PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan suasana hati (mood disorder) merupakan hal yang umum dan
lazim (gangguan ini terbanyak ditemukan baik di pelayanan kesehatan mental
maupun dalm praktek dokter medis umum). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa, diperkirakan 9-26% wanita dan 512% pria pernah mengalami depresi yang gawat didalam kehidupan mereka.
Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh
hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan
berat. Pasien dengan mood yang meninggi (elevated), yaitu mania
menunjukkan sikap meluap-luap, gagasan yang meloncat-loncat (flight of
ideas), penurunan kebutuhan tidur, peninggian harga diri, dan gagasan
kebesaran. Pasien dengan mood terdepresi, yaitu-depresi merasakan hilangnya
energi-energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya
nafsu makan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri. Tanda dan gejala
lain dari gangguan mood adalah perubahan tingkat aktivitas, kemampuan
kognitif, pembicaraan, dan fungsi vegetative (seperti tidur, nafsu makan,
aktivitas seksual, dan irama biologis lainnya). Perubahan tersebut hampir selalu
menyebabkan gangguan fungsi interpersonal, sosial, dan pekerjaan.(1)
Keadaan afek yang meningkat dengan peningkatan aktivitas fisik dan
mental yang berlebihan serta perasaan gembira luar biasa yang secara
keseluruhan tidak sebanding dengan peristiwa yang terjadi
merupakan
karakteristik dari mania. Bentuk mania yang lebih ringan disebut hipomania.
Mania dan hipomania agak sulit ditemukan karena kegembiraan jarang
mendorong seseorang untuk berobat ke dokter. Pada penderita mania sebagian
besar tidak menyadari adanya sesuatu yang salah dengan kondisi mental
maupun perilakunya.3
Gejala
gangguan
bipolar
sangat
bervariasi
dan
sering
reuptake
neurotransmiter
aminergic
dan
menghambat
informasi
dalam
rangka
pelayanan
komunikasi/konsultasi,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu
gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa
pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar karena penyakit
kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodik dua kutub, yakni kondisi
manik (bergairah tinggi yang tidak terkendali) dan depresi.8
B. Gejala Penyakit Bipolar
Orang-orang dengan penyakit bipolar mengalami keadaan-keadaan
emosional yang hebatnya tidak biasa yang terjadi pada periode-periode yang
beda yang disebut "mood episodes (episode-episode suasana hati)". Keadaan
yang sangat penuh kegembiraan disebut manic episode, dan keadaan yang
sangat sedih atau tanpa harapan disebut depressive episode. Adakalanya,
episode suasana hati termasuk gejala-gejala dari keduanya mania dan depresi.
Ini disebut keadaan campuran (mixed state). Orang-orang dengan penyakit
bipolar juga mungkin eksplosif dan teriritasi selama episode suasana hati
(mood episode).
Perubahan-perubahan yang ekstrim pada energi, aktivitas, tidur, dan
kelakuan berjalan bersama dengan perubahan-perubahan pada suasana hati ini.
Adalah mungkin untuk seseorang dengan penyakit bipolar untuk mengalami
periode yang berlangsung lama dari suasana-suasana hati yang tidak stabil
daripada episode-episode yang terpisah dari depresi atau mania.
Seseorang mungkin sedang mempunyai episode penyakit bipolar jika ia
mempunyai sejumlah gejala-gejala manic atau depresi untuk hampir sepanjang
hari, hampir setiap hari, untuk paling sedikit satu atau dua minggu. Adakalanya
gejala-gejalanya begitu parah sehingga orang itu tidak dapat berfungsi di
tempat kerja, sekolah, atau rumah.
termasuk:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
termasuk:
Perubahan-Perubahan
Suasana Hati
Perubahan-Perubahan Kelakuan
aktivitas-aktivitas yang
pernah dinikmati,
termasuk seks.
Perubahan-Perubahan
Kelakuan
proyek baru
Menjadi gelisah
keputusan-keputusan
Memikirkan kematian
yang impulsif.
Sebagai tambahan pada mania dan depresi, penyakit bipolar dapat
menyebabkan jajaran dari suasana-suasana hati, seperti ditunjukan pada skala.
