Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM I

Pemeriksaan Bleeding Time


& Clotting Time

OLEH :

NI MADE NIAGITA WIRATNI


P07134014019

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AJARAN
2016

PEMERIKSAAN
Bleeding Time & Clotting Time
I.

TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan bleeding time (masa perdarahan).
2. Mahasiswa dapat melakukan cara pemeriksaan dan menentukan hasil
pemeriksaan bleeding time (masa perdarahan) pada pasien.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami teknik atau cara melakukan
pemeriksaan clotting time (masa pembekuan darah).

4. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan clotting time.


II.

METODE
1. Bleeding time dengan Metode Duke
2. Clotting time dengan Metode Lee and White modifikasi

III. PRINSIP
Prinsip pemeriksaan bleeding time adalah menghitung lamanya perdarahan
sejak terjadi luka kecil pada permukaan kulit sampai berhenti secara spontan.
Perdarahan buatan dibuat pada pembuluh darah lalu tetesan darah diserap dengan
kertas saring setiap 30 detik dan dihitung waktu sampai perdarahan berhenti.
Prinsip pemeriksaan clotting time adalah darah vena diambil dan dimasukkan
ke dalam tabung kemudian dibiarkan membeku. Selang waktu dari saat pengambilan
darah sampai saat darah membeku dicatat sebagai masa pembekuan.
IV.

DASAR TEORI
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang hingga

manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga
dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh dan
mekanisme hemostasis. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan selsel darah. Plasma darah merupakan bagian cair dari darah yang sebagian besar terdiri atas
air, elektrolit dan protein darah. Protein darah tersebut adalah albumin, globulin dan
fibrinogen serta unsur anorganik berupa natrium, kalsium, kalium, fosfor, besi, dan
yodium. Sel-sel darah terdiri atas eritrosit(sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan
trombosit(sel pembekuplatelet)( I Made Bakta,2006).
Proses pembekuan darah atau penggumpalan darah merupakan proses yang
kompleks untuk mencegah tubuh kehilangan banyak darah ketika terjadi luka. Proses
tersebut meliputi pengetatan pada dinding pembuluh darah yang terluka, pelepasan zat
untuk menarik kepin-keping darah ke daerah luka, dan pembentukan benang-benang fibrin.
Komponen darah yang terlibat dalam proses penggumpalan darah adalah keping-keping
darah dengan bantuan ion kalsium. Apabila luka terjadi pada pembuluh darah yang tipis,
pengetatan dinding-dinding pembuluh darah dapat mencegah pengeluaran darah. Tetapi,
jika terjadi kerusakan cukup besar pada pembuluh darah, keping-keping darah akan
berkumpul di sekitar luka dalam jumlah besar dan menempel pada pembuluh darah,
kemudian membentuk jala fibrin yang menahan keluarnya sel darah.

Jika luka yang terbentuk cukup besar,keping-keping darah akan mengirim zat kimia
yang bekerja sama dengan zat lainnya di dalam plasma darah untuk membentuk benangbenang fibrin. Jala atau benang fibrin yang terbentuk pada permukaan luka dapat menahan
keping-keping darah merah agar tidak menetes keluar. Luka yang besar dan tidak dapat
diperbaiki sendiri oleh tubuh perlu dijahit agar bagian yang terbuka menjadi lebih sempit.
Dengan demikian,fungsi benang-benang fibrin dan keping-keping darah menjadi lebih
efisien.
Dalam proses pembekuan darah, keping-keping darah (trombosit) yang menyentuh
permukaan luka yang kasar, akan pecah dan mengeluarkan trombokinase. Trombokinase
akan mengubah protrombin menjadi trombin. Protrombin merupakan enzim yang belum
aktif, berupa senyawa globulin yang dihasilkan di hati dengan pertolongan vitamin K,
sedangkan trombin merupakan enzim yang sudah aktif. Pengubahan protrombin menjadi
trombin sangat memerlukan zat kalsium untuk mempercepat proses tersebut. Trombin
mengubah fibrinogen (protein yang larut dalam plasma darah) menjadi librin yang
berbentuk benang-benang (Zakapedia.2014).
Berikut ini adalah skema proses pembekuan darah :

a. Masa perdarahan ( Bleeding Time )


