Anda di halaman 1dari 69

PROSES PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN

BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

DISAMPAIKAN OLEH : H. MANSURUDIN, S.Ag


KASUBBAG ORTALA DAN KEPEGAWAIAN
HUKUMAN DISIPLIN
Suatu sanksi yang diberikan kepada PNS yang terbukti dalam
pemeriksaan melanggar kewajiban (Psl.3) dan atau melakukan
larangan (Psl.4)

TUJUAN HUKUMAN DISIPLIN


Pembinaan kepada PNS agar tidak mengulangi perbuatanya
dan atau pembinaan kepada PNS lain agar tidak melakukan
pelanggaran disiplin.
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN

1. RINGAN
a. Teguran Lisan ( 5 hari
b. Teguran Tertulis (6-10 hari
c. Pernyataan tdk puas secara tertulis (11-15 hari
2. SEDANG
a. Tunda Kenaikan Gaji Berkala 1 th ( 16-20 hari
b. Tunda Kenaikan Pangkat 1 th (21-25 hari
c. Turun Pangkat satu tingkat selama 1 tahun ( 26-30 hari
3. BERAT
a. Turun Pangkat satu tingkat selama 3 tahun (31-35 hr
b. Pemindahan dalam rangka penurunan Jabatan 1 tingkat (36-40 hr
c. Bebas Jabatan (41-45 hr )
d. PDH (pemberhentian dengan hormat/pemberhentian tidak dgn
hormat) (46 hr atau lebih )
2. LIMITATIF
PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN
Dihitung secara kumulatif
baik jam kerja maupun hari
kerja : JENIS HUKUMAN
- 1 hari > 7,5 jam
- 1 minggu > 37,5 jam

5 hari Tegoran lisan

6 s.d. 10 hari Tegoran Tertulis

11 s.d. 15 hari Pernyataan tidak puas


1. Masuk kerja dan mentaati
ketentuan jam kerja
16 s.d. 20 hari Tunda KGB selama 1 tahun

21 s.d. 25 hari Tunda KP selama 1 tahun

26 s.d. 30 hari Tunun pangkat setingkah


lebih rendah selama 1 tahun
Turun pangkat setingkat
31 s.d. 35 hari
lebih rendah selama 3 tahun

Pemindahan dlm rangka


36 s.d. 40 hari
1. Masuk kerja dan mentaati Turun jabatan
ketentuan jam kerja
41 s.d. 45 hari Pembebasan dari jabatan

1. PDH TAP
Lebih dari 46 hari
2. PTDH
Persentase capaian beban
kerja yang disepakati dlm 1 JENIS HUKUMAN
tahun
2. Mencapai sasaran kerja
pegawai yang ditetapkan
25 % s.d. 50% Sedang

Dibawah 25% Berat


3. DAMPAK
A. PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN

KEWAJIBAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN

Unit kerja Ringan


1. Setia & taat sepenuhnya kpd
Pancasila & UUD 1945, NKRI Instansi Sedang
dan Pemerintah
Pemerintah/Negara Berat

Unit kerja Ringan


2. Mentaati segala ketentuan
Instansi Sedang
peraturan per-UU
Pemerintah/Negara Berat

Unit kerja Ringan


3. Melaksanakan tugas kedinasan
yg dipercaykan kpd PNS dgn
penuh pengabdian, kesadaran
Instansi Sedang
dan tanggung jawab
Pemerintah/Negara Berat
KEWAJIBAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN

Unit kerja Ringan


4. Menjunjung tinggi kehormatan
negara dari pada kepentingan Instansi Sedang
sendiri,seseorang, dan/atau gol.
Pemerintah/Negara Berat

Unit kerja Ringan


5. Mengutamakan kepentingan
neg. drpd kepentingan sendiri, Instansi Sedang
seseorangdan/atau golongan
Pemerintah/Negara Berat

Unit kerja Ringan


6. Memegang rahasia jabatan yg
menurut sifatnya atau perintah Instansi Sedang
hrs dirahasiakan
Pemerintah/Negara Berat

Unit kerja Ringan


7. Bekerja dgn jujur, tertib,cermat,
& bersemangat utk kepentingan Instansi Sedang
negara
Pemerintah/Negara Berat
KEWAJIBAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN

8 Melaporkan dgn segera kpd Unit kerja Ringan


atasannya apabila mengetahui
ada hal yg dpt membahayakan
atau merugikan negara atau pem. Instansi Sedang
terutama di bid. keamanan,
keuangan dan materil Pemerintah/Negara Berat

Unit kerja Ringan


9 Menggunakan & memelihara
barang2 milik negara dgn sebaik Instansi Sedang
baiknya
Pemerintah/Negara Berat

Unit kerja Ringan


10 Mentaati peraturan kedinasan yg
ditetapkan oleh pejabat yg ber- Instansi Sedang
wenang.
Pemerintah/Negara Berat
B. PELANGGARAN TERHADAP LARANGAN

LARANGAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN

Unit kerja Ringan


1. Memiliki, menjual, menggadaikan,
menyewakan atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau Instansi Sedang
tdk, dokumen atau srt berharga
milik negara secara tidak sah
Pemerintah/Negara Berat

2. Melakukan kegiatan bersama dgn Unit kerja Ringan


atasan, teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam maupun
diluar lingk. kerjanya dgn tujuan Instansi Sedang
utk keuntungan pribadi, gol. atau
pihak lain yg secara langsung atau
tdk langsung merugikan neg.
Pemerintah/Negara Berat
LARANGAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN

3 Melakukan suatu tindakan atau Unit kerja Ringan


tdk melakukan suatu tindakan yg
dpt menghalangi atau mempersulit
salah satu pihak yg dilayani shg Instansi Sedang
mengakibatkan kerugian bagi yg
dilayani
Pemerintah/Negara Berat

Unit kerja Ringan


4 Menghalangi berjalannya tugas
kedinasan Instansi Sedang

Pemerintah/Negara Berat
KEWAJIBAN

Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, sesuai


dengan ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan
TATA CARA PEMANGGILAN, PEMERIKSAAN, PENJATUHAN, DAN PENYAMPAIAN
KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN
Pasal 23 s.d. 31

