I.
II.
III.
IV.
V.
PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
No Rekam Medis
Nama Klien
Nama panggilan
Tempat/tgl lahir
Umur
Jenis Kelamin
Suku
Bahasa yang dimengerti
Orang tua/wali
Nama ayah/ibu/wali
Pekerjaan ayah/ibu/wali
Pendidikan
Alamat ayah/ibu/wali
: 01.28.42.74
Tanggal masuk RS: 03/09/2007
: An.K
: Khusnul
: 18 Januari 2002
: 5 th, 0 bln, 3 hr
: Perempuan
: Jawa
: Jawa/indonesia
:
: Bp. T / Ny. J
: Buruh / Ibu Rumah Tangga
: SLTP
: Gawong Bruno Purworejo RT 08/RW 04 Jawa Tengah
KELUHAN UTAMA
Ingin Operasi PSARP
RIWAYAT KELUHAN SAAT INI
Sejak nlahir anak diketahui tidak
RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a.
Prenatal
:
Selama kehamilan ibu klien melakukan ANC ke bidan secara teratur sesuai
dengan anjuran dari bidan, dan mendapatkan obat tambah darah, selama hamil
tidak ada keluhan dan penyakit yang diderita ibu klien.
b.
Perinatal dan post natal
:
An. R lahir spontan ditolong bidan, BBL 2950, langsung menangis.
c.
Penyakit yang pernah diderita
:
Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah mengalami sakit yang
mangharuskan berobat ke RS (mondok), hanya sakit flu biasa dan berobat ke
bidan kemudian sembuh.
d.
Hospitalisasi/tindakan operasi
:
Klien belum pernah mengalami hospitalisasi sebelum sakit yang sekarang.
e.
Injuri/kecelakaan :
Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah mengalami kecelakaan serius,
paling jatuh pada saat main sepeda dan luka kecil pada kakinya (daerah lutut).
f.
Alergi
:
Ibu klien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat alergi demikian juga
dengan keluarga, tidak ada yang mempunyai riwayat alergi.
g.
Imunisasi dan tes laboratorium
:
Ibu klien mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
h.
Pengobatan
:
Apabila klien sakit ibu klien membawa klien berobat ke bidan yang ada di
desanya.
RIWAYAT PERTUMBUHAN
Klien dapat merangkak pada umur 9 bulan, dapat berjalan umur 14 bulan, umur 18
bulan bisa berlari, umur 2,5 tahun bisa naik sepeda roda 3, umur 5 tahun bisa naik
sepeda mini.
Status gizi : baik, nilai Z score :
VI.
RIWAYAT SOSIAL :
Yang mengasuh
:
Yang mengasuh klien adalah ibunya sendiri
b.
Hubungan dengan anggota keluarga :
Hubungan dengan keluarga dan orang lain baik, komunikasi lancar,
menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia.
c.
Hubungan dengan teman sebaya :
Hubungan dengan teman sebaya baik dan komunikasi lancar.
d.
Pembawaan secara umum :
Klien nampak pendiam, kooperatif, agak takut dengan petugas (pada masa awal
klien minta dipeluk ibunya ketika petugas datang atau akan dilakukan
pengobatan/injeksi)
a.
VII.
RIWAYAT KELUARGA
a.
Sosial ekonomi
:
Ibu klien mengatakan penghasilan keluarga sekitar Rp. 500 000 s.d Rp. 600 000
setiap bulan, dengan jumlah anak 3 orang, sehingga keluarga hanya mampu
merawat klien di bangsal kelas III.
b.
Lingkungan rumah
:
Ibu klien mengatakan lingkungan rumahnya cukup bersih dan ventilasi udara
cukup, lantai rumah dari semen, jumlah jendela 4 buah, tidak ada sumber polusi
yang dekat dengan rumahnya.
c.
Penyakit keluarga :
Tidak ada anggota keluarga, saudara yang mempunyai penyakit menular ataupun
menurun.
d.