Bleeding Time (BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh
menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini
mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas ketepatgunaan
cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit.
Pemeriksaan ini mengenai jumlah dan kemampuan trombosit untuk melakukan adhesi

pada jaringan subendotel dan membentuk agregasi (pemeriksaannya dengan menusukkan


jarum ke lobus telinga) menunjukkan fungsi dari kapiler dan trombosit (Hajar, 2010).
Bleeding Time (BT) adalah tes hemostasis (penghentian perdarahan) yang
menunjukkan seberapa baik trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk
membentuk bekuan darah. Ini adalah kemampuan darah untuk membeku setelah luka atau
trauma. Biasanya, trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah menyebabkan
gumpalan darah. Uji waktu perdarahan atau bleeding time biasanya digunakan pada
pasien yang memiliki riwayat perdarahan berkepanjangan setelah terluka, atau yang
memiliki riwayat keturunan gangguan perdarahan. Selain itu, uji waktu perdarahan
dilakukan sebagai tes pra operasi untuk menentukan respon perdarahan yang mungkin
terjadi selama dan setelah operasi (Ress, 2013).
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium antara lain :
1. Metode yang digunakan, teknik yang tidak tepat, terjadi luka yang mungkin lebih
dalam daripada yang seharusnya, tetesan darah ditekan paksa pada permukaan kertas
dan tidak menunggu tetesan darah benar-benar terisap dengan sendirinya pada kertas
penghisap, hal ini dapat merusak partikel fibrin sehingga memperlama perdarahan.
2. Sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien sebaiknya ditanya terlebih dahulu mengenai
obat yang sedang mereka konsumsi. Beberapa obat akan mempengaruhi hasil tes
waktu perdarahan. Obat-obat ini termasuk antikoagulan, diuretik, obat anti kanker,
sulfonamide, thiazide, aspirin, dan obat anti inflamasi. Penggunaan aspirin dan obatobat

sejenisnya

adalah

penyebab

paling

umum

dari

waktu

perdarahan

berkepanjangan, maka penggunaannya harus dihentikan dua minggu sebelum


pemeriksaan (Riswanto, 2010).
b. Masa Pembekuan (Clotting Time)
Clotting time adalah waktu yg dibutuhkan bagi darah untuk membekukan dirinya
secara in vitro dengan menggunakan suatu standart yg dinamakan Clotting Time. Clot
adalah suatu lapisan seperti liln/jelly yg ada di darah yg menyebabkan berhentinya suatu
pendarahan pada luka yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Pemeriksaan masa pembekuan (Cloting Time) merupakan pemeriksaan untuk
menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Hasilnya menjadi
parameter pemeriksaan faktor-faktor koagulasi, terutama faktor-faktor yang membentuk
tromboplastin dan faktor-faktor yang berasal dari trombosit, juga kadar fibrinogen.
Clotting time memanjang bila terdapat defisiensi faktor pembekuan pada jalur intrinsik
dan jalur bersama, misalnya pada hemofilia (defisiensi F VIIc dan F Ixc), terapi

antikoagulan sistemik (Heparin). Perpanjangan masa pembekuan juga terjadi pada


penderita penyakit hati, kekurangan faktor pembekuan darah, leukemia, gagal jantung
kongestif.
Defisiensi faktor pembekuan dari ringan sampai sedang belum dapat dideteksi dengan
metode ini, baru dapat mendeteksi defisiensi faktor pembekuan yang berat.
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk memonitor penggunaan antikoagulan oral
(obat-obatan anti pembekuan darah). Jika masa pembekuan >2,5 kali nilai normal, maka
potensial terjadi perdarahan. Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark
miokard (serangan jantung), emboli pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil KB,
vitamin K, digitalis (obat jantung), diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air, misal
jika ada pembengkakan).
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Lancet steril
2. Stopwatch
3. Autoclick holder
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung reaksi
6. Spuite 3 cc
7. Tourniquet
8. Plester
B. Bahan
1. Kapas alcohol 70%
2. Kertas saring
3. Tissue
4. Sampel darah
IV. CARA KERJA
a. Metode Duke
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Cuping daun telinga didesinfeksi dengan kapas alkohol 70 % dan ditunggu
hingga kering.
3. Cuping daun telinga sedikit ditekan dan bagian pinggir bawahnya ditusuk
dengan lancet steril sedalam 2 mm.
4. Stopwatch dihidupkan saat darah mulai keluar dan tekanan pada cuping daun
telinga dilepaskan.
5. Kemudian, darah yang keluar atau menetes dihisap dengan kertas saring setiap
30 detik.
6. Stopwatch dihentikan saat darah berhenti mengalir.
7. Waktu perdarahan (bleeding time) dicatat.
b. Metode Lee and White
1. Alat dan bahan disiapkan.

