Anda di halaman 1dari 26

I.

IMPLEMENTASI STRATEGI
1. MEMBANDINGKAN STRUKTUR DAN STRATEGI
A. STRUKTUR ORGANISASI
A. Pengertian Arti Definisi Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas
pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana
hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus
menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
B. 4 Elemen Struktur Organisasi
Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu :
1. Adanya spesialisasi kegiatan kerja
2. Adanya standardisasi kegiatan kerja
3. Adanya koordinasi kegiatan kerja
4. Besaran seluruh organisasi.
Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai
tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya.
Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada
suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas
kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan. Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi maupun
orang-orang yang menunjukkan kedudukan tugas, wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda-beda dalam suatu organisasi Kerangka kerja organisasi disebut sebagai
desain organisasi (organizational design). Bentuk spesifik dari kerangka kerja
organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).
C. Faktor- faktor yang mempengaruhi struktur organisasi
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006),
menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:
o Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena
1

itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka
struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika
terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan
struktur organisasi.
o Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari
jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala
besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai
daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga
kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan
berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik
garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena
ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan
pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu
mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut.
Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang
sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau
produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur
organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian
wewenang dan pekerjaan.
o Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alatalat bantu dalam sebuah organisasi.
o Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara
dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam
penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong
organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan
yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan
terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
D. Fungsi struktur organisasi
Fungsi struktur organisasi yaitu :
Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan
2

apa yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung
jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena
pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
1. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi
sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena
adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
2. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat
membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi
bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena
uraiannya yang jelas.
3. Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab
setiap karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan
hubungan yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan
semakin efektif dan dapat saling menguntungkan.
B. Strategi
adalah hal sehubungan dengan menetapkan arah bagi perusahaan dalam arti sumber daya
yang ada dalam perusahaan serta bagaimana mengidentifikasi kondisi yang memberikan
keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan di pasar. Strategi akan
meliputi tujuan jangka panjang serta sumber keunggulan yang merupakan pengembangan
pemahaman yang dalam tentang pemilihan pasar dan pelanggan oleh perusahaan yang juga
menunjukkan kepada cara terbaik untuk berkompetisi dengan pesaing di dalam pasar.
Secara ringkas strategi adalah sebuah kombinasi akhir yang ingin dicapai perusahaan serta
bagaimana untuk mencapai tujuan akhir (Dirgantoro, 2002 : 79).
Perencanaan Strategis
Pimpinan suatu orgnisasi, setiap hari berusaha mencari kesesuaian antara kekuatankekuatan internal perusahaan dan kekuatan-kekuatan eksternal (peluang dan ancaman) suatu
pasar. Kegiatannya meliputi pengamatan secara hati-hati persaingan, peraturan, tingkat
inflasi, siklus bisnis, keinginan dan harapan konsumen, serta faktor-faktor yang dapat
mengidentifikasi peluang dan ancaman.
Oleh karena tersebut sebuah perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi
ancaman eksternal dan merebut pelung yang ada. Proses analis, perumusan dan evaluasi
strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis
3

adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal,
sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam hal ini
dapat dibedakan secara jelas, fungsi manajemen, konsumen dan pesaing. Jadi perencanaan
strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk/jasa yang
sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang
ada (Rangkuti, 2005:2-3).

Konsep Strategi
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya konsep mengenai
strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep
mengenai strategi selama 30 tahun terakhir, untuk jelasnya dapat dilihat pada
perkembangannya berikut ini (Rangkuti, 2005:3-4) : Menurut Chalder (1962), strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka
panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Sementara itu Learned,
Christensen, Andrews, dan Guth (1965) menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk
menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah
memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada.
Pada perkembangan selanjutnya Porter (1985) menjelaskan tentang strategi, yaitu alat yang
sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing, dan 10 tahun kemudian Hamel dan
Prahalad (1995) juga menyatakan bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian
perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi, bukan di mulai
dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetisi inti.
Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan,
sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai
berikut (Rangkuti, 2005:5-6) :
a. Distinctive competence : tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat
melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan pesaingnya.
Suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing
dipandang sebagai perusahaan yang memiliki distinctive competence. Distinctive
4

competence menjelaskan kemampuan spesifik suatu organisasi. Day dan Wensley (1988)
mengemukakan ada dua identifikasi distinctive competence dalam suatu organisasi, yaitu :
- Keahlian tenaga kerja
- Kemampuan sumber daya
Dua faktor tersebut menyebabkan perusahaan ini dapat lebih unggul dibandingkan dengan
pesaingnya. Keahlian sumber daya manusia yang tinggi muncul dari kemampuan
membentuk fungsi khusus yang lebih efektif dibanding dengan pesaing.
b. Competitive advantage : Kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar
lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.
Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk
merebut peluang pasar. Ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk
memperoleh keunggukan bersaing yang dinyatakan oleh Porter (1992), yaitu :
- Cost leadership
- Diferensiasi
- Fokus
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pesaingnya jika dia dapat memberikan harga jual yang lebih murah dari pada harga yang
diberikan oleh pesaingnya dengan nilai /kualitas produk yang sama. Perusahaan juga dapat
melakukan strategi diferensiasi dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada
konsumennya misalnya, persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, pelayanan yang lebih
baik. Selain itu strategi fokus juga dapat diterapkan untuk memperoleh keunggulan
bersaing sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan.

