Anda di halaman 1dari 25

PERANG DUNIA II

*Latar Belakang PD II:


- Benito Mussolini di Italia mempelopori gerakan fasvio de combatimento,
dengan cita-cita membentuk Italia Raya
- Adolf Hitler, Jerman. Membentuk NAZI
- Tenno Meiji, Jepang. Fasis Militer.
*Jalannya perang:
- 1937, Italia menduduki Abessynia dan Jerman menyerang Polandia, 1 Sept 1939.
- Desember 1941, Jepang membom Pearl Harbour.
- Prc, UK membantu Polandia menghadapi Jerman.
- AS terlibat menghadapi aliansi Jerman, Italia, Jepang, setelah Pearl Harbour di bom
*Akhir Perang:
- Sekutu mendaratkan pasukan di Pantai Normandia, 6 Juni 1944
- Jerman menyerah pada Sekutu, Mei 1955
- Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh AS.
- 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu
*Tanggal 17 Juli-2 Agustus 1945-->Konfrensi Postdam, untuk mengakhiri perang:
Isi: 1. Jerman dibagi jadi Jerman Barat dan Jerman Timur
2. Jerman harus membayar pampasan perang
3. Angkatan perang Jerman dikurangi
4. Partai NAZI dihapus
5. Penjahat perang akan dihukum
* 8 September 1951-->Perjanjian San Francisco
Isi: 1. Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS
2. Jepang membayar pampasan perang
3. Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemiliknya
4. Penjahat perang akan dihukum
Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat PDII) adalah konflik militer global
yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar
negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi
militer yang berlawanan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang
sejarah dengan lebih dari 100 juta personil. Dalam keadaan "perang total," pihak yang terlibat

mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk melayani usaha
perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer. Lebih dari tujuh puluh
juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik
paling mematikan dalam sejarah manusia.
Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai saat Jerman menginvasi Polandia pada
tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 pada saat Jepang
menyerah kepada tentara Amerika Serikat. Secara resmi PD II berakhir ketika Jepang
menandatangani dokumen Japanese Instrument of Surrender di atas kapal USS Missouri pada
tanggal 2 September 1945, 6 tahun setelah perang dimulai.
Perang Dunia II berkecamuk di tiga benua tua; yaitu Afrika, Asia dan Eropa. Berikut adalah data
pertempuran-pertempuran dan peristiwa penting di setiap benua.

Perang Sino-Jepang
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sesudah pertikaian di Eropa. Jepang telah
menginvasi Cina pada tahun 1931, jauh sebelum Perang Dunia II dimulai di Eropa. Pada 1
Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi menjadi kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan
Jepang di Manchuria. Pada 1937, perang dimulai ketika Jepang mengambil alih Manchuria.
Roosevelt menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tidak diterbitkan (rahasia) pada Mei
1940 yang mengijinkan personel militer AS untuk mundur dari tugas sehingga mereka dapat
berpartisipasi dalam operasi terselubung di Cina sebagai "American Volunteer Group" (AVG)
(juga dikenal sebagai Harimau Terbang Chennault). Selama tujuh bulan, kelompok Harimau
Terbang berhasil menghancurkan sekitar 600 pesawat Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal
Jepang, dan menghentikan invasi Jepang terhadap Burma. Dengan adanya tindakan Amerika
Serikat dan negara lainnya yang memotong ekspor ke Jepang, maka Jepang merencanakan
serangan terhadap Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 tanpa peringatan deklarasi perang;
sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada Armada Pasifik Amerika. Hari berikutnya,
pasukan Jepang tiba di Hong Kong, yang kemudian menyebabkan menyerahnya pasukan Inggris
pada Hari Natal di bulan itu.

1940: Jajahan Perancis Vichy


Pada 1940, Jepang menduduki Indocina Perancis (kini Vietnam) sesuai persetujuan dengan
Pemerintahan Vichy meskipun secara lokal terdapat kekuatan Pembebasan Perancis (Forces
Franaises Libres/FFL), dan bergabung dengan kekuatan Poros Jerman serta Italia. Aksi ini
menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan
memboikot kiriman minyak terhadap Jepang.

1941: Pearl Harbor, A.S. turut serta dalam perang, invasi Jepang di Asia
Tenggara
Pada 7 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandoi oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo
melaksanakan serangan udara kejutan terhadap Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut AS
terbesar di Pasifik. Pasukan Jepang menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan pelabuhan
tersebut. AS dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.
Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS
di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina dan koloni-koloni Inggris di Hong
Kong, Malaya, Borneo dan Birma dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia
Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam
waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai, yang dianggap
oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dan sejarah yang paling memalukan bagi Britania.

1942: Invasi Hindia-Belanda


Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan, Brunei, Singapura,
Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan yang merupakan daerah-daerah
sumber minyak. Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai taktik gurita yang bertujuan
mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA
(America (Amerika Serikat), British (Inggris), Dutch (Belanda), Australia) yang berkedudukan
di Bandung. Serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA
khususnya Australia dan Belanda.
Sejak peristiwa ini, Sekutu akhirnya memindahkan basis pertahanannya ke Australia meskipun
demikian Sekutu masih mempertahankan beberapa kekuatannya di Hindia Belanda agar tidak
membuat Hindia Belanda merasa ditinggalkan dalam pertempuran ini.
Jepang mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa pada bulan Februari-Maret 1942
dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada laut Jepang melawan armada gabungan
yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel
Doorman gugur.
Jepang menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota terbuka, kemudian
terus menembus Subang dan berhasil menembus garis pertahanan Lembang-Ciater, kota
Bandung yang menjadi pusat pertahanan Sekutu-Hindia Belanda terancam. Sementara di front
Jawa Timur, tentara Jepang berhasil menyerang Surabaya sehingga kekuatan Belanda ditarik
sampai garis pertahanan Porong.

Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian membuat panglima
Hindia Belanda Letnan Jendral Ter Poorten mengambil inisiatif mengadakan perdamaian.
Kemudian diadakannya perundingan antara Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral Hitoshi
Imamura dengan pihak Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral
jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pada Awalnya Belanda bermaksud
menyerahkan kota Bandung namun tidak mengadakan kapitulasi atau penyerahan kekuasaan
Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Pada saat itu posisi Panglima tertinggi angkatan perang
Hindia Belanda tidak lagi berada pada Gubernur Jendral namun diserahkan kepada Ter Poorten
sehingga dilain waktu Belanda menganggap bahwa kedudukan di Hindia Belanda masih tetap
sah dilanjutkan. Namun setelah Jepang mengancam akan mengebom kota Bandung akhirnya
Jendral Ter Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

1942: Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal


Pada Mei 1942, serangan laut terhadap Port Moresby, Papua Nugini digagalkan oleh pasukan
Sekutu dalam Perang Laut Coral. Kalau saja penguasaan Port Moresby berhasil, Angkatan Laut
Jepang dapat juga menyerang Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil
terhadap rencana Jepang dan pertarungan laut pertama yang hanya menggunakan kapal induk.
Sebulan kemudian invasi Atol Midway dapat dicegah dengan terpecahnya pesan rahasia Jepang,
menyebabkan pemimpin Angkatan Laut AS mengetahui target berikut Jepang yaitu Atol
Midway. Pertempuran ini menyebabkan Jepang kehilangan empat kapal induk yang industri
Jepang tidak dapat menggantikannya, sementara Angkatan Laut AS kehilangan satu kapal induk.
Kemenangan besar buat AS ini menyebabkan Angkatan Laut Jepang kini dalam posisi bertahan.
Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan melalui Track
Kokoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan pasukan cadangan Australia, banyak
dari mereka masih muda dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala menjaga
garis belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di Afrika Utara, Yunani dan
Timur Tengah.
Para pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan Nazi Jerman adalah prioritas utama masuknya
Amerika ke dalam perang. Namun pasukan AS dan Australia mulai menyerang wilayah yang
telah jatuh, mulai dari Pulau Guadalcanal, melawan tentara Jepang yang getir dan bertahan
kukuh. Pada 7 Agustus 1942 pulau tersebut diserang oleh Amerika Serikat. Pada akhir Agustus
dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah serangan amfibi Jepang
di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam Teluk Milne, dan pasukan darat
Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama. Di Guadalcanal, pertahanan Jepang
runtuh pada Februari 1943.