Genogram : Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
menular, keturunan atau menderita sakit yang sama dengan klien.
VIII.
b.
Adaptasi motorik :
Berat badan dan tinggi badan normal sesuai umur
c.
Bahasa :
Klien mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa dan bahas
indonesia dengan baik.
Interpretasi :
Pertumbuhan dan perkembangan normal.
IX.
h.
PEMERIKSAAN FISIK :
a.
Keadaaan umum :
Tingkat kesadaran : composmentis.
Nadi ; 124 x/mnt, suhu; 37,5 C, RR ; 23 x/mnt,TD; 100/70
mmHg
Respon nyeri : klien menangis, meringis, minta dipeluk ibunya
bila menghadapi nyeri
BB; 24 kg ,TB; 117 cm , LLA ; 17 cm , LK; 52 cm.
b.
Kulit :
Warna sawo matang, kulit teraba hangat, kuku pendek dan bersih, terdapat luka
operasi di daerah abdomen p +/- 15 cm.
c.
Kepala :
Bentuk mesochepal, ubun-ubun menutup, warna rambut hitam, ikal, distribusi
merata, tersisir rapi dan bersih.
d.
Mata :
Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
e.
Telinga :
Simetris, discharge (-) bersih, bentuk normal.
f.
Hidung :
Simetris, discharge (-), bentuk normal, terpasang O2 3 lt/jam.
g.
Mulut :
Simetris, agak kering, gigi normal, bersih, karies (-),klien meringis dan merintih
ketika nyeri dirasakan.
h.
Leher :
JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran limponodi.
i.
Dada :
Simetris, tidak ada keterlambatan gerak, retraksi dinding dada (-), suara nafas
vesikuler.
j.
Payudara :
Tak ada keluhan, simetris.
k.
Paru-paru :
P: sonor, A: vesikuler
l.
Jantung :
S1-S2 murni, tak ada murmur, bising (-).
m.
Abdomen :
Simetris, NT (+) peristaltik lemah 1-2, terdapat luka post operasi P +/- 15
cm,terpasang drain.
n.
Genetalia :
Tak ada keluahan, terpasang DC di OU.
o.
Anus dan rektum :
Tak ada keluhan, integritas baik.
p.
Muskuleskeletal :
Tak ada keluhan, pergerakan sendi sesuai jenis, ROM baik.
q.
Neurologi :
Normal, tak ada keluhan.
XI.
XII.
10/11/04
11/11/04
12/11/04
Terapi
Inf RL 1700
Inj cefotaxim
Inj Metronodazole
Inj Novalgin
Inf RL 1700
Inj cefotaxim
Inj Metronodazole
Inj Novalgin
Minum bertahap, diit lunak
TKTP
Inf RL 1700
Inj cefotaxim
Inj Metronodazole
Inj Novalgin
Minum bertahap, diit lunak
TKTP
Inf RL 1700
Inj cefotaxim
Inj Metronodazole
Inj Novalgin
Dosis
1700 cc/24 jam
3 x 500 mg
3 x 125 mg
3 x 1 amp
1700 cc/24 jam
3 x 500 mg
3 x 125 mg
3 x 1 amp
1700 cc/24 jam
3 x 500 mg
3 x 125 mg
3 x 1 amp
1700 cc/24 jam
3 x 500 mg
3 x 125 mg
3 x 1 amp
5
13/11/04
XIII.
No
1
ANALISA DATA
Data
DS :
Klien
mengeluh sakit didaerah perut.
DO :
Post operasi
laparatomi.
Terdapat luka
operaso P +/- 15 cm.
Tampak
ekspresi menahan nyeri.
Scala
nyeri
VAS : sedang.
T : 100/70,
N : 124, RR : 23
DS :DO :
WBC :8,20
Terdapat luka
operasi P +/- 15 cm.
Terpasang
drain
Terpasang DC
Terpasang IV
line
S : 37.5 C
DS :
Ibu
klien
mengatakan klien masih puasa.
