Anda di halaman 1dari 15

PEREKONOMIAN INDONESIA

MATERI 1
KARAKTERISTIK, FAKTOR-FAKTOR DOMINAN, DAN
MASALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

Kelompok 1
Laila Gita A

14080694073

Shofia Melati
Sulistyaning Tyas

14080694053
14080694023

Tomi

130806940

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
2014

Perekonomian Indonesia
Materi I
1. Karakteristik Perekonomian Indonesia
Sistem ekonomi adalah cara suatu negara mengatur kehidupan ekonominya dalam
rangka mencapai kemakmuran. Pelaksanaan sistem ekonomi suatu negara tercermin
dalam keseluruhan lembaga-lembaga ekonomi yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sistem perekonomian negara dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain ideologi/falsafah hidup bangsa, sifat dan jati diri bangsa, serta struktur
ekonomi.
Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia sendiri adalah Sistem Ekonomi
Pancasila yang di dalamnya terkandung demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi berarti
bahwa kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh dan untuk rakyat di bawah pengawasan
pemerintah. Ekonomi Pancasila adalah sebuah sistem perekonomian yang didasarkan
pada lima sila dalam Pancasila dengan beberapa prinsip dasar yang berkaitan dengan
prinsip kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi yang diwujudkan dalam
ekonomi kerakyatan, dan keadilan.
Adapun landasan pokok perekonomian Indonesia tercantum dalam Pasal 33
Undang-Undang Dasar 1945
1. Perekonomian disusun

sebagai

usaha

bersama

berdasar

atas

azas

kekeluargaan,
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan

prinsip

kebersamaan,

efisiensi

berkeadilan,

berkelanjutan,

berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan


kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Sesuai dengan ideologinya, sistem Ekonomi Pancasila memiliki beberapa karakteristik
atau ciri-ciri sebagai berikut (Nurseto Tejo, 2011) :

1. Sistem Ekonomi Pancasila memastikan nilai-nilai kebaikan dan kedermawanan.


Memberikan penekanan akan pentingnya etika dan moral bangsa dalam
perekonomian. Dengan kata lain, perekonomian harus memiliki landasan etis dan
pertanggungjawaban kepada Tuhan.
2. Dalam sistem Ekonomi Pancasila, pembangunan ekonomi tidak hanya mengejar
prestasi atau penilaian secara materi tetapi berorientasi pada keadilan dan peradaban
manusia, khususnya bangsa Indonesia. Dalam hal ini kedudukan warga negara
menjadi penting sebagai pelaku aktif dalam menggerakkan roda perekonomian.
3. Sistem Ekonomi Pancasila digagas untuk mempersatukan bangsa yaitu melalui usaha
bersama (gotong royong). Dalam hal ini, negara mengambil peran strategis untuk
melakukan proses distribusi serta akses sumber daya ke wilayah-wilayah negara
sesuai dengan prinsip keadilan dan pemerataan. Peran negara adalah penting namun
tidak dominan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting
namun tidak mendominasi. Kedua pihak hidup beriringan dan berdampingan secara
damai dan saling mendukung.
4. Sistem Ekonomi Pancasila menekankan mekanisme kerja perekonomian yang
mendahulukan kepentingan rakyat diatas kepentingan individu/golongan/modal. Hal
ini menuntut peran aktif dari setiap perusahaan/badan usaha milik negara (BUMN)
untuk mensejahterakan rakyat. Salah satu caranya adalah dengan memberikan akses
yang besar kepada masyarakat terhadap kebutuhan dasarnya sesuai dalam UndangUndang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dengan kata lain,
hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tidak hanya berlaku bagi golongangolongan tertentu. Tapi, hak tersebut juga berlaku bagi setiap warga Indonesia.
5. Sistem Ekonomi Pancasila digagas untuk memberikan pemerataan pembangunan dan
mendorong terciptanya perekonomian nasional yang tangguh. Serta adanya imbangan
yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi
dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan sosial.
6. Koperasi merupakan soko guru perekonomian dan merupakan bentuk yang paling
konkrit dari usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan, untuk mewujudkannya
antara lain dengan membnagun koperasi yang nantinya diharapkan dapat berkembang
pesat