194345: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik


Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian
yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia Belanda,
dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon
direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat
Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk,
yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah. Serangan besar terakhir di area
Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk
mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan perang
Sekutu.
Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang
menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri merupakan
salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah Marinir
AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.
Tentara Nasionalis Cina (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan Tentara Komunis
Cina dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang terhadap Cina,
tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini
telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut, sampai batasan
tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.
Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang digunakan
oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis Cina. Hal ini menyebabkan Sekutu harus
menyusun suatu logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal sebagai "flying the
Hump". Divisi-divisi Cina yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan beberapa
ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang sehingga Jalan Ledo dapat
dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih ke selatan, induk dari tentara Jepang di
kawasan perang ini berperang sampai terhenti di perbatasan Burma-India oleh Tentara ke-14
Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang dipimpin oleh Mayor Jendral Wingate
yang kemudian melancarkan serangan balik dan berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal
dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara dan Pejuang Indonesia pada tahun 1945-1949. Setelah
merebut kembali seluruh Burma, serangan direncanakan ke semenanjung Malaya ketika perang
berakhir.

1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang


Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan Kepulauan
Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Diantara kota-kota lain, Tokyo
dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri ada 90.000 orang tewas

akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini disebabkan oleh kondisi
penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah
penduduk yang banyak terdapat di masa itu. Tanggal 6 Agustus 1945, bomber B-29 "Enola Gay"
yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets, Jr. melepaskan satu bom atom Little Boy di Hiroshima,
yang secara efektif menghancurkan kota tersebut.
Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti yang
telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang
diduduki Jepang (Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945,pesawat bomber jenis Boeing
B-29 Superfortress "Bock's Car" yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney melepaskan satu
bom atom Fat Man di Nagasaki.
Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang
merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet belum
mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama
dilepaskan. Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, menandatangani surat
penyerahan pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal USS Missouri di teluk Tokyo.

Afrika dan Timur Tengah


1940: Mesir dan Somaliland
Pertempuran di Afrika Utara bermula pada 1940, ketika sejumlah kecil pasukan Inggris di Mesir
memukul balik serangan pasukan Italia dari Libya yang bertujuan untuk merebut Mesir terutama
Terusan Suez yang vital. Tentara Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik
dengan sandi Operasi Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941 ketika sebagian
besar pasukan Persemakmuran (Commonwealth) dipindahkan ke Yunani untuk
mempertahankannya dari serangan Jerman. Tetapi pasukan Jerman yang belakangan dikenal
sebagai Korps Afrika di bawah pimpinan Erwin Rommel mendarat di Libya, melanjutkan
serangan terhadap Mesir.

1941: Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk


Pada Juni 1941 Angkatan Darat Australia dan pasukan Sekutu menginvasi Suriah dan Lebanon,
merebut Damaskus pada 17 Juni. Di Irak, terjadi penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang
pro-Inggris oleh kelompok Rashid Ali yang pro-Nazi. Pemberontakan didukung oleh Mufti Besar
Yerusalem, Haji Amin al-Husseini. Oleh karena merasa garis belakangnya terancam, Inggris
mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali
berkuasa, sementara Rashid Ali dan Mufti Besar Yerusalem melarikan diri ke Iran. Namun
kemudian Inggris dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan shah Iran yang proJerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas kemudian melarikan diri ke Eropa melalui

Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama dengan Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris
dan orang Yahudi. Korps Afrika dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur,
merebut kota pelabuhan Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut berhasil bertahan
hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut dan memaksa Divisi Ke-8 (Eighth Army)
mundur ke garis di El Alamein.

1942: Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua


Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942. Pasukan Jerman sudah
maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun mereka
telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah mereka.
Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942 sesudah
Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai komandan Eighth Army.
Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah
Gurun", absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan
dari sakit kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran
melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank daripada Jerman
ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini.
Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama pertempuran.
Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada pertolongan kali ini dari
Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan
melawan Uni Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel. Setelah
kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis yang cemerlang ke
Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa berhasilnya Rommel pada penarikan strategis
Korps Afrika dari Mesir lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk
Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh, melawan keunggulan
udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang diperkuat oleh pasukan AS.

1942: Operasi Obor (Operation Torch), Afrika Utara Perancis


Untuk melengkapi kemenangan ini, pada 8 November 1942 dilancarkanlah Operasi Obor
(Operation Torch) dibawah pimpinan Jendral Dwight Eisenhower. Tujuan utama operasi ini
adalah merebut kontrol terhadap Maroko dan Aljazair melalui pendaratan simultan di
Casablanca, Oran, dan Aljazair, yang dilanjutkan beberapa hari kemudian dengan pendaratan di
Bne, gerbang menuju Tunisia.
Pasukan lokal di bawah Perancis Vichy sempat melakukan perlawanan terbatas, sebelum
akhirnya bersedia bernegosiasi dan mengakhiri perlawanan mereka.

1943: Kalahnya Korps Afrika


Korps Afrika tidak mendapat suplai secara memadai akibat dari hilangnya pengapalan suplai
oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Sekutu, terutama Inggris, di Laut Tengah. Kekurangan
persediaan ini dan tak adanya dukungan udara, memusnahkan kesempatan untuk melancarkan
serangan besar bagi Jerman di Afrika. Pasukan Jerman dan Italia terjepit diantara pergerakan
maju pasukan Sekutu di Aljazair dan Libia. Pasukan Jerman yang sedang mundur terus
melakukan perlawanan sengit, dan Rommel mengalahkan pasukan AS pada Pertempuran
Kasserine Pass sebelum menyelesaikan pergerakan mundur strategisnya menuju garis suplai
Jerman. Dengan pasti, bergerak maju baik dari arah timur dan barat, pasukan Sekutu akhirnya
mengalahkan Korps Afrika Jerman pada 13 Mei 1943 dan menawan 250.000 tentara Axis.
Setelah jatuh ke tangan Sekutu, Afrika Utara dijadikan batu loncatan untuk menyerang Sisilia
pada 10 Juli 1943. Setelah merebut Sisilia, pasukan Sekutu melancarkan serangan ke Italia pada
3 September 1943. Italia menyerah pada 8 September 1943, tetapi pasukan Jerman terus bertahan
melakukan perlawanan. Roma akhirnya dapat direbut pada 5 Juni 1944.

Eropa dan Rusia (Uni Soviet)


1939: Invasi Polandia, Invasi Finlandia
Perang Dunia II mulai berkecamuk di Eropa dengan dimulainya serangan ke Polandia pada 1
September 1939 yang dilakukan oleh Hitler dengan gerak cepat yang dikenal dengan taktik
Blitzkrieg, dengan memanfaatkan musim panas yang menyebabkan perbatasan sungai dan rawarawa di wilayah Polandia kering yang memudahkan gerak laju pasukan lapis baja Jerman serta
mengerahkan ratusan pembom tukik yang terkenal Ju-87 Stuka. Polandia yang sebelumnya
pernah menahan Uni Soviet di tahun 1920-an saat itu tidak memiliki kekuatan militer yang
berarti. Kekurangan pasukan lapis baja, kekurang siapan pasukan garis belakang dan
koordinasinya dan lemahnya Angkatan Udara Polandia menyebabkan Polandia sukar memberi
perlawanan meskipun masih memiliki 100 pesawat tempur namun jumlah itu tidak berarti
melawan Angkatan Udara Jerman "Luftwaffe". Perancis dan kerajaan Inggris menyatakan perang
terhadap Jerman pada 3 September sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta
pertahanan Maret 1939.
Setelah mengalami kehancuran disana sini oleh pasukan Nazi, tiba tiba Polandia dikejutkan oleh
serangan Uni Soviet pada 17 September dari timur yang akhirnya bertemu dengan Pasukan
Jerman dan mengadakan garis demarkasi sesuai persetujuan antara Menteri Luar Negeri
keduanya, Ribentrop-Molotov. Akhirnya Polandia menyerah kepada Nazi Jerman setelah kota
Warsawa dihancurkan, sementara sisa sisa pemimpin Polandia melarikan diri diantaranya ke

