PERSYARATAN TEKNIS
PASAL 1
UMUM
1.
2.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
TAHUN 2015
9.
10. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini
harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang
sesuaikan standard/peraturan-peraturan yang dipergunakan di dalam RKS ini.
Semua
bahan-bahan
tersebut
diatas
harus
mendapatkan
pengesahan/persetujuan dari Bank Indonesia atau Pengawas sebelum akan
dimulai pelaksanaannya.
11. Pengawasanan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapihan,
harus dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak Pelaksana Pekerjaan yang benarbenar ahli.
12. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan
harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
13. Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus
memenuhi syarat-syarat teknis, dan dapat dipertanggung jawabkan.
3.
2.
3.
4.
TAHUN 2015
4.
5.
Alat ukur minimal yang dipakai adalah waterpas dan theodolit yang sesuai dan
sudah dikalibrasi untuk mendapatkan ukuran yang dapat dipertanggung
jawabkan.
PEMAKAIAN UKURAN
1.
2.
3.
LAPANGAN KERJA
1. Selama proses konstruksi, Pelaksana Pekerjaan wajib membuat kantor direksi
pengawas (direksi keet) seluas 24 m2. Direksi keet tersebut bukan menjadi
milik/beban Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab.
Katingan . Pelaksana Pekerjaan harus membongkar kantor direksi pengawas dan
gudang setelah proyek selesai.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan perlengkapan kantor direksi
Konsultan Pengawas (direksi keet) berikut perlengkapannya yaitu : meja, kursi,
alat tulis, white board, sepatu proyek dan helm proyek.
3. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang
Pekerjaan harus membuat gudang.
4.
6.
Penggunaan bangunan yang ada di lapangan, hanya dilakukan dengan izin dari
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab. Katingan dan
Konsultan Pengawas.
TAHUN 2015
keluar
masuknya kendaraan proyek ini. Kelalaian dalam hal ini dapat
menyebabkan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab.
Katingan atau Konsultan Pengawas memberi perintah penghentian seluruh
pekerjaan. Akibat dari hal ini seluruhnya menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan.
2.
3.
4.
Tidak diperkenankan :
a)
7.
8.
2.
3.
2.
TAHUN 2015
pekerjaan selesai. Biaya untuk pekerjaan pengadaan air sementara adalah beban
Pelaksana Pekerjaan.
3.
9.
IKLAN
Pelaksana Pekerjaan tidak diizinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di
lapangan kerja atau di tanah yang berdekatan tanpa izin dari Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab. Katingan atau Konsultan Pengawas.
2.
2.
2.
3.
4.
5.
TAHUN 2015
6.
Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Pelaksana Pekerjaan harus
mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan
Instansi Pemerintah CQ Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya
termasuk semua perubahan-perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.
13. PENGAMANAN
1.
Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada
di daerahnya mengenai :
a.
b.
c.
2.
3.
4.
Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, ikat pinggang
pengaman dan lain-lain yang dianggap perlu.
5.
14. PENGAWASAN
1.
2.
3.
Jika Pelaksana Pekerjaan perlu melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja normal
sehingga diperlukan pengawasan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UMKM Kab. Katingan atau Konsultan Pengawas, maka segala
biaya untuk
itu menjadi beban Pelaksana Pekerjaan. Permohonan oleh
Pelaksana Pekerjaan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan
surat disampaikan kepada Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas.
4.
Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada di tangan petugaspetugas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab. Katingan
adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan didalam
6
TAHUN 2015
Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan
barang, maka ini dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas
bahan dan barang yang digunakan.
2.
Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus disampaikan kepada
Konsultan Pengawas oleh Pelaksana Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
Pemilik Proyek. Waktu
penyampaiannya dilaksanakan jauh
sebelum
pekerjaannya dimulai.
3.
Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik serta pembuatan dari suatu
bahan dan barang harus mendapat rekomendasi dari Konsultan Pengawas
berdasarkan petunjuk dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan
selanjutnya usulan tersebut diteruskan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemilik Proyek (Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab.
Katingan ).
4.
Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
diadakan atas biaya Pelaksana Pekerjaan setelah disetujui oleh Konsultan
Pengawas atau Bank Indonesia, maka bahan dan barang tersebut seperti di
atas yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
5.
Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Konsultan Pengawas untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak
sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifatnya.
6.
3.
Bank Indonesia atau Konsultan Pengawas harus mempunyai waktu yang cukup
untuk meneliti gambar pelaksanaan yang diusulkan oleh Pelaksana Pekerjaan.
4.
TAHUN 2015
Gambar tersebut diatas harus dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.
2.
3.
4.
2.
Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihindari, Pelaksana Pekerjaan yang
bersangkutan diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak tersebut seperti
keadaan semula dinilai dan disetujui Konsultan Pengawas atau Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab. Katingan secara tertulis.
TAHUN 2015
TAHUN 2015
PERSYARATAN TEKNIS
PASAL 2
GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN
1.
LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga
kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan jika diperlukan.
Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan di lokasi dimana terdapat sisa
konstruksi atau instalasi yang berada di bawah tanah yang sudah tidak berfungsi
lagi sesuai dengan petunjuk Pengawas pengawas atau Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab. Katingan .
Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu
tempat pembuangan yang telah ditentukan. Penggalian dan pengangkutan bahan
timbunan dari suatu tempat galian. Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam
Spesifikasi ini.
2.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1.
Penggalian.
2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.
2.1.4.
Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus
bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring
sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab. Katingan atau Konsultan
Pengawas sebelum menempatkan bahan urugan.
10
TAHUN 2015
2.2.
2.1.5.
2.1.6.
2.1.7.
2.2.2.
2.2.3.
Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat
disimpan oleh Pelaksana Pekerjaan di tempat penumpukan pada lokasi
yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan
penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab. Katingan atau
Konsultan Pengawas.
2.2.4.
2.2.5.
2.2.6.
Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dan tiap-tiap lapis dipadatkan.
2.2.7.
Urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah sility clay yang bersih
tanpa potongan-potongan bahan bahan yang bisa lapuk serta bahan
batuan yang telah dipecah-pecah yang ukurannya lebih besar dari 15
cm
11
TAHUN 2015
2.2.8.
2.3.
Pemadatan.
Kepadatan tanah harus diukur dengan nilai dry density contoh tanah sebagai
presentase kepadatan kering maksimum pada kadar air optimum sebagaimana
ditetapkan pada pengujian (test) ini.
Semua bahan yang akan digunakan bagi urusan harus sesuai dengan ayat ini
dan harus didapatkan sampai 90% kepadatan kering. Pemadatan dari seluruh
bahan-bahan harus dilakukan dengan penyiraman optimum untuk
mendapatkan hasil pemadatan yang dikehendaki Pengawas.
Pengawas dapat memerintahkan Pemborong untuk memeriksa kandungan air
pada tanah timbunan dengan maksud menghindari terjadinya konsolidasi.
Bila diperlukan untuk memberikan air tambahan ke dalam campuran bahan
untuk mendapatkan kepadatan kering yang dihendaki, biaya dari pengadaan,
pengangkutan, atau pemompaan, penyemprotan serta pencampuran dari air
harus dimasukkan dalam harga borongan.
Air harus ditambahkan jika atau pada mana dibutuhkan dengan angkutan
tangki air yang dilengkapi dengan alat semprotan yang memenuhi syarat segala
pekerjaan pemadatan dari konstruksi atau cara lain tidak diijinkan untuk
dilakukan dalam keadaan apapun juga.
Segala bahan-bahan untuk pengurusan harus digabungkan dalam suatu
rencana operasi kerja yang telah disetujui dengan mencantumkan uraianuraian kerjanya, seperti penyimpanan dan pencampuran sesuai dengan
ketetapan di atas dan pemadatan dilaksanakan dengan ijin yang telah
dikerluarkan,.
Pemborong harus mengurangi sekecil mungkin kekosongan-kekosongan antara
kegiatan yang satu dengan yang selanjutnya. Semua alat-alat pemadatan harus
bekerja pada seluruh daerah untuk menjamin adanya suatu pemadatan yang
merata (seragam), semua pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan tidak lebih dari 0.20m atau yang lebih tipis agar dicapai kepadatan
yang dikehendaki.