Tipe-tipe Strategi
Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu, strategi
manajemen, strategi investasi, strategi bisnis (Rangkuti, 2005:7).
a. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakuakn oleh manajemen dengan
orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi penerapan harga, strategi
akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.
b. Strategi Investasi
5

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah
perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan
penetrasi pasar, strategi bertahan.
c. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini
beroriantasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi
produksi atau operasional, strategi organisasi.

2. MEMBUDAYAKAN STRATEGI
Membudayakan Strategi di Lingkungan Kantor
Strategi perusahaan biasanya berasal dari rencana besar pemilik, dewan direksi dan
manajemen puncak, dan karyawan di level tengah dan bawah akan menjadi pelaksana di
lapangan untuk membuat strategi tersebut berkinerja dan berprestasi. Oleh karena itu,
diperlukan upaya untuk menginternalisasikan semua strategi perusahaan ke dalam mind set
dan etos kerja karyawan di semua level secara transparan. Karyawan di level tengah dan
bawah tidak memiliki empati terhadap strategi besar perusahaan dalam menghasilkan
prestasi dan kinerja. Hal ini terjadi karena mereka kurang mendapatkan pencerahan yang
mendalam tentang strategi perusahaan dari para pimpinan mereka di tempat kerja.
Strategi perusahaan seharusnya menjadi sarapan pagi untuk semua level pimpinan dan
karyawan di setiap pagi sebelum memulai hari kerja. Membudayakan strategi perusahaan
kepada semua level karyawan akan menciptakan empati dan antusiasme, dan hal ini
berpotensi mendorong motivasi karyawan untuk bekerja keras sesuai strategi perusahaan
dalam mendapatkan kinerja dan prestasi terbaik.
Perusahaan harus membangun budaya yang mendukung implementasi strategi sesuai
dengan sasaran dan target jangka pendek, menengah, dan panjang. Berikan karyawan alasan
untuk peduli kepada pelanggan, rekan kerja, pimpinan, pemegang saham, dan perusahaan.
Ajarkan kepada karyawan untuk melakukan bisnis secara efektif dan jujur. Berikan nilainilai perjuangan kepada karyawan, sebagai kekuatan untuk menjalankan pekerjaan dan
bisnis secara profesional dan berintegritas.
Setiap karyawan dan pimpinan harus tahu bahwa mereka sedang berada dalam jalur
kompetisi bisnis yang ketat. Oleh karena itu, mereka harus menyatu bersama strategi
perusahaan untuk menemukan apa yang diharapkan perusahaan, dan membawanya menjadi
prestasi dan kinerja tertinggi bersama kemenangan di dalam kompetisi bisnis tersebut.
Perusahaan harus bertanggung jawab penuh dan total dalam menanamkan nilai-nilai kerja
terbaik, mencerahkan visi perusahaan dengan terang dan jelas, mencerdaskan emosi
kebersamaan untuk memperkuat keharmonisan kerja setiap orang di perusahaan, dan
menyatukan setiap karyawan dan pimpinan untuk bekerja sesuai strategi perusahaan.

Setiap rencana bisnis yang diluncurkan perusahaan harus diikuti dengan strategi yang terang
dan terbudayakan di setiap level karyawan. Rencana bisnis baru memerlukan disiplin,
fokus, dan tekad untuk menemukan kesuksesan. Untuk itu, diperlukan inisiatif individu
untuk memfokuskan semua energi, kecerdasan, dan integritas buat menghasilkan prestasi
dan kinerja yang sesuai dengan rencana dan strategi besar perusahaan.
Peranan Budaya Perusahaan dalam Implelemtasi Strategi
Organisasi perusahaan yang dirancang untuk mengimplementasikan suatu strategi sesungguhnya
jauh lebih kompleks dibandingkan dengan format struktur organisasi yang digambarkan dalam
sebuah bagan. Diluar bagan tersebut, sesungguhnya ada hal lain yang sangat perlu mendapat
perhatian manajemen dalam proses implementasi, yaitu budaya perusahaan. Budaya perusahaan
mirip dengan kepribadian seseorang. Budaya perusahaan merupakan norma atau nilai yang dianut
bersama (shared value) yang menjadi dasar bertindak seorang indvidu dalam organisasi. Budaya
perusahaan inilah yang dapat menyebabkan mengapa suatu strategi dapat diimplementasikan pada
suatu perusahaan, sedangkan pada perusahaan yang lain strategi tersebut gagal diimplementasikan
kendati kedua perusahaan tersebut menghadapi kondisi yang relatif sama. Makin banyak anggota
yang menerima nilai-nilai inti yang dianut perusahaan dan merasa sangat terikat kepadanya, maka
akan semakin kuat budaya tersebut.