Rumania. Sementara yang lain ditahan baik oleh Uni Soviet maupun Nazi. Tentara Polandia
terakhir dikalahkan pada 6 Oktober.
Jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori oleh Inggris dan
Perancis yang saat itu dibawah komando Jenderal Gamelin dari Perancis membuat Sekutu
akhirnya menyatakan perang terhadap Jerman. Namun juga menyebabkan jatuhnya kabinet
Neville Chamberlain di Inggris yang digantikan oleh Winston Churchill. Ketika Hitler
menyatakan perang terhadap Uni Soviet, Uni Soviet akhirnya membebaskan tawanan perang
Polandia dan mempersenjatainya untuk melawan Jerman. Invasi ke Polandia ini juga mengawali
praktek-praktek kejam Pasukan SS dibawah Heinrich Himmler terhadap orang orang Yahudi.
Perang Musim Dingin dimulai dengan invasi Finlandia oleh Uni Soviet, 30 November 1939.
Pada awalnya Finlandia mampu menahan pasukan Uni Soviet meskipun pasukan Soviet
memiliki jumlah besar serta dukungan dari armada udara dan lapis baja, karena Soviet banyak
kehilangan jendral-jendral yang cakap akibat pembersihan yang dilakukan oleh Stalin pada saat
memegang tampuk kekuasaan menggantikan Lenin. Finlandia memberikan perlawanan yang
gigih yang dipimpin oleh Baron Carl Gustav von Mannerheim serta rakyat Finlandia yang tidak
ingin dijajah. Bantuan senjata mengalir dari negara Barat terutama dari tetangganya Swedia yang
memilih netral dalam peperangan itu. Pasukan Finlandia memanfaatkan musim dingin yang beku
namun dapat bergerak lincah meskipun kekuatannya sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan).
Akhirnya Soviet mengerahkan serangan besar besaran dengan 3.000.000 tentara menyerbu
Finlandia dan berhasil merebut kota-kota dan beberapa wilayah Finlandia. Sehingga memaksa
Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian perdamaian.
Ketika Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan pejuang-pejuang
Finlandia untuk melakukan serangan ke kota St. Petersburg.

1940: Invasi Eropa Barat, Republik-republik Baltik, Yunani, Balkan


Dengan tiba-tiba Jerman menyerang Denmark dan Norwegia pada 9 April 1940 melalui Operasi
Weserbung, yang terlihat untuk mencegah serangan Sekutu melalui wilayah tersebut. Pasukan
Inggris, Perancis, dan Polandia mendarat di Namsos, Andalsnes, dan Narvik untuk membantu
Norwegia. Pada awal Juni, semua tentara Sekutu dievakuasi dan Norwegia-pun menyerah.
Operasi Fall Gelb, invasi Benelux dan Perancis, dilakukan oleh Jerman pada 10 Mei 1940,
mengakhiri apa yang disebut dengan "Perang Pura-Pura" (Phony War) dan memulai Pertempuran
Perancis. Pada tahap awal invasi, tentara Jerman menyerang Belgia, Belanda, dan Luxemburg
untuk menghindari Garis Maginot dan berhasil memecah pasukan Sekutu dengan melaju sampai
ke Selat Inggris. Negara-negara Benelux dengan cepat jatuh ke tangan Jerman, yang kemudian
melanjutkan tahap berikutnya dengan menyerang Perancis. Pasukan Ekspedisi Inggris (British
Expeditionary Force) yang terperangkap di utara kemudian dievakuasi melalui Dunkirk dengan

Operasi Dinamo. Tentara Jerman tidak terbendung, melaju melewati Garis Maginot sampai ke
arah pantai Atlantik, menyebabkan Perancis mendeklarasikan gencatan senjata pada 22 Juni dan
terbentuklah pemerintahan boneka Vichy.
Pada Juni 1940, Uni Soviet memasuki Latvia, Lituania, dan Estonia serta menganeksasi
Bessarabia dan Bukovina Utara dari Rumania.
Jerman bersiap untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa yang disebut dengan
Pertempuran Inggris atau Battle of Britain, perang udara antara AU Jerman Luftwaffe melawan
AU Inggris Royal Air Force pada tahun 1940 memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris.
Jerman berhasil dikalahkan dan membatalkan Operasi Singa Laut atau Seelowe untuk
menginvasi daratan Inggris. Hal itu dikarenakan perubahan strategi Luftwaffe dari menyerang
landasan udara dan industri perang berubah menjadi serangan besar-besaran pesawat pembom ke
London. Sebelumnya terjadi pemboman kota Berlin yang ddasarkan pembalasan atas
ketidaksengajaan pesawat pembom Jerman yang menyerang London. Alhasil pilot peswat
tempur Spitfire dan Huricane dapat beristirahat. Perang juga berkecamuk di laut, pada
Pertempuran Atlantik kapal-kapal selam Jerman (U-Boat) berusaha untuk menenggelamkan
kapal dagang yang membawa suplai kebutuhan ke Inggris dari Amerika Serikat.
Pada 27 September 1940, ditanda tanganilah pakta tripartit oleh Jerman, Italia, dan Jepang yang
secara formal membentuk persekutuan dengan nama (Kekuatan Poros).
Italia menyerbu Yunani pada 28 Oktober 1940 melalui Albania, tetapi dapat ditahan oleh
pasukan Yunani yang bahkan menyerang balik ke Albania. Hitler kemudian mengirim tentara
untuk membantu Mussolini berperang melawan Yunani. Pertempuran juga meluas hingga
wilayah yang dikenal sebagai wilayah bekas Yugoslavia. Pasukan NAZI mendapat dukungan
dari sebagian Kroasia dan Bosnia, yang merupakan konflik laten di daerah itu sepeninggal
Kerajaan Ottoman. Namun Pasukan Nazi mendapat perlawanan hebat dari kaum Nasionalis yang
didominasi oleh Serbia dan beberapa etnis lainnya yang dipimpin oleh Josip Broz Tito.
Pertempuran dengan kaum Nazi merupakan salah satu bibit pertempuran antar etnis di wilayah
bekas Yugoslavia pada dekade 1990-an.

1941: Invasi Uni Soviet

Operasi Barbarossa, invasi Uni Soviet dilakukan oleh Jerman

Pertempuran Stalingrad

1944: Serangan Balik

Invasi Normandia (D-Day), invasi di Perancis oleh pasukan Amerika Serikat dan Inggris,
1944

1945: Runtuhnya Kekuasaan Nazi Jerman


Pada akhir bulan april 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung oleh Uni Soviet dan
pada tanggal 1 Mei 1945, Adolf Hitler bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri
bersama dengan istrinya Eva Braun didalam bunkernya, sehari sebelumnya Adolf Hitler
menikahi Eva Braun, dan setelah mati memerintah pengawalnya untuk membakar mayatnya.
Setelah menyalami setiap anggotanya yang masih setia. Pada tanggal 2 Mei, Karl Dnitz
diangkat menjadi pemimpin menggantikan Adolf Hitler dan menyatakan Berlin menyerah pada
tanggal itu juga. Disusul Pasukan Jerman di Italia yang menyerah pada tanggal 2 juga. Pasukan
Jerman di wilayah Jerman Utara, Denmark dan Belanda menyerah tanggal 4. Sisa pasukan
Jerman dibawah pimpinan Alfred Jodl menyerah tanggal 7 mei di Rheims, Perancis. Tanggal 8
Mei, penduduk di negara-negara sekutu merayakan hari kemenangan, tetapi Uni Soviet
merayakan hari kemenangan pada tanggal 9 Mei dengan tujuan politik.

PERANG DINGIN
Perang Dingin adalah perang dalam bentuk ketegangan sebagai perwujudan dari konflik-konflik
kepentingan dan perebutan supremasi serta perbedaan ideologi antara blok barat yang dipimpin
oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Sehingga Perang Dingin
merupakan pertikaian antara kedua blok tersebut.
A.