2. 3 buah tabung reaksi disiapkan.


3. Pengambilan datah dilakukan pada pasien dengan spuite 3 cc. Pada saat darah
terlihat masuk pada jarum, stopwatch lalu dijalankan. Darah diambil sebanyak
3 cc.
4. Jarum pada spuite dilepaskan dan dialirkan perlahan-lahan 1 ml darah kedalam
5.

tiap tabung.
Darah dibiarkan 4 menit dalam tabung terhitung saat pengambilan darah

(stopwatch tetap dijalakan dari awal darah masuk dalam jarum).


6. Tiap 30 detik, tabung pertama diangkat dari rak dan dimiringkan 45 untuk
melihat apakah sudah terjadi pembekuan. Dalam tindakan itu, jagalah jangan
sampai tabung lain tergoyang-goyang.
7. Setelah darah dalam tabung pertama itu beku, tabung kedua juga diperiksa tiap
30 detik juga terhadap adanya pembekuan. Waktu dicatat.
8. Tindakan yang sama dilakukan pada tabung ketiga dan waktunya dicatat.
9. Masa pembekuan darah adalah masa pembekuan rata-rata dari ketiga tabung.
VI. NILAI RUJUKAN

Bleeding time : 1-3 menit


Clotting time : 9-15 menit
VII.

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan pemeriksaan bleeding time dan clotting time.

Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk membeku setelah adanya luka atau
trauma, dimana trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk
bekuan. Hal ini menunjukkan seberapa baik trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh
darah untuk membentuk bekuan darah. Prinsip pemeriksaannya adalah mengukur lamanya
waktu perdarahan setelah insisi standart pada cuping telinga. Bleeding time digunakan untuk
pemeriksaan penyaring hemostasis primer atau interaksi antara trombosit dan pembuluh
darah dalam membentuk sumbat hemostatik, pasien dengan perdarahan yang memanjang
setelah luka, pasien dengan riwayat keluarga gangguan perdarahan.
Hal tersebut menunjukkan seberapa baik keping darah (trombosit) berinteraksi
dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk pembekuan darah. Terdapat 3 metode
yang dapat digunakan untuk mengukur masa pembekuan darah, diantaranya metode tabung
(Lee White), metode slide, dan metode kapiler. Dari ketiga metode tersebut, metode slide
paling jarang digunakan. Sedangkan metode kapiler biasanya digunakan untuk pemeriksaan
pada pasien bayi, sebab pada pasien bayi tidak mungkin mengambil sampel darah dalam