Satu sisi dari skala termasuk depresi yang parah, depresi yang sedang,
dan suasana hati rendah yang ringan. Depresi sedang mungkin menyebabkan
gejala-gejala yang kurang ekstrim, dan suasana hati rendah yang ringan disebut
dysthymia jika ia kronis atau berjangka panjang. Di tengah-tengah skala
adalah suasana hati yang normal atau seimbang.
Pada ujung lain dari skala adalah hypomania dan mania yang parah.
Beberpa orang-orang dengan penyakit bipolar mengalami hypomania. Selama
episode-episode hypomanic, seorang mungkin mempunyai energi dan tingkattingkat aktivitas yang meningkat yang adalah tidak separah khas mania, atau ia
mungkin mempunyai episode-episode yang berlangsung kurang dari satu
minggu dan tidak memerlukan perawatan gawat darurat. Seseorang yang
mempunyai episode hypomanic mungkin merasa sangat baik, berproduktif
sangat tinggi, dan berfungsi baik. Orang ini mungkin tidak merasa bahwa ada
sesuatu yang tidak benar bahkan ketika famili dan teman-teman mengenali
turun naiknya suasana hati sebagai kemungkinan penyakit bipolar. Tanpa
perawatan yang benar, bagaimanapun, orang-orang dengan hypomania
mungkin mengembangkan mania atau depresi yang parah.
Selama keadaan campuran, gejala-gejala seringkali termasuk agitasi,
kesulitan tidur, perubahan-perubahan utama pada nafsu makan, dan pikiran
bunuh diri. Orang-orang pada keadaan campuran mungkin merasa sangat sedih
atau putus asa sementara merasakan sangat bertenaga.
Adakalanya, seorang dengan episode-episode yang parah dari mania
atau depresi juga mempunyai gejala-gejala psychotic, seperti halusinasihalusinasi atau delusi-delusi (khayalan-khayalan). Gejala-gejala psychotic
cenderung mencerminkan suasana hati seseorang yang ekstrim. Contohnya,
gejala-gejala psychotic untuk seseorang yang mempunyai episode manic
mungkin termasuk kepercayaan bahwa ia terkenal, mempunyai banyak uang,
atau mempunyai kekuatan-kekuatan khusus. Pada cara yang sama, seseorang
yang mempunyai episode depresi mungkin percaya ia hancur dan tidak beruang
sepeserpun, atau telah melakukan kejahatan. Sebagai akibatnya, orang-orang
dengan penyakit bipolar yang mempunyai gejala-gejala psychotic adakalanya
salah didiagnosa sebagai mempunyai schizophrenia, penyakit mental parah
lainnya yang dihubungkan dengan halusinasi-halusinasi dan khayalankhayalan.
Orang-orang dengan penyakit bipolar mungkin juga mempunyai
persoalan-persoalan kelakuan. Mereka mungkin menyalahgunakan alkohol dan
unsur-unsur, mempunyai persoalan-persoalan hubungan, atau berkinerja buruk
di sekolah atau tempat keja. Pada mulanya, adalah tidak mudah untuk
mengenali persoalan-persoalan ini sebagai tanda-tanda dari penyakit mental
utama.
C. Patofisiologi
Dahulu virus sempat dianggap sebagai penyebab penyakit ini. Serangan
virus pada otak berlangsung pada masa janin dalam kandungan atau tahun
pertama sesudah kelahiran. Namun, gangguan bipolar bermanifestasi 15-20
tahun kemudian. Telatnya manifestasi itu timbul karena diduga pada usia 15
tahun kelenjar timus dan pineal yang memproduksi hormon yang mampu
mencegah gangguan psikiatrik sudah berkurang 50%.
Penyebab gangguan Bipolar multifaktor. Mencakup aspek biopsikososial. Secarabiologis dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan
pun
menemukan
volume
yang
kecil
pada
amygdala
dan
dopamin,
asetilkolin.Selain
norepinefrin,
itu,
serotonin,
penelitian-penelitian
GABA,
juga
glutamat
menunjukksan
dan
adanya
disertai
juga
dengan
gejala
depresi.