LATAR BELAKANG
Latar Belakang terjadinya perang dingin adalah sebagai berikut.
1. Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang di pihak Sekutu (Inggris,
Perancis, dan AS). AS berperan besar dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk
memperbaiki kehidupan perekonomiannya.
2. Munculnya Rusia (Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan membebaskan Eropa
bagian Timur dari tangan Jerman dan membangun perekonomian negara-negara di Eropa
Timur. Uni Soviet meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan
kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania,
Polandia, dan Cekoslowakia sehingga negara-negara tersebut masuk dalam pemerintahan
komunis Uni Soviet.
3. Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di luar wilayah Eropa.
Dampaknya muncul 2 kelompok negara di dunia yaitu negara-negara maju dengan negaranegara berkembang, yang memberikan pengaruh bagi perkembangan politik dan ekonomi
dunia.
Faktor-faktor utama yang menyebabkan Perang Dingin :

1. Perbedaan Paham
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki paham/
ideologi yang berbeda Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis sedangkan Uni
Soviet berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan
individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur bertentangan dengan
paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih mempercepat
kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena negara-negara yang mengendalikan
perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat.
2. Keinginan untuk Berkuasa
AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang
baru. AS sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang berkembang
berupa pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur
hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh
sosialis komunis.
Masyarakat miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang
mulai kuat ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional berupa bantuan
senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.
3. Berdirinya Pakta Pertahanan
Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa maka
negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang dikenal
dengan nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan
Atlantik Utara. Sementara untuk mengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet
mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni
Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.
Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling curiga, ketidakpercayaan,
dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur. Amerika dituduh
menjalankan politik imperialis untuk mempengaruhi dunia sementara Uni Soviet dianggap
melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi komunisme.
Keadaan tersebut memicu ketegangan kian memuncak sehingga muncullah persaingan
senjata di antara kedua belah pihak. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang
Dingin yang bahkan mengarah pada terjadinya Perang Dunia III.
B.

BERLANGSUNGNYA PERANG DINGIN


Perang Dingin (Cold War) adalah ketegangan yang secara politis tampak saling bermusuhan
karena adanya persaingan kepentingan. Perang Dingin dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia
II sejak pembagian Jerman menjadi 2 wilayah, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Pembagian
Jerman menjadi 2 diikuti dengan pembagian kota Berlin menjadi Berlin Barat yang dikuasai oleh
Amerika Serikat, Inggris dan Perancis sedangkan Berlin Timur dikusai oleh Uni Soviet tepatnya
saat terjadi Konfrensi Yalta (Februari 1945).

Dalam waktu singkat (1945-1948) Uni Soviet berhasil membentuk pemerintahan komunis di
Bulgaria, Rumania, Hongaria, Polandia, dan Chekoslowakia. Karena perkembangan pengaruh
Uni Soviet sangat cepat dan pertumbuhannya pesat maka Amerika merasa perlu membendung
berkembangnya gerakan komunis. Hingga akhirnya Amerika menyusun strategi politik
Containment Policy yang bertujuan mencegah berkembangnya pengaruh suatu negara atau suatu
sistem politik dari pihak lawan. Strategi politik tersebut dikembangkan melalui pemberian
bantuan ekonomi dan militer seperti Marshall Plan dan Doctrine Truman yaitu bantuan berupa
keuangan, militer, dan penasehat militer kepada Yunani dan Turki guna menghadapi gerilyawan
komunis. Tujuannya untuk mempertahankan Yunani dan Turki dari peneterasi komunis dan
menghambat jalur Uni Soviet menuju ke selatan yang akan mengancam negara-negara Barat.
Sebab jika salah satu negara jatuh maka negara tetangga lainnya juga akan jatuh sehingga semua
negara akan jatuh ke dalam pengaruh komunis. Uni Soviet berusaha menyaingi dengan membuat
Molotov Plan dengan tujuan untuk menata kembali perekonomian negara-negara Eropa Timur
dan badan kerja sama ekonomi Comicon (Cominteren Economic). Konflik ideologi tersebut
berkembang sampai di Asia.
Selama berlangsungnya Perang Dingin, situasi dan kondisi dunia diwarnai oleh kegiatan sebagai
berikut.
1) Perebutan Hegemoni/kekuasaan
Kalahnya Jepang dari Sekutu menyebabkan seluruh wilayah Manchuria dan Korea
diduduki Uni Soviet hingga berdampak semakin kuatnya Uni Soviet di daratan Cina serta
wilayah Korea.
Berdasarkan Konferensi Yalta maka semenanjung Korea dibagi 2 yaitu Utara dibawah
kekuasaan Uni Soviet sehingga Kim Il Sung menjalankan pemerintahan atas dasar
pemikiran komunis. Sementara di sebelah selatan, Amerika memilih Rhee Syngman
sebagai orang yang menjalankan pemerintahan berdasarkan dasar-dasar demokrasi. Karena
perbedaan ideologi ini maka menyebabkan munculnya perang saudara di Semenanjung
Korea pada 25 Juni 1950 dan inilah titik balik dari Perang Dingin.
Posisi komunisme di Cina semakin kuat karena bantuan senjata dari Uni Soviet yang
berasal dari Jepang. Kuatnya komunisme di Cina menyebabkan berkembangnya
komunisme di Asia Tenggara. Cina berusaha menghalangi propaganda imperialisme yang
dilakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris. Cina semakin mengembangkan
komunismenya adapun alasannya adalah karena adanya keinginan untuk mengembalikan
daerah kekuasaan Cina di zaman kuno meliputi Korea, Funan, Birma, India, bahkan lebih
jauh termasuk daerah di Asia Tenggara. Selain alasan historis juga adanya alasan geografis
dan kekayaan alam di Asia Tenggara guna memperkuat posisi ekonominya dalam dunia
internasional. Karena alasan tersebutlah maka Cina semakin melibatkan diri di Asia
Tenggara.
Apa yang dilakukan Cina dan Uni Soviet semakin mengancam kehidupan di Asia
Tenggara. Hal ini menjadi masalah yang cukup serius bagi Amerika Serikat sehingga
membuat Amerika merasa perlu membantu negara-negara Asia Tenggara. Amerika
akhirnya memutuskan membantu Perancis yang saat itu sedang berperang melawan

Vietnam (dibantu Uni Soviet dan RRC) dengan harapan Vietnam tidak jatuh ke tangan
komunis. Tetapi ternyata Vietnam menang dan secara otomatis Vietnam berada di bawah
kekuasaan komunis.
Jatuhnya Vietnam ke dalam kekuasaan komunis memungkinkan negara-negara di Asia
Tenggara jatuh ke kuasaan komunis. Perjanjian Jenewa merupakan upaya untuk
mengakhiri konflik antara kaum komunis dan non komunis yang membagi Vietnam
menjadi 2 yaitu Vietnam Utara dan Selatan. Tetapi upaya ini tidak membuahkan hasil dan
tidak mendatangkan kepuasan untuk mengakhiri konflik yang saling bertentangan di
Vietnam. Pertentangan tersebut menyebabkan keterlibatan campur tangan pihak asing.
Vietnam Utara sebagai negara komunis mendapat bantuan dan pengaruh dari Cina dan Uni
Soviet sementara Vietnam Selatan sebagai negara demokrasi mendapat bantuan dari
Amerika Serikat.
Setelah bertahun-tahun diperjuangkan akhirnya tahun 1976 Vietnam dapat dipersatukan di
bawah kekuasaan kaum komunis. Vietnam membentuk persatuan Indocina yang diberi
nama Federasi Indocina dibawah kekuasaan komunis yang menjadi ancaman militer dan
ideologi bagi negara-negara Asia Tenggara.
Di Asia Tenggara terjadi rivalitas antarkomunisme tampak dengan adanya konflik antara
Vietnam dan Kamboja mengenai masalah perbatasan. Dalam masalah ini Kamboja(Pol
Pot) menolak usul penyelesaian konflik perbatasan melalui forum PBB. Di balik masalah
Kamboja-Uni Soviet tidak lepas dari masalah politik yaitu konflik Sino-Soviet. Di
belakang Kamboja berdiri Cina dan di pihak Vietnam terdapat Uni Soviet. Konflik
Vietnam dan Kamboja adalah pertandingan dari jauh antara Cina dan Uni Soviet di Asia
Tenggara sementara Vietnam dan Kamboja menjadi pion-pion yang bertempur di medan
perang.
Pertentangan ideologi antara negara Amerika Serikat dan Uni Soviet terjadi juga di
Amerika dimana Presiden Kuba Fidel Castro mendirikan negara komunis di Kuba.
Tindakan ini tentu saja mendapat reaksi keras dari Amerika Serikat dengan upaya
mensponsori invasi gerakan anti komunis Kuba namun mengalami kegagalan. Titik
ketegangan perang dingin ini terjadi di Teluk Babi pada tahun 1961.
Negara di kawasan Amerika Tengah lainnya seperti Nikaragua juga dikuasai oleh kaum
komunis. Dimana Nikaragua sejak 1970 sampai 1990 dikuasai oleh kelompok Gerilyawan
komunis Sandinista (Front Pembebasan Nasional Sandinista).
Di Afrika sayap kiri militer telah menguasai pemerintahan di Ethiopia antara tahun 19741991. Sistem pemerintahan sosialis membuat negara tersebut bersekutu dengan Uni Soviet.
Di Angola dan Mozambik sejak 1975-1990 kelompok gerilya Marxis-Leninis menguasai
pemerintahan.
Di Afganistan (1978) pemerintahan berhaluan komunis pimpinan Noor Mohammad Tariki
berhasil membangun Daoud Khan melalui kudeta berdarah. Untuk menyelamatkan rezim
komunis di Afganistan yang saat itu mendapat perlawanan dari kelompok pimpinan
Hafizullah Amin maka Uni Soviet pada Desember 1979 melakukan invasi militer ke
Afganistan. Selain itu guna mengimbangi kekuatan bersenjata Amerika Serikat di Asia

