Anda di halaman 1dari 17

INFEKSI SALURAN KEMIH

I.

PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat


terbentuknya koloni kuman di saluran kemih (Rani HAA et al, 2004). Infeksi ini
dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur pada anak, remaja,
dewasa ataupun umur lanjut. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata
perempuan lebih sering dibandingkan laki-laki dengan angka populasi umum 515%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam urin (Tesy
A, 2001).
Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering
ditemukan di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika yang sudah
tersedia luas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir
25-35% dari semua pria dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya
(Sukandar E, 2006).
Menurut Brunner Studart (2001) infeksi traktus urinarius umumnya dibagi
menjadi 2 subkategori besar yaitu: lower urinary tract infection yang meliputi
uretritis, sistitis, dan prostatitis; serta upper urinary tract infection yang meliputi
pieolonefritis, abses ginjal, dan abses perinefrik.
Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin
melalui biakan atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Tingkat signifikansi
jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100.000/ml urin. Pada pasien dengan
simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 100/ml
urin. Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp.,
Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK adalah bakteri
Eschericia coli (sekitar 85%). Penggunaan kateter terkait dengan ISK dengan
kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi (Widyawati A et al, 2005).
II.. ANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN KEMIH
Sistem saluran kemih adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa
urin (air kemih).
Saluran kemih terbagi menjadi dua bagian yaitu system saluran kemih
bagian atas dan system saluran kemih bagian bawah. Untuk saluran kemih
bagian atas meliputi ginjal dan ureter. Sedangkan untuk system saluran kemih
bagian bawah meliputi buli-buli (kandung kemih), uretra dan prostat pada
laki-laki.
Ginjal adalah sepasang organ yang terletak pada retroperitoneumdi selubugi
fasia dan sejumlah lemak. Ginjal memiliki bentukyang spesifik, memiliki
panjang kurang lebih 11 cm, lebar 6 cm danmemiliki ketebalan 3 cm.

Ureter
Ureter terdiri dari otot yang memanjang membentuk tabung dan
berjalan melalui retroperitoneum dan menghubungkan pelvis ginjal
dengan kandung kemih. Panjang normal ureter pada dewasa adalah 28
30 cm dan diameternya sekitar 5 mm. Ureter menyalurkan urine dari
ginjal menuju kandung kemih dengan peristaltik aktif. Suplai darah dari
ureter berasal dari ginjal, aorta, iliaka, mesenterik, gonad, vasal, arteri
vesikalis. Serat nyeri menghantarkan rangsangan kepada segmen T12L1. Ureter dapat mengalami deviasi medial pada fibrosis retroperitoneal
dan deviasi lateral oleh tumor retroperitoneal atau aneurisma aorta.
Kandung kemih
Kandung kemih yang berfungsi sebagai reservoir urine, pada
masa anak-anak secara prinsip terletak intra-abdominal dimana dua
pertiga bagian atasnya ditutupi oleh peritoneum, sedangkan pada orang
dewasa kandung kemih sudah menjadi organ-organ pelvis (ekstra
peritoneal) dimana bagian atasnya saja yang ditutupi oleh peritoneum.
Dalam keadaan kosong di depan kandung kemih terdapat simpisis pubis,
tetapi dalam keadaan penuh dia bisa membesar sehingga bisa berada
dibagian belakang bawah muskulus rektus abdominis. Pada laki-laki di
bagian belakang kandung kemih dipisah dengan rektum oleh dua lapisan
peritoneum yang bersatu membentuk Denonvilliers fascia, sedangkan
pada perempuan kandung kemih terletak di depan uterus, servik dan
vagina. Pada laki-laki, dibawah kandung kemih terdapat prostat yang
mengelilingi uretra berbentuk seperti donat, dan dibawahnya terdapat
diafragma pelvis. Pada bagian infero-lateral permukaan kandung kemih
berhubungan dengan pleksus vena vesiko-prostat, otot-otot levator ani,
pembuluh-pembuluh darah obturator interna dan dengan pelvic girdle.
Lapisan dinding kandung kemih (dari dalam ke luar) adalah
mukosa epitel untuk lapisan dalam, jaringan penghubung submukusa,
lapisan otot halus, dan lapisan terluar fibrosa. Dinding kandung kemih
dibentuk seperti keranjang buah oleh serabut-serabut otot polos
(detrusor) yang saling menyilang, tersusun tidaklah dalam bentuk
longitudinal atau sirkuler seperti pada dinding usus tetapi berupa suatu
sistem rangkaian helik. Beberapa dari anyaman helik ini berlanjut
melewati spingter interna dan melekat pada jaringan ikat uretra
prostatika pada daerah verumontanum, juga ada yang berlanjut pada
spingter eksterna bahkan yang lainnya berlanjut pada jaringan otot uretra
itu sendiri. Lapisan otot, yang disebut otot detrusor, terdiri dari otot yang
4
mengatur lapisan longitudinal dalam dan luar dan pada bagian
pertengahan lapisan sirkular. Hal tersebut membuat kandung kemih
membesar atau kontraksi sesuai dengan jumlah urin yang di tampung.
Ukuran dari kandung kemih sangat bervariasi dengan kapasitas
urin yang mampu ditampungnya. Normalnya, kandung kemih mampu
menampung 300 sampai 500 ml urin sebelum muncul tekanan internal
dan tanda untuk mengkosongkan kandung kemih yang dikenal dengan
proses mikturisi. Bagaimanapun, kandung kemih dapat menampung
lebih dari dua kali daya tampungnya. Kandung kemih memiliki spingter

uretra internal yang akan relaksasi apabila kandung kemih terisi penuh
dan adanya tanda untuk berkemih. Yang kedua, spingter uretra eksternal
di bentuk oleh otot skeletal dan di bawah control kesadaran. (Lemone,
2008).
Kandung kemih disarafi oleh serabut simpatis yang berasal dari
thorakal 11 - lumbal 2, dan serabut para simpatis yang berasal dari sakral
2-4. Serabut simpatis eferen mensarafi otot polos bladder neck dan
spingter eksterna, dimana stimulasinya menyebabkan bladder outlet
menutup sewaktu terjadi ejakulasi. Sedangkan serabut simpatis aferen
yang berasal dari fundus kandung kemih adalah untuk membawa
rangsang nyeri. Serabut para simpatis eferen adalah saraf kandung kemih
yang paling penting, bertanggung jawab terhadap kontraksi otot-otot
detrusor kandung kemih, saraf ini sering mengalami cedera pada
penderita trauma tulang belakang yang menyebabkan retensi urine.
Serabut para simpatis aferen membawa rangsang distensi.
Kandung kemih sangat kaya aliran darah yang terdiri dari tiga
pedikel pada masing-masing sisi, yaitu : arteri vesikalis superior,
medialis dan inferior yang merupakan cabang dari arteri hipogastrika.
Kandung kemih juga dialiri oleh cabang-cabang kecil arteri obturator
dan arteri gluteal inferior, pada wanita juga oleh arteri uterine dan arteri
vaginalis. Aliran vena kandung kemih juga kaya akan pleksus vena,
yang dialirkan kedalam vena hipogastrika. Sedangkan aliran lymphnya
dialirkan kedalam lymph nodes vesika, iliaka eksterna, iliaka interna dan
iliaka komunis.
Uretra
Uretra adalah saluran yang berdinding otot halus yang berfungsi
mengalirkan urin ke luar tubuh. Uretra memanjang dari dasar kandung
kemih sampai ke meatus urinary eksternal. Pada wanita, uretra memiliki
panjang kira-kira 1.5 inci (3 sampai 5 cm), dan meatus urinary
memanjang dari anterior ke vagina orifice. Uretra ini menjalar tepat di
sebelah depan vagina. Lapisan uretra wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongiosa dan lapisan mukosa (lapisan
sebelah dalam). Uretra pria sangat berbeda dari uretra wanita. Pada lakilaki, sperma berjalan melalui uretra waktu ejakulasi. Pada laki-laki,
uretra panjangnya kurang lebih 8 inci (20cm) dan berfungsi mengalirkan
semen dan urin. Kelenjar prostat mengelilingi uretra dari bagian dasar
kandung kemih. Meatus urinary laki-laki terletak di ujung kelenjar penis.

5
Uretra pada laki-laki mempunyai tiga bagian yaitu: uretra prostatika,
uretra membranosa dan uretra spongiosa. (Lemone, 2008).
Prostat
Prostat adalah bagian dari sistem reproduksi pada laki-laki.
Bentuknya seperti kacang dan terletak di antara kandung kemih dan pada
dasar penis. Uretra, saluran yang membawa urin dari kandung kemih dan
semen dari kelenjar seks keluar menuju penis-mengalir ke daaerah pusat
prostat. Itu mengapa ada penyakit atau kondisi yang dapat meningkatkan

ukuran prostat atau karena inflamasi yang dapat menyebabkan masalah


pada system perkemihan. (American Urological Association, 2005).
Prostat adalah suatu organ kelenjar yang fibromuskular, yang
terletak persis dibawah kandung kemih. Berat prostat pada orang dewasa
normal kira-kira 20 gram, didalamnya terdapat uretra posterior dengan
panjangnya 2,5 3 cm. Pada bagian anterior disokong oleh ligamentum
pubo-prostatika yang melekatkan prostat pada simpisis pubis. Pada
bagian posterior prostat terdapat vesikula seminalis, vas deferen, fasia
denonvilliers dan rectum. Pada bagian posterior ini, prostat dimasuki
oleh ductus ejakulatorius yang berjalan secara oblique dan bermuara
pada veromentanum didasar uretra prostatika persis dibagian proksimal
spingter eksterna. Pada permukaan superior, prostat melekat pada
bladder outlet dan spingter interna sedangkan dibagian inferiornya
terdapat diafragama urogenitalis yang dibentuk oleh lapisan kuat fasia
pelvis, dan perineal membungkus otot levator ani yang tebal. Diafragma
urogenital ini pada wanita lebih lemah oleh karena ototnya lebih sedikit
dan fasia lebih sedikit.
Arteri prostat berasal dari arteri vesika inferior, arteri pudendalis
interna arteri hemoroidalis medialis. Persarafan kelenjar prostat sama
dengan persarafan kandung kemih bagian inferior yaitu fleksus saraf
simpatis dan parasimpatis. Aliran lymph dari prostat dialirkan kedalam
lymph node iliaka interna (hipogastrika), sacral, vesikal dan iliaka
aksterna.
III.

DEFINISI INFEKSI SALURAN KEMIH


Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal,
ureter, buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah
umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Infeksi
saluran kemih biasanya muncul karena masuknya bakteri ke dalam saluran
urin pada uretra. Kira-kira 20%-25% wanita memiliki ISK kadang selama
masa hidupnya, dan infeksi saluran kemih akut terhitung kira-kira 7 juta
tenaga kesehatan mengunjungi wanita muda pada setiap tahunnya. (Davis. A,
2007).
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan
yang disebabkan oleh bakteri terutama Escherica coli, resiko dan beratnya
meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran
perkemihan, stasis perkemihan, pemakaian instrument baru, septicemia.
Infeksi saluran kemih dapat dijumpai pada laki-laki maupun
perempuan dari segala umur. Akan tetapi, wanita cenderung lebih banyak

menderita ISK dari pada pria. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan
bakteri di dalam urin. Mikroorganisme yang paling sering menyebabkan ISK
adalah jenis bakteri aerob. Normalnya saluran kemih tidak dihuni oleh bakteri
atau mikroba yang lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya
steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat
dihuni oleh bakteri yang jumlahnya sedikit demi sedikit berkurang pada
bagian yang mendekati kandung kemih.
Faktor resiko infeksi saluran kemih banyak macamnya, pada wanita; uretra
yang pendek, hubungan seksual, mengunakan kontrasepsi diaphragm dan
permicidal, hamil, dan dekatnya meatus urinary dengan vagina dan anus.

Sedangkan pada laki-laki faktor resiko yang dapat menyebabkan infeksi


saluran kemih adalah hubungan seksual secara anal, hipertropi prostatic dan
belum disunat. Untuk keduanya, baik laki-laki maupun perempuan memiliki
faktor resiko umur, obstruksi saluran perkemihan, disfungsi neurogenik
kandung kemih, refluk vesicoureteral, faktor genetic dan kateterisasi.
(Lemone, 2008).
Keadaan-keadaan yang mempengaruhi patogenesis infeksi saluran kemih,
yaitu :
1. Jenis kelamin dan aktivitas seksual
Uretra perempuan tampaknya lebih cenderung didiami oleh basil gram
negatif, karena letaknya di atas anus, ukurannya pendek (kira-kira 4 cm),
dan berakhir dibawah labia. Pijatan uretra, seperti yang terjadi selama
hubungan seksual menyebabkan masuknya bakteri kedalam kandung kemih
dan hal yang penting dalam patogenesis infeksi saluran kemih pada
perempuan muda.
2. Kehamilan
Kecenderungan infeksi saluran kemih bagian atas selama kehamilan
disebabkan oleh penurunan kekuatan ureter, penurunan peristaltik ureter,
dan inkompetensi sementara katup vesikoureteral yang terjadi selama
hamil.
3. Sumbatan
Adanya halangan aliran bebas urin seperti tumor, striktura, batu atau
hipertrofi prostat yang menyebabkan hidronefrosis dan peningkatan
frekuensi infeksi saluran kemih yang sangat tinggi. Super infeksi pada
sumbatan saluran kemih dapat menyebabkan kerusakan jaringan ginjal
yang cepat.
4. Disfungsi neurogenik kandung kemih
Gangguan saraf yang bekerja pada kandung kemih, seperti pada jejas
korda spinalis, tabes dorsalis, multipel sklerosis, diabetes, atau penyakit
lain dapat berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Infeksi dapat diawali
oleh penggunaan kateter untuk drainase kandung kemih dan didukung oleh
stasus urin dalam kandung kemih untuk jangka waktu yang lama.
5. Refluks vesikoureteral
Keadaan ini didefinisikan sebagai refluks urin dari kandung kemih ke
ureter dan kadang sampai pelvis renal. Hal ini terjadi selama buang air kecil
atau dengan peningkatan tekanan pada kandung kemih. Refluks
vesikoureteral terjadi jika gerakan retrograd zat radio opak atau radioaktif
dapat ditunjukkan melalui sistouretrogram selama buang air kecil.
7
Gangguan anatomis pertemuan vesikoureteral menyebabkan refluks bakteri
dan karena itu terjadilah infeksi saluran kemih.
6. Faktor virulensi bakteri
Faktor virulensi bakteri mempengaruhi kemungkinan strain tertentu,
begitu dimasukkan ke dalam kandung kemih, akan menyebabkan infeksi
traktus urinarius. Hampir semua strain E.coli yang menyebabkan
pielonefritis pada pasien dengan traktus urinarius normal secara anatomik
mempunyai pilus tertentu yang memperantarai perlekatan pada bagian
digaktosida dan glikosfingolipid yang ada di uroepitel. Strain yang
menimbulkan pielonefritis juga biasanya merupakan penghasil hemolisin,
mempunyai aerobaktin dan resisten terhadap kerja bakterisidal dari serum

manusia.
7. Faktor genetik
Faktor genetik penjamu mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi
urinarius. Jumlah dan tipe reseptor pada sel uroepitel tempat bakteri dapat
menempel dan dapat ditentukan, setidaknya sebagian, secara genetik
(Stamm, 1999).
Etiologi dari infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri
Escherichia coli kurang lebih 90%. Organisme lainnya yang juga dapat
menimbulkan infeksi, biasanya ditemukan pada saluran pencernaan dan
kemungkinan juga dari saluran genital urinary seperti Enterobacter,
Pseudomonas, kelompok B beta-hemolytic streptococci, Proteus mirabilis,
spesies Klebsiella dan Serratia, Staphylococcus saprophyticus dan Candida
albicans. Faktor presdiposisi adalah kerusakan uretra dari lahir, kateterisasi,
atau pembedahan, penurunan frekuensi urin, kondisi medis lainnya seperti
diabetes mellitus dan pada wanita, frekuensi aktivitas seksual dan beberapa
bentuk kontrasepsi. (Marilyn, S.S, Susan A. J dan Theresa A. B, 2007).
Prevalensi penyebab infeksi saluran kemih pada usia lanjut, diantaranya;
1. Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif.
2. Mobilitas menurun.
3. Nutrisi yang kurang baik.
4. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun hormonal.
5. Adanya hambatan pada aliran urin.
6. Hilangnya efek bakterisasi dari sekresi prostat.
Infeksi saluran kemih terbagi menjadi dua macam sesuai dengan region
saluran kemih yang terbagi menjadi dua yaitu, infeksi saluran kemih atas dan
infeksi saluran kemih bawah. Untuk infeksi saluran kemih bagian atas
meliputi Acute Pyelonephritis dan Chronic Pyelonephritis. Sedangkan untuk
infeksi saluran kemih bagian bawah meliputi Sistitis, Prostatitis dan Uretritis.
Dan pada makalah ini kami akan membahas Infeksi Saluran Kemih bagian
bawah (ISK bawah).
2.3 SISTITIS
2.3.1 Definisi Sistitis
Sistitis adalah inflamasi pada lapisan kandung kemih karena hasil
dari infeksi, iritasi atau kerusakan. Hal ini lebih sering terjadi pada
8
perempuan dari pada laki-laki. Karena wanita memiliki uretra yang lebih
pendek dari pada laki-laki dan ujung uretra terletak dekat dengan anus,
itu berarti infeksi dapat terjadi dengan mudahnya. Selain itu juga dapat
disebabkan oleh aliran balik urin dari uretra ke dalam kandung kemih
(refluks urtovesikal), kontaminasi fekal, dan kateterisasi (cenderung
pada perawatan penggunaan kateter) (Grannum R. Sant, MD, 2002).
Sistitis lebih sering terjadi pada wanita yang hamil, wanita dengan
seksualitas aktif, dan wanita setelah menopause, tetapi penyakit ini dapat
menyerang pada segala usia. Sistitis cenderung menyerang bagian
superficial, termasuk mukosa kandung kemih. Mukosa menjadi hiperemi
(memerah) dan mungkin hemorrhage. Respon inflamasi menyebabkan
pembentukan pus. Proses ini menyebabakan manifestasi klasik yang

berhubungan dengan Sistitis. Tanda yang khas pada kasus ini adalah
disuria (nyeri atau kesulitan untuk berkemih), frekuensi berkemih
meningkat, dan nokturia.

istitis.
n Client

Gambar : Penampakan dinding kandung kemih yang terinfeksi karena S


Sumber : Lemone. 2008. Medical-surgical Nursing: Critical Thinking i
Care 4th edition.

Sistitis cenderung lebih banyak diderita oleh kelompok wanita,


penyebabnya karena kolonisasi kandung kemih oleh bakteri yang
normalnya di temukan pada system pencernaan bagian bawah. Selain itu
juga karena hygiene yang kurang dan retensi voluntary urin yang dapat
menjadi faktor resiko untuk infeksi saluran kemih pada wanita.
(Lemone, 2008).
2.3.2 Klasifikasi Sistitis
Ada 3 jenis dari Sistitis, yang membutuhkan diagnostic dan terapi yang
berbeda:
1. Sistitis infeksi akut
Sistitis akut ini sering terjadi pada wanita dengan usia sekitar
decade 2 sampai 4, dengan aktivitas seksual sebagai faktor resiko.
Bakteri penyebab Sistitis akut ini adalah Escherica coli (E. coli) yang
menyebabkan 80% kasus infeksi, dilengkapi dengan Enterococci,
spesies Staphylococcus dan sedikit presentasi Klebsiella, Proteus dan
Pseudomonas. Sistitis akut ini lebih menunjukkan sebagai komplikasi
jika ada keabnormalan urologi (retensi urin, batu saluran kemih, dan
post surgery, dll).
2. Infeksi Sistitis berulang
Infeksi Sistitis berulang disebabkan oleh infeksi bakteri yang
berulang atau persisten. Infeksi berulang dapat disebabkan karena
genetic, anatomi, psikologycal, kebiasaan, dan mekanisme imunologi.
Superficial individual sturktur cel urothelial dengan mudah mengikat
ke fimbriae bakteri, urologic dan penyakit neurologi, terutama yang
bercampur dengan pengosongan kandung kemih secara sempurna,
transmisi infeksi seksual (STIs), dan defisiensi imun.
3. Interstitial Sistitis
IC (Interstitial Sistitis) adalah kondisi yang dihasilkan karena
ketidaknyamanan berulang atau nyeri pada kandung kemih dan area
sekitar pelvic. Dikarakteristikan oleh gejala Sistitis dengan tidak
hadirnya agent/bakteri infeksius pada system urinaria. Gejala berbeda
pada masing-masing individu, rasa tidak nyaman, tekanan, tenderness,
atau nyeri hebat pada kandung kemih dan area pelvic dan urgent dan

frekuensi saat berkemih. Nyeri akan berubah ketika kandung kemih


terisi urin atau ketika kosong.
2.3.3 Etiologi Sistitis
Infeksi bakteri merupakan penyebab tersering dari Sistitis. Infeksi
bacteria pada kandung kemih disebabkan oleh :
1. Tidak kosongnya kandung kemih secara full, hal ini dapat
menyebabkan bakteri berkembangbiak, dan meninggalkan bakteri
pada kandung kemih. Ini terutama terjadi pada wanita hamil karena
tekanan pada area pelvic.
2. Bakteria tertekan ke dalam uretra wanita, ini dapat terjadi ketika
berhubungan seksual.
3. Menyebarnya bacteria dari anus ke uretra ketika buang air besar
pada wanita, hal ini dapat terjadi apabila membasuh dari belakang
ke depan daripada depan ke belakang.
4. Kerusakan akibat pergantian kateter.
5. Pembuntuan di daerah system perkemihan yang menghalangi
pengkosongan kandung kemih.
6. Pembesaran kelenjar prostat pada laki-laki, yang hal tersebut
disebabkan karena adanya blockade dan infeksi kandung kemih.
7. Masalah kandung kemih atau ginjal dan diabetes.
8. Pada wanita menopause, lapisan pada uretra dan kandung kemih
menjadi lebih tipis karena efek dari hormone estrogen. Penipisan
lapisan ini lebih tepatnya menjadi infeksi dan merusak. Wanita juga
memproduksi sedikt mucus disekitar vagina setelah menopause, dan
tanpa mucus ini, bakteri akan lebih mudah untuk berkembangbiak.
2.3.4 Manifestasi Klinik Sistitis
Presentasi klinis sistitis seperti sakit suprapubik, polakiuria,
nokturia, disuria, dan stanguria.
Gejala Sistitis adalah:
1. Nyeri, sensasi terbakar saat berkemih.
2. Kebutuhan frekuensi dan urgensi berkemih
3. Nokturia
10
4.
5.
6.
7.
8.

Inkontinensia
Hematuria
Urin gelap, berbau tajam atau mengandung sedikit darah.
Nyeri pada tulang pubic atau pada punggung atau abdomen.
Merasa tidak enak badan, lemah, dan demam.
Sistitis juga dapat terjadi pada anak-anak, dengan gejala seperti
kelemahan, iritabilitas, penurunan nafsu makan, muntah dan nyeri
saat berkemih (Tanagho, 2008; Brunner & Suddarth, 2003).

2.3.5 Pemeriksaan diagnostic


Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa:
1. Biopsi dan radiografik seperti urografi, sistografi
2. Pemindai CT dilakukan untuk membedakan dengan kondisi lain
yang dapat menunjukkan gejala serupa
3. sinar X terhadap pelvik dan skelet, menunjukkan karakteristik

temuan kandung kemih yang mengecil.


2.3.6 Penatalaksanaan
a. Sistitis akut
Terapi untuk sistitis akut adalah antibiotic oral (TMP-SMX,
nitrofurantonin, dan fluoroquinolones).
b. Sistitis berulang
Tatalaksana untuk sistitis berulang bergantung pada penyebabnya.
Pembedahan untuk mengambil jaringan atau area yang terinfeksi seperti
batu kalkuli di saluran kemih. Apabila ditemukan fistula, pembedahan
sangat dianjurkan untuk mencegah infeksi bakteri yang berulang. Pada
kasus yang disebabkan karena infeksi bakteri yang berulang,
management farmako dengan antibiotic prophylactic sangat di
indikasikan. Dosis rendah antibiotic prophylactic yang diberikan secara
berkesinambungan dapat menurunkan keadaan ISK sebanyak 95%
dibandingkan placebo atau riwayat kontrol (Tanagho, 2008).
Secara umum penatalaksanaan sistitis adalah:
a. Pola diet yang benar
Merubah pola diet kemungkinan dapat membantu pasien. Hindari
mengkonsumsi alcohol, rempah-rempah, tomat, coklat, minuman
bercaffein, makanan yang asam, dan pemanis buatan.
b. Farmako
Dua macam obat yang dipakai dalam tatalaksana farmako yang
pertama oral agent yang disebut pentosan polysulfate sodium (Elmiron),
dikonsumsi 3 kali per hari untuk memulihkan kandung kemih. Yang
kedua adalah cairan pelarut yang disebut dimethyl sulfoxide yang
diletakan ke dalam kandung kemih via kateter.
2.3.7 Komplikasi
1. Gagal ginjal.
2. Sepsis.
2.4 PROSTATITIS
2.4.1 Definisi prostatitis
11
Prostatitis adalah inflamasi atau infeksi kelenjar prostat.
Prostatitis adalah sebuah masalah yang sering ditemukan pada laki-laki.
Prostat adalah kelenjar berbentuk donat di daerah kecil yang terletak di
antara dasar penis dan kandung kemih. Kelenjar prostat dikelilingi oleh
uretra, sebagai jalannya urin dan semen. Prostat menghasilkan cairan
yang menutrisi prostat dan membawa sperma. Prostatitis adalah
peradangan prostat, dapat bersifat akut maupun kronik dan penyebabnya
dapat berupa bacterial atau nonbacterial. Sekitar 50% laki-laki
mengalami gejala peradangan prostatitis selama masa dewasa dan hanya
sekitar 5% dari kasus-kasus ini disebabkan oleh infeksi bacterial.
Kebanyakan infeksi bakteri pada prostat disebabkan oleh organisme
gram negatif. Organisme yang paling sering adalah Escherichia coli.
Organisme penyebab lain adalah enterokokus,
stafilokokus,
streptokokus, chlamydia trachomatis, ureaplasma urealyticum, dan
Neisseria gonorrhoeaea. Infeksi bakteri prostatik dapat merupakan
akibat dari infeksi uretra yang terjadi bersamaan atau yang terjadi

sebelumnya dengan langsung naiknya bakteri dari uretra melalui duktus


duktus prostatic masuk ke dalam prostat, refluks urine dari kandung
kemih yang terinfeksi atau penyebaran langsung melalui aliran limfe
atau darah.
2.4.2 Klasifikasi Prostatitis
Menurut American Urological Association Foundation ada 4 tipe dari
prostatitis
1. Prostatitis bakteri akut
Prostatitis akut adalah infeksi yang disebabkan akibat ascending
uretra yang terinfeksi atau refluk urin yang terinfeksi dari kandung
kemih ke saluran prostat. Akibatnya, bakteri menginvasi prostat dan
membuat tentara imunitas, leukosit muncul di sekitar acini prostat.
Prostat akan mengalami edema dan hiperemi. Dengan infeksi yang
lama nekrosis dan abses akan muncul (Tanagho, 2008).
Pria dengan penyakit ini sering kedinginan, demam, nyeri pada
punggung bagian bawah dan area genitalia, sering kencing pada
malam hari, terasa terbakar serta nyeri saat kencing. Terapi untuk
prostatitis bakteri akut adalah antimicroba.
2. Prostatitis bakteri kronik
Jarang ditemukan, timbul ketika bakteri menemukan area pada
prostat yang mana bakteri bisa bertahan hidup. Pria memiliki infeksi
saluran urin akan terlihat cepat sembuh tetapi kemudian akan kembali
lagi dengan bakteri yang sama. Terapi yang digunakan biasanya
menggunakan antimikrobakterial untuk memperpanjang periode
waktu. Bagaimanapun, antimikrobakterial tidak selalu digunakan
untuk menyembuhkan kondisi ini.
3. Prostatitis kronik atau sindrom nyeri pelvic kronik
Prostatitis yang paling banyak, dikenal dengan prostatitis kronik
non-bakteri atau sindrom nyeri prostat. Gejalanya muncul dan
kemudian dengan segera menghilang dan dapat kembali tanpa adanya
gejala dan itu dapat terjadi secara inflamasi atau non inflamasi. Pada
12
bentuk inflamasi, urin, semen, dan cairan prostat yang mengandung
berbagai jenis sel tubuh yang biasannya diproduksi untuk melindungi
dari infeksi, tetapi tidak ada bakteri yang ditemukan dalam prostat.
Untuk bentuk non inflamasi, pada proses infeksi proteksi sel terhadap
bakteri tidak selalu ada.
4. Inflamasi prostatitis asimtomatik
Diagnosis ditegakan ketika pasien tidak complain mengenai
nyeri atau ketidaknyamanan tetapi karena infeksi-proteksi dari sel di
cairan prostat dan semen. Dokter biasanya menemukan jenis
prostatitis ini ketika melihat penyebab kemandulan atau test untuk
kanker prostat.
2.4.3 Etiologi Prostatitis
Bakteri merupakan penyebab tersering dari prostatitis.
Biasanya bakteri datang dari bagian saluran kemih yang terinfeksi,
seperti kandung kemih atau ginjal. Bakteri juga kemungkinan bergerak
ke arah prostat menuju uretra setelah melakukan hubungan seksual.

Selain itu, dapat juga bakteri menyebar ke prostat melalui pembuluh


darah. Terkadang prostatitis tidak muncul karena bakteri tetapi dapat
terjadi karena inflamasi, sehingga prostat bengkak dan lunak, tanpa
infeksi.
Penyebab prostatitis berhubungan dengan infeksi prostat, dan
beberapa spesifik bakteri telah diidentifikasi menyebabkan prostatitis.
Prostatitis non bacterial berhubungan dengan organisme, seperti
Chlamydia, yang mana dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Hal
lain yang dapat menimbulakan prostatitis adalah kondisi autoimun,
iritasi berkaitan dengan urin yang memasuki prostat, persyarafan dan
atau gangguan otot atau masalah struktur dengan leher kandung kemih.
Sindrom nyeri pelvic kronik berhubungan dengan Sistitis interstitial, dan
inflamasi kandung kemih.
Penyebab atau etiologi pada masing-masing tipe prostatitis :
a. Prostatitis bacterial akut
Prostatitis bacterial akut muncul akibat bakteri yang masuk ke
dalam prostat yang menyebabkan prostat menjadi infeksi. Bakteri
yang normalnya hidup di system pencernaan kemungkinan menyebar
ke ujung penis dan masuk ke dalam saluran urin dan semen (uretra),
dan mencapai prostat. Bakteri juga dapat menyebar ke dalam prostat
dari kandung kemih atau pembuluh darah.
b. Prostatitis bacterial kronik
Disebabkan oleh infeksi bakteri. Hal tersebut dapat
berkembang menjadi prostatitis akut jika antibiotic tidak mampu
mengahncurkan semua bakteri yang ada pada kelenjar prostat. Itu
karena bakteri resisten pada antibiotic yang diberikan karena terapi di
hentikan terlalu cepat/awal. Juga dapat disebabkan oleh bakteri yang
menginfeksi saluran kemih.
c. CPPS (Sindrom nyeri pelvic kronik)
Tidak ada yang mengetahui penyebab dari CPPS ini.
Kemungkinan yang dapat menyebabkan CPPS:
13
1)
2)
3)
4)
5)

Aliran balik urin masuk ke dalam kelenjar prostat.


Masalah dengan system imun
Infeksi yang berulang
Inflamasi persyarafan di sekitar kelenjar prostat
Ansietas. Hubungan antara peningkatan level strees dengan
ansietas dan CPPS.
6) Tegangan pada dasar pelvic (otot yang mengontrol berkemih).
2.4.4 Manifestasi Klinik Prostatitis:
a. Sensasi terbakar saat kencing.
b. Frekuensi berkemih meningkat
c. Demam dan merasa kelelahan
d. Nyeri pada punggung
Gejala pada prostatitis bakteri akut:
a. Berkeringat
b. Kedinginan
c. Demam, temperature mencapai 38 celcius
d. Frekuensi berkemih meningkat terutama pada malam hari

e. Nyeri pada area belakang scrotum


f. Nyeri atau kesulitan saat berkemih atau nyeri ketika menggerakan
bowel.
g. Nyeri pada otot atau persendian
Gejala pada prostatitis kronik dan nonbacterial:
a. Ketidaknyamanan ketika berkemih.
b. Nyeri pada sebagian punggung bagian bawah.
c. Sakit pada penis, scrotum atau bagian tengah sampai ke bawah
abdomen.
d. Nyeri selama atau setelah mengeluarkan semen
e. Ada sedikit darah pada semen
f. Nyeri pada testis
g. Kesulitan dalam ejakulasi
h. Masalah berkemih seperti merasakan tidak dapat mengkosongkan
kandung kemih atau kebutuhan frekuensi dan urgensi ke toilet.
2.4.5 Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang
a. Pemeriksaan rectal-prostat
Memasukan jari tangan ke dalam melalui rectum untuk
memeriksa kelenjar prostat, untuk mengetahui area yang ireguler dan
ukuran prostat, apakah ada pembesaran atau tidak.
b. Cairan prostat
Petugas kesehatan akan memijat kelenjar prostat dengan cara
memasukkan sarung tangan yang sudah di olesi gel ke dalam rectum.
Kemudian mengambil sample cairan dari ujung penis dan
mengirimnya ke laboratorium untuk diteliti.
2.4.6 Penatalaksanaan
a. Obat-obatan

14
1) Alpha-blockers, seperti tamsulosin. Ada beberapa fakta yang
membuktikan bahwasannya alpha-blockers dapat memperbaiki
gejala prostatitis, tetapi hal itu membutuhkan wakyu kurang lebih 3
bulan untuk menimbulkan full efek.
2) Antibiotik.
3) 5-alpha-reductase inhibitors, seperti finasteride.
4) Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
5) Anti-depressant
b. Prostatic massage
Penatalaksanaan prostatitis sesuai dengan jenisnya adalah:
1. Prostatitis akut
Terapi dengan antibiotic sangat esensial pada managemen
prostatitis akut. Trimethoprim dan fluoroquinolones memiliki level
obat penetrasi tinggi ke dalam jaringan prostat dan direkomendasikan
selama 4-6 minggu. Durasi yang lama untuk terapi antibiotic sangat
dianjurkan untuk menyelesaikan proses sterilisasi pada jaringan
prostat guna mencegah komplikasi seperti prostatitis kronik dan
abses. Pasien dengan secondary retensi urin akan menjadi prostatitis
akut harus di tatalaksana dengan suprapubic kateter sebab kateter

transuretra adalah kontraindikasi (Tanagho, 2008).


2. Prostatitis kronik
Pada pasien dengan prostatitis kronik penggunaan terapi
antibiotic selama 3-4 bulan. Menggunakan fluoroquinolones,
beberapa pasien akan berespon setelah 4-6 minggu terapi dilakukan.
Penambahan alpha blocker pada terapi antibiotic menunjukan
penurunan gejala. Meskipun terapi yang diberikan maksimal,
kesembuhan tidak dapat diraih dalam kaitannya dengan sedikitnya
penetrasi antibiotic ke dalam jaringan prostat dan isolasi bakteri
(Tanagho, 2008).
2.5 URETHRITIS
2.5.1Indikator
Definisi

Uretritis
nonUretritis gonorrhoeae
Urethritis adalah iritasi yang terjadi pada uretra, saluran yang
berhubungan dengan kandung kemih yang berfungsi untuk
mengeluarkan isi kandung kemih. Baik laki-laki maupun wanita dapat
terjangkit urethritis. Wanita dengan urethritis cenderung terkena
cervicitis (inflamasi cervix). Selain itu uretra mengalami inflamasi
dengan atau tanpa perubahan uretra.
Urethritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang
digolongkan sebagai gonorrhoeae atau non-gonorrhoeae. Urethritis
gonoreal di sebabkan oleh Niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui
hubungan seksual. Urethritis non gonoreal adalah urethritis yang tidak
berhubungan dengan Niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh
Chlamydia trachomatis atau urea plasma urelytikum, Trichomonas
vaginalis dan herpes simplek virus (Tanagho, 2008).

2.5.2 Etiologi Uretritis

15
Urethritis merupakan infeksi akibat penyakit hubungan seksual,
seperti Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae atau beberapa
bakteri lainnya seperti Ureaplasma urealyticum dan Mycoplasma
genitalium (10-20% kasus) dan Trichomonas vaginalis. Infeksi ini
tersalurkan selama vagina tidak terproteksi, oral, atau anal seks.
Penyebab lainnya Neisseria meningiditis, herpes simpleks virus,
Candida spp, bakteri yang menginfeksi saluran kemih, striktur uretra dan
kelainan pada saluran kemih.
Tabel perbedaan antara Uretritis gonorrhoeae dan non-gonorrhoeae.
gonorrhoeae
>1 minggu
Perlahan
Intermitten, dapat remisi
50% (kurang lebih)
Mukoid

Masa inkubasi <1 minggu


Onset
Mendadak
Gejala
Konstan, berat

Disuria dan duh Kadang Purulen


tubuh
Duh tubuh
Positif untuk diplokokus Positif untuk polimorf
Pewarnaan
intraseluler, banyak (>5 per lapang pandang

Gram

polimorf

besar)

2.5.3 Manifestasi Klinik Uretritis


Manifestasi pada uretratitis adalah
a. Dysuria
b. Meatal erythema atau rasa gatal pada uretra
c. Asimtomatik
d. Frekuensi dan urgensi berkemih, hematuri
e. Pada wanita : sensasi terbakar saat kencing atau nyeri karena uretritis
pada wanita sering diikuti inflamasi ada servik, nyeri selama atau
setelah hubungan seks.
f. Pada laki-laki : adanya cairan berwarna putih seperti nanah dari ujung
penis, terbakar atau nyeri saat kencing, atau gatal atau sensasi
menyengat pada penis. Jika infeksi menyebar dari uretra ke testis,
akan menimbulkan nyeri dan bengkak pada scrotum.
2.5.4 Pemeriksaan diagnostic dan penunjang
Dilakukan pemeriksaan terhadap secret uretra untuk mengetahui kuman
penyebab.
2.5.5 Penatalaksanaan
Terapi patogen-antibiotik langsung sangat dibutuhkan. Pada
pasien dengan gonococcal uretritis, digunakan ceftriaxon (250 mg
intramuscular) atau fluoroquinolones (ciprofloxacin 250 mg) atau
norfloxacin (800mg). Pada pasien dengan non gonococcal uretritis,
terapi yang digunakan adalah tetracycline atau erythoromycin (500 mg 4
kali sehari) atau doxycycline (100mg 2 kali sehari) selama 7-14 hari.
Bagaimanapun yang paling essential treatmen adalah pencegahan.
16
Partner aktivitas seksual dari pasien yang terdeteksi, harus di obati dan
pelindungan pada aktivitas seksual (seperti menggunakan kondom)
sangat direkomendasikan (Tanagho, 2008).
2.5.6

Komplikasi
1. Mungkin prostatitis
2.
Periuretral abses yang dapat
meninbulkan striktura atau urine fistula

sembuh,

kemudian

17

Daftar pustaka
American Urological Association. 2005. Prostatitis: Symptoms, Causes and
Treatment. Linthicum: 1000 Corporate Blvd (www.urologyhealth.org)
American Urological Association Foundation. 2008. Prostatitis: Disorders of the
Prostate. Besthesda: NIH Publication (artikel 1-3 hal).
LeMone, P, & Burke K. 2008. Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking in
th
Client Care 4 edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Michael R. Bloomberg. The New York City Departemen of Health and Mental
Hygiene: Urethritis. www.nyc.gov/health di akses pada 4 Maret 2013 pkl
18.03.
Sant GR, MD. Clinical Management of Interstitial Sistitis: Etiology, Pathogenesis,
and Diagnosis of Interstitial Sistitis. The Journal of reviews in Urology.
2002;4(1): 510-515.
Sommers M. S, Susan A. Johnson, dan Theresa A. Beery. 2007. Diseases and

rd

Disorders: A Nursing Therapeutics Manual 3


company.

edition. Philadelphia: Davis

th
Tanagho, E. A. & McAninch, J. W. 2008. Smiths General Urology 17 edition.
North America: McGraw Hill Companies Inc.
Weinerth J.L : The Male Genital System in Texbook of Surgery, Pocket
Companion, Edited by: Sabiston DC and Liverly HK, Wb Saunders
Company, 1992 : 670-680.

25

Anda mungkin juga menyukai