Anda di halaman 1dari 4

1.

PENGARUH TIMBAL BALIK ANTAR LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL BUDAYA

Studi lingkungan adalah suatu studi tentang gejala dan masalah kehidupan manusia
yang ditinjau antar hubungannya dengan lingkungan tempat kehidupan tadi.
Pengertian lingkungan cukup luas, meliputi berbagai benda, organisma, tanah, udara,
dan lain lain sebagainya, yang merupakan kondisi di sekitar makhluk yang mempengaruhi
kehidupanya. Karena kehidupan makhluk itu diungkapkan oleh pertumbuhan dan karakternya,
dengan demikian lingkungan itu dapat didefinisikan sebagai semua kondisi disekitar makhluk
hidup, yang berpengaruh terhadap karakternya . Karena yang sedang dibahas adalah lingkungan
terhadap kehidupan manusia, maka konsep yang kita gunakan harus konsep ekologi manusia,
dan lingkungan juga harus lingkungan hidup manusia.
Tekanan studi

ekologi

manusia yaitu, hubungan

populasi manusia

dengan

lingkungannya sepanjang adanya jalianan hidup diantara keduannya yang saling pengaruh
mempengaruhi. Jalinan hidup manusia dengan lingkungan ada pada suatu ruang atau tempat
tertentu. Jalinan hidup pada tempat tertentu inilah yang disebut ekosistem. Selanjutnya
bagaimanakah kita bedakkan lingkungan biotik dengan lingkungan abiotic, sedangkan
berdasarkan tinjauan ekologi manusia kita membedakan antara lingkungan alam dengan
lingkungan social dan lingkungan budaya.
Berdasarkan tinjauan ekologi, lingkungan biotik terdiri dari organisasi baik yang
makruh, maupun yang mikro. Sedangkan lingkungan abiotic adalah lingkunngna yang tidak
terdiri dari makhluk hidup, melainkan terdiri dari batuan, tanah, udara, air, proses dan kekuatan
alam, mineral, dll. Yang dimaksud lingkungan alam (natural environment) pada tinjauan ekologi

manusia yaitu segala kondisi alamiah baik yang terdiri dari alam anorganik (abiotic), maupun
yang terdiri dari alam organic (biotik) yang masih belum sepenuhnya social manusia baik
perorangan maupun kelompok. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungang budaya yaitu
segala kondisi hasil cipta - karya manusia baik yang berupa benda - materi, maupun yang tidak
berupa benda. Bangunan, pakaian, benda hasil karya seni, peraturan, gagasan, sistem nilai, dan
sebangsanya termasuk lingkungan budaya.

TOPIK
INI KAWASAN KONSERVASI DI SULTRA JADI
SASARAN PERAMBAH
POSTED BY MARWAN AZIZ
JUMAT, 03 OKTOBER 2014

Suaka Margasatwa air terjun Tirta Rimba. Foto : Dok Sinar Harapan.

KENDARI, BL - Aktivitas perambahan kawasan hutan konservasi di Provinsi Sulawesi


Tenggara (Sultra) sudah berada pada tingkat memprihatinkan.
Humas BKSDA Sultra La Mada di Kendari, mengatakan, sasaran perambahan kawasan
hutan tersebut terdapat pada empat kabupaten dan kota di Sultra. "Tim BKSDA bersama institusi
terkait terus mengidentifikasi adanya oknum yang menyerobot kawasan konservasi. Sangat
mungkin perambahan terjadi di luar empat daerah tersebut," kata La Mada (2/10).
Empat daerah kabupaten/kota yang menjadi sasaran perambahan kawasan konservasi itu
antara laian Kota Bau Bau, Kabupaten Konawe Selatan, Buton Utara dan Kolaka.
Suaka Margasatwa air terjun Tirta Rimba di Kota Bau Bau dirambah sekitar 200 kepala
keluarga dengan mendirikan rumah dan sebagian menanam tanaman jangka panjang. Selain
Suaka Margasatwa Butur Utara di Desa Labuan Peropa, Kecamatan Wakorumba Utara,
Kabupaten Buton Utara juga telah dirambah untuk lahan pertanian seluas 19 hektare.
Sementara Suaka Margasatwa Mangolo di Desa Ulunggolaka, Kecamatan Latambaga,
Kabupaten Kolaka dirambah untuk pemanfaatan lahan perkebunan sekitar 23 hektare. Selain itu
Suaka Margasatwa Tanjung Batikolo di Desa Kalokalo, Kecamatan Lainea, Kabupaten Konawe
Selatan tidak luput dari perambahan seluas 100 hektare.
"Umumnya perambah kawasan konservasi ini memperoleh lahan dengan cara membeli
dari orang tidak bertanggungjawab dan berspekulasi membuka lahan untuk perkebunan," kata La
Mada. BKSDA, kata dia, sudah melakukan langkah-langkah persuasif dengan perambah agar
meninggalkan kawasan tersebut atas kesadaran sendiri.

Anda mungkin juga menyukai