Barat Daya dan pengaruh liberalismenya. Tetapi invasi ini mendapat perlawanan dari
kelompok Mujahidin yang dipimpin Mohammad Najibullah yang akhirnya berhasil
memukul mundur pasukan Uni Soviet dan pada 1989 pasukan Soviet ditarik mundur dari
Afganistan.
Selama Perang Dingin berlangsung kedua negara adikuasa tidak pernah terlibat secara langsung
dalam suatu konflik (peperangan) secara terbuka. Mereka selalu berada di belakang negaranegara yang sedang bersengketa. Mereka memberikan bantuan persenjataan dan memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat negara-negara yang sedang bersengketa.
2) Sistem Aliansi
Ketika perang dingin memuncak maka setiap negara yang bertentangan berusaha
memperkuat dirinya dengan bergabung dalam satu aliansi. Bentuk sistem aliansi baik yang
dilakukan blok Timur maupun blok Barat adalah sebagai berikut.
Pembentukan Cominform (The Communist Information Bureau) pada tahun 1947.
Cominform adalah wadah kerja sama partai-partai komunis Eropa yang berpusat di
Beograd, Yugoslavia.
Pembentukan NATO (North Athlantic Traty Organization) 4 April 1949. Negara yang
menjadi anggotanya yaitu Inggris, Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Belanda,
Luxemburg, Perancis, Portugal, Kanada, dan Amerika Serikat. Tujuannya untuk
membendung komunis mulai dari Eropa Utara sampai Turki dan Yunani.
Pembentukan Pakta Warsawa pada 1955 dengan negara Jerman Timur, Cekoslovakia,
Hongaria, Bulgaria, Polandia, Rumania, dan Albania. Pakta Warsawa merupakan
kerjasama pertahanan dan keamanan negara-negara komunis.
Perjanjian antara RRC dan Uni Soviet tahun 1950 mengenai kerja sama dianatara kedua
negara guna menghadapi kemungkinan agresi Jepang.
Pembentukan Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, and United State), yaitu pakta
pertahanan negara-negara Amerika Serikat, Australia,dan Selandia Baru pada tahun 1951.
Pembentukan SEATO (South East Asia Treaty Organization) pada tahun 1954. SEATO
merupakan kerjasama pertahanan antara negara-negara Asia Tenggara dengan pihak Barat.
Dengan anggotanya antara lain, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Filipina, Singapura,
dan Selandia Baru.
3) Kegiatan Spionase
Perebutan hegemoni selama perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat terhadap
berbagai kawasan baik di Eropa, Asia, Amerika, dan Afrika selalu didukung oleh kegiatan
agen intelijen yang mereka miliki.
Kegiatan Spionase (mata-mata) tercermin dari tindakan yang dilakukan oleh agen spionase
kedua belah pihak yaitu antara KGB dan CIA. KGB (Komitet Gusudarstvennoy
Bezopasnosti) merupakan dinas intelegen sipil atau dinas rahasia Uni Soviet sedangkan CIA
(Central Intelligence Agency) yang merupakan dinas rahasia Amerika Serikat yang bertugas
untuk mencari keterangan tentang negara-negara asing tertentu.

KGB dan CIA selalu berusaha untuk memperoleh informasi rahasia mengenai segala hal
yang menyangkut kedua belah pihak atau negara-negara yang berada di bawah pengaruh
kedua belah pihak. Mereka juga membantu terciptanya berbagai ketegangan di dunia.
Misalnya, CIA turut membantu orang-orang Kuba di perantauan untuk melakukan serangan
ke Kuba tahun 1961 yang disebut Insiden Teluk Babi. Di pihak lain, Uni Soviet memberikan
dukungan kepada Fidel Castro (Presiden Kuba) dalam menghadapi invasi tersebut.
4) Perlombaan Teknologi Persenjataan dan Ruang Angkasa
Perang dingin antara dua negara adidaya ditandai oleh perimbangan persenjataan nuklir dan
personil militer. Sehingga kegiatan ini disebut sebagai politik Balance of Power. Unjuk
kekuatan kedua negara adidaya tersebut diikuti perlombaan dalam bidang teknologi militer
dan ruang angkasa dimana keduanya saling unjuk kecanggihan.
Jika muncul isu sensitif dapat saja membawa kedua belah pihak pada isu global yang
menyebabkan munculnya perang secara terbuka. Perang dingin juga dapat menimbulkan
perlombaan senjata antara pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perlombaan senjata yang
dilakukan kedua negara tersebut berupa perlombaan senjata nuklir. Perlombaan senjata nuklir
ini dikhawatirkan akan menyebabkan meletusnya perang nuklir yang dasyat yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup umat manusia dan makhluk hidup lainnya di dunia
sebab jangkauan senjata nuklir sangatlah luas bisa menjangkau antarnegara dan antarbenua.
Kedua blok membangun pusat-pusat tombol peluncuran senjata nuklir berbagai negara yang
berada di bawah pengaruhnya. Untuk mengurangi meningkatnya perlombaan senjata nuklir
pada kedua belah pihak maka PBB membentuk Atomic Energy Commission yang bertujuan
mencari jalan dan cara untuk mengembangkan penggunaan tenaga atom untuk maksud damai
serta mencegah penggunaannya untuk tujuan perang. Pada akhir Desember 1946 komisi
setuju untuk mengadakan pengawasan dan pengaturan ketat guna mencegah produksi
senjata-senjata atom yang dilakukan secara diam-diam. Tetapi Uni Soviet keberatan dan
mengemukakan usul pengurangan senjata secara menyeluruh. Sementara AS tidak setuju,
hingga akhirnya US memveto usul AS dalam sidang Dewan keamanan. Pada tahun 1949, US
mengadakan uji coba peledakan bom atomnya yang pertama. Yang ditanggapi dengan
pembuatan bom hidrogen oleh AS yang diuji pada November 1952, meskipun begitu ternyata
US pun sudah dapat membuat bom hidrogen sendiri. Hingga tahun 1983, perbandingan
kekuatan senjata nuklir Uni Soviet menunjukkan posisi yang unggul dibanding dengan
kekuatan Amerika Serikat.
C.

DAMPAK PERANG DINGIN


Dampak perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet tampak pada:
a. Bidang Politik
Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang berkembang menjadi
negara demokrasi agar hak asasi manusia dapat dijamin. Bagi negara-negara yang
sebelumnya kalah seperti Jerman dan Jepang berkembang pula kapitalisme selain demokrasi.
Negara-negara tersebut dapat sehaluan dengan AS dan merupakan negara pengaruhnya.

