Anda di halaman 1dari 3

Anak Ajaib dari Afrika: Usia 1.

5 tahun Sudah Hapal alQuran, Padahal Terlahir dari Keluarga Kristen


November 12th, 2012 in Aqidah, al-Quran | 52 Comments
Sebuah kenyataan yang membuktikan kekuasaan Alloh telah terjadi di kota kecil Arusha di Utara
Tanzania Afrika Timur. Lahirnya seorang anak, bernama Syarifuddin Khalifah dalam usia 1.5
telah hapal al-Quran di luar kepala padahal terlahir dari keluarga Kristen Katolik. Bapaknya
bernama Francis Fundinkira sedang ibunya bernama Domisia Kimaro. Tidak hanya itu, anak ini
dalam usia 1 bulan sudah bisa bicara, di usia 1.5 tahun bisa melaksanan sholat 5 waktu tanpa ada
yang mengajarinya. Menguasai bahasa asing saat umur 5 tahun. Dan telah mengislamkan ribuan
orang.
Kenyataan ini sungguh di luar logika. Namun, bagi seorang muslim. Inilah tanda kekuasaan
Alloh. Alloh adalah Dzat yang maha Kuasa dan Berkehendak. Dan Islam adalah agama yang
paling benar dan diridhoi oleh Alloh SWT.
Apa sajakah keajaiban yang terjadi yang membuktikan ke-Maha Kuasaan Alloh SWT itu?.
Keajaiban itu adalah sebagai berikut:
Saat umur 1 bulan, ketika dibawa ibu dan ayahnya ke gereja untuk dibaptis beberapa meter
sebelum sampai di gereja anak itu bisa bicara: Ibu jangan baptis aku, aku adalah orang yang
beriman kepada Alloh dan rosulnya yaitu Muhammad.
Kata-kata anak ini benar-benar membuat bulu kunduk mereka merinding, mereka gemetar dan
saling memandang dalam kebingungan dan tidak percaya apa yang didengarnya dari anak
mereka ini. Saking gemetarnya berduapun kembali ke rumah dan tidak jadi membaptis anak
mereka tersebut.
Ketika umur 2 bulan, bayi melarang ibunya untuk menyusuinya dengan cara bayi itu tidak mau
disusui ibunya. Sampai-sampai konsultasi ke dokter spesialis anak ternyata anak tersebut dalam
keadaan sehat walafiyat. Tapi mengapa tidak mau disusui.
Kalimat pertama yang diucapkan ketika 4 bulan, adalah QS Al-Baqoroh 54 Maka bertaubatlah
kepada Tuhan yang menjadikan kamu, dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik
bagimu pada sisi tuhan yang menjadikan kamu, maka Alloh akan menerima taubatmu.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Dengan kalimat tersebut kedua orang tua dan semua yang hadir dari beberapa orang tetangga
hanya bisa saling memandang dan takjub serta kebingungan. Mereka tidak faham bahasa yang
diucapkan oleh bayi tersebut, karena bukan bahasa Inggris atau Kiswahili. Saking bingungnya
dengan kondisi itu beberapa yang hadir ada yang mengatakan bahwa bayi itu karasukan setan /
sejenis ruh jahat. Maka Domisia meminta suaminya untuk memanggil pendeta dari gereja
terdekat untuk mendoakan anaknya yang menurut mereka sedang kerasukan setan/ruh hajat itu.

