Disusun Oleh :
Ade Indriani
11151001
Aryani Anggraeni
11151008
Dewi Nawang
11151015
11151022
11151029
Rifa Fauziah
11151036
Ulya Madita
11151043
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas hikmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan kami sangat berterima kasih kepada Ibu Siti Nurhayati yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai ASKEP THYPOID . Dan semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Maksud dan Tujuan ................................................................................................2
G.
H.
I.
J.
K.
Pengkajian ......................................................................................................13
Prioritas Diagnosa ..........................................................................................15
Intervensi keperawatan ..................................................................................15
Implementasi Keperawatan ............................................................................16
Catatan perkembangan / Evaluasi keperawatan .............................................18
ii
BAB IV PENUTUPAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................20
B. Saran .............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang sehat. Apabila lingkungan sehat
maka bakteri dan virus akan lebih sedikit berkembang biak disana. Begitupun dengan bakteri
salmobella typhi penyebab demam typoid akan lebih banya terdapat pada lingkungan yang
kotor dan tingkat perilaku hidup bersih dan sehat sangat kurang sehingga kuman tersebut
akan banyak terdapat disana rendahnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih
dan sehat akan menjadi boomerang bagi masyarakat itu sendiri, khusunya lingkungan mereka
akan lebih rentan terkena penyakit.
Apabila orang tersebut kurang memperhatikan lebersihan dirinya seperti mencuci
tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ketubuh orang yang sehat
melalui mulut. Kemudian kuman masuk kedalam lambung, sebagian kuman akan
dimusnahkan oleh asama lambung dan sebagian lagi masuk keusus halus. Penyakit typhoid
fever banyak menyerang pada anak usia 12-13 tahun (70% 80%), pada usia 30-40 tahun
(10%-20%) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak (5%-10%). Angka kesakitan
typhoid fever yang tertinggi terdapat pada golongan umur 3-19 tahun, suatu golongan
masyarakat yang terdiri dari anak-anak usia sekolah.
Penyakit ini termasuk penyakit menular endemik yang dapat menyerang banyak
orang dan masih merupakan masalah kesehatan di daerah tropis terutama di negara-negara
sedang berkembang (Parry et al 2002). Sedikitnya ada 16 juta kasus baru TF (Typhoid Fever)
yang terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Komplikasi TF yang paling mematikan yaitu
perforasi ileum dan pendarahan usus.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi dari Thypoid ?
2. Apakah etiologi dari Thypoid?
3. Bagaimana Gejala Thypoid?
4. Bagaimana Patofisiologi Thypoid?
5. Bagaimana Manifestasi Klinis Thypoid?
6. Bagaimana Komplikasi Thypoid?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Thypoid?
8. Bagaimana cara mencegah Thypoid?
9. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Thypoid?
10. Bagaimana Asuhana Keperawatan Thypoid?
C. Maksud dan Tujuan
1. Memahami definisi Thypoid
2. Memahami penyebab/ etiologi Thypoid
3. Memahami gejala Thypoid
4. Memahami patofisiologi Thypoid
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Thypoid
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella
Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh
faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella Thypi ( Arief Maeyer, 1999 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid
dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1996 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, typhoid disebut juga paratyphoid
fever, enteric fever, typhus dan para typhus abdominalis (.Seoparman, 1996). Typhoid adalah
suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh
salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
Dari beberapa pengertian diatasis dapat disimpulkan sebagai berikut, Typhoid adalah
suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A. B dan C yang
dapat menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.
B. Etiologi Thypoid
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua
sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan
carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi
salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.
C. Gejala Thypoid
1. Panas lebih dari 7 hari biasanya mulai demam yang makin hari maikin tinggi
sehingga pada minggu ke dua makin panas tinggi terus menerus , terutama malam
2.
3.
4.
5.
6.
D. Patofisiologi Thypoid
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat),
dan melalui Feses. Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman
salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat,
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui
mulut.
Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh
asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan
limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah
dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan
kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk
limpa, usus halus dan kandung empedu.
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh
endotoksemia.