Uni Soviet dengan paham sosialis-kominunis mendengungkan pembangunan negara dengan


Rencana Lima Tahun. Cara tersebut dilakukan dengan ditaktor bukan liberal. Bagi negara
satelit (dibawah pengaruh) Uni Soviet yang melakukan penyimpangan akan ditindak keras
oleh US seperti contohnya Polandia dan Hongaria. Demi kepentingan politik, ekonomi, dan
militer kedua negara adikuasa tersebut menjalankan politik pecah belah sehingga beberapa
negara menjadi terpecah seperti Korea, Vietnam, dan Jerman.
b. Bidang Ekonomi
AS sebagai negara kreditor terbesar memberikan pinjaman atau bantuan ekonomi kepada
negara-negara yang sedang berkembang berupa Marshall Plan. AS juga memberikan bantuan
Grants in Aid yaitu bantuan ekonomi dengan kewajiban mengembalikan berupa dollar atau
dengan membeli barang-barang Amerika Serikat. Bagi negara-negara di Asia Presiden
Truman mengeluarkan The Four Points Program for the Economic Development in Asia
berupa teknik dalam wujud perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang
berasal dari sektor swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada
negara-negara yang sedang berkembang.
Dengan adanya perang dingin ini maka berbagai bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan antara Eropa Timur dan Eropa Barat tidak dapat terjalin. Kegiatan tersebut
terhambat karena negara-negara Eropa merasa kawatir jika suatu saat wilayahnya akan
dijadikan sasaran adu kekuatan oleh kedua negara adikuasa tersebut. Dampaknya
perekonomian antara blok barat (negara-negara Eropa Barat) dan blok timur (negara-negara
Eropa Timur) tidak seimbang dimana negara-negara blok barat jauh lebih maju daripada blok
timur.
c. Bidang Militer
Perebutan pengaruh antara AS dan US dalam pakta pertahanan. Negara-negara barat
membentuk North Atlantic Treaty Organization (NATO) tahun 1949 sebagai suatu organisasi
pertahanan. Bila salah satu anggotanya diserang maka dianggap sebagai serangan terhadap
NATO. Awalnya bermarkas di Paris tetapi kemudian Perancis keluar karena mengganggap
NATO didominasi oleh AS dan markasnya berpindah di Brussel. Hubungan Perancis dengan
Uni Soviet dan RRC jauh lebih baik jika dibandingkan hubungan dengan negara Barat
lainnya meskipun Perancis tidak menjadi anggota Blok Timur.
Di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty Organization (SEATO) athun 1954 atas
dasar South East Asia Collective Defence Treaty. Anggota utamanya adalah negara-negara
barat sementara negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia justru tidak ikut serta.
Pakta pertahanan tersebut ditujukan terhadap komunis di Asia Tenggara khususnya di
Vietnam. SEATO bubar pada tahun 1975.
Sementara Uni Soviet dengan negara-negara blok Timur membentuk Pakta Warsawa (1955)
atas dasar Pact of Mutuaal Assistance and Unified Command. Di Asia Tenggara Uni Soviet
memberikan bantuan peralatan militer dan teknisi kepada Vietnam yang akhirnya dapat
mendesak Amerika Serikat keluar dari negara tersebut(1975).
d. Bidang Ruang Angkasa

Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet membawa pengaruh terhadap
penjelajahan ruang angkasa. Amerika Serikat dan Uni Soviet saling berebut menguasai ruang
angkasa karena dunia dirasa terlalu sempit untuk diperebutkan.
Berawal dari upaya Uni Soviet meluncurkan pesawat Sputnik I dan Sputnik II yang
ditandingi AS dengan meluncurkan pesawat Explorer I dan Explorer II, Discovere dan
Vanguard.
Diikuti dengan usaha Uni Soviet untuk mendaratkan Lunik di bulan serta astronot
pertamanya Yuri Gagarin dengan pesawat Vostok I yang berhasil mengitari bumi selama
108 menit. Sementara Amerika Serikat mengirim astronot pertamanya yaitu Alan Bartlett
Shepard yang berada di luar angkasa selama 15 menit.
Uni Soviet menunjukkan kelebihannya dengan meluncurkan Gherman Stepanovich Titov
yang mengitari bumi selama 25 jam dengan Vostok II. Disusul Amerika Serikat
meluncurkan WSJohn H. Glenn dengan pesawat Friendship VII yang berhasil mengitari
bumi sebanyak 3 kali.
Dampak Perang Dingin bagi Indonesia :
Sistem politik-ekonomi Indonesia telah dibawa pada arus komunisme-sosialisme pada
masa Orde Lama. Sementara pada masa Orde baru berkembang liberalisme-kapitalisme.
Pada masa akhir dua kepemimpinan di atas, Indonesia mengambil keterpurukan ekonomi.
D. AKHIR PERANG DINGIN
Kedua negara adikuasa akhirnya menyadari bahwa hubungan anatar keduanya sudah sanagat
panas, oleh karena itu mereka ingin mengurangi ketegangan yang ada sebelum akhirnya
menyebabkan perang terbuka yang diperkirakan akan menghancurkan seluruh dunia dengan
adanya Perang Dunia III. Sehingga sejak 1970-an hubungan antarnegara dunia mulai membaik
dan ketegangan dalam perang dingin mulai berkurang. Pengurangan ketegangan terhadap pihak
yang bertikai disebut Detente. Detente ditandai oleh peristiwa sebagai berikut.
1. Isu Berlin Barat dapat diselesaikan dalam meja perundingan tahun 1971.
2. Inggris mulai bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa.
3. Negara barat mulai menjalin hubungan diplomatik dengan RRC pada 1973.
4. Terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan ditandatanganinya
persetujuan SALT I (Strategic Arm Limited Task) dan SALT II atau pembatasan
persenjataan strategis.
SALT I merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di
Helsinki, Finlandia tanggal 17 November 1969. Hasil perundingan ini ditandatangani oleh
Richard Nixon (Presiden Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).
SALT II merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di
Jenewa, Swiss pada November 1972 tetapi hasilnya baru ditandatangani 18 Juni 1979 di
Wina, Austria oleh Jimmy Carter (Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).
5. Presiden Ronald Reagen meningkatkan kemampuan persenjataan balistiknya yang
mempengaruhi sikap Mikhail Gorbachev untuk melakukan persetujuan pembatasan nuklir
balistik tahun 1987. Dampak dari perjanjian ini antara lain Uni Soviet mengurangi kekuatan

angkatan perangnya di Eropa Timur dan mulai memusatkan pembenahan ekonomi serta
kehidupan politik dalam negeri yang lebih demokratis.
6. Deng Xiaoping berhasil menguasai Partai Komunis Cina (PKC) setelah meninggalnya Mao
Tse Tung. Deng Xiaoping merupakan pemimpin kelompok yang menghendaki reformasi
ekonomi. Programnya adalah membangkitkan sistem pertanian dan bisnis yang berdasarkan
milik pribadi. Penanaman modal asing mulai masuk kembali terutama dalam sektor jasa dan
diharapkan dapat berproduksi untuk tujuan ekspor. Hal ini menunjukkan adanya gejala
kapitalisme dalam kehidupan komunisme di Cina. Tetapi reformasi ekonomi yang ada tidak
diimbangi dengan adanya reformasi politik sehingga kehidupan politik masih dikendalikan
oleh partai Komunis. Dampaknya muncul bentrokan dengan mahasiswa seperti 1989 terjadi
Tragedi di Lapangan Tiananmen, Beijing dimana terjadi demonstrasi besar-besaran tetapi
mendapatkan perlawanan bahkan para pelakunya diawasi secara ketat.
Pertumbuhan ekonomi Uni Soviet tidak mengalami pertumbuhan sehingga ekonomi Uni Soviet
mengalami kemerosotan yang parah. Sebagai ideologi akhirnya komunisme mulai mengalami
kebangkrutan di berbagai belahan dunia sejak 1970an. Berawal dari upaya Uni Soviet untuk
mengalihkan energi mereka untuk menyelesaikan masalah dalam negeri mereka. Adapun
masalah yang muncul di Uni Soviet antara lain :
ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elit pemerintahan komunis sendiri,
tekanan kelompok etnis non Rusia,
korupsi yang timbul di kalangan birokrasi dan partai dalam pemerintahan,
dana anggaran belanja yang defisit karena biaya pendudukan pasukan Uni Soviet di
beberapa negara Eropa Timur,
ketertinggalan teknologi dan peralatan industri sehingga kapasitas produksi makanan
untuk mencukupi kebutuhan rakyatnya menurun.
Perang Dingin akhirnya berakhir karena:
1. Sampai 1980, 11 % GNP Uni Soviet dibelanjakan untuk kepentingan militer. Uni Soviet
mengalokasikan dana besar-besaran bagi negara yang berada dibawah kekuasaannya agar
negara tersebut tidak lepas dari kendalinya.
2. Tahun 1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan ekonomi Uni Soviet yang tidak stabil
benar-benar berhenti. Padahal serbelumnya Uni Soviet sangat tergantung dengan ekspor
minyaknya sementara sejak 1980 minyak tidak mampu membiayai Perang Dingin.
3. Muncul krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme.
Dampaknya muncul pemikiran dari para cendekiawan yang memahami pandangan barat
sehingga mendorong munculnya keinginan seperti warga negara di negara-negara non
komunis. Dalam kondisi yang buruk Mikhail Gorbachev (11 Maret 1985) harus memimpin
Uni Soviet dengan tugasnya yaitu memperbaiki perekonomian Uni Soviet yang semakin
buruk. Langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan Reformasi yang terkenal dengan
Perestroika dan Glasnost. PERESTROIKA merupakan restrukturisasi (penataan kembali
struktur) yang sudah rusak. Tujuannya guna mengatasi stagnasi untuk akselerasi