agar

dapat

mendongkrak

ekonomi

kerakyatan

dan

akan

mampu

mengembangkan program-program konkrit pemerintah daerah di era otonomi daerah

yang lebih mandiri dan lebih mampu mewujudkan keadilan serta pemerataan
pembangunan daerah.
2. Faktor- Faktor Dominan yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan dan Penurunan
Perekonomian Indonesia
Perekonomian di Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup
signifikan 2010 6,38%, 2011 6.17%, 2012 6.03%, 2013 5.58%, 2014 5.02%. pertumbuhan
ekonomi suatu negara atau wilayah yang terus menunjukkan peningkatan menggambarkan
bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik (Amri Amir,
2007)

Apabila melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 menurut Wakil

Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Axel Van T menyatakan masih rendah
dibanding negara-negara yang ada di ASEAN yakni 5,2 % sedangkan Filipina 6,7 %,
Myanmar 8,5%, Kamboja 7,2% dan Malaysia 5,7%. Hal ini tentunya diakibatkan oleh
beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan penurunan perekonomian itu sendiri
diantaranya adalah:
a. Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi
oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-daerah.
Indonesia memiliki jumlah penduduk cukup besar menurut Badan Pusat Statistik
nasional mengatakan bahwa angka rata-rata peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk
indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah 32 juta jiwa atau 1,21% pertahunnya. Maka
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jumlah penduduk indonesia pertahunnya
meningkat 2,6 juta penduduk. Dan kita dapat mengetahui bahwa Jumlah Penduduk
Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 248 juta jiwa. Dan jumlah penduduk Indonesia tahun
2014 mencapai 250,6 juta jiwa.

Dibanding dengan negara lain dikawasan ASEAN jumlah tersebut menduduki urutan
tinggi. Jumlah penduduk yang tinggi tidak dibarengi dengan kualitas SDM yang mumpuni.
Hal ini dikarenakan oleh beberapa factor yakni rendahnya minat masyarakat terhadap
pendidikan, kurangnya melatih skill dan kemampuan pribdai, budaya malas dan tidak
disiplin, serta penguasaan terhadap treknologi yang masih rendah.
b. Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber
daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam
yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil
hutan dan kekayaan laut.
Di Indonesia terdapat sumber daya alam yang melimpah meliputi hasil pertanian,
perikanan, pertambangan, perkebunan dll. Namun sumberdaya alam yang melimpah juga
tidak dibarengi dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai untuk mengelola SDA
tersebut demi mencukupi kebutuhan masyarakat. Contohnya pada tahun 2015 pemerintah
memutuskan untuk mengimpor tujuh pangan utama yakni beras sebanyak 1.5 juta ton, cabai,
daging sapi, gula, jagung, kedelai, dan bawang merah.
c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong
adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan
tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi,
kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan
pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian. Perusahaan yang
ada di Indonesia telah beralih kepada penggunaan teknologi mesin yang lebih efisien
sehingga mereka melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap karyawannya seperti PT
Gudang Garam Tbk yang melakukan PHK terhadap 2000 lebih karyawannya ditahun 2014.
Namun mesin yang digunakan bukan produksi dalam negeri melainkan impor. Hal ini