Karena budaya perusahaan mempunyai pengaruh kuat terhadap perilaku seluruh pegawai, maka
budaya perusahaan juga berpengaruh besar dalam mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
mengubah arah strateginya. Perubahan dalam misi, sasaran, strategi atau kebijakan suatu
perusahaan, kemungkinan akan gagal jika dalam perusahaan tersebut ada pihak yang melakukan
oposisi secara kuat terhadap budaya yang dianut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa j ika
implementasi suatu strategi akan mengakibatkan suatu perubahan, dan langkah-langkah untuk
melakukan perubahan tersebut dalam praktiknya tidak sesuai dengan budaya perusahaan tersebut,
maka ada kemungkinan akan timbul penolakan atau hambatan-hambatan. Sedangkan jika langkahlangkah yang diambil sesuai dengan budaya perusahaan tersebut, maka proses implementasi strategi
akan lebih mudah dilakukan.

Menilai Strategis Kesesuaian Strategi-Budaya


8

Mengingat budaya perusahaan mempunyai pengaruh besar terhadap suksesnya implementasi


strategi, maka pihak manajemen harus melakukan analisis untuk menilai kesesuaian antara rumusan
strategi dengan budaya perusahaan. Untuk itu pihak manajemen dapat mempertimbangkan
pertanyaan-pertanyaan berikut.

a. Apakah strategi yang dirumuskan sesuai dengan budaya perusahaan saat ini?
Jika jawabannya adalah ya, mulailah dengan segera. Gabungkanlah perubahan-perubahan
organisasional dengan budaya perusahaan dengan mengidentifikasi bagaimana strategi baru tersebut
akan mencapai misi yang telah ditetapkan dengan lebih baik daripada strategi yang sebelumnya
dijalankan.
b. Jika strategi baru tidak sesuai dengan budaya perusahaan saat ini, dapatkah budaya

tersebut

dimodifikasi dengan mudah sehingga lebih cocok dengan strategi yang baru?
Jika jawabannya adalah ya, jalankan strategi baru tersebut dengan hati-hati dengan
memperkenalkan serangkaian kegiatan perubahan budaya, misalnya modifikasi kecil terhadap
struktur, kegiatan pelatihan dan pengembangan SDM, mempekerjakan manajer-manajer baru yang
lebih cocok dengan strategi baru.
c. Jika budaya perusahaan tidak dapat berubah dengan mudah dalam menyesuaikan dengan
strategi baru, apakah pihak perusahaan bersedia dan mampu membuat perubahan organisasional
yang besar dan menerima kemungkinan penundaan dalam mengimplementasi strategi baru dan
menerima kemungkinan meningkatnya biaya?
Jika jawabannya adalah ya, pihak manajemen harus mampu mengubah budaya saat ini dengan
menetapkan sebuah unit struktural baru untuk mengimplementasikan strategi baru.
d. Jika pihak perusahaan tidak bersedia membuat perubahan organisasional yang besar yang
menuntut dilakukannya perubahan dalam mengelola budaya perusahaan, apakah seluruh SDM
dalam perusahaan tersebut masih mempunyai komitmen untuk mengimplementasikan strategi
tersebut?
Jika jawabannya adalah ya, carilah partner kerja dalam usaha patungan atau mengkontrakkan
strategi tersebut untuk mengimplementasikannya. Jika jawabannya adalah tidak, rumuskanlah
strategi lainnya.

3. PELAKSANAAN STRATEGI
Pelaksanaan strategi berfokus kepada cara bersaing
A. Strategi kompetitif
Diferensiasi
melibatkan upaya untuk membedakan produk atau layanan perusahaan dengan produk atau
layanan perusahaan lain
Kepemimpinan biaya
Perusahaan berusaha keras mencari fasilitas-fasilitas yang efisien, mengurangi biaya, dan
mengontrol produksi dengan ketat agar lebih efisien dari pesaingnya.
Fokus
Perusahaan berkonsentrasi untuk pasar wilayah atau kelompok pembeli tertentu.
Tren Baru di Bidang Strategi
Dewasa ini pergeseran nyata yang terjadi cenderung ke arah peningkatan kemampuan
perusahaan sebagai metode utama pertumbuhan dan inovasi. Tren terkini lain adalah
penggunaan kemitraan strategis sebagai alternatif bagi merger dan akuisisi.
1. Inovasi dari Dalam
Pendekatan strategis yang disebut dengan kemampuan dinamis berarti bahwa para
manajer berfokus pada melakukan lebih banyak upaya peningkatan dan pengembangan
dengan memanfaatkan aset, kemampuan, dan kompetensi yang sudah dimiliki perusahaan
guna memperoleh keunggulan bersaing yang terjaga.
2. Kemitraan Strategi
Inovasi internal tidak berarti bahwa perusahaan selalu bekerja sendiri. Kerja sama dengan
perusahaan lain, bahkan terkadang dengan pesaing, merupakan unsur penting dari cara
perusahaan sukses memasuki bidang usaha baru.
B. Strategi Global
Banyak perusahaan yang beroperasi secara global dan menggunakan strategi lain sebagai
fokus usahanya. Para eksekutif senior mencoba merumuskan strategi yang koheren untuk
memungkinkan sinergi antar-usaha internasional guna mencapai tujuan bersama.
1. Globalisasi
Standardisasi desain dan strategi pengiklanan produk diseluruh dunia.