Obat-obat
yang
menurunkan
gejala
depresi.
Disfungsi
jalur
dopamin
abnormal
pada
sumbu
neuroendokrin
mungkin
Departemen
Psikiatri
Virginia
Commonwealth
University
20% karena faktor lingkungan dan 10% karena akibat langsung dari
depresi berat.4
Pada penelitian keluarga ditemukan bahwa keluarga derajat
pertama dari penderita gangguan bipolar I kemungkinan 8 sampai 18 kali
lebih besar untuk menderita gangguan bipolar I dan 2 sampai 10 kali lebih
besar untuk menderita gangguan depresi berat dibanding kelompok
kontrol. Keluarga derajat pertama pasien dengan gangguan depresif berat
kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar untuk menderita gangguan
bipolar I dan 2 sampai 3 kali lebih besar untuk menderita gangguan
depresif berat dibanding kelompok kontrol.2
Kemungkinan untuk menderita gangguan mood menurun jika
derajat hubungan keluarga melebar. Contohnya, keluarga derajat kedua
seperti sepupu lebih kecil kemungkinannya daripada keluarga derajat
pertama seperti kakak misalnya untuk menderita gangguan mood. Sekitar
50% pasien dengan gangguan bipolar I memiliki orang tua dengan
gangguan mood terutama depresi. Jika orang tua menderita gangguan
bipolar I maka kemungkinan anaknya menderita gangguan mood sebesar
25%. Jika kedua orang tua menderita gangguan bipolar I maka
kemungkinan anaknya menderita gangguan mood adalah 50-75%.2
Pada penelitian adopsi, anak biologis dari orang tua dengan
gangguan mood tetap beresiko terkena gangguan mood walaupun mereka
telah dibesarkan oleh keluarga angkat yang tidak menderita gangguan
mood. Orang tua biologis dari anak adopsi dengan gangguan mood
mempunyai prevalensi gangguan mood yang sama dengan orang tua dari
anak dengan gangguan mood yang tidak diadopsi. Prevalensi gangguan
mood pada orang tua angkat sama dengan prevalensi pada populasi
umumnya.2
Pada penelitian saudara kembar, angka kejadian gangguan bipolar I
pada kedua saudara kembar monozigot adalah 33-90% dan untuk
gangguan depresif berat, angka kejadian pada kedua saudara kembar
monozigot adalah 50%. Pada kembar dizigot angkanya berkisar 5-25%
dan terlalu optimis. Perasaan mudah tersinggung dan curiga lebih banyak
daripada elasi. Tanda manik lainnya dapat berupa hiperaktifitas motorik berupa
kerja yang tak kenal lelah melebihi batas wajar dan cenderung non-produktif,
euphoria hingga logorrhea (banyak berbicara, dari yang isi bicara wajar hingga
menceracau dengan 'word salad'), dan biasanya disertai dengan waham
kebesaran, waham kebesaran ini bisa sistematik dalam artian berperilaku sesuai
wahamnya, atau tidak sistematik, berperilaku tidak sesuai dengan wahamnya.
Bila gejala tersebut sudah berkembang menjadi waham maka diagnosis mania
dengan gejala psikotik perlu ditegakkan.
H. Klasifikasi
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) IV, gangguan
bipolar dibedakan menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan II. Gangguan bipolar
I atau tipe klasik ditandai dengan adanya 2 episode yaitu manik dan depresi,
sedangkan gangguan bipolar II ditandai dengan hipomanik dan depresi. PPDGJ
III membaginya dalam klasifikasi yang berbeda yaitu menurut episode kini
yang dialami penderita.
Tabel 1. Pembagian Gangguan Afektif Bipolar Berdasarkan PPDGJ III
(F31)
F31.0
F31.1
F31.2
F31.3
F31.4
F31.5
F31.6
F31.7
F31.8
F31.9
dari mania dan depresi secara khas datang kembali melalui waktu. Antara
episode-episode, banyak orang-orang dengan penyakit bipolar bebas dari
biasanya
mendiagnosa
penyakit-penyakit
mental
2.
