak ada tanda-tanda defisit
2. Memonitor TTV
cairan
4. Menganjurkan
klien S: Klien mengatakan akan
berusaha minum banyak.
untuk meningkatkan
O: asupan
cairan
& S:nutrisi
O:
5. Memonitor
balance
In Intake: 5280 cc (Infus) + 8 cc
cairan
(obat) = 4848cc
08.00
1. Lakukan ROM
2. Perawatan luka bakar tiap 2
hari sekali
S : Klien berusaha untuk
meningkatkan asupan cairan
O: BC : +363
A: Masalah teratasi sebagian
Ony
cairan
1. Mengobservasi
70
Ony
adanya
infeksi.
06.00
71
Tanggal: 02/08/2016
Tgal/jam
2/
8/2016
08.00
08.40
13.00
No.
Dx.
1
Tindakan
Respon Pasien
Evaluasi
1.
Melakukan
pengkajian
nyeri
secara komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi,
kualitas
dan faktor presipitasi
2.
Mengevaluasi
S : klien mengatakan sudah
tentang teknik non melakukan nafas dalam
farmakologi
72
O:
- klien tampak menahan nyeri
- klien tampak bisa mengikuti
saat diajari nafas dalam
- tampak injeksi cetorolak
30mg
- RR : 21 x/mnt, TD : 147/74
mmHg, Nadi : 73x/ menit.
Paraf
13.05
S : klien tidak berani banyak
4.
Mendorong
klien bergerak lebih memilih tiduran
untuk meningkatkan saja
istirahat
O : tampak klien tiduran
08.20
1. Memonitor
adanya S : bagian tubuh yang O : klien tirah baring
Kesadaran CM
tertekan
73
07.30
08.00
1. Memberikan
terapi
cairan sesuai rumus
Baxter
dilanjutkan
dengan
cairan
rumatan
2. Memonitor TTV
08.03
08.04
3. Memonitor
tandatanda defisit volume
cairan
4. Menganjurkan
klien
untuk meningkatkan
asupan
cairan
&
nutrisi
74
cairan
08.35
12.00
1. Mengobservasi
S:adanya tanda-tanda O: Tidak terlihat adanya tandatanda
infeksi.(dolor,
rubor,
infeksi.
tumor, kalor, fungsiolesa)
S: Pengunjung pasien mampu
cuci tngan 6 langkah
2. Menginstruksikan
O: terlihat anstusias dalam
pada
pengunjung
mempraktikan cuci tangan 6
untuk
mencuci
langkah
tangan
saat
berkunjung
dan S:klien sudah mengerti tentang
setelah
berkunjung penjaga
pasien
2
orang
meninggalkan
bergantian
pasien.
O:
Menganjurkan
penjaga
3. Membatasi
pasien 2 orang dan bergantian.
pengunjung
yang
S :Pengunjung dan keluarga
menjenguk pasien
mampu cuci tangan 6 langkah.
O :Terlihat Pengunjung dan
keluarga
4. Mengevaluasi
keluarga
dan
pengunjung
pasien
cara cuci tangan 6
75
langkah
08.00
08.10
08.30
08.34
1. Memonitor
S : Pasien tidak mampu 02/08/16 pukul 14.00 WIB.
kemampuan
pasien melakukan
perawatan
diri S: untuk perawatan diri
karena keadaan umum lemah O:
- Klien tampak lemas
dan merasakan pusing
O : keadaan umum lemah, - Rambut bersih tidak ada
ketombe
kesadaran CM
- Badan tidak bau
- Kesadaran CM
2. Mengobservasi
S : Pasien tidak mampu mandi,
A: Masalah teratasi sebagian
kemampuan
pasien berpakaian, makan dan minum
1. Klien tampak bersih
untuk
mandi, karena nyeri pada luka bakar
P: Lanjutkan intervensi
:Terlihat
klien
dibantu
berpakaian,
makan O
1. Bantu ADLs
berpakaian,
mandi,
makan,
dan toileting.
S : klien mengatakan setelah
3. Memandikan
dan disibin lebih segar
O : tampak bersih dan rapi.
pasang
pampers
pasien.
S : klien mengatakan lebih
harum
O : Spray, linen dan underpad
76
4. Mengganti
linen,
dan
underpad
pasien
08.45
5. Melakukan
hyegiene.
Tgal/jam
2/
8/2016
14.00
14.40
15.00
No.
Dx.
1
Tindakan
Respon Pasien
Evaluasi
1.
Melakukan
pengkajian
nyeri
secara komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi,
kualitas
dan faktor presipitasi
2.
Mengevaluasi
S : klien mengatakan sudah
tentang teknik non melakukan nafas dalam
farmakologi
S:-
77
O:
- klien tampak menahan nyeri
- klien tampak bisa mengikuti
Paraf
3.