10

Dasar strategi ini adalah anggapan adanya pasar global tunggal untuk produk konsumen dan
industri. Teorinya adalah bahwa semua orang di dunia ingin membeli produk yang sama dan
hidup dengan cara yang sama.
2. Strategi Multidomestik
Persaingan di setiap negara ditangani secara terpisah dengan negara lain.
3. Tips Penerapan Strategi secara Efektif
Membangun komitmen terhadap strategi
Menyusun rencana penerapan yang jelas
Memperhatikan budaya
Memanfaatkan pengetahuan dan keahlian
Komunikasi, komunikasi, komunikasi
4. Strategi Transnasional
Strategi yang menggabungkan koordinasi global untuk mencapai efisiensi dengan
fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan tertentu banyak negara.
Bertujuan mencapai integrasi global sekaligus daya respon nasional.
5. Penerapan Strategi
Langkah terakhir dalam proses manajemen strategis adalah penerapan strategi yaitu
bagaimana strategi diterapkan atau dilaksanakan. memberi sejumlah saran dalam
menerapkan strategi
Kepemimpinan
Adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain agar menunjukkan perilaku baru yang
diperlukan dalam menerapkan strategi.
Rancangan Struktural
Terkait dengan tanggung jawab para manajer, tingkat kewenangan mereka, serta konsolidasi
dari berbagai fasilitas, departemen, dan divisi.
Sistem Informasi dan Kendali
Mencakup sistem imbalan, gaji, anggaran untuk alokasi sumber daya, sistem teknologi
informasi, serta peraturan, kebijakan, dan prosedur perusahaan.
Sumber Daya Manusia

11

Sumber daya perusahaan adalah para pegawainya. Sumber daya manusia bertugas untuk
merekrut, menyeleksi, melatih, memindahkan, mempromosikan, dan memecat pegawai
dalam upaya mencapai tujuan strategis.
Beberapa istilah lainnya :
a)

Pemikiran strategis berarti menggunajan perspektif jangka panjang dan melihat

gambaran besar dari perusahaan dan lingkungan kompetitif, serta memikirkan keselarasan
antara keduanya.
b)

Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang digunakan

untuk merumuskan dan melakukan strategi yang memungkinkan kesesuaian sangat


kompetitif antara perusahaan dengan lingkungannya sehingga dapat mencapai tujuan
perusahaan.
c)

Keunggulan bersaing adalah hal yang membedakan suatu perusahaan dari

perusahaan lain dan memberi cirri khas bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar
konsumen
d)

Strategi adalah rencana tindakan yang menerangkan tentang alokasi sumber daya

serta berbagai aktivitas untuk menghadapi lingkungan, memperoleh keunggulan bersaing,


dan mencapai tujuan peerusahaan
e)

Sinergi adalah kondisi yang timbul ketika bagian-bagian perusahaan berinteraksi

untuk menghasilkan dampak bersama yang lebih besar daripada jumlah semua bagian yang
bertindak sendiri-sendiri
Tips Penerapan Strategi secara Efektif :
1.

Membangun komitmen terhadap strategi

2.

Menyusun rencana penerapan yang jelas

3.

Memperhatikan budaya

4.

Memenfaatkan pengetahuan dan keahlian pegawai

5.

Komunikasi
Banyak perusahaan melaksanakan juga strategi global terpisah. Para manajer dapat memilih
untuk menggunakan strategi globalisasi, strategi multidomestik, atau strategi transnasional
sebagai fokus usaha di kancah global.
Strategi Tradisional adalah strategi yang menggabungkan koordinasi global untuk
mencapai efisiensi dengan fleksibelitas untuk memenuhi kebutuhan tertentu banyak negara.
12

Penerapan Strategi

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar

menunjukkkan perilaku baru yang diperlukan dalam menerapkan strategi.


Rancangan struktural adalah tanggung jawab para manajer, tingkat kewenangan

mereka, serta koordinasi dari berbagai fasilitas, departemen, dan divisi.


Sistem informasi dan kendali adalah sistem imbalan, anggaran untuk alokasi sumber
daya, sistem teknologi informasi, serta paraturan, kebijakan, dan prosedur

perusahaan.
Sumber daya manusia bertugas untuk merekrut, menyeleksi, melatih, memindahkan,
mempromosikan, dan memecat pegawai dalam upaya mancapai tujuan strategis.

4. PENGGUNAAN PROSEDUR FASILITAS IMPLEMENTASI


13

a.

Pengelolaan fasilitas dan bahan baku


Fasilitas kantor maupun fasilitas produksi sangat diperlukan perusahaan untuk
menunjang keberhasilan usaha. Kelengkapan fasilitas yang diperlukan perusahaann
haruslah dapat menghemat biaya dan menambah efisiensi dalam menyelesaikan
pekerjaan. Fasilitas haruslah dipelihara, karena:

Akan memperpanjang umur ekonomis fasilitas tersebut


Proses dapat berjalan lancar karena jarang terjadi kemacetan mesin
Menghindarkan kemungkinan kerusakan berat/total dari fasilitas produksinya
Kualitas produk dapat dipertahankan karena proses produksi selalu terkendali
Dapat menekan biaya pemeliharaan fasilitas
Aliran bahan baku dapat berjalan normal, maka biaya penyimpanan juga dapat
ditekan.