BAP & LHP

13
A. U M U M

1. Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, atasan langsung


wajib memeriksa lebih dahulu PNS yang diduga melakukan
pelanggaran.
2. Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui apakah PNS
ybs benar atau tidak melakukan pelanggaran disiplin dan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong atau
menyebabkan PNS ybs melakukan pelanggaran disiplin serta
untuk mengetahui dampak atau akibat dari pelanggaran
disiplin tersebut.
3. Pemeriksaan terhadap PNS yang melanggar disiplin harus
dilakukan dengan teliti dan obyektif, sehingga Pejabat Yang
Berwenang Menghukum (PYBM) dapat mempertimbangkan
dengan seksama tentang jenis hukuman disiplin yang akan
dijatuhkan kepada PNS ybs.
14
B. PEMANGGILAN
1. PNS yg diduga melakukan pelanggaran disiplin, dipanggil
secara tertulis untuk diperiksa oleh atasan langsung atau
Tim Pemeriksa.
2. Pemanggilan secara tertulis bagi PNS yg diduga melakukan
pelanggaran disiplin, dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja sebelum tanggal pemeriksaan.
3. Apabila tidak hadir pada pemanggilan pertama, maka
dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja sejak tanggal seharusnya ybs diperiksa pada
pemanggilan pertama.
4. Penentuan tanggal pemeriksaan dalam surat panggilan
pertama dan/atau kedua, harus memperhatikan waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan dan diterimanya surat
panggilan.
15
5. Terperiksa tidak hadir walaupun telah dipanggil 2 kali:
a. Atasan langsungnya segera menjatuhkan sanksi pelanggaran
disiplin tersebut berdasarkan alat bukti dan keterangan yang
ada tanpa dilakukan pemeriksaan, apabila penjatuhan sanksi
tersebut merupakan kewenangannya.
b. Atasan langsung wajib melaporkan secara hierarki kepada
pejabat yang lebih tinggi (PYBM) meliputi:
1) Surat keterangan bahwa PNS yang dipanggil tidak datang
memenuhi panggilan untuk diperiksa.
2) Surat panggilan pertama dan kedua (asli).
3) Surat tanda terima panggilan (asli).
4) Alat bukti dan keterangan yang ada (asli atau disahkan).
5) Hasil analisa dan pertimbangan hukum.
6) Dokumen pendukung lainnya yang bukan merupakan alat
bukti.

16
c. Penjatuhan sanksi hukuman disiplin oleh atasan langsung atau
laporan kewenangan penjatuhan hukuman disiplin kepada PYBM,
diproses oleh atasan langsung pada hari berikutnya dari tanggal
yang ditentukan untuk pemeriksaan pada surat panggilan kedua.
d. Apabila atasan langsung tidak menjatuhkan hukuman disiplin
padahal kewenangan tersebut merupakan kewenangannya, maka
PYBM, menjatuhkan sanksi disiplin kepada atasan langsung
berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa perlu
melakukan pemeriksaan.
e. Sanksi yang diberikan sama dengan sanksi yang diberikan kepada
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin tersebut.

17
C. PEMERIKSAAN
1. Sebelum melakukan pemeriksaan, atasan langsung atau Tim
pemeriksa mempelajari terlebih dahulu dengan seksama laporan-
laporan atau bahan-bahan mengenai pelanggaran disiplin yang
diduga dilakukan oleh PNS ybs.
2. Untuk melakukan pemeriksaan tingkat sedang atau berat Menteri
Agama telah menerbitkan PMA Nomor 59 Tahun 2012 tentang
Pendelegasian Wewenangnya kepada Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama.
3. Atasan langsung dapat memerintahkan bawahannya dengan
ketentuan bahwa pejabat yang diperintahkan untuk melakukan
pemeriksaan tidak boleh berpangkat atau memangku jabatan
yang lebih rendah dari PNS yang diperiksa. Contoh Surat perintah
terlampir
4. Tim pemeriksa bersifat temporer (Ad Hoc) yang bertugas sampai
proses pemeriksaan selesai terhadap suatu dugaan pelanggaran
disiplin yang dilakukan seorang PNS. Tim pembentukan dibuat
menurut contoh
18
SYARAT-SYARAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN
1. Pejabat pemeriksa tidak mempunyai hubungan keluarga dengan
PNS yang di periksa dan tidak berkaitan langsung atau tidak
langsung dengan pelanggaran yang diproses.
2. Pemeriksaan dilakukan dalam ruangan tertutup yang hanya
diketahui oleh pejabat yang berkepentingan.
3. PNS yang diperiksa wajib menjawab semua pertanyaan yang
diajukan.
4. Kedudukan antara pejabat pemeriksa dengan PNS yang diperiksa
minimal sederajat.
5. Pemeriksa tidak boleh :
Melakukan pemaksaan kepada PNS yg diperiksa untuk mengakui
perbuatannya.
Merendahkan martabat/harga diri PNS dengan cara mengancam,
membentak atau cara lain kepada PNS yang diperiksa.
6. Pejabat pemeriksa memberikan kebebasan pada PNS yg diperiksa
dalam mengemukakan pendapat.
19
7. Pejabat pemeriksa tidak boleh memberikan nasihat atau saran-
saran yang memberatkan kepada PNS yang diperiksa.
8. Pemeriksa dapat mendengarkan atau meminta keterangan dari
kepastian hukum tentang orang yg melakukan pelanggaran, bentuk
pelanggaran, waktu dan tempat serta bagaimana pelanggaran itu
terjadi, akibat maupun latar belakangnya.
9. Pejabat pemeriksa dapat meminta keterangan dari orang/pihak lain
yg mengetahui terjadinya pelanggaran guna menjamin obyektifitas
pemeriksaan.
10. Hasil pemeriksaan harus dituangkan dalam bentuk BAP
11. PNS yang mempersulit pemeriksaan, pemeriksa wajib melaporkan
kepada PYBM berikut BAP yang telah disusun.
12. Tiap-tiap halaman BAP diparaf PNS ybs.
13. BAP ditandatangani pemeriksa dan PNS ybs, apabila PNS menolak,
BAP cukup ditandatangani pemeriksa dan pada halaman terakhir
disebutkan bhw PNS menolak menandatangani BAP.
20
PEMBUATAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP)
BAP MEMUAT ANTARA LAIN :
1. Pemeriksa wajib menuliskan dalam BAP
a. Hari, tanggal, dan tempat pemeriksaan.
b. Nomor, tanggal surat keputusan serta nama dan jabatan
pemeriksa apabila pemeriksaan tersebut dilakukan oleh tim
pemeriksa (Dasar pemeriksaan).
2. Pemeriksa wajib menanyakan identitas lengkap dari PNS yang
diperiksa dan menuliskannya dalam BAP :
a. Nama lengkap (sesuai SK)
b. NIP
c. Tempat, tanggal lahir
d. Pangkat/golongan ruang
e. Jabatan
f. Unit kerja