Mengukur TTV
78
14.30
14.05
14.17
1. Memonitor
adanya
bagian tubuh yang
tertekan
2. Melakukan ROM aktif
secara perlahan-lahan
1. Memberikan
terapi
cairan rumatan
2. Memonitor TTV
3. Memonitor
tandatanda defisit volume
cairan
14.20
4. Menganjurkan
klien
untuk meningkatkan
asupan
cairan
&
nutrisi
S: O: infus RL 188cc/jam
(rumatan)
S: - O: RR : 24 x/mnt, TD :
149/73 mmHg, Nadi : 74x/
menit.
P: Lanjutkan intervensi
1. Memberikan
terapi
S:rumatan
O: tidak ada tanda-tanda defisit
2. Memonitor TTV
cairan
S: Klien mengatakan akan
berusaha minum banyak.
79
cairan
O: -
14.30
16.00
1. Mengobservasi
S:adanya tanda-tanda O: Tidak terlihat adanya tandatanda
infeksi.(dolor,
rubor,
infeksi.
tumor, kalor, fungsiolesa)
S:klien sudah mengerti tentang
penjaga
pasien
2
orang
2. Membatasi
pengunjung
yang bergantian
O:
Menganjurkan
penjaga
menjenguk pasien
pasien 2 orang dan bergantian.
80
Tgal/jam
2/
8/2016
20.00
20.10
21.00
No.
Dx.
1
Tindakan
1.
Melakukan
pengkajian
nyeri
secara komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi,
kualitas
dan faktor presipitasi
Respon Pasien
Evaluasi
2.
Mengevaluasi
S : klien mengatakan sudah
O:
tentang teknik non melakukan nafas dalam
- klien tampak menahan nyeri
farmakologi
S:- klien tampak bisa mengikuti
3.
Mengukur TTV
O : TD: 149/81 mmHg, HR:
saat diajari nafas dalam
82x/mnt, RR: 25x/mnt, T: 37,10C - tampak injeksi cetorolak
S: 30mg
4.
Memberikan
O: injeksi ketorolac 30mg
- RR : 21 x/mnt, TD : 147/86
analgesik
mmHg, Nadi : 88x/ menit.
81
Paraf
20.30
20.35
1. Memonitor
adanya S : bagian tubuh yang O : klien tirah baring
Kesadaran CM
tertekan
2. Melakukan ROM aktif S: -
82
P: lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. Berikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri
3. Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
03/08/16 pukul 07.00 WIB.S :
O: Klien tirah baring
secara perlahan-lahan
20.00
21.00
21.05
21.20
07.00
1. Memberikan
terapi
cairan rumatan
2. Memonitor TTV
3. Memonitor
tandatanda defisit volume
cairan
S: O: infus RL 188cc/jam
(rumatan)
S: O: TD: 149/81 mmHg, HR:
82x/mnt, RR: 25x/mnt, T: 37,10C
P: Lanjutkan intervensi
S:1. Memberikan
terapi
O: tidak ada tanda-tanda defisit
rumatan
cairan
2. Memonitor TTV
4. Menganjurkan
klien
untuk meningkatkan
S: Klien mengatakan akan
asupan
cairan
&
berusaha minum banyak.
nutrisi
O: 5. Memonitor
balance S: cairan
O:
83
cairan
6117cc
Output : 4600 cc (urin) + 825
cc (IWL)= 5425cc
Balance: 6117-5425= +692 cc
20.05
05.00
3. Mengobservasi
S:adanya tanda-tanda O: Tidak terlihat adanya tandatanda
infeksi.(dolor,
rubor,
infeksi.
tumor, kalor, fungsiolesa)
S:O: Ceftriaxon 1 gr
4. Memberikan
antibiotik
84
Tanggal: 03/08/2016
Tgal/jam
3/
8/2016
08.05
08.40
No.
Dx.
1
Tindakan
Respon Pasien
Evaluasi
1.
Melakukan
pengkajian
nyeri
secara komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi,
kualitas
dan faktor presipitasi
2.
Mengevaluasi
S : klien mengatakan sudah
tentang teknik non melakukan nafas dalam
85
O:
Paraf
farmakologi
13.00
13.05
3.
Memberikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri
S : klien tidak berani banyak
bergerak lebih memilih tiduran
saja
4.
Mendorong
klien O : tampak klien tiduran
untuk meningkatkan
istirahat
86
08.10
07.30
08.00
1. Memonitor
adanya
bagian tubuh yang
tertekan
2. Melakukan ROM aktif
secara perlahan-lahan
1. Memberikan
terapi
cairan rumatan
2. Memonitor TTV
0820
08.25
3. Memonitor
tandatanda defisit volume
cairan
4. Menganjurkan
klien
untuk meningkatkan
S: O: infus RL 188cc/jam
(rumatan)
S: - O: RR : 25 x/mnt, TD :
142/84 mmHg, Nadi : 80x/
menit.