Semua bagiaan-bagian yang telah selsesai dipadatkan harus dilindungi
terhadap kerusakan akibat peralatan, aliran air hujan, atau penyebab lainnya.
Bilamana terjadi kerusakan-kerusakan seperti tersebut di atas, pemborong
diwajibkan untuk memperbaikinya.
Bila ada bagian tanah yang tidak baik yang menurut pendapat Pengawas tidak
dibutuhkan, pasir atau tanah liat yang kelebihan, maka daerah tanah semacam
ini harus diperbaiki dengan campuran dari bahan-bahan yang baik, atau
dengan membuang bagian ini menggantikan dengan bahan lain agar dapat
dijamin keseragaman dari formasi pemadatan.
12
TAHUN 2015
Pengujian (test) untuk kontrol dari pemadatan harus dilakukan secara berkala
dan teratur. Bila dalam terst tertentu dijumpai bagian tanah yang berada di
bawah standard minimum, maka pemborong diwajibkan untuk menyiram
sebagaimana yang dikehndaki Pengawas.
Pemborong harus memberikan waktu yang cukup untuk melakukan dan
pemberitahuan test-test di atas dalam recana program konstruksinya.
13
TAHUN 2015
PERSYARATAN TEKNIS
PASAL 3
BETON BERTULANG
1.
LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, peralatan dan
tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini tidak terbatas pada pondasi telapak, sloof, kolom, balok, plat lantai
dan pekerjaan beton lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Setelah Pekerjaan galian pondasi selesai, sebelum dilanjtkan dengan pekerjaan
pondasi terlebih dulu dibawah pondasi dipasang cerucuk kayu galam diameter 8
10 Cm panjang 4 m jarak pemasangan 30 cm as ke as.
2.
PROSEDUR UMUM.
2.1.
2.2.
Contoh Bahan.
2.2.1. Sebelum pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberikan contohcontoh material, misalnya PC, pasir, split atau besi tulangan untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2.2.2. Contoh-contoh material yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas,
akan dipakai sebagai standart/pedoman untuk memeriksa/ menerima
material yang dikirim oleh Pelaksana Pekerjaan ke site.
2.2.3. Pemakaian adukan atau campuran adukan diajukan terlebih dahulu
sebelum melakukan pengecoran.
2.3.
14
TAHUN 2015
BAHAN-BAHAN.
3.1.
Mutu Beton.
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah beton K-225
(Untuk Sitemix perbandingan campuran adalah 1PC : 1,5 Pasir : 2,5 kerikil), dan
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI/SK SNI 1991. Adapun
beton ini dipakai untuk pekerjaan sloof, kolom praktis, ring balok, pondasi,
lantai, dan lain-lain seuai dengan gambar kerja.
3.2.
Semen.
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SNI/SK SNI 1991, seperti
Gresik, Cibinong, Tiga Roda. Sebelum pengadaan semen, sertifikat semen harus
diserahkan kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM
Kab. Katingan untuk disetujui, termasuk metoda dan cara pengangkutan harus
disertakan. Semen harus diadakan dalam kemasan besar atau zak, dengan
persetujuan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab.
Katingan atau Konsultan Pengawas.
3.3.
3.4.
Air.
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas
dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan
anorganik lainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji.
Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di
atas, harus diuji dan disetujui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM Kab. Katingan atau Konsultan Pengawas.
3.5.
Baja Tulangan.
Untuk besi dengan diameter <= 12 mm digunakan besi tulangan polos,
kekuatan besi U24=2400 kg/cm2, dan memenuhi ketentuan SNI/SK SNI 1991.
4.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1.
Pembesian
4.1.1.
4.1.2.
TAHUN 2015
4.1.3.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas
dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang beton sesuai
dengan ketentuan SNI/SK SNI 1991.
4.1.4.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 2 jam setelah ada perintah tertulis dari
Pengawas Lapangan.
4.1.5.
4.1.6.
4.1.7.
Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam SNI/SK SNI 1991.
4.2.
4.3.
4.1.8.
4.1.9.
Bahan perancah dan acuan adalah kayu dalam kondisi baru. Kayu
bekas perancah dan acuan tidak boleh dipakai kembali untuk
pekerjaan rangka atap atau pekerjaan lainnya..