21
3. Pemeriksa wajib mengajukan pertanyaan pembuka dan pertanyaan
penutup dalam BAP :
a. pertanyaan pembuka :
apakah PNS yang diperiksa sudah mengerti tujuan dan alasan
dipanggil.
apakah PNS yang bersangkutan dalam keadaan sehat.
apakah yang bersangkutan bersedia menjawab pertanyaan
dengan jujur.
b. Pertanyaan penutup :
apakah PNS yang diperiksa merasa dipaksa atau tidak dalam
memberikan jawaban.
apakah PNS yang diperiksa bersedia diperiksa kembali.
apakah PNS yang diperiksa memberikan jawaban/ keterangan
secara jujur.

22
4. Pemeriksa harus mengajukan pertanyaan pokok/isi yg mengarah
kepada PNS ybs antara lain:
a. Relevan dengan pasal-pasal peraturan yang dilanggar atas
pelanggaran disiplin yang dituduhkan.
b. Tidak diperkenankan mengajukan pertanyaan yang sifatnya
menjebak.
c. Harus menanyakan apakah sebelumnya sudah pernah dijatuhi HD
atau belum, kalau pernah terhadap kasus apa harus dijelaskan.
5. Pemeriksa harus mengungkapkan secara utuh dan lengkap
mengenai:
a. Waktu dan tempat terjadinya pelanggaran.
b. Latar belakang terjadinya pelanggaran.
c. Motif pendorong terjadinya pelanggaran.
d. Pihak-pihak terkait/terlibat dalam pelanggaran (BAP Konfrontir).
e. Akibat/dampak yang ditimbulkan.
f. Rumusan/pasal peraturan yang dilanggar.
6. Apabila terperiksa tidak mau menjawab pertanyaan, maka hal itu
dianggap mengakui perbuatan yang dituduhkan.

23
7. Apabila terperiksa mempersulit pemeriksaan, maka hal ini wajib
dilaporkan/dibuatkan surat keterangan mempersulit pemeriksaan
oleh pemeriksa kepada PYBM.
8. Apabila menurut terperiksa isi BAP tidak sesuai dengan apa yang
ia ucapkan, maka hal itu diberitahukan kepada pemeriksa dan
pemeriksa wajib memperbaikinya sepanjang sesuai dengan data/
catatan/rekaman ketika dilaksanakan pemeriksaan.
9. Sebelum BAP ditandatangani, isi BAP harus terlebih dahulu
dibacakan dihadapan pemeriksa.
10. BAP harus ditandatangani oleh terperiksa dan pemeriksa.
11. Apabila terperiksa menolak menandatangani BAP, maka BAP
cukup ditandatangani oleh pemeriksa dan penolakan tersebut
dicatat dalam BAP.
12. Penolakan terperiksa menandatangani BAP tidak mengurangi nilai
BAP sebagai bahan untuk menjatuhkan hukuman disiplin.
13. PNS yang diperiksa berhak mendapat fotokopi BAP .

24
14. Apabila diperlukan untuk mendapatkan keterangan yang lebih
lengkap dan dalam upaya menjamin obyektifitas dalam
pemeriksaan, pemeriksa dapat meminta keterangan dari orang lain :
a. secara tertulis dalam bentuk surat pernyataan/surat keterangan
dari orang yang diminta keterangan, atau;
b. Dalam BAP untuk meminta keterangan.
15. Untuk memperlancar pemeriksaan, PNS yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin dan kemungkinan akan dijatuhi hukuman
disiplin tingkat berat, dapat dibebaskan sementara dari tugas
jabatannya oleh atasan langsungnya sejak ybs diperiksa sampai
dengan ditetapkannya keputusan hukuman disiplin.
16. PNS yang dibebaskan sementara dari tugas jabatannya, tetap masuk
kerja dan diberikan hak-hak kepegawaiannya (gaji dan tunjangan
jabatan) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
17. Untuk menghindari kekosongan jabatan, atasan langsung dapat
menunjuk pelaksana harian untuk melaksanakan tugas-tugas dari
pejabat yang dibebaskan sementara dari tugas-tugas jabatan
tersebut.

25
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)
LHP MEMUAT ANTARA LAIN :
1. LHP harus dibuat berdasarkan jawaban pertanyaan dan
bukti-bukti yang diperoleh dalam melakukan pemeriksaan,
baik terhadap PNS yang diperiksa maupun saksi-saksi.
2. LHP tidak boleh melebihi dari apa yang ada di BAP.
3. LHP harus memuat saran tindakan dan pertimbangan yang
meringankan dan yang memberatkan sesuai data dan fakta
dalam BAP.

26
4. Tuduhan Pelanggaran Disiplin Misalkan :

Melakukan hubungan intim layaknya suami isteri tanpa ikatan


perkawinan yang sah.

Melakukan penipuan tenaga kerja dengan menjanjikan akan


diangkat menjadi CPNS.
Melakukan perkawinan kedua tanpa izin terlebih dahulu baik
dari isteri pertama atau dari PYBW.
Dan sebagainya.

27
5. F a k t a
Status yang bersangkutan, sudah berkeluarga/belum,
punya anak/belum, hubungan intim dilakukan dimana,
kapan, berapakali, punya anak/tidak, akhirnya dikawin
atau tidak.
Mengakui perbuatannya atau tidak.
Sudah berapa lama bekerja.
Sudah pernah dijatuhi hukuman disiplin atau belum.
Yang menjadi tanggungan siapa saja.
Dan sebagainya.

28
6. E V A L U A S I

Tuduhan tersebut melanggar Pasal dan Pasal .. Peraturan


Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
YANG MERINGANKAN :
Belum pernah dijatuhi hukuman disiplin
Mempunyai masa kerja
Usia Thn, Bln
Tanggungan
Keadaan rumah tangganya sekarang bagaimana
YANG MEMBERATKAN
Tidak mematuhi Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Tidak bisa sebagai contoh PNS yang baik.
Pernah dijatuhi hukuman disiplin.
Tidak bertanggung jawab terhadap isteri dan anaknya.
Sudah dinasehati oleh atasannya, tetapi yang bersangkutan
tetap melakukannya.
Dan sebagainya.

29
D. PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN

Tujuan penjatuhan hukuman disiplin pada prinsipnya bersifat


pembinaan yaitu untuk memperbaiki dan mendidik PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin agar ybs mempunyai sikap
menyesal dan berusaha tidak mengulangi serta memperbaiki diri
pada masa yang akan datang, dan juga untuk menimbulkan efek
jera bagi PNS yang lain
Pembuatan analisis dan pertimbangan hukum
1. Hasil pemeriksaan diolah dan dianalisa oleh atasan langsung
untuk bahan pertimbangan hukum dalam menentukan :
a. jenis dan pelanggaran yang dilakukan
b. ketentuan (pasal dan ayat) peraturan yang dilanggar
c. motif yang mendorong pelanggaran

30
d. Dampak yang ditimbulkan
e. Tingkat dan jenis hukuman disiplin yang akan dijatuhkan
f. Pejabat yang berwenang menghukum
g. Tindak lanjut yang akan dilakukan
2. Format Analisa dan Pertimbangan Hukum
a. Identitas PNS yang melanggar disiplin
b. Permasalahan
c. Pembahasan
d. Analisa
e. Kesimpulan dan Saran

31
3. Penilaian dan pertimbangan PYBM, dengan memperhatikan
aspek :
a. kebenaran/keabsahan alat bukti.
b. Kelengkapan dan keabsahan bahan pendukung non alat
bukti.
c. Ketepatan jenis hukuman disiplin yang diusulkan.
d. Ketepatan penerapan ketentuan peraturan.
e. Ketepatan cara pengusulan.
4. PYBM dapat menentukan hal-hal berikut :
a. menolak usul atau saran disertai alasan dan pertimbangan
b. merubah usul atau saran disertai alasan dan pertimbangan
c. meminta bukti tambahan dan kelengkapan berkas, jika
bukti dan kelengkapan berkas yang ada dinilai belum cukup
d. mengabulkan/menyetujui usul atau saran yang diajukan
Apabila berdasarkan hasil analisis dan pertimbangan hukum,
hukuman disiplin yang akan dijatuhkan merupakan wewenang
atasan langsung, maka atasan langsung segera menjatuhkan
hukuman disiplin kepada PNS ybs.

32
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM (PYBM)
Pasal 15
(1) Presiden menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS
yang menduduki jabatan struktural eselon I dan jabatan lain
yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang
Presiden untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (4) huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e.
(2) Penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan berdasarkan usul dari Pejabat Pembina
Kepegawaian.
Pasal 16
Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat menjatuhkan hukuman disiplin
terhadap :

33
MENTERI AGAMA

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I TDK DPT


1. TEGORAN LISAN 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA DIAJUKAN UPAYA
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/d DAN IV/e ADMINISTRATIF

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I TDK DPT


2. TEGORAN TERTULIS 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA DIAJUKAN UPAYA
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/d DAN IV/e ADMINISTRATIF

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I TDK DPT


3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS 3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/d DAN IV/e ADMINISTRATIF

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I DAN II TDK DPT


4. PENUNDAAN KGB SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA, DIAJUKAN UPAYA
TAHUN MADYA DAN PENYELIA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/a S.D. IV/e
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I DAN II TDK DPT
5. PENUNDAAN KP SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA, DIAJUKAN UPAYA
TAHUN MADYA DAN PENYELIA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/a S.D. IV/e

34
6. PENURUNAN PANGKAT SE- 1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I KE BAWAH TDK DPT
TINGKAT LEBIH RENDAH 2. FUNG. TERTENTU JENJANG UTAMA , MADYA , DIAJUKAN UPAYA
SELAMA 1 TAHUN MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH ADMINISTRATIF
3. FUNG. UMUM GOL.RUANG IV/e KE BAWAH
7. PENURUNAN PANGKAT SE- 1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I KE BAWAH TDK DPT
TINGKAT LEBIH RENDAH 2. FUNG. TERTENTU JENJANG UTAMA, MADYA, DIAJUKAN UPAYA
SELAMA 3 TAHUN MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/e KE BAWAH
8. PEMINDAHAN DALAM 1. FUNG. TERTENTU JENJANG UTAMA, MADYA, TDK DPT
RANGKA PENURUNAN JAB. MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH DIAJUKAN UPAYA
SETINGKAT LEBIH RENDAH 2. STRUKTURAL ESELON II KE BAWAH ADMINISTRATIF
1. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA, TDK DPT
9. PEMBEBASAN DARI JABATAN MADYA, MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH DIAJUKAN UPAYA
2. STRUKTURAL ESELON II KE BAWAH ADMINISTRATIF
1. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA, DAPAT
10. PDH TAPS MADYA, MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH DIAJUKAN UPAYA
2. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/e KE BAWAH ADMINISTRATIF
3. STRUKTURAL ESELON II KE BAWAH
1. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA, DAPAT
11. PTDH SEBAGAI PNS MADYA, MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH DIAJUKAN UPAYA
2. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/e KE BAWAH ADMINISTRTIF
3. STRUKTURAL ESELON II KE BAWAH

35
PEJABAT STRUKTURAL ESELON I DAN PEJABAT YANG SETARA

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON II TDK DPT


1. TEGORAN LISAN 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MADYA DIAJUKAN UPAYA
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/a DAN IV/c ADMINISTRATIF

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON II TDK DPT


2. TEGORAN TERTULIS 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MADYA DIAJUKAN UPAYA
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/a DAN IV/c ADMINISTRATIF

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON II TDK DPT


3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MADYA DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS 3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/a DAN IV/c ADMINISTRATIF

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON III DAPAT


4. PENUNDAAN KGB SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MUDA DAN DIAJUKAN UPAYA
TAHUN PENYELIA ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG III/b S.D. III/d
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON III DAPAT
5. PENUNDAAN KP SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MUDA DAN DIAJUKAN UPAYA
TAHUN PENYELIA ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG III/b S.D. III/d

36
PEJABAT STRUKTURAL ESELON II DAN PEJABAT YANG SETARA

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON III TDK DPT


1. TEGORAN LISAN 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MUDA DAN DIAJUKAN UPAYA
PENYELIA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG III/c DAN III/d
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON III TDK DPT
2. TEGORAN TERTULIS 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MUDA DAN DIAJUKAN UPAYA
PENYELIA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG III/c DAN III/d
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON III TDK DPT
3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MUDA DAN DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS PENYELIA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG III/c DAN III/d
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV DAPAT
4. PENUNDAAN KGB SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PERTAMA DAN DIAJUKAN UPAYA
TAHUN PELAKSANA LANJUTAN ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/c S.D. III/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV DAPAT
5. PENUNDAAN KP SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PERTAMA DAN DIAJUKAN UPAYA
TAHUN PELAKSANA LANJUTAN ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/c S.D. III/b
37
PEJABAT STRUKTURAL ESELON III DAN PEJABAT YANG SETARA

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV TDK DPT


1. TEGORAN LISAN 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PERTAMA DAN DIAJUKAN UPAYA
PELAKSANA LANJUTAN ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/c DAN III/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV TDK DPT
2. TEGORAN TERTULIS 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PERTAMA DAN DIAJUKAN UPAYA
PELAKSANA LANJUTAN ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/c DAN III/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV TDK DPT
3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PERTAMA DAN DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS PELAKSANA LANJUTAN ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/c DAN III/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON V DAPAT
4. PENUNDAAN KGB SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PELAKSANA DIAJUKAN UPAYA
TAHUN DAN PELAKSANA PEMULA ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/a S.D. II/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON V DAPAT
5. PENUNDAAN KP SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PELAKSANA DIAJUKAN UPAYA
TAHUN DAN PELAKSANA PEMULA ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/a S.D. II/b
38
PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV DAN PEJABAT YANG SETARA

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON V TDK DPT


1. TEGORAN LISAN 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PELAKSANA DIAJUKAN UPAYA
DAN PELAKSANA PEMULA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/a DAN II/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON V TDK DPT
2. TEGORAN TERTULIS 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PELAKSANA DIAJUKAN UPAYA
DAN PELAKSANA PEMULA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/a DAN II/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON V TDK DPT
3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PELAKSANA DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS DAN PELAKSANA PEMULA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/a DAN II/b
DAPAT
4. PENUNDAAN KGB SELAMA 1 1. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG I/a S.D. I/d DIAJUKAN UPAYA
TAHUN ADMINISTRTIF
DAPAT
5. PENUNDAAN KP SELAMA 1 1. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG I/a S.D. I/d DIAJUKAN UPAYA
TAHUN ADMINISTRTIF

39
PEJABAT STRUKTURAL ESELON V DAN PEJABAT YANG SETARA

TDK DPT
1. TEGORAN LISAN 1. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG I/a DAN I/d DIAJUKAN UPAYA
ADMINISTRATIF
TDK DPT
2. TEGORAN TERTULIS 1. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG I/a DAN I/d DIAJUKAN UPAYA
ADMINISTRATIF
TDK DPT
3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 1. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG I/a DAN I/d DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS ADMINISTRATIF

40
PERTIMBANGAN DALAM MENENTUKAN JENIS HUKUMAN YANG AKAN DIJATUHKAN
1. Latar belakang perbuatannya :
Terpaksa dilakukan atau tidak.
Disengaja atau tidak.
Direncanakan atau tidak.
Ada atau tidak keuntungan ybs / orang lain atas perbuatan tsb.
2. Berat / ringannya pelanggaran :
Pernah dilakukan PNS atau tidak.
Bertentangan atau tidak dengan program pemerintah.
Melanggar prinsip-prinsip kenegaraan atau tidak.
Resistensi tinggi atau tidak terhadap PNS lain atau masyarakat.
3. Akibat pelanggaran :
Ada dampak negatif terhadap unit kerja / Instansi / Pemerintah.
Menurunkan citra negatif PNS pd unit kerja/Instansi/ Pemerintah.
Menghalangi pelaksanaan tugas unit kerja / Instansi / Pemerintah.

41
4. Dampak jenis hukuman terhadap ybs.
Apakah jenis tersebut akan memberikan efek jera atau tidak
terhadap ybs.
Cepat atau tidak dampaknya kepada ybs.
Akibat hukum tersebut mempengaruhi psikologis ybs atau
tidak.
5. Kesesuaian dengan peraturan
Apakah telah ditetapkan limitatip dalam peraturan atau
tidak.
6. Kejujuran / Penyesalan ybs.
Apakah mempersulit atau tidak.
Apakah ada kemungkinan akan mengulangi perbuatannya
atau tidak.
Apakah perbuatan tersebut telah pernah dilakukan
sebelumnya atau tidak.
Kondite ybs sebelum pelanggaran tersebut.
42
PENETAPAN HUKUMAN DISIPLIN
1. Apabila usul hukuman disiplin disetujui, maka PYBM segera
menetapkan keputusan penjatuhan hukuman disiplin dalam
batas kewenangannya
2. Apabila usul hukuman disiplin diubah, PYBM/menerima usul
dapat :
a. menetapkan sendiri keputusan penjatuhan hukuman
disiplin sesuai perubahan sepanjang perubahan tersebut
masih dalam kewenangannya.
b. mengembalikan berkas dan menginstruksikan kepada
pejabat bawahannya yang berwenang menghukum untuk
menerbitkan keputusan penjatuhan hukuman disiplin
sesuai perubahan, dalam hal perubahan tersebut lebih
ringan dan berada dalam kewenangan pejabat pengusul.
c. mengajukan usul kepada PYBM, dalam hal perubahan
tersebut merupakan kewenangan pejabat yang lebih tinggi
lagi.
43
PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata melakukan
beberapa pelanggaran disiplin, kepadanya hanya dapat dijatuhi 1
jenis hukuman disiplin yang terberat setelah mempertimbangkan
semua pelanggaran disiplin yang dilakukan.
PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian melakukan
pelanggaran disiplin yang sifatnya sama, kepadanya dijatuhi
hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin terakhir
yang pernah dijatuhkan kepadanya.
Ketentuan ini tidak berlaku bagi pelanggaran disiplin tidak masuk
kerja dan mentaati jam kerja yang dilakukan dalam tahun yang
berbeda

44
TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
1. Tegoran Lisan
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yang dilakukan
2. Tegoran Tertulis
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yang dilakukan
3. Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yang dilakukan
4. Penundaan KGB selama 1 tahun
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yang dilakukan
Masa penundaan KGB, dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala
berikutnya
5. Penundaan KP selama 1 tahun
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yang dilakukan
Masa kerja selama penundan KP tidak dihitung untuk masa kerja
kenaikan pangkat berikutnya

45
6. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yg dilakukan
Masa kerja selama menjalani hukuman disiplin ini, tidak
dihitung sebagai masa kerja untuk KP berikutnya.
Setelah menjalani hukuman disiplin ini, maka pangkat PNS
yang bersangkutan dengan sendirinya kembali kepada
pangkat semula
7. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yang
dilakukan
Masa kerja selama menjalani hukuman disiplin ini, tidak
dihitung sebagai masa kerja untuk KP berikutnya.
Setelah menjalani hukuman disiplin ini, maka pangkat PNS
yang bersangkutan dengan sendirinya kembali kepada
pangkat semula
8. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah

46
JABATAN STRUKTURAL
dipertimbangkan lowongan jabatan setingkat lebih dan
kompetensi sesuai persyaratan jabatan
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yang
dilakukan
PPK harus menetapkan keputusan pengangkatan dalam
jabatan baru tersebut (turun jabatan) serta harus dilantik dan
diambil sumpahnya.
tunjangan jabatan lama dihentikan mulai bulan berikutnya
sejak ditetapkan keputusan hukuman disiplin
diberikan tunjangan jabatan berdasarkan jabatan baru
dapat dipertimbangkan lagi untuk diangkat dalam jabatan
yang lebih tinggi paling singkat 1 tahun setelah yang
bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin

47
JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yang
dilakukan
tetap menduduki pangkat sebelum diturunkan jabatannya
tunjangan jabatan berdasarkan jabatan baru
Jumlah angka kredit yang dimiliki sebelum diturunkan
jabatannya tetap dimiliki oleh PNS yang bersangkutan
Angka kredit yang diperoleh dari prestasi kerja dalam jenjang
jabatan yang baru, diperhitungkan untuk kenaikan pangkat
dan jabatan setelah diangkat kembali ke dalam jabatan semula
Kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi setelah yang
bersangkutan diangkat kembali ke dalam jabatan semula, baru
dapat dipertimbangkan apabila paling singkat 1 tahun

48
9. Pembebasan dari jabatan
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yang dilakukan
tetap menerima pengahasilan sebagai PNS kecuali tunjangan
jabatan
dapat diangkat kembali dalam suatu jabatan setelah menjalani
hukuman disiplin sekurang-kurangnya 1 tahun
Berdampak kepada BUP PNS
10. Pemberhentian dengan hormat TAP sebagai PNS
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yang dilakukan
diberikan hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundangundangan
11. Pemberhentian tidak hormat sebagai PNS
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
dalam keputusan harus disebutkan pelanggaran yang dilakukan
tidak diberikan hak pensiun
49
E. PENYAMPAIAN KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN
1. Pada prinsipnya penyampaian dilakukan sendiri oleh pejabat yang
berwenang menghukum.
2. Dipanggil secara tertulis untuk hadir menerima keputusan
hukuman disiplin.
3. Disampaikan secara tertutup oleh pejabat yang berwenang atau
pejabat lain yang ditunjuk kepada PNS ybs.
4. Pejabat lain yang ditunjuk untuk menyampaikan keputusan
tersebut pangkatnya tidak boleh lebih rendah dari PNS ybs.
5. Penyampaian keputusan dilakukan paling lambat 14 hari kerja
sejak keputusan ditetapkan.
6. Apabila PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir, keputusan
hukuman disiplin dikirimkan kpd PNS ybs melalui alamat terakhir
yang diketahui dan tercatat di instansinya. 50
51
UPAYA ADMINISTRATIF

I. KEBERATAN ATASAN PYBM


1. Keberatan dpt diajukan terhadap hukuman disiplin yang bukan
dijatuhkan oleh Menteri dan bukan tingkat ringan.
Keberatan yg dijatuhkan oleh PYBW menghukum (eselon I s.d. IV)
Hukuman disiplin yg dapat diajukan tingkat sedang berupa (Tunda
KGB, Tunda KP dan Turun KP 1 thn)
2. Keberatan harus diajukan dalam tempo 14 hari terhitung ybs
menerima keputusan hukuman disiplin (Ps. 35 PP 53 thn 2010).
3. Surat keberatan ditujukan dan disampaikan kepada atasan
pejabat yang menghukum, dan kpd pejabat yang menghukum.
4. PYBM wajib menanggapi keberatan dalam tempo 6 hari kerja
sejak menerima tembusan keberatan (Ps. 36 ayat (1) PP 53 Thn
2010).

51
5. Atasan pejabat yang menghukum harus mengambil keputusan dalam
tempo 21 hari kerja sejak menerima keberatan (Ps. 36 Ayat (2) PP 53
Thn 2010).
6. Keputusan atasan pejabat yang menghukum dapat berupa;
Memperkuat,
Memperberat,
Memperingan,
Membatalkan.
7. Apabila dalam tempo 21 hari kerja atasan pejabat yang menghukum
tidak mengambil keputusan atas keberatan yang diterimanya, maka
hukuman disiplin yang telah dijatuhkan pejabat YBWM BATAL DEMI
HUKUM (PS. 37 PP 53 Thn 2010).

52
53

II. BANDING ADMINISTRATIF BAPEK


PNS yang dijatuhkan hukuman disiplin oleh Menteri, berupa
(Pemberhentian DHTAPS sbg PNS dan Pemberhentian TDH sbg PNS)
1. Diajukan secara tertulis oleh PNS ybs dan tembusannya
disampaikan Menteri serta unit kerja
2. Gaji tetap dibayar = PNS ybs masuk kerja dan melaksanakan
tugas
3. Mengajukan permohonan ijin masuk kerja (SE Sekjen)
4. PNS yang mengajukan banding administratif bila melakukan
pelanggaran disiplin lagi dan dijatuhi hukuman disiplin maka
keputusan tentang ijin masuk kerja batal dan gajinya dihentikan
5. KP, KGB dan PI tdk diberikan sampai dengan Keputusan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.