Ternyata setelah pendeta itu datang, tidak sanggup mengusir setan dari tubuh anak kecil yang
mungil itu.
Akhirnya, ada tetangga yang muslim, bernama Abu Ayyub mencoba untuk datang dan
membantu keluarga itu untuk mengusir setan/roh jahat itu. Ternyata ketika berhadapan dengan
bayi itu, ia mengucapkan kalimat yang sama. Abu Ayyub tersungkur beberapa saat dengan sujud
syukur, karena Alloh telah memberi kenikmatan dan keajaiban kepada hamba-Nya yang masih
bayi itu bisa hafal ayat al-Quran dari kalangan non muslim dengan bacaan yang sangat fasih dan
tartil. Lalu Abu Ayyub berkata kepada Francis dan Domisia: Anak kalian sesungguhnya
tidak kerasukan setan/roh jahat. Apa yang dibacakan oleh anak kalian itu adalah ayatayat suci Alloh SWT. Intinya, anak kalian mengajak kalian untuk bertaubat kepada Alloh,
beriman kepada-Nya, melakukan shalat & ,menunaikan zakat sesuai perintah-Nya, niscaya Alloh
akan mengampuni dosa-dosa kalian. Hanya itu yang bisa saya katakan. Yakinlah, anak kalian
tidak kerasukan setan. Besok akan saya bawakan kita suci al-Quran agar kalian percaya bahwa
yang diucapkan anak kalian adalah ayat suci Alloh SWT.
Setelah itu, Francis dan Domisia selalu merenung dan berfikir untuk menetukan sikap. Apakah
segera masuk Islam, atau tetap pada agama dan keyakinan mereka. Walhasil, setelah proses
berfikir dan menerung yang panjang, serta hidayah Alloh SWT, maka kedua orang tua bayi itu
mempunyai keinginan untuk masuk Islam. Betapapun berat pergulatan batin yang dirasakan
Francis dan Domisia, namun mereka meyakini bahwa harus ada keputusan terbaik yang harus
mereka ambil secepatnya sebagai keputusan final dalam kehidupan mereka.
Kalimat-kalimat aneh yang dikatakan anaknya, kini berusaha mereka dengarkan dengan
seksama. Kalimat yang mereka anggap karena kerasukan syetan itu ternyata begitu menyejukkan
hati mereka. Kebenaran tidak akan pernah membuat orang sedih dan menderika. Kebenaran pasti
akan mendekatkan orang dengan kebahagiaan dan ketenangan. Bagitulah yang dirasakan Francis
dan Domisia. Setelah beberapa lama berdiskusi, merenung, dan merasakan berbagai macam hal,
dengan keyakinan penuh dan tanpa ada paksaan dari siapapun, Francis dan Domisia mendatangi
rumah Abu Ayyub yang pernah ke rumah mereka.
Sesampai di rumah Ayub mereka disambut laksana keluarga sendiri. Ayub merasa bahagia
dengan kedatangan Francis dan Domisia. Sesudah mereka berbicara banyak hal mengenai
Syarifudin, tiba-tiba Francis terdiam. Dia hendak mengatakan sesuatu, matanya menatap Ayub
seraya berkata: Ustadz kami ingin memeluk agama Islam. Maka Ayub dengan rasa haru,
memandang Fransis dengan hingar bingar penuh kebahagiaan, seraya memeluk Francis erat-erat.
Sesaat kemudian bertanya kepada Francis: Apakah kamu yakin memilih Islam sebagai
agamamu, Alloh SWT sebagai Tuhanmu dan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan
rosulmu?. Dia jawab, Ya, kamii yakin.
Akhirnya Ayub mengajaknya dan istrinya untuk pergi ke mesjid terdekat, menemui imam mesjid
Ust Nur Ismail. Dan setelah sholat Dhuhur dilakukan pengislaman untuk keduanya. Setelah
keduanya membaca syahadat dan mengikuti tausyiah ustadz Nur Ismail, semua jamaah
menyalami dan memeluk Francis seraya bertakbir. Allohu Akbar.

Setelah Fransis dan Domisia menjadi muslim, mereka benar-benar telah menjadikan kehidupan
mereka bermakna ibadah dan penghambaan kepada Alloh. Mereka bukan hanya rajin beribadah
tetapi juga bertawakal atas segala sesuatu yang diberikan Alloh kepada mereka. Keduanya
semakin gigih dan semakin melaksanakan perintah agama Islam, sehingga menemukan
kebenaran yang sesuai dengan hati nuraninya setelah melalui proses dari keajaiban putranya itu.
Begitulah kuasa Alloh SWT pada hamba-hambanya. Dia, maha berkehendak dan maha
menjadikan segala kehendak-Nya. Tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya, karena Dia pencipta
segala sesuatu. Umur 1.5 tahun Syarifudin sudah hafal al-Quran 30 Juz dengan fasih
sebagaimana layaknya orang dewasa pada umumnya, subhannalloh. Keajaiban ini membuat
banyak orang terkagum-kagum dan hampir hampir tidak percaya. Allohu Akbar.
Sebagai bahan perbandingan. Anak kecil berusia 5 tahun sudah hafal al-Quran dan faham
maknanya. Namanya Muhammad Hussein Tabatabai, ayahnya Muhammad Mahdi Tabatabai
dari negara Iran. Dia juga dikenal dengan julukan Doctor Cilik.
Dia (Husein) secara teratur tiap hari mengulang-ngulang pelajaran al-Quran yang diberikan
kedua orang tuanya. Bahkan setelah berhasil menghafal al-Quran dia secara teratur membaca 1
halaman buku tafsir al-Quran. Dia terbimbing sejak masa kehamilan sampai dengan lahir secara
intensif, maka wajar dia hafal dengan baik di saat usia 5 tahun, walau hal ini tidak semua orang
bisa melakukannya.
Namun, untuk Syarifudin tidak seperti Hussein, dia tidak belajar dan tidak diajari karena orang
tuanya beragama kristen di saat dia belum lahir dan sesudah lahir saat itu. Dan bahkan anehnya
pula, dia tidak hanya hafal al-Quran 30 juz, tapi dia juga mampu menghafal Injil secara lengkap
dengan baik. Apa yang terjadi dengan Syarifuddin sungguh berbeda dengan yang terjadi pada
Husein. Sebagian orang meyakini bahwa ilmu yang dimiliki Syarifuddin adalah ilmu Laduni
(Ilmu yang merupakan anugerah dari Alloh SWT kepada hambanya yang dikehendaki-Nya tanpa
melalui proses belajar). Wallohu Alam bishshowaab
Dikutip dari Pengajian malam Minggu, 20 Oktober 2012, di mesjid Darussalam Kota Wisata.
Narasumber : Ust Muhammad Anwar. Referensi buku: Mukjizat dari Afrika Bocah yang
Mengislamkan Ribuan Orang. Penerbit Zaytuna Kebagusan Ps Minggu Jakarta.
www.nasehatislam.com

Anda mungkin juga menyukai