Anda di halaman 1dari 3

A.

Vitamin
1. Asam Folat
Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan
embrio. Asam folat juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak
dan tulang belakang.
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan kehamilan prematur, anemia, cacat bawaan,
bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), dan pertumbuhan janin terganggu.
Kebutuhan asam folat sekitar 600-800 miligram. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi
VI 2004 menganjurkan mengkonsumsi asam folat sebesar 5 mg/kg/hr (200 mg).
2. Vitamin A
Vitamin A mempunyai fungsi untuk penglihatan, imunitas, perkembangan paru-paru
janin, pertumbuhan tulang dan gigi ,mencegah kelainan bawaan dan perkembangan
embrio. Kekurangan vitamin A menyebabkan gangguan penglihatan, kelahiran prematur
dan berat badan lahir rendah. Kebutuhan vitamin A pada ibu hamil 200 iu / hari, lebih
tinggi daripada ibu tidak hamil.
3. Vitamin B
Vitamin B1 (Tiamin), B2 (Riboflavin), dan B3 (Niasin) dibutuhkan untuk membantu
metabolisme energi. Vitamin B6 dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu mengatasi
mual, muntah, dan mengatur metabolism protein dalam tubuh. Vitamin B12 penting bagi
perkembangan sistem syaraf janin, membentuk DNA dan pematangan sel darah merah.
Selama hamil cadangan vitamin B12 dalam tubuh kemungkinan habis yang membuatnya
berisiko mengalami defisiensi. Kekurangan vitamin B bisa menyebabkan komplikasi
pada kehamilannya. Ibu hamil memerlukan 0,2 mg tiamin; 0,2 mg riboflavin; 0,1 mg
niasin; 0,3 mg vitamin B12; 1,9 mg vitamin B6 setiap hari yang membantu untuk
membentuk antibodi.
4. Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan, mencegah
anemia, berperan dalam proses penyembuhan luka, membangun kekuatan plasenta,
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan stress ibu hamil, bahan semen
jaringan ikat dan pembuluh darah, membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh,
pembentukan tulang dan sendi janin. Jika kekurangan / defisiensi vitamin C dapat
mengakibatkan keracunan kehamilan, ketuban pecah dini (KPD). Penggunaan vitamin C
dalam trimester pertama tidak boleh berlebihan karena akan mengakibatkan cacat.
Ibu hamil disarankan mengkonsumsi sekitar 70- 85 miligram per hari.
5. Vitamin D
Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan kalsium dan fosfor,
mencegah hipokalsemia, mineralisasi tulang dan gigi serta mencegah osteomalacia pada
ibu. Jika asupan vitamin D tidak mencukupi, maka bayi akan mengambil asupan vitamin
D dari tulang ibu. Hal ini meningkatkan risiko osteoporosis pada ibu dan infeksi
pernapasan pada bayi. Kebutuhan vitamin D pada ibu hamil adalah 10 mg.
6. Vitamin E
Vitamin E berfungsi pada pertumbuhan sel dan jaringan (mulai dari jaringan kulit, mata,
sel darah merah hingga hati) serta integrasi sel darah merah. Vitamin ini juga berfungsi
sebagai senyawa antioksidan alami. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan
perubahan degeneratif pada sistem saraf dan otot, gangguan penglihatan, anemia, dan
kelainan kulit. Selama kehamilan dianjurkan mengkonsumsi 2 mg/hari.
7. Vitamin K
Vitamin ini merupakan kebutuhan vital untuk sintesis beberapa protein termasuk dalam
pembekuan darah. Disebut juga vitamin koagulasi, vitamin ini bertugas menjaga