volume yang banyak. Nilai normal masa pembekuan darah dengan metode kapiler ialah
setengah dari nilai normal metode tabung, yaitu 2-6 menit.
Bleeding time paling sering digunakan untuk mendeteksi cacat kualitatif trombosit,
seperti penyakit Von Willebrand. Tes ini membantu mengidentifikasi orang yang memiliki
disfungsi trombosit. Ini adalah kemampuan darah untuk membeku setelah luka atau trauma.
Biasanya, trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah menyebabkan gumpalan
darah. Ada banyak faktor dalam mekanisme pembekuan, dan hal tersebut diprakarsai oleh
trombosit. Uji waktu perdarahan atau bleeding time biasanya digunakan pada pasien yang
memiliki riwayat perdarahan berkepanjangan setelah terluka, atau yang memiliki riwayat
keturunan gangguan perdarahan. Selain itu, Uji waktu perdarahan kadang-kadang dilakukan
sebagai tes pra operasi untuk menentukan respon perdarahan yang mungkin terjadi selama
dan setelah operasi. Namun, pasien yang tidak memiliki riwayat masalah perdarahan, atau
yang tidak memakai obat anti-inflamasi, uji waktu perdarahan biasanya tidak diperlukan.
Sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien sebaiknya ditanya terlebih dahulu mengenai obat
yang sedang mereka konsumsi. Beberapa obat akan mempengaruhi hasil tes waktu
perdarahan. Obat-obat ini termasuk antikoagulan, diuretik, obat anti kanker, sulfonamide,
thiazide, aspirin, dan obat anti inflamasi. Tes ini juga dapat dipengaruhi oleh anemia
(kekurangan sel darah merah). Penggunaan aspirin dan obat-obat sejenisnya adalah penyebab
paling umum dari waktu perdarahan berkepanjangan, maka penggunaannya harus dihentikan
dua minggu sebelum pemeriksaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pendarahan suatu darah yakni besar
kecilnya luka, suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan aktivitas kadar hemoglobin
dalam darah. Kisaran waktu pendarahan yang normal adalah 15 hingga 120 detik. (Dsyoghi,
2010)
Seperti yang telah dijelaskan pada dasar teori terdapat beberapa cara atau metode
yang digunakan dalam pemeriksaan bleeding time yaitu metode Ivy dan duke, namun dalam
praktikum kali ini dilakukan dengan menggunakan cara duke. Perbandingan antara metode
Ivy dan Duke dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No
1.

Metode Duke
Luka

Metode Ivy

Tidak terbentuk luka yang Terbentuk luka yang membekas


membekas

2.

Sakit

Pasien

tidak

begitu Pasien merasakan sakit

merasakan sakit
3.

lokasi

Cuping telinga

4.

risiko

Pada bagian cuping telinga Pada bagian polar lengan bawah


tidak

terdapat

Bagian Polar Lengan bawah

pembuluh terdapat pembuluh darah vena ,

darah vena , arteri, dan arteri,


kapiler

sehingga

dan

kapiler,

ditakutkan

dapat torehan merobek pembuluh darah

mewakili kondisi perdarahan sehingga


yang terbentuk secara valid.

perdarahn

mengakibatkan

waktu

memanjang

dan

didapatkan hasil yang kurang valid.

Berdasarkan pertimbangan di atas , maka dipilih cara atau metode duke dalam
praktikum ini karena dinilai lebih aman dan dapat memberikan hasil yang valid. Cara duke,
mula-mula dilakukan tindakan antisepsis dengan menggunakan alcohol 70% pada anak daun
telinga. Dengan lancet, dilakukan tususkan pada tepi anak daun telinga. Stopwatch dijalankan
waktu darah keluar. Setiap 30 detik, darah dapat dihisap dengan kertas saring. Setelah darah
tidak keluar lagi, stopwatch dihentikan. Nilai normal berkiasar antara 1-3 menit.
Pemeriksaan waktu perdarahan pada praktikum kali ini dilakukan antar sesame
mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes denpasar dan di dapatkan hasil waktu
perdarahan masing-masing mahasiswa yaitu :
Mira yanti (perempuan 20 tahun): 1 menit
Gayatri (perempuan 20 tahun) : 1 menit
Lestari (perempuan 20 tahun): 1 menit
Windy ferina (perempuan 20 tahun): 1 menit
Trisna dewi (perempuan 20 tahun): 1 ,5menit
Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui bahwa semua praktikan memiliki waktu
perdarahn yang normal , dimana waktu perdarahan yang normal yaitu 1-3 menit. Dalam
praktikum ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Semua alat dan bahan yang digunakan harus dalam kondisi steril.

2. Bagian cuping telinga yang akan ditusuk dengan menggunakan lanset harus pada
bagian bawah telinga pada lokasi yang berbentuk U. jika dilakukan dibagian
pinggir telinga maka waktu perdarahan bisa saja memanjang atau mengenai tulag
yang terdapat pada telinga.
3. Dilakukan desinfeksi pada daerah yang akan ditusuk dengan menggunakan
lanset , kemudian ditunggu hingga kering . hal ini dilakukan untuk mengurangi
rasa perih yang dialami pasien ketika dilakukan penusukan.
4. Waktu perdarahan harus dihitung dengan tepat , dimana saat setelah dilakukan
penusukan sudah mulai dihitung 30 detik pertama. Agar waktu yang dihitung tepat
maka sebaiknya menggunakan stopwatch.
5. Hasil pemeriksaan dicatat dan semua alat dan bahan yang digunakan dibuang pada
tempat sampah infeksius.
LESTAAA COBA TAMBAHINN