membuktikan bahwa alat-alat elektronik dan teknologi cangggih yang dipakai oleh
masyarakat Indonesia bukan buatan dalam negeri melainkan impor seperti Handphone,
laptop, mesin yang digunakan untuk kegiatan produksi dll. Menurut mantan Menteri dan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana, kemajuan
teknologi di Indonesia masih rendah. Ada beberapa indikator yang membuktikan rendahnya
tingkat teknologi di Indonesia, seperti kurangnya kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi
di sektor industri, sinergi kebijakan masih lemah, dan sedikitnya jumlah ilmuwan di
Indonesia.
d. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Di Indonesia sendiri budaya yang buruk yang masih tertanam kuat adalah tidak
disiplin, malas, KKN. Peringkat Indonesia di indeks korupsi yang dikeluarkan Transparency
International naik dari 114 ke 107.
e. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas. Sumber daya modal Indonesia masih bergantung pada
investasi yang dilakukan oleh stakeholder.
3. Masalah Perekonomian di Indonesia
Negara Indonesia mempunyai beberapa masalah ekonomi yang cukup pelik. Ada
beberapa persoalan ekonomi yang hingga saat ini belum bisa diatasi secara maksimal dan
masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan Jokowi-JK. Masalah yang tidak segera
diselesaikan dan ditemukan solusinya akan menghambat pertumbuhan perekonomian dan

menyebabkan krisis ekonomi yang berkepanjangan, masalah perekonomian mendasar yang


dapat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian antara lain :
a. Pengangguran
Perkembangan perekonomian tidak selalu diikuti dengan penurunan jumlah
pengangguran. Hal ini terbukti dari jumlah pengangguran di Indonesia yang cenderung
meningkat dari tahun sebelumnya. Inilah yang mendorong pemerintah terus berusaha
mencari jalan untuk mengurang angka pengangguran, salah satunya dengan
menciptakan lapangan pekerjaan. Hasilnya jumlah pengangguran yang selama ini
peningkatan beberapa tahun belakang sudah ada penurunan.
Menurut Badan Pusat Statistik, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia
pada agustus mencapai 6.13% mengalami penurunan dibanding dengan februari 2012
yakni 6,32%. Tahun 2013 juga demikian dibulan agustus mengalami penurunan yakni
5.88% dimana pada bulan februari sebesar 6.17%. sama halnya dengan tahun 2014
dibulan agustus sebesar 5.70 sedangkan pada bulan januari sebesar 5.94% (Badan Pusat
Statistik 2012-2014). Turunnya angka pengangguran serta meningkatkan jumlah tenaga
kerja telah meningkatkan Tingkat Partisipan Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 0.23%
selama periode satu tahun. Jumlah angkatan kerja menunjukkan peningkatan yang
cenderung baik.
Tingginya angka pengangguran terjadi akibat beberapa faktor. Menurut Kemendagri
faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :
1. Pendidikan rendah dimana pendidikan rendah dapat menyebabkan seseorang
kesulitan

dalam

mencari

pekerjaan.

Dikarenakan

semua

perusahaan

membutuhkan pegawai seminimal SMA.


2. Kurangnya keterampilan, banyak mahasiswa atau lulusan SMA yang sudah
mempunyai kriteria dalam bekerja, namun dalam teknisnya keterampilannya
masih kurang sehingga susah dalam mencari pekerjaan.
3. Kurangnya lapangan pekerjaan. Setiap tahun Indonesia memiliki jumlah lulusan
sekolah atau kuliah yang begitu tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak
seimbang denga lapangan pekerjaan yang ada, baik yang disediakan oleh
pemerintah maupun swasta.
4. Kurangnya tingkat IQ masyarakat. Tingkat IQ meliputi kemampuan seseorang
dalam mengendalikan emosi, yang berpengaruh terhadap keterampilan

berbicara atau berkomunikasi, bersosialisai, kepercayaan diri, dan sifat lainnya


yang mendukung dalam hidup di masyarakat.
5. Budaya malas dan ketergantungan diri pada orang lain
6. Tidak mau berwirausaha. Umumnya seseorang yang baru lulus sekolah atau
kuliah terpaku dalam mencari pekerjaan seolah itu adalah tujuan yang sangat
mutlak sehingga persaingan mencari pekerjaan lebih besar dibandingkan
membuat suatu usaha.
Tingginya angka pengangguran akan berdampak pada :
1. Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita
Upah merupakan salah satu komponen dalam penghitungan pendapatan
nasional. Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen
upah akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan nasional pun akan
semakin kecil. Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi jumlah
penduduk. Oleh karna itu, nilai pendapatan nasional yang semakin kecil akibat
pengangguran akan menurunkan nilai pendapatan per kapita.
2. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis
yang harus ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai
perasaan tertekan, sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam
kehidupan sehari-hari. Dampak psikologis ini mempunyai efek domino di mana
secara sosial, orang menganggur akan merasa minder karena status sosial yang
tidak atau belum jelas.
3. Biaya Sosial
Dengan semakin besarnya jumlah pengangguran, semakin besar pula
biaya sosial yang harus dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas
peningkatan tugas-tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan
sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan.
4. Penerimaan Negara
Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak
penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki
pekerjaan. Apabila tingkat pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang
membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan negara pun
berkurang.

Pemerintah telah berusaha mencari solusi untuk menanggulangi masalah


pengangguran langkah awal untuk mengurangi pengangguran adalah pemerintah
perlu meningkatkan perhatian terhadap pendidikan masyarakat. Tingkat pendidikan
pengangguran yang didominasi tamatan SMU ke bawah mengindikasikan sulitnya
penyerapan angkatan kerja. Tindakan yang dapat dilakukan misalnya perbaikan
layanan pendidikan, khususnya pendidikan formal, dan menurangi angka siswa
putus sekolah. Selain itu juga, penciptaan lapangan pekerjaan sebagai salah satu
prioritas dalam membangun perekonomian adalah tepat dan pemerintah harus
konsistenw dalam pelaksanaannya atau pencapaian prioritas tersebut.
Cara lain adalah dengan kewirausahaan yang memiliki peranan penting dalam
segala dimensi kehidupan. Sumbangan kewirausahaan terhadap pembangunan
ekonomi suatu negara tidaklah disangsikan lagi. Suatu negara agar dapat
berkembang dan dapat membangun secara ideal, harus memiliki wirausahawan
sebesar 2% dari jumlah penduduk. Kehadiran dan peranan wirausaha akan
memberikan pengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada
keadaan ekonomi. Karena wirausaha dapat menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan pemerataan pendapatan,
memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas
nasional,sektor informal merupakan alternatif yang dapat membantu menyerap
pengangguran. Pemerintah diharapkan dapat mendukung kemajuan kewirausahaan
dengan cara memberikan bantuan modal sehingga wirausahawan dapat mendirikan
usaha tanpa halangan mengenai biaya modal. Pencari lapangan kerja yang semula
hanya berminat pada sektor formal juga diharapkan merubah pandangannya dan
beralih pada sektor informal yaitu wirausaha.
b. Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan. Di Indonesia kemiskinan
mengalami penurunan dalam periode 1976-1996. Hal itu merupakan episode
pembangunan yang paling mengesankan dan menjadi salah satu kisah sukses

penanggulangan kemiskinan bagi Indonesia. Pada periode ini tingkat kemiskinan di


Indonesia turun dari kisaran 40% menjadi 11,7%
Trend penurunan ini terputus saat Indonesia dihantam krisis keuangan Asia 19971998. Mulai awal tahun 2000, trend penurunan tingkat kemiskinan mulai kembali lagi
namun dengan penurunan yang lambat dibandingkan dengan periode pra krisis 19971998. Perlambatan penurunan tingkat kemiskinan ini terus berlanjut hingga awal
dimulainya periode pemerintah SBY pada tahun 2009 yang ditunjukkan pada gambar
dibawah ini

Kemiskinan yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :


1. Penyebab individual atau logis yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan atau kemampuan dari si miskin. Namun lebih tepatnya terletak
pada perbedaan SDM dan perbedaan akses modal
2. Penyebab sub budaya yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan
sehari-hari dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar
3. Penyebab keluarga yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga
4. Penyebab agensi yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.