Perbekalan produksi meliputi semua barang dan bahan-bahan baku yang dimiliki
perusahaan dan digunakan proses produksi. Bahan adalah unsur yang melekat dan
secara langsung terlibat pada produk yang bersangkutan.
Bahan dapat dibedakan atas dua: bahan baku dan bahan pembantu.
Bahan baku: bahan utama yang diproses atau diolah menjadi produksi jadi
Bahan baku yang dibutuhkan:

Bahan baku untuk proses produksi

Bahan baku setengah jadi


Bahan pembantu: bahan yang ditambahkan dan sifatnya hanya untuk melengkapi.
Bahan pembantu yang dibutuhkan:

Bahan pembantu untuk proses produksi

Bahan pengemas produk

14

Tujuan pengendalian persediaan adalah:

Menjaga agar barang dagangan jangan sampai kekurangan


Menjaga agar perusahaan jangan sampai menghentikan kegiatan usahanya
Menjaga agar perusahaan jangan sampai mengecewakan langganannya
Mengatur jangan sampai jumlah pengadaan barang dagangan kekurangan atau
kelebihan

Kerugian jika persediaan bahan baku terlalu besar:

Besarnya biaya penyimpanan yang ditanggung perusahaan

Besarnya dana investasi yangb terserap pada persediaan bahan baku dapat
menghambat alokasi dana investasi di bidang lain.

Resiko kerusakan lebih tinggi yang dapat merugikan perusahaan yang bersangkutan

bahan baku
Kerugian bila penurunan harga bahan baku di pasaran

Kelemahan jika persediaan bahan baku terlalu sedikit:

Kebutuhan proses produksi sering kurang


Menghambat kelancaran proses produksi dan mengakibatkan ketidakstabilan kualitas

dan kuantitas produk


Frekuensi pembelian bahan baku sangat tinggi justru memboroskan dana

pengadaannya.
Jarang mendapatkan diskon pembelian karena jumlah pembelian selalu kecil

Untuk memperlancar pengadaan bahan baku yang ideal, wirausahawan dapat melakukan
hal-hal sebagai berikut:

Membuat daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya, dan

jumlahnya
Membuat jadwal, kapan bahan baku itu dibutuhkan oleh perusahaan.
Mencari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dengan cara penawaran umum
Melaksanakan pembelian bahan baku sesuai jadwal dan program perusahaan
Melaksanakan penyimpanan bahan baku di dalam gudang milik perusahaan
15

Menempatkan tenaga pelaksana proses produksi


Menempatkan tenaga pengawas yang bertangggung jawab terhadap terlaksananya
proses produksi yang sesuai dengan program perusahaan.
Barang dagang dipajang dalam bentuk window display, interior display, dan eksterior

display

b.

Mengelola proses produksi

Proses produksi adalah suatu kegiatan yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi


(man, money, material, method) untuk menghasilkan suatu produk.
Karakterisitik proses produksi:
Dilihat dari proses produksi
Produksi langsung, meliputi:

Produksi primer: produksi dari alam langsung, ex: perikanan, pertambangan, dsb.
Produksi sekunder: proses produksi yang memberikan nilai lebih dari barang yang
sudah ada, ex: kayu untuk membangun rumah, jembatan,dsb.

Produksi tidak langsung, yaitu; proses produksi yang hanya memberikan hasil dari keahlian
atau produk dalam bentuk jasa, ex; kesehatan oleh dokter, perbaikan kendaraan oleh
montir,dsb.
Dilihat dari sifat proses produksi

Proses ekstraktif, yaitu proses produksi dengan mengambil langsung dari alam
Proses analitik, yaitu proses produksi yang berupa kegiatan memisahkan suatu

barang menjadi bermacam-macam barang yang hampir menyerupai bentuk aslinya.


Proses fabrikasi, yaitu proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk

produk baru
Proses sintetik, yaitu proses mengkombinasikan beberapa bahan ke dalam satu
bentuk produk, atau sering disebut proses perakitan.

Dilihat dari jangka waktu produksi

16

Proses terus menerus, yaitu proses produksi yang menggunakan fasilitas-fasilitas


produksi untuk mengahasilkan produk yang dilakukan secara terus menerus tanpa
terpengaruh oleh musim atau cuaca dan waktu. Sifat produknya beberapa jenis dan
diproduksi dalam skala besar.

Proses secara terputus-putus, yaitu proses produksi yang kegiatan produksinya


berjalan tidak setiap saat, tetapi tergantung beberapa hal, misalkan produksi berdasarkan
pesanan, prosukdi berdasarkan musim tertentu,dsb.
Sebelum melakukan kegiatan produksi, terlebih dahulu harus membuat rencana prosuk dan
produksinya, terkait denngan persoalan mendasar yang harus dijawab, yaitu:
1)

What, barang apa yang akan dihasilkan?