3.
4.
episode dalam satu minggu, atau bahkan dalam satu hari. Rapid cycling
nampaknya lebih umum pada orang-orang yang mempunyai penyakit bipolar
yang parah dan mungkin lebih umum pada orang-orang yang mempunyai
episode pertama mereka pada umur yang lebih muda. Satu studi menemukan
bahwa orang-orang rapid cycling mempunyai episode pertama mereka kira-kira
empat tahun lebih awal, selama pertengahan sampai akhir tahun-tahun remaja,
daripada orang-orang tanpa penyakit rapid cycling bipolar. Rapid cycling
mempengaruhi lebih banyak wanita-wanita daripada pria-pria.
Penyakit bipolar cenderung memburuk jika ia tidak dirawat. Melalui
waktu, seorang mungkin menderita episode-episode lebih sering dan lebih
parah daripada ketika penyakitnya pertama timbul. Juga, penundaanpenundaan dalam mendapatkan diagnosis dan perawatan yang benar membuat
seseorang lebih mungkin mengalami persoalan-persoalan pribadi, sosial, dan
yang berhubungan dengan pekerjaan.
I. Komorbid
Sebagian besar penderita bipolar tidak hanya menderita bipolar saja
tetapi juga menderita gangguan jiwa yang lain (komorbid). Penelitian oleh
Goldstein BI dkk, seperti dilansir dari Am J Psychiatry 2006, menyebutkan
bahwa dari 84 penderita bipolar berusia diatas 65 tahun ternyata sebanyak
38,1% terlibat dalam penyalahgunaan alkohol, 15,5% distimia, 20,5%
gangguan cemas menyeluruh, dan
19% gangguan panik.2 Sementara itu, attention deficit hyperactivity
disorder (ADHD) menjadi komorbid yang paling sering didapatkan pada 90%
anak-anak dan 30% remaja yang bipolar.
H. Penatalaksanan Tarapi
1. Terapi Psikososial
Banyak penelitian menyatakan bahwa kombinasi psikoterapi
dengan farmakoterapi adalah terapi yang paling efektif untuk gangguan
depresi berat. Tiga jenis psikoterapi jangka pendek seperti terapi kognitif,
terapi interpersonal dan terapi perilaku telah diteliti manfaatnya dalam
terapi gangguan depresi berat.2
Terapi kognitif awalnya dikembangkan oleh Aaron Back. Tujuan
terapi ini adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah
bahwa
farmakoterapi,
baik
sendiri
maupun
dengan
sudah
digunakan
hampir
selama
empat
dekade.
sehingga
penyerapan
obat
menjadi
lebih
lama.
Konsentrasi
puncak dalam serum dicapai setelah beberapa jam. 10 Obat ini
dimetabolisme di hati dan dikeluarkan sebagai metabolit non aktif
melalui ginjal.9
b) Farmakodinamik
Mekanisme kerja dari TCA adalah sebagai berikut.
peningkatan
konsentrasi
neurotransmiter
Penghambatan reseptor
TCA menghambat reseptor serotonin, -adrenergik, histamin
dan muskarinik.9
c) Farmakologi Klinik
TCA
kewaspadaan
meningkatkan
mental,
aktifitas
meningkatkan
berfikir,
aktivitas
memperbaiki
fisik
dan
penghambatan
reseptor
asetilkolin
Kardiovaskuler:
peningkatan
aktivitas
katekolamin
atrioventrikular.