5. Penyebab structural yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan


hasil dari struktur social dan kebijakan pemerintah. Dan yang paling penting
adalah ketidakmerataan distribusi pendapatan
Dampak yang ditimbulkan akibat tingginya angka kriminal adalah
kriminalisasi yang semakin merajela, menurunkan kualitas SDM, dan pembangunan
ekonomi yang terhambat.
Pada era pemerintahan Jokowi-JK telah mengeluarkan beberapa program
yang diyakini dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia yang terbagi atas
tiga kelompok klaster yang dikelola oleh berbagai kementerian dan lembaga
pemerintah. Adapun program-program tersebut ialah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

KKS (Kartu Keluarga Sehat Sejahtera)


JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)
PKH (Program Keluarga Harapan)
BOS (Bantuan Operasiona Sekolah)
RASKIN (Beras Untuk Keluarga Miskin)
BSM (Bantuan Siswa Miskin)
PNPM Mandiri (Program Nasiona Pemberdayaan Masyarakat Mandiri)
KUR (Kredit Usaha Rakyat)
Dalam usaha mengatasi kemiskinan Bank Dunia juga turut bekerjasama

dengan pemerintah Indonesia yakni berupa riset menegani kemiskinan dll.


Kumpulan penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia berfungsi sebagai dasar
memberikan rekomendasi kebijakan serta dukungan lain dari Bank Dunia kepada
pemerintah Indonesia . Bank Dunia juga memberikan dukungan teknis untuk
menerapkan program-program pemerintah misalnya PNPM Support Facility
memberikan dukungan analitis dan implementasi bagi PNPM tersebut.
c. Masalah perekonomian tahun 2015 menurut beberapa ahli
Tahun 2015 beberapa pakar dibidang ekonomi menjelaskan beberapa masalah
perekonomian yang harus segera diatasi diantaranya adalah :
a. Ekonom Indef

Pakar ekonomi, Berly Martawardaya mengatakan ada 5 masalah besar ekonomi


tahun 2015 yang berpotensi terulang kembali di tahun 2016 yakni :
1. Penyerapan anggaran tahun 2015 yang terlambat yang disebabkan oleh susunan
kabinet yang berganti-ganti sehingga mengakibatkan program program-program
yang direncanakan tidak berjalan sesuai dengan targetan
2. Suku bunga The Fed di Amerika Serikat yang kerap menghantui ekonomi
Indonesia
3. Kebakaran lahan yang merugikan uang negara sebesar Rp 200 triliun atau 10%
dari APBN. Dikuti dari laporan triwulan III yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia. Hal ini perlu mendapat tanggapan serius dan solusi dari pemerintah
karena kebakaran hutan akan terjadi setiap tahunnya
4. Pengurangan impor beras yang berdampak pada masyarakat ekonomi menengah
kebawah karena beras merupakan 30% komponen terbesae belanja mereka
5. Situasi politik yang tidak stabil
b. Deputi Gubernur Bank Indonesia
Hendar selaku Deputi Gubernur

BI

memaparkan

mengenai

masalah

perekonomian ditahun 2015 adalah sentimen dari eksternal dan internal yakni:
1. kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed karna hal tersebut
akan memicu terjadinya arus modal keluar dan pelemahan nilai tukar Rupiah
2. Perlambatan ekonomi Tiongkok
3. Peningkatan tekanan inflasi karena kenaikan LPG dan TTL
4. Peningkatan kerentanan eksternal karena pembiayaan luar negeri
Namun Hendar optimis pertumbuhan ekonomi bisa mencapai level 5,4%
dikarenakan kenaikan harga BBM bersubsidi diharapkan dapat mendorong
perbaikan bila dialihkan dalam sector produktif, selain itu dampak kenaikan harga
BBM terhadap inflasi hingga akhir tahun 2015 berada dikisaran 7,7% - 8,1%. Meski
demikian kabar baik datang dari gejolak harga minyak dunia yang sudah dibawah
$70 per barel. Penurunan harga minyak dunia ditambah dengan permintaan yang
berkurang akibat kenaikan harga BBM akan mengurangi impor migas. Dengan
begitu kondisi tersebut diharapkan akan turut memperbaiki deficit transaksi berjalan
dan bisa mengarah ke level 2 % dari PDB
c. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