DO :
Peristaltik
lemah, 1 2 x/menit
Klien puasa
sejak tanggal 9/11/04 s.d 10/11/04
Klien
mengeluh haus
Bibir terlihat
agak kering
DS :
Masalah
Nyeri akut
Kemungkinan
penyebab
Agen injuri :
diskontinueitas
jaringan
Risiko infeksi
Risiko
ketidak
seimbangan volume
cairan
Defisit
Kurang
6
Ibu
klien
bertanya tentang hal-hal yang harus
dilakukan dan yang pantang dilakukan.
Tgl 12/11/04
telur tidak dimakan
XIV.
pengetahuan
paparan
tentang perawatan informasi
dan pengobatan
PRIORITAS MASALAH
1.
2.
3.
4.
XV.
Risiko infeksi
Risiko ketidakseimbangan volume cairan
Defisit pengetahuan tentang perawatan dan
pengobatan b.d kurang paparan informasi
RENCANA KEPERAWATAN
N Diagnos
o
es
1 Nyeri
akut
Tujuan
intervensi
Rasional
Setelah
dilakukan
TP selama 2 x 24
jam
tingkat
kenyamanan klien
meningkat,
dibuktikan dengan
level nyeri pada
scala
2-3,
klien
dapat melaporkan
nyeri pada petugas
dan
menyatakan
kenyamanan
fisik
dan psikologis
Manajemen nyeri :
1.
Lakukan
pegkajian
nyeri secara komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi,
kualitas
dan
faktor presipitasi.
2.
Observasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan.
3.
Gunakan
teknik
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman nyeri klien
sebelumnya.
4.
Kaji
kultur
yang
mempengaruhi nyeri.
5.
Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau.
6.
Evaluasi
bersama
klien dan tim kesehatan
tentang keefektifan kontrol
nyeri masa lampau.
7.
Bantu
klien
dan
keluarga
untuk
mendapatkan dukungan
8.
Kontrol
faktor
lingkungan
yang
mempengaruhi
nyeri
seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan, kebisingan.
Kurangi
faktor
presipitasi nyeri.
10.
Pilih
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologis/non
farmakologis)
11.
kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi.
12.
Ajarkan teknik non
farmakologis
(relaksasi,
distraksi
dll)
untuk
mengetasi nyeri..
13.
Berikan
analgetik
untuk mengurangi nyeri.
14.
Evaluasi
tindakan
pengurang
nyeri/kontrol
nyeri.
15.
Kolaborasi
dengan
dokter bila ada komplain
tentang
pemberian
analgetik tidak berhasil.
16.
monitor
penerimaan
klien tentang manajemen
nyeri.
Administrasi analgetik :
1.
Tentukan
lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat
nyeri
sebelum
pemberian obat.
2.
Cek
program
pemberian
analogetik;
jenis, dosis, dan frekuensi.
3.
Cek riwayat algi.
4.
ilih analgesik yang
dibutuhkan dam kombinasi
dari
analgetik
ketika
pemberian lebih dari satu.
5.
Tentukan
pilihan
analgetik tergantung tipe
dan beratnya nyeri.
6.
tentukan
analgetik
pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal.
7.
Monitor TTV sebelum
dan sesudah pemberian
analgetik.
8.
Berikan
analgetik
tepat waktu terutama saat
nyeri muncul.
9.
Evaluasi
efektifitas
analgetik, tanda dan gejala
efek samping.
Konrol infeksi :
1.
Bersihkan lingkungan
setelah dipakai pasien lain.
2.
Pertahankan
teknik
isolasi.
3.
Batasi pengunjung bila
9.
Risiko
infeksi
Setelah
dilakukan
TP selama 2 x 24
jam tidak terdapat
faktor risiko infeksi
pada
klien
dibuktikan dengan
Lingkungan
yang
nyaman
dapat
membantu
klien
untuk
mereduksi
nyeri.
Pengalihan
nyeri
dengan
relaksasi
dan distraksi dapat
mengurangi
nyeri
yang sedang timbul.