YA

HAL-HAL

YANG

HARUS

DIPERHATIKAN
Namun berdasarkan literatur Pemeriksaan masa perdarahan merupakan suatu tes yang
kurang memuaskan karena tidak dapat dilakukan standarisasi tusukan baik mengenai
dalamnya, panjangnya, lokalisasinya maupun arahnya sehingga korelasi antara hasil tes ini
dan keadaan klinik tidak begitu baik. Perbedaan suhu kulit juga dapat mempengaruhi hasil tes
ini.
Pembahasan

Pemeriksaan masa pembekuan darah ini merupakan salah satu tes penyaring dalam
pemeriksaan faal hemostasis. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari riwayat perdarahan
abnormal, mencari kelainan yang mengganggu faal hemostatis, riwayat pemakaian obat, serta
riwayat perdarahan dalam keluarga. Pemeriksaan faal hemostatis sangat penting dalam
mendiagnosis diatesis hemoragik.
Clotting time adalah waktu yg dibituhkan bagi darah untuk membekukan dirinya secara
in vitro dengan menggunakan suatu standart yg dinamakan Clotting Time. Clot adalah suatu
lapisan seperti liln/jelly yg ada di darah yg menyebabkan berhentinya suatu pendarahan pada
luka yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Pemeriksaan clotting time pada praktikum ini menggunakan metode Lee White, dimana
prinsipnya yakni waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari pembuluh sampai terjadi
suatu bekuan dalm kondisi yg spesifik. Sampel yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah

sampel darah segar. Waktu pembekuan Lee-White menggunakan tiga tabung yang diinkubasi
pada suhu ruang, masing-masing berisi 1 ml darah lengkap. Tabung-tabung ini secara hatihati dimiringkan setiap 30 detik untuk meningkatkan kontak antara darah dan permukaan
kaca untuk melihat kapan pembekuan terjadi. Menurut metode ini, nilai normal masa
pembekuan darah ialah dalam waktu 5-15 menit.
Langkah awal dalam pemeriksaan clotting time metode Lee White ini ialah, terlebih
dahulu sampel darah segar diambil dengan menggunakan spuit 5cc. ketika darah telah masuk
ke dalam spuit, stopwatch langsung dihidupkan. Darah yang diperoleh langsung ditampung
kedalam 3 tabung, masing-masing sebanyak 1 ml kemudian didiamkan selama 4 menit dalam
posisi tegak. Setelah menit ke-4, dari tabung pertama darah dimiringkan perlahan hingga 900
tiap 30 detik hingga darah membeku sempurna dan dicatatn berapa waktu pembekuannya.
Setelah terjadi pembekuan pada tabung pertama, pemeriksaan dilanjutkan pada tabung ke-2
dan ke-3 dengan cara yang sama yaitu dibaca setiap 30 detik dengan cara tabung dimiringkan
perlahan. Apabila dalam waktu 4 menit darah telah membeku, maka nilai tersebut tidak
digunakan. Hal tersebut dikarenakan, pembekuan darah dalam waktu kurang dari 4 menit
tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya cairan yang tercampur dengan darah saat
pengambilan, sehingga mempercepat pembekuan. Digunakannya

3 tabung dalam

pemeriksaan clotting time metode Lee White ini, dikarenakan nilai yang dicari merupakan
nilai hasil rata-rata masa pembekuan tiap tabungnya. Selain hal tersebut, penggunaan 3 buah
tabung juga bertujuan untuk memperoleh hasil yang akurat dan presisi serta menghindari
kesalahan saat pemeriksaan.
Lamanya waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku inilah yang diukur sebagai
masa pembekuan (Cloting Time). Hasilnya menjadi ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi,
terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor-faktor yang berasal dari
trombosit, juga kadar fibrinogen. Defisiensi faktor pembekuan dari ringan sampai sedang
belum dapat dideteksi dengan metode ini, baru dapat mendeteksi defisiensi faktor pembekuan
yang berat. Hal ini untuk memonitor penggunaan antikoagulan oral (obat-obatan anti
pembekuan darah). Jika masa pembekuan >2,5 kali nilai normal, maka potensial terjadi
perdarahan.
Pada praktikum ini, hasil masa pembekuan darah pasien atas nama Nursilayani ( , 20
th) pada tabung pertama dan kedua ialah 5.30 dan 12.00 dan setelah dirata-rata diperoleh
nilai masa pembekuan darah pasien yaitu 9 menit. Berdasarkan nilai normal masa pembekuan

