PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik adalah salah satu elemen penting dari proses menentukan
diagnosis sebuah penyakit. Diagnosis dilakukan untuk mengetahui penyakit
pasien, agar dapat memberikan terapi yang tepat pada pasien tersebut.
Pemeriksaan fisik adalah komponen pengkajian kesehatan yang bersifat
objektif yang dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan pada tubuh pasien
dengan melihat keadaan pasien (Inspeksi), meraba suatu sistem atau organ yang
hendak diperiksa (Perkusi), mengetuk suatu sistem atau organ yang hendak
diperiksa (Palpasi), dan mendegarkan menggunakan stetoskop (Auskultasi).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemeriksaan fisik paru.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pemeriksaan fisik paru tersebut.
3. Untuk memahami langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik paru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Toraks atau dada, merupakan bagian tubuh yang terletak antara
leher dan abdomen. Rongga toraks dilindungi oleh kerangka tulang
kosta yang berbentuk kerucut terapung. Bagian dalamnya, dilapisi
oleh pleura. Di dalam rongga toraks terdapat dua organ penting, yaitu
paru-paru dan jantung. Pemeriksaan fisik ditujukan pada permukaan
toraks dan organ yang ada di bawahnya.
Pada pemeriksaan paru, perlu mempertimbangkan posisi pasien
pada pemeriksaan untuk menghindari perubahan posisi yang
berulang, pemeriksaan dilakukan dari posisi duduk ke tidur dan
duduk kembali. Untuk itu ada baiknya pemeriksaan dimulai dengan
memeriksa dinding toraks posterior ketika pasien sedang duduk, dan
kemudian dinding toraks anterior pada posisi pasien supinasi.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan prosedur: inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi. Pada saat pemeriksaan, cobalah untuk
memvisualisasikan lobus paru yang mendasari, dan membandingkan
satu sisi ke sisi lain, sehingga keadaan asimetri lebih mudah
diidentifikasi.
B. Tipe Pernafasan
Tipe Pernapasan
Diagnosis Banding
Thorakoabdominal
Paradoksal
Pneumothoraks
b. Palpasi
Palpasi Dinding Toraks
1. Letakkan tangan di atas kedua dinding dada. Rasakan kesimetrisan
pengembangan dinding dada saat inspirasi dan ekspirasi.
2. Rasakan adanya massa dan krepitasi (jika terjadi fraktur).
3. Lakukan pemeriksaan taktil fremitus: letakkan tangan di atas dada klien,
lalu minta klien mengatakan tujuh puluh tujuh atau sembilan puluh
sembilan. Lakukan pemeriksaan pada semua lapang paru. Prinsip-prinsip
pemeriksaan ini adalah sebagai berikut:
1) Getaran suara akan merambat melalui udara yang ada dalam paruparu
2) Saat bicara, getaran ini akan terasa dari luar dinding dada.
c. Perkusi Paru-paru
1. Lakukan perkusi pada seluruh lapang paru pada ruang interkostanya
(ruang diantara dua kosta atau ICS).
2. Hasil perkusi normal pada paru adalah resonan.
3. Pada area jantung akan menghasilkan bunyi pekak (ICS 3-5, sebelah kiri
sternum).
4. Hasil perkusi juga akan terdengar pekak pada hepar. Dalam kondisi
normal, hepar berada tersembunyi dibalik kosta.
5. Hasil pekak juga ditemukan pada daerah yang mengalami pemadatan,
adanya massa, atau pada bagian paru yang terisi cairan.
2. Broncovesikuler: suara ini bisa didengarkan pada ICS 1 dan 2 kiri dan
kanan. Dihasilkan oleh perputaran udara dari saluran yang besar menuju
saluran yang lebih kecil (inspirasi=ekspirasi).
3. Bronchial: suaranya terdengar keras dan kasar. Suara ini dihasilkan dari
perputaran udara yang melalui trakea (ekspirasi > inspirasi).
(Lehrer, 2004)
Berikut adalah beberapa suara nafas tambahan pada paru-paru:
1. Krekels: di dengar terutama saat inspirasi, bisa didengarkan pada paru
bagian bawah. Dibedakan menjadi sebagai berikut:
1) Halus: terdengar kering, nadanya tinggi, durasinya pendek. Suaranya
terdengar seperti rambut yang di tarik diantara dua jari.
2) Kasar: terdengar basah, nadanya rendah, durasinya terdengar lebih
lama. Suaranya terdengar seperti air yang baru keluar dari wadah
setelah sumbatannya di lepas.
2. Ronki: terutama terdengar saat ekspirasi di atas trakea dan bronkus secara
terus-menerus, nadanya rendah, terdengar seperti suara musik.
3. Mengi (wheezing): terdengar terutama saat ekspirasi di semua lapang paru
(bisa bernada rendah atau tinggi).
4. Pleural Friction Rub: terdengar saat inspirasi atau ekspirasi pada paruparu bagian anterior sebagai suara gesekkan yang sangat kasar.
5. Stridor: terdengar secara terus-menerus pada fase inspirasi seperti suara
kerokkan yang kasar.
(Lehrer, 2004)