2)

How, bagaimana cara produksinya dan

3)

How much, berapa banyak yang akan dihasilkan

Perbedaan perencanaan produk dan perencanaan produksi:

Aspek

Sasaran

Waktu

Manfaat

Perencanaan produk

Perencanaan produksi

Rencana tentang apa (what) dan

Rencana tentang apa dan berapa banyak yang

berapa banyak (how much) yang

akan diproduksi perusahaan untuk waktu/proses

dapat diproduksi perusahaan.

produksi tertentu.

Jangka waktu penggunaan

Jangka waktu biasanya untuk satu tahun berjalan,

bersifat jangka panjang.

dan biasanya ada perubahan tiap bulan.

Berguna untuk menyusun layout

Berguna antara lain untuk menyusun schedule

pabrik, lingkungan kerja serta

produksi, menghitung kebutuhan bahan utama dan

perekrutan tenaga kerja.

bahan penolong, dan upah tenaga kerja.

Sebelum menetapkan langkah-langkah perencanaan produksi, setiap perusahaan harus


mempertimbnagkan hal-hal berikut:

17

Jumlah kebutuhan produksi per produk untuk jangka waktu tertentu

Kebijakan persediaan terhadap jumlah persediaan bahan baku/penolong, bahan


setengah jadi dan bahan jadi.

Kebijakan kapasitas mesin/ kapasitas produksi.

Tersedianya fasilitas produksi yang memadai.

Tersedianya bahan baklu, bahan penolong dna tenaga kerja.

Jumlah produksi yang ekonomis.

Jadwal produksi dalam satu periode anggaran tertentu.

Skala produksi dan karakteristik proses produksi.

Dana lain-lain, termasuk dampak dari lamanya proses produksi.

Aspek produksi lain yang harus diperhatikan:

Lokasi produksi, yang paling efisien dan strategis baik bagi perusahaan/wirausaha dan

konsumen/pelanggan
Volume operasi, prediksi kebutuhan pasar akan produk yang dihasilkan.
Mesin dan peralattan, yang sesuai dengan kemajuan teknologi produksi saat ini,

dimana kapasitas produksi disesuaikan dengan luas produksi (tidak over kapasitas)
Bahan baku dan bahan penolong dalam jumlah yang cukup.
Tenaga kerja, seimbang dengan tingkat produksi.
Tata letak/layout, harus tepat sehingga mengurangi kesalahan selama proses produksi
berlangsung.

Sistem pengendalian produksi:

Pengendalian proses produksi, menetapkan jenis dan jumlah produk yang akan
diproduksi pada periode mendatang, teknik penyelesesaian proses produksi, waktu
dimulainya proses produksi, dan waktu penyelesaian proses produksi.

Pengendalian bahan baku, kecukupan bahan baku untuk kelancaran kegiatan proses
produksi, tidak boleh kosong, sangat sedikit atau terlalu banyak.
18

Pengendalian tenaga kerja, keseimbangan antara pekerja dengan kebutuhan proses


produksi, baik dari segi jumlah, waktu kerja dan keahliannya.

Pengendalian biaya produksi, dengan menggunakan acuan BEP dan biaya yang
relevan, sehingga tidak ada over cost.

Pengendalian kualitas produk, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Pengendalian pemeliharaan, mengacu pada sarana, prasaran dan fasilitas proses


produksi yang baik dan teratur demi kelancaran proses produksi.

Pengendalian mutu produk


Unsur-unsur yang harus tersedia dalam pengendalian mutu produk, yaitu petugas pengawas
produk, alat-alat standar untuk mengukur mutu produk, tempat-tempat produk yang perlu
diawasi dan batas penyimpanan produk.
Tujuan pengendalian produk:

Pengawasan terhadap bahan-bahan yang masuk ke pabrik

Pengawasan terhadap tingkat kegiatan proses produksi

Pengawasan terhadap produk yang sudah selesai sebelum dipasarkan

Tes-tes produk dari konsumen

Penyelidikan sebab-sebab kesalahan yang timbul selama proses produksi

19

II.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

a) Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan
dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang
mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi
identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada
pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak
ahli, diantaranya adalah :
G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang

mungkin.
.Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran
yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah

alternatif.
Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak
yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika
tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi

yang telah dibuat.


P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas

alternatif dan tindakan.