darah metode Lee White yaitu 5-15 menit. Masa pembekuan darah dari pasien Nursilayani
( , 20 th) masih dalam batas normal.
Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard (serangan jantung),
emboli pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K, digitalis (obat
jantung), diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air, misal jika ada pembengkakan).
Clotting time memanjang bila terdapat defisiensi berat faktor pembekuan pada jalur
intrinsik dan jalur bersama, misalnya pada hemofilia (defisiensi F VIIc dan F Ixc), terapi
antikoagulan sistemik (Heparin). Perpanjangan masa pembekuan juga terjadi pada penderita
penyakit hati, kekurangan faktor pembekuan darah, leukemia, gagal jantung kongestif.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan masa pembekuan (clotting
time) dengan metode Lee White diantaranya :
a. volume darah pada tabung harus tepat 1 ml, volume yang berlebih dapat
menyebabkan waktu pembekuan akan lebih panjang.
b. Gelembung udara, vena punctie yang tidak lancar sehingga dapat terjadi hemolisis
atau ikut masuknya cairan jaringan dapat memperpendek waktu bekuan.
c. Diameter tabung, semakin lebar tabung maka semakin lama masa pembekuan.
d. Kesalahan teknik dalam pengambilan sampel, pencampuran darah dengan
tromboplastin jaringan, adanya busa dalam spuit atau dalam tabung, menggoyang
tabung yang tidak sedang diperiksa, spuit yang kotor cenderung memperpendek masa
pembekuan.
Pemeriksaan Clotting time ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :
1. Volume darah yang diperlukan untuk pemeriksaan terlalu banyak. Dalam hal ini,
apabila seorang pasien harus melakukan beberapa pemeriksaan dalam waktu yang
bersamaan, pasien tersebut harus diambil darahnya dalam volume yang besar dan hal
tersebut tentunya membuat pasien kurang nyaman.
2. Waktu pemeriksaan yang lama. Waktu yang terlalu lama membuat pemeriksaan
menjadi kurang efisien. Kendalanya ialah apabila terdapat banyak pasien
pemeriksaan masa pembekuan darah, maka pemeriksaan akan membutuhkan waktu
yang sangat lama.
3. Langkah pemeriksaan yang terlalu banyak, hal tersebut berhubungan pula dengan
waktu. Semakin banyak langkah suatu pemeriksaan, maka waktu yang diperlukan
semakin lama dan hasil pemeriksaan menjadi kurang akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Bleeding

Time.[online].tersedia:http://analisqmateri.blogspot.com/2010/10/

bleeding-time-masa-perdarahan.html. [diakses: Selasa, 3 September 2013].


Anonim.2011.Clotting Time.[online].tersedia: http://adiyarea. blogspot.com/2011/11/clottingtime.html. [diakses: 13 September 2013].
Bakta, I Made,Prof.,Dr. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC.
Gandasoebrata. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
Hajar. 2010. Bleeding Time. Dikses dari : http://hajardaku.wordpress.com/2010/05/10/tugasneurologi/. Diakses pada : Selasa, 3 September 2013.
Ress,Alzy.2013.Bleeding
Time.[online].tersedia:http://alzyress.
wordpress.com/2013/04/16/bleeding-time/.[diakses: Selasa, 3 September 2013.
Riswanto.2010.Bleeding
Time.
[online].tersedia:http://labkesehatan.
blogspot.com/2010/01/waktu-perdarahan.html. Dikases pada : Selasa, 3 September
2013.
Zakapedia.2014.Proses Pembekuan Darah.[online].tersedia: http://www.artikelsiana.com/20
14/10/proses-pembekuan-darah-tahap-tahap.html.[diakses: 18 September 2016 ;
21:45 WITA].

Anda mungkin juga menyukai