P: Lanjutkan intervensi
1. Memberikan
terapi
cairan
rumatan
S:2. Memonitor TTV
O: tidak ada tanda-tanda defisit
3. Memonitor tanda-tanda defisit
cairan
volume cairan
4. Menganjurkan klien untuk
87
asupan
nutrisi
08.00
12.00
cairan
&
S: Klien mengatakan akan
berusaha minum banyak.
O: -
1. Mengobservasi
S:adanya tanda-tanda O: Tidak terlihat adanya tandatanda
infeksi.(dolor,
rubor,
infeksi.
tumor, kalor, fungsiolesa)
S:klien sudah mengerti tentang
penjaga
pasien
2
orang
2. Membatasi
pengunjung
yang bergantian
O:
Menganjurkan
penjaga
menjenguk pasien
pasien 2 orang dan bergantian.
88
08.00
08.15
8.30
8.35
8.45
1. Memonitor
S : Pasien tidak mampu
kemampuan
pasien melakukan
perawatan
diri
untuk perawatan diri
karena keadaan umum lemah
dan merasakan pusing
O : keadaan umum lemah,
kesadaran CM
2. Mengobservasi
S : Pasien tidak mampu mandi,
kemampuan
pasien berpakaian, makan dan minum
untuk
mandi, karena nyeri pada luka bakar
:Terlihat
klien
dibantu
berpakaian,
makan O
berpakaian, mandi, makan,
dan toileting.
S : klien mengatakan setelah
3. Memandikan
dan disibin lebih segar
O : tampak bersih dan rapi.
pasang
pampers
pasien.
S : klien mengatakan lebih
4. Mengganti
linen,
dan
underpad
pasien
harum
O : Spray, linen dan underpad
spray, terpasang rapi.
pasang
pada S : klien mengatakan lebih
harum
89
5. Melakukan
hyegiene.
Tgal/jam
3/
8/2016
14.00
14.40
15.00
No.
Dx.
1
Tindakan
1.
Melakukan
pengkajian
nyeri
secara komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi,
kualitas
dan faktor presipitasi
Respon Pasien
Evaluasi
2.
Mengevaluasi
S : klien mengatakan sudah
O:
tentang teknik non melakukan nafas dalam
- klien tampak menahan nyeri
farmakologi
S:- klien tampak bisa mengikuti
3.
Mengukur TTV
O : TD: 148/83 mmHg, HR:
saat diajari nafas dalam
87x/mnt, RR: 25x/mnt, T: 36,90C - tampak injeksi cetorolak
30mg
- RR : 22 x/mnt, TD : 153/82
mmHg, Nadi : 89x/ menit.
90
Paraf
14.30
1. Memonitor
adanya S : bagian tubuh yang O : klien tirah baring
Kesadaran CM
tertekan
91
P: lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. Berikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri
3. Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
03/08/16 pukul 20.00 WIB.
S: -
14.05
14.17
5. Memberikan
terapi
cairan rumatan
6. Memonitor TTV
7. Memonitor
tandatanda defisit volume
cairan
14.20
8. Menganjurkan
klien
untuk meningkatkan
asupan
cairan
&
nutrisi
S: O: infus RL 188cc/jam
(rumatan)
S: - O: RR : 25 x/mnt, TD :
147/78 mmHg, Nadi : 80x/
menit.
P: Lanjutkan intervensi
1. Memberikan
terapi
S:rumatan
O: tidak ada tanda-tanda defisit
2. Memonitor TTV
cairan
S: Klien mengatakan akan
berusaha minum banyak.
O: -
cairan
92
14.30
16.00
1. Mengobservasi
S:adanya tanda-tanda O: Tidak terlihat adanya tandatanda
infeksi.(dolor,
rubor,
infeksi.
tumor, kalor, fungsiolesa)
S:klien sudah mengerti tentang
penjaga
pasien
2
orang
2. Membatasi
pengunjung
yang bergantian
O:
Menganjurkan
penjaga
menjenguk pasien
pasien 2 orang dan bergantian.
93
Tgal/jam
3/
8/2016
20.00
20.10
21.00
No.
Dx.
1
Tindakan
5.
Melakukan
pengkajian
nyeri
secara komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi,
kualitas
dan faktor presipitasi
Respon Pasien
Evaluasi
6.
Mengevaluasi
S : klien mengatakan sudah
O:
tentang teknik non melakukan nafas dalam
- klien tampak menahan nyeri
farmakologi
S:- klien tampak bisa mengikuti
7.
Mengukur TTV
O : TD: 149/81 mmHg, HR:
saat diajari nafas dalam
82x/mnt, RR: 25x/mnt, T: 37,10C - tampak injeksi cetorolak
S: 30mg
8.