b) Kriteria Pengambilan Keputusan
Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman
perilaku para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kategori, yaitu:
a. Nilai-nilai Politik
Pembuat keputusan mungkin melakukan penilaian atas altematif kebijaksanaan
yang dipilihnya dari sudut pentingnya altematif-altematil itu bagi partai politiknya
atau bagi kelompok-kelompok klien dari badan atau organisasi yang dipimpinnya.
Keputusan-keputusan yang lahir dari tangan para pembuat keputusan seperti ini
20

bukan mustahil dibuat demi keuntungan politik dan kebijaksanaan dengan


demikian akan dilihat sebagai instrumen untuk memperluas pengaruh-pengaruh
politik atau untuk mencapai tujuan dan kepentingan dari partai politik atau tujuan
dari kelompok kepentingan yang bersangkutan.
b. Nilai-nilai organisasi
Para pembuat kepurusan, khususnya birokrat (sipil atau militer), mungkin dalam
mengambil keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat di
dalamnya Organisasi, semisal badan-badan administrasi, menggunakan berbagai
bentuk ganjaran dan sanksi dalam usahanya untuk memaksa para anggotanya
menerima, dan bertindak sejalan dengan nilai-nilai yang telah digariskan oleh
organisasi. Sepanjang nilai-nilai semacam itu ada, orang-orang yang bertindak
selaku pengambil keputusan dalam organisasi itu kemungkinan akan dipedomani
oleh pertimbangan-pertimbangan semacam itu sebagai perwujudan dari hasrat
untuk melihat organisasinya tetap lestari, unuk tetap maju atau untuk
memperlancar program-program dan kegiatan-kegiatannya atau atau untuk
mempertahankan kekuasaan dan hak-hak istimewa yang selama ini dinikmati.
c. Nilai-nitai Pribadi
Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan fisik atau
kebutuhan finansial reputasi diri, atau posisi historis kemungkinan juga
digunakan- oleh para pembuat teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan
keputusan. Para politisi yang menerima uang sogok untuk membuat kepurusan
tertentu yang menguntungkan si pemberi uang sogok, misalnya sebagai hadiah
pemberian perizinan atau penandatanganan kontrak pembangunan proyek tertentu,
jelas mempunyai kepentingan pribadi dalam benaknya. Seorang presiden yang
mengatakan di depan para wartawan bahwa ia akan menggebut siapa saja yang
bertindak inkonstirusional, jelas juga dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan
pribadinyamisalnya agar ia mendapat tempat terhormat dalam sejarah bangsa
sebagai seseorang yang konsisten dan nasionalis.
d. Nilai-nilai Kebijaksanaan
Dari perbincangan di atas, satu hal hendaklah dicamkan, yakni janganlah kita
mempunyai anggapan yang sinis dan kemudian menarik kesimpulan bahwa para
pengambil keputusan politik inr semata-mata hanyalah dipengaruhi oleh
pertimbangan-penimbangan demi keuntungan politik, organisasi atau pribadi.
Sebab, para pembuat keputusan mungkin pula bertindak berdasarkan atas penepsi
mereka terhadap kepentingan umum atau keyakinan tertentu mengenai
21

kebijaksanaan negara apa yang sekiranya secara moral tepat dan benar. Seorang
wakil rakyat yang mempejuangkan undang-undang hak kebebasan sipil mungkin
akan bertindak sejalan dengan itu karena ia yakin bahwa tindakan itulah yang
secara moral benar, dan bahwa persamaan hak-hak sipil itu memang merupakan
tujuan kebijaksanaan negara yang diinginkan, tanpa mempedulikan bahwa
perjuangan itu mungkin akan menyebabkannya mengalami resiko-resiko politik
yang fatal.
e. Nilai-nilai Ideologis
Ideologi pada hakikatnya merupakan serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang
secara logis saling berkaitan yang mencerminkan gambaran sederhana mengenai
dunia serta berfungsi sebagai pedoman benindak bagi masyarakat yang
meyakininya. Di berbagai negara sedang berkembang di kawasan Asia, Afrika dan
Timur Tengah nasionalisme yang mencerminkan hasrat dari orang-orang atau
bangsa yang bersangkutan untuk merdeka dan menentukan nasibnya sendiri
telah memberikan peran penting dalam mewamai kebijaksanaan luar negeri
maupun dalam negeri mereka. Pada masa gerakan nasional menuju kemerdekaan,
nasionalisme telah berfungsi sebagai minyak bakar yang mengobarkan semangat
perjuangan bangsa-bangsa di negara-negara sedang berkembang melawan kekuatan
kolonial.
Di Indonesia, ideologi Pancasila setidaknya bila dilihat dari sudut perilaku politik
regim, telah berfungsi sebagai resep untuk melaksanakan perubahan sosial dan
ekonomi. Bahkan ideologi ini kerapkali juga dipergunakan sebagai instrumen
pengukur legitimasi bagi partisipasi politik atau partisipasi dalam kegiatan
pembangunan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat (Abdul
Wahab, Solichin, 1987).
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
a. Komposisi kelompok. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
komposisi kelompok.
Penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi.
Pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi
Komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling

mendominasi dalam kelompok.


Ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini,
konsekuensinya adalah semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok
tersebut.

22

b.