53
TATA CARA PENGAJUAN BANDING ADMINISTRATIF.
1. Surat Banding Administratif harus ditujukan dan disampaikan
kepada BAPEK dan tembusan ke PYBM.
2. Penyampaian Banding Administratif
a. bisa diserahkan langsung ke BAPEK
b. melalui jasa pengiriman.
3. Tenggang Waktu 14 Hari Sejak Surat Keputusan diterima.
4. Perhitungan 14 hari, sejak SK diterima s.d tanggal diterima BAPEK
5. Bagi yang disampaikan Llngsung atau sejak SK diterima s/d Cap Pos
bila disampaikan melalui Pos
2. Surat Banding Administratif harus memuat alasan banding yang
berkaitan dengan tuduhan pelanggaran disiplin disertai dengan
bukti-bukti yang sah.

54
6. PPK yang menerima tembusan Banding Administratif wajib
memberikan tanggapan/dan bukti pelanggaran disiplin Ybs. Paling
lama 21 hari kerja sejak tanggal diterima tembusan Banding
Administratif.
7. Tanggapan PPK harus menanggapi satu persatu alasan sanggahan
pelanggaran disiplin yang disampaikan dalam surat Banding
Administratif.
8. Tanggapan dan/atau bukti pelanggaran disiplin sisampaikan kepada
BAPEK.
9. Di izinkan kerja atau tidak pada masa Banding Administratif ke
BAPEK menjadi kewenangan PPK dengan memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan kerja (Ps. 39 PP 53 THN 2010).
10.PNS meninggal pada saat mengajukan keberatan atau banding
administratif diberhentikan dengan hormat sebagai pns (ps 40 ayat
(1) pp 53 thn 2010)

55
56
11. PNS yang mencapai BUP pada saat:
Mengajukkan keberatan, dianggap telah selesai hukumannya
Sudah mengajukan banding administratif, maka harus
menunggu keputusan BAPEK. Sesuai Ps.40 ayat (2) PP.53 Thn
2010
12. PNS yang sedang menunggu keptusan BAPEK, tetapi kemudian
meninggal dunia maka ybs diberhentikan dengan hormat (Ps. 40 ayat (3)
PP 53 Thn 2010)
13. PNS yang sedang mengajukan keberatan atau Banding Administratif
tidak boleh diberikan KP & KGB (Ps. 41 PP 53 Thn 2010).
14. PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan atau sedang menunggu
keputusan atas keberatannya atau Banding Adinistratif tidak boleh
pindah instansi. Ps.42 PP.53 Thn 2010
15. Sifat keputusan BAPEK final dan mengikat.Ps.11 PP.24/2011
16. Jenis keputusan BAPEK :
- Memperkuat
- Memperberat
- Memperingan
- Membatalkan
56
HAK-HAK KEPEGAWAIAN

PNS yang meninggal dunia sebelum ada Keputusan atas Upaya


Administratif diberhentikan Dengan Hormat sebagai PNS &
diberikan hak-haknya sesuai Per-UU
PNS yang BUP sebelum ada keputusan atas keberatan, dianggap
telah selesai menjalani HD & diberhentikan Dengan Hormat
sebagai PNS mendapat hak-hak kepegawaian sesuai Per-UU.
PNS yang Banding Administrasi & telah BUP apabila meninggal
dunia diberhentikan Dengan Hormat mendapat hak-hak
kepegawaian sesuai Per-UU.
PNS yang BUP sebelum ada keputusan atas banding adm,
dihentikan gajinya s/d di tetapkannya keputusan banding adm.

57
Kupas-kupas buah manggis..
Puas tidak puas waktunya habis

Buah durian dari


kekasih....
Sekian
terima kasih

LKMD
Lebih Kurangnya Mohon Dimaafkan
RAHASIA
SURAT PANGGILAN
NOMOR:
1. Bersama ini diminta dengan hormat kehadiran Saudara:
Nama : ...............................................
NIP : ...............................................
Pangkat/Gol.Ruang : ...............................................
Jabatan : ...............................................
Unit kerja : ...............................................
untuk menghadap kepada
Nama : .................................................
NIP : .................................................
Pangkat/Gol. Ruang : .. ..............................................
Jabatan : .................................................
pada
Hari : .................................................
Tanggal : .................................................
Pukul : .................................................
Tempat : .................................................
untuk diperiksa/dimintai keterangan *) sehubungan dengan dugaan pelanggaran disiplin sebagaimana
diatur dalam Pasal.......angka.......huruf...... Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010.
2. Demikian surat panggilan ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, Oktober 2013


Ketua Tim Pemeriksa/Atasan Langsung,

Nama ....................................................
NIP ..................................
Tembusan Yth.
1. .. 59
2. ..
Contoh
Laporan kewenangan penjatuhan hukuman disiplin
Jakarta,
Kepada
Yth. .
di .
RAHASIA
Dengan ini dilaporkan dengan hormat, bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan pada hari ...... Tanggal ...
bulan .............. tahun ..........., saya/Tim Pemeriksa *) telah melakukan pemeriksaan terhadap :
Nama : .............................................
NIP : .................................................
Pangkat/Gol.Ruang : .................................................
Jabatan : .................................................
Unit kerja : .................................................
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ternyata kewenangan untuk menjatuhkan hukuman disiplin kepada
PNS tersebut merupakan kewenangan ..**). Sehubungan dengan hal tersebut
disampaikan BAP terhadap PNS yang bersangkutan untuk digunakan sebagai bahan untuk
menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang bersangkutan.
Demikian disampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yang melaporkan (Atasan Langsung)

Nama ....................................................
NIP ..................................
Tembusan Yth.
1...
2...
*) coret yang tidak perlu
**) Isilah sesuai dengan pejabat yang berwenang menghukum. 60
RAHASIA
SURAT PERINTAH UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN
NOMOR:
1. Diperintahkan kepada :
Nama : ... .............................................
NIP : ... .............................................
Pangkat/Gol.Ruang : .................................................
Jabatan : ................................................
Unit kerja : .................................................
untuk melakukan pemeriksaan terhadap
Nama : .................................................
NIP : .................................................
Pangkat/Gol.Ruang : .. ..............................................
Jabatan : .................................................
pada
Hari : .................................................
Tanggal : .................................................
Pukul : .................................................
Tempat : .................................................
karena yang bersangkutan diduga melanggar disiplin

2. Demikian agar Surat Perintah ini dilaksanakan sebaik-baiknya.


Jakarta, Oktober 2013

Nama ..............................................
NIP ..................................
Tembusan Yth.
1. ..
2. ..
61
Contoh
Pembentukan Tim Pemeriksa

RAHASIA
PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA
1. Berdasarkan dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Sdr. ............... NIP ........... pangkat,
gol/ruang ............ jabatan .............. maka perlu dilakukan pemeriksaan.

