Anda di halaman 1dari 6

Struktur sedimen terbentuk akibat adanya proses sedimentasi yang terjadi

pada suatu kondisi tertentu sehingga struktur sedimen dapat digunakan untuk
mengetahui secara spesifik proses apa yang terjadi pada suatu batuan sedimen
pada saat butirannya diendapkan atau setelah itu. Struktur sedimen yang pada
umumnya dijumpai terdapat pada tabel 1 dan tabel 2 di bawah ini. Pada umumnya
struktur sedimen primer terjadi akibat beberapa proses fundamental seperti (1)
deposisi (depositional structure), (2) proses yang termasuk dalam episode erosi
diikuti deposisi (erosional structure), (3) deposisi diikuti deformasi fisik sedimen
lunak (deformation structure), (4) media deposisi biogenik atau deposisi non
biogenik diikuti modifikasi biogenik (biogenic structure).
Tabel 1. Klasifikasi struktur sedimen (Selley, 1970)

Tabel 2. Struktur sedimen primer (Boggs, 1995)

Tabel 3. Klasifikasi struktur sedimen primer inorganik megaskropik (Selley,


1970)

PERLAPISAN DAN LAMINASI


Perlapisan merupakan karakteristik fundamental dari batuan
sedimen. Perlapisan dapat berupa lapisan tabular atau lentikular yang
memiliki litologi, tekstur, dan struktur yang dapat membedakan secara
jelas strata bagian bawah dan atasnya. Bagian atas dan bawah bedding
disebut bedding planes atau bounding planes (Boggs, 2006). Perlapisan
didefinisikan sebagai strata dengan ketebalan lebih tebal dari 1 cm,
sedangkan yang kurang dari itu disebut laminasi (McKee dan Weir, 1953
dalam di dalam Principles of Sedimentology and Stratigraphy 4th Edition,
2006).

Gambar 1. Terminologi yang digunakan dalam mendeskripsikan ketebalan


perlapisan dan laminasi (Boggs, 2006)

Gambar 2. Subdivisi informal dari


perlapisan (Murray, 1980 dalam di dalam
Principles of Sedimentology and
Stratigraphy 4th Edition, 2006)

Perlapisan dipisahkan oleh suatu bedding palens atau bedding


surface yang pada umumnya merupakan abrupt change of compositon
yang merepresentasikan kondisi deposisinya dan erosi permukaan
(Campbell, 1967 di dalam Principles of Sedimentology and Stratigraphy
4th Edition, 2006). Beberapa perumkaan perlapisan dapat berupa

postdepositonal feature yang terbentuk karena proses diagenesis atau


weathering. Interior dalam suatu perlapisan (interval antar bedding planes)
dapat berisi lapisan-lapisan yang paralel dengan bedding planes.

Gambar 3. Terminologi deskriptif


untuk menjelaskan konfigurasi
bedding surface

Terkadang perlapisan terdiri atas lapisan (lamina) yang terdeposisi


pada suatu sudut tertentu terhadap beounding surface disebut cross-strata
atau cross-lamina. Perlapisan yang terbentuk oleh unit cross-stratified atau
cross-laminated disebut cross-beds. Kelompok dari lapisan-lapisan yang
sama disebut bedsets. Simple bedsets terdiri atas dua atau lebih perlapisan
serupa dengan karakteristik komposisi, tekstur, dan struktur internal yang
sama atau mirip. Sedangkan composite bedsets terdiri atas sekelompok
perlapisan dengan karakteristik komposisi, tekstur, dan struktur internal
yang tidak sama namun menunjukkan asosiasi secara genetik sehingga
merepresentasikan tipe depositional succession (Reineck dan Singh, 1980
di dalam Principles of Sedimentology and Stratigraphy 4th Edition, 2006).

Gambar 4. Ilustrasi terminologi bedsets (Thompson, 1982 di dalam Principles of


Sedimentology and Stratigraphy 4th Edition, 2006)

Perlapisan dan laminasi dapat terbentuk dari kondisi fisik, kimia,


dan biologi yang konstan. Dapat pula terbentuk dari suatu single event
yang sangat cepat seperti banjir yang hanya terjadi beberapa jam atau hari.
Namun bisa jadi deposisinya lebih cepat dari itu atau hanya dalam
hitungan detik atau menit seperti deposisi dari lapisan pasir oleh grain
flow yang menuruni slip face sebuah sand dune. Selain itu bisa juga terjadi
sangat lama apabila terjadi suspension deposition.
Terdapat pula terminologi planar bedding yang merupakan
terminologi perlapisan tanpa internal dipping laminae (cross-laminae).
Planar bedding meliputi laminated bedding, gradded bedding, dan
massive (structureless bedding).

Gambar 5. Parallel laminae pada batupasir halus, Elkton Formation


(Eosen), Pantai Oregon Selatan

Gambar 6. Normal gradded-bedding Hudspeth Formation (Kapur), Oregon

DAFTAR PUSTAKA
Boggs, Sam. 2006. Principles of Sedimentology and Stratigraphy Fourth Edition.
Pearson Prentice Hall: Upper Saddle River, New Jersey
Selley, Richard. 2000. Applied Sedimentology Second Edition. Academic Press:
San Diego, California.

Anda mungkin juga menyukai