Namun permasalahan tersebut tidak akan dibahas panjang lebar pada tulisan ini. Penulis hanya
ingin menyampaikan sebuah ide yang menurut hemat penulis relatif baru dan unik. Ide yang
dimaksud adalah menjadikan kawasan PP sebagai kawasan wisata alam dan air. Untuk wisata alam
bisa berupa sarana pelatihan luar ruangan (outbond/outdoor). Sedangkan wisata air misalkan dengan
membangun waterpoint bawah laut untuk melihat pemandangan asli dibalik pipa-pipa raksasa yang
terbuat dari kaca atau plastik.
Waterpoint adalah sebuah tempat wisata tertutup yang berada di bawah permukaan laut. Tempat
tersebut mirip saluran pipa PDAM yang tembus pandang terbuat dari kaca yang tebal dan sesuai
dengan tekanan air. Atau terbuat dari plastik tranparan atau fiber. Tergantung biaya yang dimiliki
untuk pembangunannya. Di dalam waterpoint wisatawan bisa langsung melihat ekosistem yang ada
di dalam lautan secara natural. Wisatawan akan dimanjakan oleh pemandangan bawah laut yang
indah dan cantik. Wisatawan akan melihat beraneka ragam ikan dari berbagai spesies dan terumbu
karang. Alangkah bagusnya jika tempat tersebut menyambung ke pulau tikus. Sebuah visi yang
menarik untuk dikembangkan menjadi nyata.
Di dalam waterpoint, wisatawan juga disuguhkan aneka hiburan hasil penangkaran, misalnya
seperti ikan hiu. Atau aksi akrobatik para penyelam dan pesulap lokal maupun internasional. Tempat
tersebut juga dilengkapi restoran atau caf serta aneka ragam merchandise bertema kelautan. Jika
semua itu bisa terwujud, bukan tidak mungkin waterpoint akan menjadi ikon pariwisata yang
bernilai ekonomis tinggi dan dikenal ke mancanegara. Sekarang tinggal political will dari
pemerintah untuk fokus pada pembangunan wisata alam dan air yang ada di PP, sambil memoles
objek wisata yang lain. Jika malaysia punya motto wisata the trully asia dan singapura dengan the
new asia, maka indonesia yang diwakili oleh bengkulu menyebut dirinya sebagaisilahkan
pemerintah mencari nama yang unik dan mudah mengingatnya!