Tetapi
berdasarkan
penelitian
eksperimental
disimpulkan
bahwa
Minggu II
9
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah
yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomegali, meteorismus,
penurunan kesadaran.
G. Komplikasi
1. Komplikasi intestinal
a) Perdarahan usus
b) Perporasi usus
c) Ilius paralitik
2. Komplikasi extra intestinal
a) Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis,
trombosis, tromboplebitis.
b) Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia
c)
d)
e)
f)
g)
hemolitik.
Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.
Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.
Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis.
Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis, polineuritis
perifer, sindroma Guillain bare dan sidroma katatonia.
H. Penatalaksanaan Thypoid
1. Perawatan
a) Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam tulang atau 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
b) Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada
komplikasi perdarahan.
2. Diet
a) Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
b) Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
c) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
d) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.
3. Obat obat
a) Klorampenikol
b) Tiampenikol
c) Kotrimoxazol
d) Amoxilin dan ampicillin
10
I. Pencegahan
Cara pencegahan yang dilakukan pada demam typhoid adalah cuci tangan setelah dari
toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan, hindari minum susu
mentah (yang belum dipsteurisasi), hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih dan
hindari makanan pedas.
J. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid adalah pemeriksaan laboratorium,
yang terdiri dari :
1. Pemeriksaan leukosit
Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat
leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering
dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah
tepi berada pada batas-batas normal bahkan kadang-kadang terdapat leukosit walaupun
tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu pemeriksaan jumlah leukosit
tidak berguna untuk diagnosa demam typhoid.
2. Pemeriksaan SGOT DAN SGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali
normal setelah sembuhnya typhoid.
3. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila biakan
darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. Hal ini
dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa faktor :
a) Teknik pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium yang lain,
hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan. Waktu
pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat
bakteremia berlangsung.
b) Saat pemeriksaan selama perjalanan Penyakit.
Biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu
pertama dan berkurang pada minggu-minggu berikutnya. Pada waktu kambuh biakan
darah dapat positif kembali.
c) Vaksinasi di masa lampau
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS
1.
2.
IDENTITAS KLIEN
Nama
Umur/jenis kelamin
Status
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
Dx Medis
: Tn. S
: 38 tahun/Laki-laki
: Kawin
: SMA
: Wiraswasta
: Islam
: Jatimulya no. 01
: Demam Thypoid
IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB
Nama
: Ny.T
Umur/jenis kelamin
: 35/Perempuan
Hubungan dengan klien
: Istri
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Islam
12
Alamat
: Jatimulya no. 01
B. RIWAYAT KESEHATAN
1.
Keluhan Utama
Badan terasa panas dingin ( demam )
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengalami deman sekitar 2 minggu SMRS ( naik turun ) meningkat pada malam hari,
batuk lebil dari 1 minggu dengan sputum berwarna kuning kental, pasien tidak mengalami pilek,
mual, muntah, dan gangguan BAK/BAB. Klien merasakan nyeri kepala, selanjutnya pada
tanggal 01/07/12 klien dibawa ke RSUD Majenang melalui IGD dengan keluhan yang sama.
Klien diberikan tindakakn pengecekan TTV dengan hasil TD:109, N:68x/m, R:20x/m, S:38 0C,
pengecekan gula darah sewaktu adalah 109, klien dating dengan kesadaran penuh dan diberi
terapi obat Ranitidine extra 25mg/ampul, Capsul A 2X1 tab (obat batuk), Analsik 500mg,
paracetamol 500mg dan terpasang infuse Rl 20 tpm mac. Setelah itu klien dibawa ke bangsal
melati untuk melakukan perawatan.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya, tidak ada riwayat HT, DM.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada yang mengalami riwayat penyakit yang sama dengan klien.
3.
C.
1)
Pola Oksigenasi
Sebelum sakit
: klien bernafas secara normal dan RR dbn 16-24 x/menit
Saat dikaji
: klien bernafas secar normal dengan RR18 x/menit
2)
Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum sakit
: klien makan sehari 3x dan dalam porsi yang sedang dengan
menu sayuran dan kadang ikan dan selalu habis. Minum 4-6 gelas.