(penyamaan) kemajuan sosial dan ekonomi. Perestroika merupakan pengembangan


menyeluruh dari demokrasi yang diprakarsai massa. Jadi Perestroika adalah langkah
pembaharuan untuk mempersatukan sosialisme dengan demokrasi melalui keterbukaan
politik atau GLASNOST.
Kebijakan ini memberikan dampak yang tidak terduga sebelumnya yaitu pertentangan sosial
di dalam masyarakat muncul. Kelompok yang bersengketa antara lain sebagai berikut.
a. Kelompok Moderat, yaitu kelompok yang menyetujui reformasi tetapi menjalankan
komunisme yang disempurnakan.
b. Kelompok Konservatif, yaitu kelompok yang menentang reformasi dan ingin
mempertahankan komunisme.
c. Kelompok Radikal, yaitu kelompok yang mendukung reformasi tetapi ingin
meninggalkan komunisme.
4. Pada 19 Agustus 1991, Gennadi Yanayev (pemimpin kelompok konserfatif) melancarkan
kudeta terhadap Gorbachev tetapi upaya ini dapat digagalkan oleh Boris Yeltsin (pemimpin
kelompok Radikal) sehingga Gorbachev dapat diselamatkan dan nama Yeltsin mulai
melambung di pentas politik Uni Soviet. Yeltsin tidak mampu membendung gelora semangat
Perestroika dan Glasnost terbukti dengan banyaknya negara bagian Uni Soviet yang
melepaskan diri dan menjadi negara merdeka sehingga Runtuhlah Uni Soviet.
5. Uni Soviet mulai mengurangi kekuatan senjatanya di Eropa Timur seperti pada 1989 Uni
Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya kekuasaan komunis mulai runtuh di
negara-negara Eropa Timur dimana Jerman kembali bersatu.
6. Secara resmi Uni Soviet dibubarkan pada 8 Desember 1991 ditandai dengan penurunan
bendera Uni Soviet dan dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet
yang lain mulai muncul sebagai negara yang merdeka.
Runtuhnya kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur mengakhiri Perang Dingin. Uni Soviet
merupakan contoh keberhasilan dari ideologi Marxis-Leninis yang diaktualisasikan menjadi
negara.
E.

DAMPAK BERAKHIRNYA PERANG DINGIN


Berakhirnya Perang Dingin memberikan dampak luas bagi perubahan dunia:
Terjadinya perubahan di Eropa Timur, Rusia dan Jerman dalam upaya mengakhiri kekuasaan
komunis dan dominasi Uni Soviet di daerah tersebut.
Muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan terciptanya hubungan
secara menyeluruh (global) maupun kawasan (regional), yang terlihat dengan:
Kebangkitan Jepang,
Setelah perekonomian Jepang lumpuh akibat perang dunia II dan serangan sekutu
terhadap kota Jepang maka rakyat Jepang mulai bangkit untuk membangun kembali
ekonomi negara yang hancur tersebut.Dalam perkembangannya Jepang mampu
memanfaatkan segala dukungan dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya Jepang

mampu mengambil alih fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika Serikat
dan mampu memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga
akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah Asia-Pasifik sebagai pasar
impor, penyedia bantuan luar negeri, dan sumber investasi asing yang dia pertahankan
hingga sekarang.
berdirinya Group of Seven, (Perancis,Jerman Barat,Jepang,Inggris,Amerika
Serikat,Kanada dan Italia yang bergabung untuk memecahkan masalah ekonomi dunia),
berdirinya European Union (bentuk kerja sama ekonomi antara negara Eropa Barat),
berdirinya Gerakan Nonblok,
berdirinya ASEAN (stabilitas politik regional dan pembangunan ekonomi masing-masing
negara anggota),
berdirinya APEC, dan
berdirinya OKI.
Muncul ketergantungan satu sama lain sehingga terjadi transformasi kekuasaan silih
berganti.
Terbentuklah tatanan dan nilai baru di dunia yang lebih damai, aman dan sejahtera.
Berakhirnya Perang Dingin mampu mengakhiri semangat sistem hubungan internasional bipolar
(melibatkan 2 blok yaitu blok barat dan timur) dan berubah menjadi sistem multipolar, yaitu
mengalihkan persaingan yang bernuansa militer ke persaingan ekonomi di antara negara-negara
di dunia dan mengubah isu-isu fokus hubungan internasional dari high politics (isu yang
berhubungan dengan politik dan keamanan) menjadi is-isu low politics (seperti isu terorisme,
hak asasi manusi, ekonomi, lingkungan hidup, dsb) yang dianggap sama pentingnya dengan isu
high politics. Terbentuk hubungan kerjasama utara-selatan dan selatan-selatan.
Setelah Perang Dunia II dunia tidak lagi terbagi atas blok barat dan blok timur melainkan
kelompok utara dan kelompok selatan. Istilah utara dan selatan dalam hal ini lebih bernilai
ekonomis jika dibandingkan dengan nilai geografis.
Kelompok Utara merupakan kelompok negara industri maju yang memiliki teknologi
canggih serta produksi industri yang selalu meningkat.
Negara Utara meliputi negara-negara yang berada di belahan bumi bagian utara meliputi,
Kanada, Amerika Serikat, Perancis, inggris, Jerman Barat, Italia, dan Jepang.
Secara ekonomis mereka memiliki ekonomi yang kuat.
Berdasarkan kekayaan alam, negara maju tidak memiliki kekayaan alam yang cukup tetapi
kekurangan tersebut dapat diatasi dengan penguasaan teknologi. Jadi mereka sangat unggul
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi kurang didukung oleh sumber daya
alam yang melimpah.
Kelompok Selatan merupakan kelompok negara yang sedang berkembang atau negara
miskin. Negara Selatan meliputi negara yang terletak di belahan bumi bagian selatan
seoperti kawasan Asia, afrika, dan Amerika Latin.
Secara ekonomis, mereka memiliki ekonomi yang lemah yang mengandalkan hidupnya pada
bidang pertanian.

Berdasarkan kekayaan alam, negara selatan memiliki sumber daya alam yang melimpah
namun kurang didukung oleh penguasaan teknologi.
Negara utara cenderung memaksakan model pembangunan mereka terhadap negara-negara
Selatan. Pelaksanaan tersebut akan mereka lakukan melalui perundingan dalam lembaga
keuangan internasional, seperti IMF dan Bank Dunia. Rencananya kedua lembaga keuangan
ini untuk menolong semua negara di dunia dalam kegiatan pembangunan tetapi ternyata
dipakai sebagai alat oleh negara-negara di Utara untuk memaksakan model pembangunan
yang menguntungkan negara-negara yang kuat. Program yang mereka keluarkan adalah
Program Penyelesaian Terstruktur atau Structural Adjustment Program (SAP). Dampak
adanya program ini maka akan memaksa :
Negara-negara yang mendapat bantuan utang untuk lebih membuka pasar dalam negeri
mereka,
Menekankan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang-barang yang bisa diekspor,
Mengurangi subsidi pemerintah terhadap sektor publik.
Dengan program ini mampu membuat rakyat jelata semakin miskin, sebagai contoh Negara
Afrika dan Amerika Latin. Kedua kelompok tersebut masing-masing mempunyai potensi dan
peran yang penting dalam perekonomian internasional. Harapannya hubungan utara-selatan
ini akan menghasilkan kemakmuran bagi semua negara di dunia tetapi kenyataannya hanya
menciptakan kemakmuran bagi negara-negara di kawasan Utara dan merugikan negaranegara di kawasan Selatan. Kerugian dan kesengsaraan yang diderita negara selatan antara
lain :
Penurunan nilai tukar bagi barang-barang yang dihasilkan
Kerusakan lingkungan yang semakin memprihatinkan
Ketergantungan yang semakin tinggi terhadap negara-negara di kawasan Utara
Kesenjangan (jurang pemisah) yang semakin lebar dan dalam antara Utara dan
Selatan.
Sementara itu jika kita lihat negara-negara selatan memiliki kelebihan dan peran penting,
diantaranya :
Sebagian besar merupakan negara-negara penghasil bahan mentah/bahan baku mogas
dan non migas.
Penduduknya padat dan menjadi sasaran yang potensial bagi pemasaran hasil-hasil
industri negara-negara maju.
Negara-negara selatan merupakan tempat yang tepat bagi negara-negara utara dalam
menanamkan modal.
Jumlah negara yang sedang berkembang lebih dari separuh jumlah negara-negara di
dunia dan tentu saja memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak.
Mengingat keadaan yang semakin tidak baik yang dialami oleh negara-negara Selatan
sendiri. Negara Selatan harus meningkatkan kekuatan politik dan ekonomi mereka. Negara
Utara harus membiarkan negara selatan bebas melaksanakan pembangunan alternatif mereka
tanpa melakukan pembatasan terhadap negara-negara tersebut. Negara di Utara harus

melaksanakan kebijakan ekonomi dan kebijakan luar negeri yang didasarkan atas
kepentingan jangka panjang yang sehat.
Melihat keadaan tersebut maka kedua belah pihak menganggap penting adanya kerjasama
Utara-Selatan dalam rangka perubahan dalam tata hubungan dunia baru yang lebih
adil.Hubungan tersebut haruslah merupakan perubahan dari bentuk pemerasan oleh negaranegara kawasan Utara ke bentuk pembagian keuntungan bersama. Jadi berubah dari
hubungan subordinasi menuju ke bentuk kemitraan.
Guna menghindari pertentangan yang semakin tajam antara Utara-Selatan maka diadakan
dialog Utara-Selatan yang mulai dipopulerkan sejak dilangsungkan konferensi kerja sama
ekonomi internasional tingkat menteri pertama di Paris, Perancis tahun 1975. Tujuan
mendasar dari dialog Utara-Selatan adalah mencari kesepakatan dalam mengubah hubungan
antara negara-negara industri kaya (G7) dengan negara-negara berkembang (G 15).
Konferensi Paris diharapkan bisa menghasilkan perubahan hubungan ke arah persamaan
dalam Orde Ekonomi Internasional Baru. Sehingga negara-negara berkembang
menginginkan distribusi kekayaan yang lebih adil dan menuntut partisipasi yang lebih besar
dalam hubungan ekonomi internasional.
F. GLOBALISASI
Globalisasi adalah jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang
sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam saling ketrgantungan dan persatuan dunia.
Globalisasi tidak dapat dihindarkan bagi setiap bangsa dan negara, sementara globalisasi
mengandung fenomena sebagai berikut.
1. Homogenisasi
Homogenesis merupakan sebuah fenomena globalisasi yang disebabkan oleh kemajuan
teknologi komunikasi yang dapat menyebar ke masyarakat global. Dampaknya nilai-nilai
budaya, vitalitas, dan potensi yang asli ditinggalkan dan nilai-nilai yang telah dipaket dan
diproduksi secara massal (seperti melalui TV, Radio,dkk), diiklankan dan dijual ke pasar lalu
diadopsi beramai-ramai.
2. Ketergantungan
Negara-negara yang masih mengimpor teknologi komunikasi dan informasi kebanyakan
negara-negara berkembang yang akan selalu mengalami masa ketergantungan yang
berkepanjangan pada negara maju yang membuat peralatan teknologi informasi dan
komunikasi.
3. Keterbukaan dan Integrasi
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadikan dunia semakin terbuka dan
terintegrasi. Jarak tidak lagi menjadi hambatan untuk melakukan komunikasi dan segala
informasi dunia dapat diketahui dengan mudah, arus globalisasi terus berkembang tanpa
dapat dikendalikan bahkan ditolak.
Kesimpulannya :

Pada akhir abad ke-20 dunia banyak mengalami perubahan dan tantangan. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi melahirkan keterbukaan yang semakin besar dan batas antarnegara
menjadi semu. Akibatnya ketergantungan satu bangsa dengan bangsa lainnya semakin terasa.
Proses globalisasi pembangunan dunia ditandai dengan Perjanjian Bretton Woods yang
diselenggarakan di Amerika Serikat, Juli 1944 dan dibentuklah 2 lembaga berdasarkan perjanjian
tersebut yaitu Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
Dunia telah memasuki era Globalisasi oleh karena itu dibutuhkan prespektif global dalam
melihat dunia. Prespektif global merupakan suatu cara pandang dan wawasan untuk melihat
bahwa dunia sangat dipengaruhi oleh arus globalisasi dan produk global sehingga hampir semua
bangsa saling ketergantungan, mempengaruhi, dan berhubungan antara berbagai kebudayaan,
sistem ekologi, politik, ekonomi, dan teknologi dalam konteks global.
Prespektif global dibutuhkan apabila suatu negara ingin memasuki era globalisasi yang penuh
tantangan dan persaingan agar tidak mudah kehilangan arah dan terseret arus perubahan zaman.
Oleh karena itu ada 6 wawasan global yang harus dimiliki suatu negara, yaitu :
1. Wawasan yang luas dan selalu melihat suatu fenomena dalam konteks global.
2. Menghargai lebih pada proses daripada struktur hirarkis formal.
3. Menghargai kerja sama multikultural dan keragaman, fleksibilitas, dan kepekaan.
4. Melihat perubahan sebagai kesempatan sehingga terbiasa dengan situasi yang tidak
menentu.
5. Terus menerus mempertajam keabsahan paradigmanya sendiri.
6. Menyadari bahwa kehidupan di dunia ini serba kompleks dan penuh dengan kekuatan
yang kontradiktif sehingga memerlukan manajemen konflik.
Tiga Dimensi pokok yang dapat dijadikan dasar pengetahuan dan sumber inspirasi untuk
menentukan langkah strategis dan antisipasi perkembangan global di masa yang akan datang,
yaitu :
1. Globalisasi Ekonomi
Globalisasi ekonomi merupakan motor penggerak terjadinya globalisasi yang ditandai
dengan era perdagangan bebas. Dapat terlaksana dengan adanya kerjasama ekonomi baik di
tingkat bilateral, regional, maupun internasional didukung dengan adanya rasa keterbukaan
dan mendapat keuntungan bersama diantara negara yang terlibat dalam kerjasama ekonomi.
Kerjasama ekonomi harus diikuti oleh negara ditengah menguatnya sistem perdagangan dan
pasar bebas dunia dalam era globalisasi.
2. Globalisasi Politik
Terjadinya pasar bebas disebabkan karena adanya keputusan politik yang dibuat oleh para
pemimpin negara yang terlibat dalam aliansi ekonomi sehingga tidak ada kerjasama ekonomi
glonal tanpa diawali keputusan politik. Contoh bentuk kerjasama yang diwarnai unsur politik
adalah GNB dan OKI.
3. Globalisasi Kebudayaan

Dalam bidang budaya globalisasi diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dan secara
mekanisme adaptasi yang diwarisi secara turun temurun menyangkut aspek : pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan segala kebiasaan sebagai anggota
masyarakat. Dalam era globalisasi, keterbukaan informasi memungkinkan seseorang
mengadopsi nilai-nilai pengetahuan dan kebiasaan di luar lingkungan sosialnya dan jauh dari
jangkauan secara fisik(orang tua maupun orang terdekat) sebab dapat dilakukan oleh media
massa yang bahkan dapat menjadi perilaku global yang berkembang di masyarakat suatu
negara.

Daftar Pustaka
http://yudhim.blogspot.com/2008/01/perang-dunia-ii.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dunia_II
http://rinahistory.blog.friendster.com/2009/03/perang-dingin/

Anda mungkin juga menyukai