Memberikan
O: injeksi ketorolac 30mg
- RR : 21 x/mnt, TD : 147/86
analgesik
mmHg, Nadi : 88x/ menit.
A: masalah teratasi sebagian
3.
Mampu
mengenali
94
Paraf
nyeri
(skala,
intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
4.
Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
20.30
20.35
3. Memonitor
adanya
bagian tubuh yang
tertekan
4. Melakukan ROM aktif
secara perlahan-lahan
95
P: lanjutkan intervensi
4. Lakukan pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
5. Berikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri
6. Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
03/08/16 pukul 07.00 WIB.S :
O: Klien tirah baring
A: masalah teratasi sebagian
20.00
21.00
21.05
21.20
07.00
1. Memberikan
terapi
cairan rumatan
2. Memonitor TTV
3. Memonitor
tandatanda defisit volume
cairan
S: O: infus RL 188cc/jam
(rumatan)
S: O: TD: 149/81 mmHg, HR:
82x/mnt, RR: 25x/mnt, T: 37,10C
P: lanjutkan intervensi
3. Lakukan ROM
4. Perawatan luka bakar tiap 2
hari sekali
03/08/16 pukul 07.00 WIB.
S : Klien berusaha untuk
meningkatkan asupan cairan
O: terapi infus 188cc/jam
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
S:1. Memberikan
terapi
O: tidak ada tanda-tanda defisit
rumatan
cairan
2. Memonitor TTV
4. Menganjurkan
klien
untuk meningkatkan
S: Klien mengatakan akan
asupan
cairan
&
berusaha minum banyak.
nutrisi
O: 5. Memonitor
balance S: cairan
O:
96
cairan
cc (IWL)= 4425cc
20.05
05.00
97
BAB IV
PEMBAHASAN
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau
kehilangan
jaringan
yang
disebabkan
adanya
kontak
data-data
kelompok
yang
memutuskan
diperoleh
dari
mengangkat
trauma
(combutio)
8. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui rute abnormal luka.
9. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat: kerusakan perlindungan kulit.
10. Defisit self care berhubungan dengan kelemahan
Berdasarkan pengkajian primer yang telah dilakukan,
di dapat masalah kenyamanan yaitu nyeri akut, ditegakkan
menjadi masalah keperawatan yang utama/ aktual karena
masalah aktual saat pengkajian klien terdapat nyeri pada
area luka bakar dengan skala 7. Dalam penataklaksanaan
nyeri ini di berikan penatakaksanaan farmakologi dengan
mengunakan
obat
dan
98
non
farmakologi
dengan
resiko
tinggi
dengan
kekurangan
kehilangan
volume
cairan
cairan
melalui
rute
lemas,
dan
penatalaksanaan
memonitor
memandikan
dan
pasang
pampers
pasien,
pada
99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenadjat,
2011).
Asuhan
keperawatan
yang
kita
lakukan
ini
dapat
tentang
analisa
data
dan
penetapan
diagnosa
asuhan
tanpa
keperawatan
memperberat
yang
kondisi
komperehensif
klinis
klien,
dapat
ditunjukan
dengan :
1. Konsep dan teori keperawatan mengenai klien Ny W dapat
diterapkan dengan proses pengkajian. Pengkajian Primer
dilakukan dengan pemeriksaan Airway, breathing, Circulation,
Disability. Pemeriksaan sekunder dengan Amplle, Head to toe
dan Pemeriksaan penunjag. Data-data yang ditemukan pada
klien secara umum sesuai dengan teori.
2. Diagnosa yang muncul sesuai dengan teori namun tidak
semua muncul, karena masalah yang di ambil adalah
masalah terjadi pada klien dan disusun berdasarkan prioritas
3. Rencana keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan klien dan didukung oleh alat yang tersedia di
ruangan.
100
2. SARAN
a. Bagi Pasien dan keluarga
Pada
klien
hendaknya
mematuhi
penatalaksanaan
dukungan
kepada
klien
dengan
selain
itu
implementasi
dapat
maksimal
101
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah.Vol 3. Jakarta: EGC.
Carolyn, M.H. et. al. (2008). Critical Care Nursing. Fifth Edition.
J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 752 779.
Crowin, E.J. (2013). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Djohansjah, M. (2011). Pengelolaan Luka Bakar. Surabaya:
Airlangga University Press.
Donna D.Ignatavicius dan Michael, J. Bayne. (2012). Medical
Surgical Nursing. A Nursing Process Approach. W. B.
Saunders Company. Philadelphia. Hal. 357 401.
Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: Penerbit Buku Kedoketran EGC.
Hudak & Gallo. (2009). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik.
Volume I. Jakarta: Penerbit Buku Kedoketran EGC.
Jane,
B.
Nursing.
Balck
Medikal
Bedah.
102
103