Saat dikaji
: klien makan makanan yang diberikan dari Rumah Sakit dan habis satu
3)
tidak ada darah. Hari 1 belum BAB, hari ke dua sudah dengan konsistensi lembek tanpa darah.
4)
Pola Aktivitas
Sebelum sakit
: klien beraktifitas seperti biasa, bekerja, jalan-jalan.
13
Saat dikaji
keluarganya
Saat dikaji
: klien merasa gelisah dengan peningkatan suhu dan perubahan
sensasi dingin yang dirasakan
10) Komunikasi dengan Orang Lain
Sebelum sakit
: klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan bahasa
daerahnya
Saat dikaji
: hari pertama klien hanya diam dan baru berkomunikasi jika ditanya, hari
kedua sama, hari ketiga klien sudah mampu berkomunikasi dengan normal.
11) Kebutuhan Spiritual
Klien tidak dapat menjalankan sholat karena badan lemah,demam, klien mempunyai motivasi
tinggi untuk sembuh, tetapi klien juga berkeluh kesah karena keadaannya tidak segera membaik.
12) Pola bekerja
Sebelum sakit
: klien mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Saat dikaji
: klien mampu beristirahat dengan keadaannya yang seperti itu.
13) Kebutuhan rekreasi dan bermain
Sebelum sakit
: klien suka jalan-jalan bersama keluarga jika ada waktu luang
Saat dikaji
: klien hanya bias menikmati keadaanya, ditemani istri dan
anaknya.
14) Kebutuhan belajar
Sebelum sakit
: klien mampu belajar dari Koran, radio, dan televisi
Saat dikaji
: klien mendapatkan info dari perawat dan nformasi dari keluarganya
melaluai handphone
D.
PEMERIKSAAN FISIK
14
Keadaan umum
Kesadaran
TTV
1.
: Lemah
: Composmentis
: TD : 110/70 mmHg; Suhu : 380C ; Nadi : 75 x/menit; RR : 18 x/menit
deformitas, tidak ada nyeri gerak, nyeri tekan, tidak ada pembengkakan pada sendi,tidak
menggunakan alat bantu, tidak ada fraktur, kemampuan ADL mandi, berpakaian, eliminasi,
8.
9.
15
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
2.
Lab darah
a. DR : 1/7/12
WBC : +22.0x103(4.8-10.8), RBC : 4.69x103(4.7-6.10), HGB:14.0g/dl (14.0-18.0),
HCT:41.7% (42.0-52.0), PCT:363x103(33-37), lym:12.3%(150-450).
b. widal : 2/7/12
hasil positif ( II:1/160 O: 1/160)
F.
THERAPHY
1. Obat oral ( capsule A 2x1 tab, analsik 500mg, paracetamol 500mg, Cyprofloxacin (1gr/12
jam )
2. Injeksi (IV): ranitidine extra 50mg
3. Infuse RL 20tpm mac
4. Diet yang diberikan TKTP
G.
PENGKAJIAN
1. Data fokus
a. Dara subjective
b. Data objective
2. Analisa data
NO
1
DATA FOKUS
SUBJEKTIF : klien merasakan panas
dingin ( demam )
ETIOLOGI
MASALAH
Infeksi peradangan
KEPERAWATAN
Hiperthermi
b/d
pada intestine
OBJEKTIF :
peradangan
S: 380C
Klien
reaksi
Stimulus
menggigil,
klien
memakai
hypothalamus
16
Thypoid
Vol
evaporasi
<
OBJEKTIF :
Klien
cairan
klien
hiperthermi
memakai
karena
Benyak
mengeluarkan
cairan/evaporasi
PRIORITAS DIAGNOSA
1.
2.
I.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX
1
HARI/TGL/JA
NOC
NIC
M
Senin, 2/7/12, NOC:
13.00 WIB
Thermoregulasi
NIC :
Monitor suhu sesering mungkin
Monitor warna dan suhu kulit
Selasa, 3/7/12,
09.00 WIB
dan RR
kesadaran
Monitor WBC, Hb, dan Hct
nyaman
Fluid balance
Fluid balance
Selasa, 3/7/12,
09.00 WIB
pasien menunjukkan :
Monitor
(
kelembaban
darah
urine
status
hidrasi
membran
membran
mukosa)
NIC
kelembaban
ortostatik
),
jika
output diperlukan
turgor
kulit
baik,
Dorong
masukan
oral
( minum n makan)
J.