Pemberian analgetik
yang tepat dapat
membantu
klien
untuk
beradaptasi
dan
mengatasi
nyeri.
Tindakan evaluatif
terhadap
penanganan
nyeri
dapat
dijadikan
rujukan
untuk
penanganan
nyeri
yang
mungkin
muncul berikutnya
atau yang sedang
berlangsung.
Kondisi lingkungan
memberikan
pengaruh
yang
penting
dalam
terjadinya infeksi.
Penularan
infeksi
perlu.
Intruksikan
kepada
pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung
dan sesudahnya.
5.
Gunakan sabun anti
miroba
untuk
mencuci
tangan.
6.
Lakukan cuci tangan
sebelum
dan
sesudah
tindakan keperawatan.
7.
Gunakan
baju
dan
sarung tangan sebagai alat
pelindung.
8.
Cukur dan persiapkan
daerah untuk persiapan
prosedur
infasif
dan
pembedahan.
9.
Pertahankan
lingkungan yang aseptik
selama pemasangan alat.
10.
Lakukan
perawatan
luka dan dresing infus
setiap hari.
11.
Tingkatkan
intake
nutrisi.
12.
berikan
antibiotik
sesuai program.
4.
dapat
melalui
pengunjung
yang
mempunyai
penyekit menular.
Tindakan antiseptik
dapat mengurangi
pemaparan
klien
dari sumber infeksi.
Pengunaan
alat
pengaman
dapat
melindungi
klien
dan petugas dari
tertularnya penyakit
infeksi.
Perawatan
luka
setiap hari dapat
mengurangi
terjadinya
infeksi
serta dapat untuk
mengevaluasi
kondisi luka.
Pnemuan
secara
dini
tanda-tanda
infeksi
dapat
mempercepat
penanganan
yang
diperlukan sehingga
klien dapat segera
terhindar dari resiko
infeksi
atau
terjadinya
infeksi
dapat dibatasi.
Pengguanan teknik
aseptik dan isolasi
klien
dapat
mengurangi
pemaparan
dan
penyebaran infeksi.
Kemerahan, panas
dan produksi dari
luka mengidikasikan
terjadinya infeksi.
Satus nutrisi yang
adekuat,
istirahat
yang cukup serta
mobilisasi
dan
latihan yang teratur
dapat meningkatkan
percepatan proses
penyembuhan luka.
Konsumsi antibiotik
sesuai
program
dapat mengurangi
resiko
resistensi
kuman.
Dengan
pengetahuan yang
cukup
maka
keluiarga
mampu
mengambil
peran
cukup.
15.
Monitor
perubahan
tingkat energi.
16.
Dorong peningkattan
mobilitas dan latihan.
17.
Dorong
batuk
dan
napas dalam.
18.
Instruksikan
klien
untuk minum antibiotik
sesuai program.
19.
Ajarkan keluarga/klien
tentang tanda dan gejala
infeksi.
20.
Ajarkan
cara
menghindari infeksi.
21.
Batasi buah segar,
sayuran, dan merica pada
pasien neutropenia.
22.
Jauhkan bunga dan
tanaman dari lingkungan
klien.
23.
Berikan ruang pribadi.
24.
Yakinkan
keamanan
air dan hiperklorinisasi dan
pemanasan.
25.
Laporkan kecurigaan
infeksi.
26.
Laporkan jika kultur
positif.
Imunisasi vaksinasi :
1. Ajarkan kepada keluarga
tentang jadwal imunisasi,
alsan dan manfaatnya
serta efek samping.
2. Ajarkan kepada keluarga
tentang jenis vaksinasi
yang
sesuai
dengan
paparan tertentu.
3. Berikan informasi tertulis
jika perlu.
4. Sediakan catatan tentang
tanggal
dan
jenis
imunisasi.
5. Identifikasi tentang teknik
administrasi yang tepat.
6. Identifikasi rekpomendasi
terbaru tentang manfaat
imunisasi.