Penghambatan
reseptor
konsentrat
Dosis: 75-300 mg/hari
Imipramine (generik, Tofranil)
Oral: 10; 25; 50 tablet (hidroklorida), 75; 100; 125; 150 mg
kapsul (pamoat)
Parenteral: 25 mg/2mL IM injeksi
Dosis: 75-200 mg/hari
Nortriptyline (generik, Aventyl, Pamelor)
Oral: 10; 25; 50; 75 mg kapsul, 10 mg/5mL solution
Dosis: 75-150 mg/hari
Protriptyline (generik, vivactil)
Oral: 5; 10 mg tablet
Dosis: 20-40 mg/hari
Trimipramine (Surmontil)
Oral: 25; 50; 100 mg kapsul
Dosis: 75-200 mg/hari
2) Heterosiklik
merupakan
meghambat
golomgan
ambilan
memperlihatkan
obat
serotonin.
pengaruh
yang
secara
Golongan
terhadap
sistem
ini
spesifik
kurang
kolinergik,
OXYDASE
INHIBITOR; MAOI)
MAO adalah enzim yang menonaktifkan neurotransmiter
yang berlebihan di celah sinaptik saat neuron istirahat. MAOI dapat
menonaktifkan enzim MAO secara reversible atau irreversibel.
Neurotransmiter tidak akan mengalami degradasi sehingga
menumpuk dalam neuron presinaptik dan masuk ke dalam ruang
sinaptik yang menimbulkan aktivitas antidepresan.9
a) Farmakokinetik
Obat ini mudah diabsorbsi dalam bentuk oral. Efek anti
depresan memerlukan waktu 2-4 minggu. Regenerasi enzim
yang dinonaktifkan secara irreversibel biasanya terjadi beberapa
minggu setelah penghentian pengobatan. Obat ini dimetabolisme
dan diekskresi dengan cepat melalui ginjal.9
b) Farmakodinamik
MAOI membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan enzim
dan menyebabkan inaktivasi yang irreversibel. Hal ini
meningkatkan depot norepinefrin, serotonin dan dopamin dalam
neuron
dan
selanjutnya
meningkatkan
konsentrasi
Keterangan:
+++
++
+
+/?
Hipotensi
Sedasi
Anti
muskarini
+++
++
+++
+
+++
+
++
++
+++
++
++
+
+
+++
-
k
+++
++
++
+
+++
+
++
++
+
++
++
-
k
+++
++
+/++
++
++
+/+/++
+
+
+
++
+/++
+/+
-
Ortostati
: Berat
: Sedang
: Ringan
: Tidak ada/ minimal sekali
: Tidak tentu
Sumber:B G Katzung, Basic Clinical Pharmacology 9th ed, 2009.
katekolamin.
Berdasarkan
hipotesis,
sindrom
mania
tampaknya
meningkatkan
aktivitas
serotonin.
menghambat
supersensitifitas
dopamin
dan
c) Farmakologi Klinik
Sampai saat ini lithium karbonat dikenal sebagai obat gangguan
bipolar terutama pada fase manik. Pengobatan jangka panjang
menunjukkan penurunan resiko bunuh diri. Bila mania masih
tergolong ringan, lithium sendiri merupakan obat yang efektif. pada
kasus berat, hampir selalu perlu ditambah clonazepam atau
lorazepam dan kadang ditambah antipsikosis juga. Setelah mania
dapat teratasi, antipsikosis boleh dihentikan dan lithium digunakan
bersamaan dengan benzodiazepine untuk pemeliharaan. Pada fase
depresif gangguan bipolar, lithium sering dikombinasi dengan
antidepresan.8,12
d) Efek Samping
ginjal.
Edema: Hal ini mungkin terkait dengan efek lithium pada retensi
natrium. Peningkatan berat badan pada pasien diduga karena
edema namun pada 30% pasien tidak mengalami peningkatan
berat badan.
Efek pada jantung: Ion lithium dapat menekan pada nodus sinus
sehingga
sindrom
bradikardi
dan
takikardi
merupakan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Studi Kasus
a. Simulasi Resep
Pasien perempuan bernama asti (25thn) mengalami perasaan gelisah, putus
asa, sakit kepala, cepat berubah mood, kadang-kadang mengalami depresi
dan belakangan ini keadaan perubahan mood asti semakin tidak terkontrol.
Dalam beberapa menit saja asti dapat berubah dari senang menjadi sedih
Berat badan pasien asti mengalami penurunan dan kurang nafsu makan.