IMPLEMENTASI
N
HARI/TANGGAL/JAM
IMPLEMENTASI
RESPON
KEPERAWATAN
DX
1
Senin, 2/7/12, 13.00 WIB
Memonitor
suhu
sesering mungkin
Memonitor warna
dan suhu kulit
TTD
PERAWAT
Klien
mengikuti
anjuran (S:370C)
Klien termonitor
( warna sawo matang
suhu normal )
Memonitor tekanan
darah, nadi dan RR
Klien
tindakan(N:75,RR:18)
Klien
Memberikan
mengikuti
kolaboratif
piretik ( paracetamol
500mg)
Memberikan cairan
intravena
Klien
kolaboratif
( cairan masuk )
Klien merasa lebih
baik ( jendela terbuka)
( RL:20tpm)
Meningkatkan
sirkulasi udara
19
Klien
Mempertahankan
WIB
berdasarkan
pengakuan klien )
Memonitor
status
Klien
termonitor
hidrasi ( TD : 110/70,mukosa
kelembaban baik )
membran
mukosa,
nadi
adekuat, anjuran
tekanan
Klien
mengikuti
(
hasil
darah terlampir )
ortostatik
),
jika
diperlukan
berusaha
Klien termonitor
(TD:110/70,RR:18,N:75)
Memonitor hasil
Lab
yang
sesuai
Klien
mengikuti
Hmt
, (TD:110/70,RR:18,N:75)
osmolaritas urin )
Klien
berusaha
( minum+makan)
Memberikan
Keluarga mengikuti
keluarga
menyuapi makan )
Mendorong
masukan
oral
Mendorong
keluarga
untuk
membantu
pasien
makan
K.
CATATAN PERKEMBANGAN
20
NO
DX
1
TTD
PERAWAT
Selasa ,3/7/12,
11.00 WIB
Selasa ,3/7/12,
11.00 WIB
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Setelah kami mencoba membandingkan antara teori yang didapat maka kami berkesimpulan
bahwa masyarakat sudah memahami mengenai tanda dan gejala penyakit demam typhoid
Diagnosa perawatan pada kasus typhoid adalah :
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual,muntah, intake cairan
tidak adekuat, peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah yang mengakibatkan
keluarnya plasma dari pembuluh darah.
2. Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
3. Hyperthermia berhubungan dengan laju metabolisme meningkat.
4. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan dan
imobilisasi.
5. Cemas berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.
B.
SARAN
1. Lahan Praktek
Sebelum mahasiswa praktik ke ruangan harus mampu melakukan pemeriksaanpemeriksaan fisik pada pasien.
2. Pendidikan
Untuk bagian pendidikan,mahasiswa diharapkan menerapkan ilmu yang sudah
dipelajari selama memberikan asuhan keperawatan di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
22
http://www.scribd.com/doc/35499381/Asuhan-Keperawatan-Pada-Pasien-Dengan
thypoid.
LEMBAR DISKUSI
Sesi 1
23
Sesi 2
1. Pertanyaan dari silvia
Maksud dari gejala lidah kotor tapi hipermis ?
JAWABAN KELOMPOK :
Lidah berwarna putih tapi dengan tepi yang berwarna kemerahan
2. Pertanyaan dari Selvi
Jika anak sudah diberi vaksin types apakah dia tidak akan terkena types ?
JAWABAN KELOMPOK :
Masih dapat terkena resiko types karena vaksin types sifatnya hanya melindungi dan
mencegah bukan menghapus.
3. Pertanyaan Osbert
Salmonella type A, B, C apa maksudnya?
JAWABAN KELOMPOK:
Salmonella type A,B,C sebenarnya sama saja tetapi beda dibentuknya saja.
24
25