7. Berikan injeksi pada paha
anterolateral.
8. Informasikan
imunisasi
untuk turis yang akan
pergi keluar negeri.
9. Identifikasi tentang kontra
indikasi imunisasi.
10. Yakinkan
informed
concenst
untuk
pemberian imunisasi.
11. Bantu keluarga dengan
10
Risiko
ketidak
seimbangan
volume
cairan
Perawat
akan
mengatasi
dan
meminimalkan
faktor-faktor risiko
ketidak seimbangan
cairan, klien akan
memperlihatkan
tanda-tanda keseim
bangan cairan , KH :
BJ urine normal,
intake dan output
seimbang,
tidak
terjadi
penurunan
BB yang mencolok.
Kurang
pengetahu
an
Setelah
dilakukan
TP selama 1 x 24
jam
keluarga
mampu :
a.
Memah
ami
tentang
penyakit
dan
perawatan yang
diberikan
b.
Memah
ami
informasi
yang
diberikan
dan
masalah
keuangann
untuk
pembayaran
imunisasi.
12. Observasi klien setelah
pemberian imunisasi.
13. Restrain
anak
selama
pemberian imunisasi.
14. Jadwalkan
imunisasi
dalam selang waktu yang
tepat.
1.
Pantau
tanda
dan
gejala dini defisit volume
cairan
2.
Berikan
obat
antiemetik
sesuai
program.
3.
Berikan cairan sering
dalam jumlah kecil untuk
mendorong urinasi setiap
2 jam.
4.
Monitor respon pasien
terhadap
pemberian
terapi cairan.
5.
Evaluasi
pemberian
terapi cairan dari respon
yang muncul
6.
Pantau
input
dan
output cairan, pastikan
input
dapat
mengkompensasi output.
7.
Timbang BB setiap
hari.
Penurunan volume
yang
bersirkulasi
menyebabkan
kekeringan jaringan
dan
pemekatan
urine, deteksi dini
memungkinkan
terapi penggantian
sesegera mungkin.
Anti emetik dapat
mencegah
kehilangan
cairan
melalui
muntah
dengan
menghambat
rangsang terhadap
pusat muntah.
Output
dapat
melebihi
input
sehingga
dapat
terjadi dehidrasi, hal
ini
apat
meningkatkan laju
filtrasi glomerulus,
membuat
output
tidak adekuat untuk
membersihkan sisa
metaboisme dengan
baik dan mengarah
pada
peningkatan
BUN dan elektrolit.
Penimbangan
BB
harian
dapat
mendeteksi
kehilangan cairan.
Untuk mengetahui
tingkat
pengetahuan klien/
keluarga
tentang
penyakit
dan
perawatan
serta
harapan-harapan
nya
Meningkatkan
pengetahuan klien/
keluarga sehingga
dapat
lebih
11
mempertahankan
perilaku
kesehatan yang
optimal
c.
Bekerja
sama
dengan
tenaga kesehatan
secara
proaktif
dalam
program
perawatan
5. Libatkan
klien/keluarga
dalam perencanaan dan
program perawatan.
XVI.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. Hari/
Implementasi
DX tgl/jam
1
Selasa
09/11/04
22.10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rabu
10/11/04
24.00
02.00
04.00
06.00
08.00
16.00
Mengukur TTV
Mengkajian
nyeri
:
lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi.
Mengobservasi
reaksi
klien
terhadap nyeri
Menciptakan
lingkungan
yang
nyaman : kerapihan dan kebersihan
tempat tidur.
Mengatur posisi tidur semi fowler,
menganjurkan klien untuk tidak banyak
bergerak untuk selama 1 x 12 jam untuk
mengurangi nyeri.
Memberikan O2 3 lt
Mengajarkan teknik nafas dalam
untuk mengurangi nyeri..
8.
9.
12.
Monitor TTV
13.
Monitor TTV
14.
Mengobservasi TTV dan kualitas
nyeri
15.
