Salah satu
karakter dasar alamiah manusia sejak lahir adalah keinginan untuk terus berusaha dan tidak
berputus asa. Tetapi mengapa setelah tumbuh remaja dan dewasa, manusia justru lupa terhadap
karakter dasar tersebut? Sering kita mengalami kegagalan dan langsung berhenti pada saat itu
juga dan menganggap diri tidak berbakat dan tidak sukses. Semenjak itu kita justru terusmenerus memaki-maki diri kita sendiri. Terus dan terus tak terasa sudah tidak dapat kita hitung
lagi sudah berapa lama kita telah mencaci-maki diri sendiri. Akibatnya kita kehilangan percaya
diri dan justru malapetaka dan musibah itu kita sendiri yang membuatnya, bukan orang lain.
Disekitar kita banyak orang yang berputus asa terhadap dirinya, kelompoknya, bangsa bahkan
negaranya sendiri. Ketidakpercayaan diri ini ternyata sudah menggerogoti bangsa ini! Fenomena
social yang ada disekeliling kita juga sering terjadi peristiwa bunuh diri karena tidak kuat
menghadapi kehidupan ini. Semakin banyak orang mudah berputus asa terhadap rahmat Tuhan
Yang Maha Esa.
Mengapa kita harus berputus asa terhadap usaha dan keputusan yang telah kita lakukan.
Belajarlah dari yang dilakukan oleh bayi yang masih polos dan belum kenal yang namanya
media massa cetak maupun elektronik. Bayi belum tercemar dengan virus-virus under estimate
sehingga dengan leluasa dan bebas untuk mengekspresikan dirinya mencapai apa yang
diingininya. Sungguh kita telah mendapatkan pelajaran dari seorang bayi, siapa lagi kalau bukan
bayi atau anak kita sendiri yang selalu bermain. Kita menemani mereka bermain setiap hari dan
apakah kita tidak mengambil hikmah dari ciptaan Tuhan tersebut?! Jangan malu untuk mengakui
dan mulai serius memperhatikan bayi Anda!
Apakah kita sudah mempunyai tujuan yang ingin kita capai? Apakah capaian-capaian itu sudah
kita organisir dengan baik? Program apa saja yang mesti kita lakukan untuk mencapainya?
Apakah program-program tersebut telah kita evaluasi? Rencana harian, mingguan, bulanan,
tahunan? Peningkatan kapasitas pribadi, istri, anak, keluarga, tetangga, dan masyarakat? Apakah
kita sudah mempunyai itu semua?
Apa yang sudah kita capai dalam hidup ini? Benarkah itu pencapaian yang sudah kita inginkan
atau sebaliknya?
Bayi senantiasa akan terus berusaha untuk mencapai/mengambil apa yang menjadi tujuannya.
Bayi akan mengambil jeda sejenak untuk kembali mengulangi usahanya agar berhasil. Begitu
terus-menerus dengan gaya dan tawa yang berbeda. Sesekali diselingi oleh tawa renyah melihat
kegagalan yang dialaminya apalagi diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Tidak ada ekspresi
sedih maupun mundur. Ceria, itulah kata-kata yang digambarkan dari wajah polos tanpa dosa.
Giginya yang putih dan tersusun rapi membuat senyuman si kecil semakin manis bagi siapa saja
yang memandangnya. Lupa dan hilang semua penat dan stress yang dialami oleh orang yang
melihatnya.
Semoga tulisan singkat ini bisa menjadi renungan kita bersama untuk tidak putus asa dan selalu
berusaha