Kesamaan anggota kelompok Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat
bila anggota kelompok sama satu dengan yang lain.
Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang dibuat
kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan
karena adanya perbadingan sosial. Tidak semua orang berada di atas rata-rata.
Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan.

a. Pencarian masalah dan peluang


Secara aktif mencari masalah-masalah guna diselesaikan atau mencari peluangpeluang baru untuk dikejar.
Masalah merupakan kesenjangan antara das sollen atau teori dengan das sein atau
fakta empiris; antara yang ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan
implementasi kebijakan. Dalam masalah terdiri dua jenis masalah, yaitu:
a. Masalah Sederhana (Simple Problem),
Ciri dari masalah sederhana adalah, berskala kecil, berdiri sendiri (kurang
memiliki sangkut paut dengan masalah lain), tidak mengandung konsekuensi
yang besar, pemecahannya tidak memerlukan pemikiran luas dan mendalam.
Pemecahan masalah dilakukan secara individual. Teknik yang biasa digunakan,
dilakukan atas dasar intuisi, pengalaman, kebiasaan dan wewenang yang melekat
pada jabatannya
b. Masalah Rumit (Complex Problem),
Ciri dari masalah rumit adalah, berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki
kaitan erat dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya
memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.

b. Model rasional pembuatan keputusan


Pengambilan keputusan ialah sebuah proses yang dinamis untuk menyelesaikan
permasalahan organisasi yang sedang diproses maupun yang sering terjadi.
Proses pengambilan keputusan rasional dibedakan dari metode yang lain dalam
pengambilan keputusan karena mengikuti tiga tahap berurutan yang berbeda tetapi
saling terkait, yaitu :
Menyetujui dan mengartikulasikan objek organisasi tujuan serta prioritas

penentuan tujuan.
Mengumpulakan, menganalisis dan mengevaluasi informasi dalam program yang
berbeda dari tindakan. Informasi ini bersama-sama dengan data lain, seperti dari
23

pengamatan lingkungan, digunakan untuk membuat dugaan tentang konsekuensi

masa depan dari pilihan alternatif.


Memilih perangkat terbaik dalam tindakan yang dinilai paling mungkin untuk

pencapaian tujuan yang maksimal.


Spesifikasi matematis perilaku rasional dalam teori ekonomi mengasumsikan bahwa
organisasi dapat menentukan tujuan dalam istilah fungsi kegunaan. Kegunaan
organisasi tergantung pada tujuan yang ditetapkan, dan preferensi peringkat organisasi
dalam tujuan berbeda ditentukan rumus matematis. Kegunaan organisasi ini kemudian
di asumsikan dimaksimalkan pada kendala yang di hadapi organisasi (misalnya:
anggaran)
a. Kelebihan model rasional pembuatan keputusan
Metode yang teruji dan mapan
Fokus pada pengumpulan data dan kriteria yang ditetapkan
Mengurangi subyektifitas
Efisien tergantung teknologi yang diterapkan (pengumpulan dan pengolahan
serta presentasi data).
Yang umum digunakan konsep dasar BCR (Benefit-Cost Ratio) dan
Probabilitas hasilnya kepuasan atau optimasi/ maksimasi
b. Kelemahan model rasional pembuatan keputusan
Diasumsikan sudah ada pengetahuan yang akan dihasilkan
Model linier dan tidak dinamis (mengikuti langkah-langkah keterkaitan)
Dimunculkan sebagai sebagai obyektif namun pengambilan keputusan oleh
siapapun membutuhkan justifikasi pribadi (tidak bebas nilai)
c. Langkah langkah dalam model rasional pembuatan keputusan

Tetapkan masalah

Identifikasi kriteria keputusan

Alokasikan bobot pada kriteria

Kembangkan alternatif

Evaluasi alternatif

Pilih alternatif terbaik

24

c. Pengembangan efektivitas pembuatan keputusan dan pemecahan masalah


Dalam membuat keputusan yang efektif banyak hal yang perlu diperhatikan, hal
tersebut dapat mencakup masalah dasar yang digunakan dalam pengambilan
keputusan, jenis keputusan yang diambil, proses pengambilan keputusan, para
pengambil keputusan, keterlibatan orang-orang (bawahan) dalam mengambil
keputusan, bentuk pengambilan keputusan,dan efektivitas pengambilan keputusan
oleh pimpinan.
Disamping itu menurut Rivai (2004:151) pengambilan keputusan dapat dilihat dari
dua aspek yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan.
Rivai (2012:236) mengemukakan persepsi adalah suatu proses yang ditempuh
individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar
memberikan makna bagi lingkungan mereka. Proses pengambilan keputusan
menurutSyamsi (2007:38) bahwa proses pengambilan keputusan terdiri atas
beberapa tahap yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Identifikasi masalah
mengadakan analisis permasalahannya
membuat beberapa alternatif pemecahan
membandingkan beberapa alternatif
mengambil keputusan dengan pasti
melaksanakan keputusan dan memantaunya,dan
mengevaluasi hasilnya.
Menurut Anderson: sebagai sebuah proses yang diawali dengan pengamatan
perbedaan diantara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan, yang
kemudian dilanjutkan dengan langkah memperkecil atau menghilangkan
perbedaan tersebut.

a. Langkah-Langkah dalam pemecahan menurut Anderson:


Pengenalan dan pendefenisian masalah
Penentuan sejumlah solusi alternatif
Penentuan kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi solusi alternatif
Evaluasi solusi alternatif
Pemilihan solusi alternatif terpilih
25

Implentasi solusi alternatif terpilih


Evaluasi hasil yang di peroleh untuk menentukan diperolehnya solusi yang
memuaskan.

26

Anda mungkin juga menyukai