Melakukan cek dan ricek program
pemberian analgetik; jenis, dosis, dan
frekuensi.
16.
Memberikan injeksi novalgin 1 amp.
17.
Evaluasi efektifitas analgetik, respon
klien terhadap manajemen nyeri
18.
kooperatif
dalam
program perawatan
Evaluasi
S:Klien
mengatakan
nyerinya
didaerah perut, senut-senut, terusmenerus,
meningkat
bila
melakukan gerakan-gerakan.
O:Tingkat nyeri (VAS) sedang, klien
nampak merintih, T: 100/70, nadi:
124, RR: 23 x/mnt, S: 37.5C,
posisi tidur klien semi fowler,
klien mampu mengikuti intruksi
untuk menarik nafas dalam, O2
terpasang 3 lt
A:Nyeri akut masih dialami oleh
klien.
P:Lanjutkan intervensi :
-Administrasi analgetik
-Monitor TTV tiap 2 jam
-Evaluasi respon klien terhadap
manajemen nyeri
S: O: klien nampak tidur, nadi 108
x/mnt, RR: 19x/mn, S: 37C
novalgin masuk.
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi :
-Administrasi analgetik
-Monitor TTV tiap 2 jam
-Evaluasi respon klien terhadap
manajemen nyeri
S:Klien mengatakan nyerinya sudah
agak berkurang, timbul lagi pada
saat bergerak.
O: Pk.02.00 Nadi 106 x, RR: 20 x, S:
36.8C, Pk.04.00 Nadi: 98x,
RR:19x, S: 36.7, Pk.06.00: Nadi:
104x, RR:19x, S:37C klien masih
tidur,Tx analgetik masih novalgin
3 x 1 amp,
A:Masalah teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi :
-Administrasi analgetik
12
Kamis
I1/11/04
24.00
08.00
16.00
Jumat
12/11/04
24.00
08.00
Selasa
09/11/04
22.00
22.10
Rabu
10/10/04
24.00
06.00
08.00
16.00
Kamis
11/1104
24.00
19.
20.
21.
Mengobservasi TTV
22.
Memberikan injeksi novakgin 1 amp
23.
Mengevaluasi respon klien terhadap
manajemen nyeri
24.
25.
Mengobservasi TTV
26.
Mengevaluasi respon klien terhadap
manajemen nyeri.
27.
Melakukan cek dan ricek program
analgetik.
1.
6.
7.
9.
4.
Memberikan
injeksi
cefotaksim,
metronidazole sesuai program.
5.
Mengobservasi TTV
S: -
13
08.00
11.
14.00
16.00
Jumat
12/1/04
24.00
08.00
12.00
Sabtu
13/11/04
24.00
08.00
Selasa
09/11/04
22.00
14.
15.
22.
Mengukur TTV
Mengukur TTV
Memberikan injeksi cefotaksim dan
metronidazole sesuai program
25.
Melakukan perawatan luka
26.
Mengobservasi tanda-tanda infeksi
27.
Memotifasi
klien
untuk
menghabiskan diitnya
28.
Kolaborasi
pemeriksaan
leukosit
darah
29.
Mengambil darah IV 2 cc untuk px
23.
24.
14
22.10
Rabu
10/10/04
24.00
06.00
Kamis
11/11/04
08.00
14.00
Jumat
12/11/04
07.00
sesuai kebutuhan
3. Memantau kelancaran IV line
4. Memantau kelancaran IV line
5. Mengukur balance cairan
08.00
14.00
4
Kamis
11/1104
14.15
1.
15
I:
Memberikan
penjelasan
kepada ibu klien tentang
pentingnya asupan nutrisi
terutama protein untuk
kesembuhan luka.
E:
S:Ibu klien mengatakan
mengerti dan paham
dengan informasi yang
didapatnya
O:Ibu
klien
nampak
mengangguk-angguk
puas
A:Masalah teratasi.
P:Hentikan
intervensi
,
pertahankan kondisi
XVII.
DAFTAR PUSTAKA
16