Darmin Nasution memprioritaskan tiga persoalan yang akan diselesaikan dalam


waktu dekat yakni:
1. Problematika disektor pangan yang berkaitan erat dengan Inflasi
2. Problematika fiskal yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran negara
khususnya disektor pertambangan dan perkebunan yang menjadi komoditas utama
dalam negeri
3. Problematika investasi yang dikaitkan dengan modal masuk (capital inflow) ke
Indonesia karena apabila capital inflow rendah yang disebabkan oleh fluktuasi nilai
tukar rupiah akhir-akhir ini membuat negara kekurangan.
Masalah-masalah perekonomian yang telah dipaparkan diatas merupakan masalah
yang urgent dan harus ditemukan jalan keluarnya dengan menerapkan kebijakan baru yang
telah dipaparkan pula diatas dan tentunya kebijakan tersebut dapat mempermudah
masyarakat bukan malah sebaliknya. Pemerintah harus memiliki solusi yang tepat guna
tercapainya pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 5.8 % sehingga masyarakat tidak lagi
dipusingkan dengan masalah-masalah tersebu. Dan pada akhirnya terciptalah kondisi
masyarakat yang makmur dan sejahtera
4. Kesimpulan

Daftar Rujukan
Amri Amir.2007. Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di
Indonesia. Jurnal inflasi dan pengangguran Vol. 1 no. 1, 2007, Jambi

Ariyanti, Fiki. 22 Juni 2015. Strategi Pemerintah Jokowi Kurangi Tingkat Kemiskinan.
Liputan6, (Online), (http://m.liputan6.com/bisnis/read/2256860/strategi-pemerintah-jokowikurangi-tingkat-kemiskinan, diakses Februari 2016).
Biro Pusat Statistik. Keadaan Pengangguran Terbuka Edisi. Jakarta: Biro Pusat Statistik
Gengaje, Aneesh dan Feby Ramadhani. 25 Juli 2014. Laporan Pembangunan Manusia 2014
Peluncuran Global, Implikasi Lokal, (Online), (http://unic-jakarta.org/2014/07/25/laporanpembangunan-manusia-2014-peluncuran-global-implikasi-lokal/, diakses 14 Februari 2016).
Jahansyahtono, R. 20 Desember 2015. 5 Masalah Ekonomi Indonesia yang Tidak Boleh
Terulang di Tahun

2016. Kompas.com, (online), (http://bisniskeuangan.kompas.com,

diakses 20 Desember 2015)


Loew, Alfian. 8 Maret 2015. Analisa Jumlah Penduduk Indonesia Terbaru, (Online),
(http://www.inggrisindonesiaku.com/2015/03/analisa-jumlah-penduduk-indonesia.html?
m=1, diakses 14 Februari 2016).
Nurseto, Tejo dan Anik Widiastuti. 2011. DIKTAT PEREKONOMIAN INDONESIA I,
(Online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Anik%20Widiastuti,%20S.Pd.,
%20M.Pd./DIKTAT%20PEREKONOMIAN%20INDONESIA.pdf, diakses 15 Februari
2016).
Primaditya. 12 Agustus 2015. Menko Darmin Ungkap 3 Masalah Utama Ekonomi
Indonesia.

CNN

Indonesia,

(online),

(http://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20150812203148-78-71782/menko-darmin-ungkap-3masalah-utama-ekonomi-indonesia, diakses 08 Desember 2013)

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Kebijakan Percepatan, (Online),


(www.tnp2k.go.id/id/kebijakan-percepatan/pendahuluan, diakses Februari 2016).
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Program-Program Pengentasan
Kemiskinan, (Online), (www.tnp2k.go.id/id/program/program, diakses Februari 2016).

Wikipedia.

Pertumbuhan

Ekonomi,

(Online),

https://www.academia.edu/11720778/MAKALAH_PERTUMBUHAN_EKONOMI,
diakses Februari 2016)

World

Bank.

Pengentasan

Kemiskinan

di

Indonesia,

(Online),

(www.worldbank.org/in/country/indonesia/brief/reducing-extreme/poverty-in-indonesia,
diakses Februari 2016).

Anda mungkin juga menyukai