konsitensi aliran darah dan membekukannya saat diperlukan. Vitamin yang larut dalam
lemak ini juga berperan penting dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal.
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan perdarahan pada bayi. Tetapi
pada umumnya, kekurangan vitamin K jarang terjadi.
Ibu hamil memerlukan 65 mg vitamin K.
B. Mineral
1. Zat besi (Fe)
Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah
yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu, penting untuk
pertumbuhan dan metabolisme energi dan mengurangi kejadian anemia. Defisiensi zat
besi akan berakibat ibu hamil mudah lelah dan rentan infeksi, resiko persalinan prematur
dan berat badan bayi lahir rendah. Efek samping dari zat besi adalah konstipasi dan
nausea (mual muntah). Kelebihan zat besi menyebabkan kelainan metabolisme, misalnya
pembentukan zat besi pada darah jadi berlebihan. Akan tetapi, hal ini jarang terjadi
karena tubuh sudah bisa mengontrol sendiri. Kebutuhan zat besi akan meningkat 200-300
miligram dan selama kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040 miligram. Untuk
mencukupi kebutuhan zat besi, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi 30 miligram tiap
hari. Zat besi baik dikonsumsi dengan vitamin C, dan tidak dianjurkan mengkonsumsi
bersama kopi, teh, dan susu.
2. Zat seng (Zinc)
Fungsinya mencegah bayi terlahir prematur, mencegah kelainan bawaan, perkembangan
otak agar normal, mencegah gangguan pertumbuhan organ tubuh janin, perkembangan
otak agar normal, untuk kekebalan janin, proses pertumbuhan janin, sebagai factor
pelancar dalam metabolism zat gizi. Jadi, seng juga diperlukan untuk membantu
perkembangan otak janin dan mencegah kelainan saat lahir. Defisiensi zink dapat
menjadi hambatan pertumbuhan pada janin, kelahiran prematur dan berat bayi lahir
rendah. Apabila kelebihan juga dapat menyebabkan terganggunya proses aktifitas
sebagian organ tubuh dalam masa kehamilan. Kebutuhan seng pada ibu hamil sekitar 20
miligram per hari.
3. Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi janin, mencegah
kerapuhan tulang pada ibu hamil, sebagai zat yang membantu penyerapan zat besi,
membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi, serta mengantarkan sinyal
syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Apabila selama kehamilan kurang
mengkonsumsi kalsium, janin akan mengambil cadangan kalsium dari ibu. Akibatnya ibu
akan menderita kerapuhan tulang (osteoporosis), gangguan pembentukan tulang pada
janin. Kelebihan Kalsium juga dapat menyebabkan terjadinya kram kaki dan kejang kaki
pada ibu hamil.
Kebutuhan kalsium untuk ibu hamil kurang lebih 600 hingga 1200 mg / hari.
4. Yodium
Yodium merupakan bahan baku bagi pembentukan hormone tiroksin yang berfungsi
mengatur pertumbuhan. Manfaat dari yodium adalah untuk mengoptimalkan
pertumbuhan janin, mencegah penyakit tiroid, cacat bawaan dan memenuhi kebutuhan
metabolisme yang meningkat. Kekurangan yodium bisa menyebabkan janin mengalami
hipotirodisme yang berkelanjutan menjadi kretinisme dengan mental terbelakang (cacat
mental). Sedangkan pada ibu hamilnya, bisa menyebabkan pembengkakan kelenjar
gondok di leher bagian bawah. Kekurangan yodium juga dapat menyebabkan keguguran,
kelahiran premature, gangguan pertumbuhan pada bayi. Kelebihan yodium jarang terjadi,

karena umumnya yang muncul adalah kekurangan yodium.


Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi yodium sekitar 200 miligram/hari.
5. Fosfor
Fosfor berhubungan erat dengan Ca. Fosfor berfungsi membantu mempertahankan
keseimbangan asam / basa dalam cairan tubuh, berperan dalam pelepasan energi dari
hidrat arang serta lemak, Untuk pembentukan komponen sel yang esensial dan berfungsi
pada pembentukan rangka dan gigi janin serta kenaikan metabolisme kalsium ibu.
Defisiensi fosfor sering mengakibatkan kram pada tungkai. Seperti kalsium, kelebihan
mengkonsumsi fosfor juga dapat menyebabkan kejang kaki pada ibu hamil. Kebutuhan
terhadap fosfor menurut Nasoetion dan Karyadi (1988) untuk bayi-bayi yang lahir pada
waktunya dapat di penuhi pada ASI, yaitu 150 gram fosfor perliternya atau kira-kira 0.2
gram perkalorinya.
6. Flour
Fluor berfungsi sebagai protilaktis penyakit gigi, pembentukan dan untuk pertumbuhan
tulang dan gigi pada janin. Kekurangan fluor menyebabkan pembentukan gigi tidak
sempurna. Dan jika kadar fluor berlebih, akan menyebabkan warna dan struktur/
bangunan gigi yang tidak normal.
7. Natrium
Natrium berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat cairan dalam jaringan
sehingga mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pada ibu hamil. Defisiensi Natrium
dapat menyebabkan gangguan pada system metabolisme pada ibu hamil. Tetapi jumlah
kadar yang Natrium yang tinggi (kelebihan) juga dapat mempercepat perburukan fungsi
ginjal. Kelebihan Natrium sendiri jarang terjadi dalam masa kehamilan. Kebutuhan
natrium meningkat seiring dengan meningkatnya kerja ginjal. Kebutuhan natrium ibu
hamil sekitar 3,3 gram per minggu.

Daftar Pustaka
www.mims.com
Depkes, 2006, Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai