Anda di halaman 1dari 1

BERITA TERKINI

Peran Probiotik Lactobacillus reuteri


pada Triple Therapy Helicobacter pylori

nfeksi Helicobacter pylori kronik banyak


menyebabkan gejala dispepsia. Infeksi ini
dapat menyebabkan komplikasi berupa
gastritis atau ulkus gaster. Untuk mengeradikasi Helicobacter pylori, pengobatan
standarnya adalah menggunakan triple
therapy yaitu kombinasi 2 antibiotik dengan
sebuah proton pump inhibitor.1
Lactobacillus reuterii adalah bakteri probiotik
penghasil reuterin. Reuterin diduga memiliki
dampak anti-Helicobacter pylori. Oleh karena
itu dr Emara dkk. dari Mesir melakukan sebuah
uji klinik tersamar ganda dengan tujuan
untuk mengetahui apakah penambahan

probiotik Lactobacillus reuterii ke dalam triple


therapy standar akan memperbaiki eradikasi
Helicobacter pylori.2
Desain uji klinik ini adalah acak dan tersamar ganda, kontrol plasebo. Sebanyak
70 pasien terinfeksi Helicobacter pylori dan
belum pernah mendapat pengobatan diacak menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
yang mendapat pengobatan standar triple
therapy + Lactobacillus reuterii dan kelompok
yang mendapat pengobatan standar triple
therapy + plasebo. Parameter utama yang dievaluasi adalah angka eradikasi Helicobacter
pylori 4 minggu setelah selesai pengobatan.

Parameter sekunder yang dievaluasi adalah


efek samping.2 Setelah diacak, didapatkan
sampel 35 pasien pada setiap kelompok.
Kelompok plasebo mendapatkan omeprazole 20 mg 2 kali sehari, amoxicillin 1000 mg
2 kali sehari, clarithromycin 500 mg 2 kali
sehari dan plasebo selama 2 minggu diikuti
dengan plasebo saja selama 2 minggu.
Sedangkan kelompok probiotik mendapatkan omeprazole 20 mg 2 kali sehari, amoxicillin
1000 mg 2 kali sehari, clarithromycin 500 mg
2 kali sehari dan L. reuteri selama 2 minggu diikuti dengan L. reuteri saja selama 2 minggu.2
Setelah 4 minggu, eradikasi Helicobacter
pylori pada kelompok plasebo adalah 65,7%
dan eradikasi pada kelompok L. reuteri adalah
74,3% (p=0,603), tidak berbeda bermakna.2
Selain itu, pada parameter Gastrointestinal
Symptom Rating Scale (GSRS) setelah 8
minggu didapatkan penurunan skor GSRS
secara bermakna pada kelompok L. reuteri
(4,77 2,446) dibandingkan plasebo (9,06
5,291) (p < 0,001).2
Pada parameter efek samping, pasien di
kelompok L. reuteri lebih sedikit yang melaporkan efek samping diare dan gangguan
pengecapan dibandingkan dengan kelompok plasebo (p=0,002).2

Keterangan: Dibandingkan kelompok plasebo, kelompok L. reuteri mengalami gejala lebih ringan

Simpulannya, penambahan probiotik L.


reuteri dapat memperbaiki skor Gastrointestinal Symptom Rating Scale (GSRS) pasien
dispepsia yang mendapatkan pengobatan
triple therapy. Eradikasi H. pylori cenderung
membaik tetapi tidak berbeda bermakna. 
(NNO)

REFERENSI:
1.

Efrati, C., Nicolini, G., Cannaviello, C., Piazza OSed, N. and Valabrega, S. Helicobacter pylori eradication: sequential therapy and Lactobacillus reuteri supplementation. World J Gastroenterol.

2.

Emara MH, Mohamed SY, Abdel-Aziz HR. Lactobacillus reuteri in management of Helicobacter pylori infection in dyspeptic patients: a double-blind placebo-controlled randomized clinical

2012;18:6250-4.

trial. Therap Adv Gastroenterol. 2014 Jan;7(1):4-13.

852

CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014

Anda mungkin juga menyukai