2. Mengingat ancaman hukumannya berupa hukuman disiplin sedang atau berat, maka
perlu membentuk Tim Pemeriksa
a. atasan langsung
Nama : ...............................................
NIP : ...............................................
Pangkat/Gol.Ruang : ...............................................
Jabatan : ...............................................
b. unsur pengawasan
Nama : ...............................................
NIP : ...............................................
Pangkat/Gol.Ruang : ...............................................
Jabatan : ...............................................

62
c. unsur kepegawaian
Nama : ................................................
NIP : ................................................
Pangkat/Gol.Ruang : ................................................
Jabatan : ................................................
d. pejabat lain yang ditunjuk
Nama :.
NIP :.
Pangkat,/Gol.Ruang :.
Jabatan :.

3. Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.


Jakarta, Oktober 2013
Atasan langsung

Nama ..
NIP. ..
Tembusan Yth.
1..
2..
63
RAHASIA
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
Pada hari ini..............tanggal................ bulan ................ tahun dua ribu sebelas, saya/Tim Pemeriksa *) :
1. Nama : .................................................
NIP : ...............................................
Pangkat/Gol.Ruang : ...............................................
Jabatan : ...............................................
2. Nama : .................................................
NIP : ...............................................
Pangkat/Gol.Ruang : ...............................................
Jabatan : ...............................................
3. Dst
berdasarkan wewenang yang ada pada saya/Surat Perintah *) ................ telah melakukan pemeriksaan
terhadap :
Nama : .....................................................
NIP : .....................................................
Pangkat/Gol.Ruang : ....................................................
Jabatan : ....................................................
Unit Kerja : ....................................................
karena yang bersangkutan diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal angka
.. huruf .. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

64
PERTANYAAN PEMBUKA
1. Pertanyaan :
Apakah Saudara telah menerima surat panggilan untuk diperiksa?
Jawaban: .....
2. Pertanyaan:
Apakah Saudara mengerti maksud pemanggilan tersebut?
Jawaban: .....
3. Pertanyaan:
Apakah Saudara dalam keadaan sehat dan bersedia diperiksa?
Jawaban: .....
4. Pertanyaan:
Apakah Saudara bersedia memberikan keterangan dengan sejujur-jujurnya?
awaban: ....
5. Pertanyaan:
Sebutkanlah riwayat pekerjaan Saudara Sejak diangkat sebagai CPNS sampai dengan saat ini ?
Jawaban: ...
6. Pertanyaan:
Jawaban: ...
Dst .
Demikianlah Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, Oktober 2013
Yang diperiksa : Pejabat Pemeriksa/Tim Pemeriksa*):
Nama : . 1. Nama : ...........................
NIP : . NIP : ...........................
Tandatangan : . Tandatangan :
2. Nama :
NIP : ............................
Tanda tangan: ...........................
3. dst............
*) Coret yang tidak perlu . 65
Contoh
Keputusan Pembebasan Sementara
Dari Tugas Jabatannya
RAHASIA
KEPUTUSAN *)
Nomor : .

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


.. *)
Membaca : 1. Laporan dari ............... tentang pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Sdr.
............ Tanggal ..............
2. .................................................................................................
Menimbang : bahwa untuk kelancaran pemeriksaan terhadap Sdr. ............ atas dugaan pelanggaran
disiplin terhadap Pasal ..... Angka ...... Huruf ...... yang ancaman hukumannya berupa
hukuman disiplin tingkat berat, perlu menetapkan keputusan tentang Pembebasan
Sementara Dari Jabatannya;
Mwngingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Thn 1974 jo. Nomor 43 Thn 1999;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Thn 1977 jo. No.22 Thn 2013;
4. ..........................................................................................
5. Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Thn 2010;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Membebaskan sementara dari tugas jabatan Saudara:

66
Nama : ..
NIP : ..
Pangkat : ..
Jabatan : ..
Unit Kerja : ..
terhitung mulai tanggal sampai ditetapkannya hukuman disiplin dari pejabat yang
berwenang, karena yang bersangkutan diduga melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan
Pasal angka . Huruf Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
KEDUA : Selama menjalani pembebasan sementara dari tugas jabatannya sebagaimana tersebut pada
diktum KESATU, kepada Sdr. tersebut tetap diberikan hak-hak kepegawaiannya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
KEEMPAT : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diindahkan dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di .
pada tanggal .

Nama
NIP.
Diterima tanggal ..

Nama
NIP.
Tembusan Yth.
1.
2.
3.Pejabat yang dianggap perlu. 67
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

1. Bahwa berdasarkan PP Nomor 53 Tahun 2010 dan Perka BKN Nomor 21 Tahun 2010, Surat Perintah
dari .......... tanggal ......... sebagai atasan langsung/kami ditunjuk sebagai Tim pemeriksa dan telah
melakukan pemeriksaan terhadap :
Nama : .
NIP : .
Pangkat : .
Jabatan : .
Unit Organisasi : .
Yang diduga telah melakukan tindakan penipuan dan penggelapan.
2. Dari hasil pemeriksaan terhadap PNS tersebut dapat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :
a. bahwa saudara .............terbukti telah melakukan perbuatan penipuan terhadap saudara ...............
yang beralamat ..............
b. bahwa Sdr. ...........mengakui telah melakukan penipuan berupa ........
c. bahwa saudara .......melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal ... PP Nomor 53 Tahun
2010.

68
3. Atas dasar hal tersebut di atas Kami Tim Pemeriksa menyampaikan rekomendasi
sebagai berikut :
a. Terhadap saudara ......... dikenakan sanksi hukuman disiplin ........ berupa .......
b. dst ................
4. Demikian laporan ini kami sampaikan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan

Yang melaporkan,

Tembusan :
1. Kepala Biro Kepegawaian
2. ...
3. ...

69

Anda mungkin juga menyukai