Hasil pemeriksaan fisik oleh dokter penyakit depresi dan mood tak
terkontrol ini di diagnosa adalah penyakit bipolar disolder. Asti adalah
seorang karyawan pabrik yang mempunyai jam kerja yang panjang dan
mempunyai beban kerja yang banyak sehingga dapat menyebabkan
penderita mengalami depresi. Selain itu penderita berada dilingkungan
teman-teman yang dapat dianggap tidak peduli sesama dan juga pasien
memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan keluarga.
b. Analisis Resep
Kemudian dokter menuliskan resep sebagai berikut:
R/ Tegretol Tab 20 mg No. LX
S 2 dd 1
R/ Frisium Tab 2 mg No. XXX
S 2 dd 1
R/ Asam Folat Tab No. XXX
S 2 dd 1
R/ Ikaphen Tab No. XXX
S dd 1
9 Langkah PWDT
STEP 1 : Patient Database
Karakteristik klinik pasien/Deskripsi Pasien
Nama
: Ny. Yulia
Umur
:Alamat
:Jenis Kelamin
: Wanita
Pekerjaan
: Wiraswasta
Farmakoterapi pasien
a. Riwayat penyakit dahulu : b. Proses penyakit pasien
- Keluhan utama : Perubahan mood secara drasrtis
- Sejarah penyakit yang ada : - Sejarah obat pada masa lalu : - Review of system :
Pemeriksaan jasmani : Pemeriksaan laboratorium : Diagnosa sementara : Bipolar disorder
Obat yang diberikan : Tegretol, Asam folat, dan Clobazam
Step 2 : Drug, Disease dan Life style Factor
Drug
1.
Tegretol
2. Asam folat
3. Clobazam
Disease
Life Style : -
: 1. Bipolar disorder
Pemberian Tegretol tiga kali sehari setengah tablet, diminum 1 jam sebelum
makan atau dua jam setelah makan. (liat iso)
episode
Pembatasan substansi dan obat yang dapat memicu episode
tinggi
Pengembangan rencana untuk mengatasi krisis Psikoterapi
(misalnya: individu, kelompok. dan keluarga), terapi interpersonal.
Teknik untuk mengurangi stres, terapi relaksasi, pijat, yoga, dan
lain-lain. Tidur (jadwal tidur-bangun yang teratur; hindari
konsumsi alkohol atau kafein menjelang tidur). Nutrisi (konsumsi
makanan atau minuman kaya protein dan asam lemak esensial;
suplemen vitamin dan mineral). Olah raga (aerobik dan latihan
beban secara teratur minimal 3 kali seminggu).
Diharapkan
tidak
bertambah
parahnya
efek
depresi
yang
dapat
Nama
Obat
Tegretol
Asam
Folat
Clobaza
Jumla
Siang
Malam
Obat
Sebelu
Sesuda
Sebelu
Sesuda
Sebelu
Sesuda
makan
makan
makan
makan
makan
makan
m
Catatan :
Sebelum makan : 1 jam sebelum makan
Sesudah makan : 2 jam sesudah makan
1
tablet
3
tablet
1
tablet
Data Obat
1 Tegretol
Komposisi
Indikasi
Dosis Lazim
Kontraindikasi
Efek samping
Interaksi obat
Peringatan
Asam Folat
Komposisi
Indikasi
Dosis Lazim
Asam Folat
Defisiensi asam folat.
permulaan, 5 mg sehari untuk 4 bulan; pemeliharaan, 5 mg setiap 1-7
Kontraindikasi
Efek Samping
Interaksi Obat
Peringatan
3 Clobazam
Komposisi
Indikasi
Dosis Lazim
Kontraindikasi
perhari.
Depresi pernapasan, gangguan hati berat, miastenia grafis, insufisiensi
pulmoner akut, kondisi phobia dan obsesi, psikosis kronik, glaucoma
sedut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi
premature; tidak boleh digunakan sendiri pada depresi atau ansietas
Efek Samping
dengan depresi.
Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, reaksi paradoksikal dalam agresi,
gangguan mental, amnesia, ketergantungan, deprei pernapasan, kepala
Interaksi Obat
Peringatan
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. Informatorium
Onbat Nasional Indonesia.2008.Jakarta;Sagung Seto.