4.2.2.
4.2.3.
4.2.4.
4.3.2.
Pipa drainase dari bahan PVC Super High Impact yang mempunyai
kuat tekan 10 kg/m2 yang memenuhi JIS K6741. Diameter pipa PVC
sesuai ketentuan Gambar Kerja.
16
TAHUN 2015
4.4.
Cara Pengadukan.
4.4.1.
4.4.2.
Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas.
4.4.3.
Hanya untuk beton praktis, lantai kerja, beton tumbuk dan mortel
pemasangan batu bata yang diperkenankan memakai mesin pengaduk
beton/molen, mengaduk dengan sekop/cangkul dilarang.
4.4.4.
4.4.5.
Pengujian Slump.
Kekentalan adukan beton diperiksa denga pengujian slump, dimana
nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI 1971,
ASTM C143 dan ASTM C 231, pada saat yang sama percobaan cylinder
dibuat kecuali ditentukan lain oleh pengawas yang ditunjuk.
Kontraktor harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut,
beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan
menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun beronggarongga.
Pelaksanaan dar persetujuan kontrak adalah bahaw
kontraktor bertanggung jawab pernuh untuk produksi dari beton dan
pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat
batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran
di pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maksimum slump harus 100
mm sampai 150 mm.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pad keadaan /
kondisi normal :
Slump pada Konstruksi Beton
Plat pondasi dan pondasi telapak bertulang
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan
konstruksi d bawah tanah.
Plat, balok, kolom dan dinding
Pembetonan masal
Maksiman
(Cm)
12.5
Minimum
(Cm)
7.5
17.5
14.5
7.5
12.5
10
2.5
TAHUN 2015
Pengecoran Beton.
4.5.1.
4.5.2.
TAHUN 2015
4.5.3.
4.5.4.
4.5.5.
4.5.6.
4.6.
Pembongkaran Perancah/Acuan
Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan dengn ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Setelah bekesting dibuka tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton, tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4.7.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama
3 x 24 jam setelah pengecoran.
4.7.2.
4.7.3.
4.7.4.
1.
Segala material Bata, air dan pasir yang dipergunakan dalam pasangan bata
harus telah memenuhi syarat yang telah ditentukan dan disetujui Direksi.
1.2.
Adukan harus dilaksanakan sampai betul-betul Merata dan air semen tidak
ada yang terbuang dengan adukan 1 : 5, Lama pengadukan harus sampai
menunjukkan homogenitas adukan sesuai dengan petunjuk Direksi (minimal 2
kali adukan). Dalam segala hal tidak boleh memakai adukan yang telah mulai
mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan lain untuk digunakan
kembali.
1.3.
Bata tidak boleh dipasang selama hujan atau cukup lama untuk
menghanyutkan spesi, dimana adukan yang sudah terlanjur dihampar harus
19
TAHUN 2015
dilindungi sedemikian rupa dari hujan. Bilamana terjadi pelelehan akibat air
hujan, spesi tersebut harus dibuang.
2.
3.
1.4.
Semua batu Bata yang digunakan dalam pasangan sebelumnya harus basah
dengan air sampai seluruh permukaan merata agar tidak terjadi penyerapan
air oleh spesi.
1.5.
Pemasangan Bata sedemikian rupa satu sama lain terjadi ikatan yang kokoh
dan sempurna, di dalam pasangan sama sekali tidak boleh terdapat rongga
atau celah yang tidak terisi spesi.
1.6.
Pekerjaan Plesteran
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
Sebelum plesteran dimulai maka permukaan harus bersih dan tidak kering.
2.5.
4.
Persyaratan bahan
Persyaratan keramik.
Keramik harus berkualitas baik yang memenuhi ketentuan SNI. Keramik yang
tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudutnya tidak siku,
retak, atau cacat lainnya tidak boleh dipasang.
- Spesifikasi bahan keramik yang digunakan harus memenuhi persyaratan
yang berlaku di Indonesia.
- Pengiriman keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan
pabrik yang belum dibuka dan dilindungi label/merek dagang yang utuh
dan jelas. Kontraktor dapat menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari
keseluruhan bahan terpasang atau dengan jumlah yang dianggap cukup
untuk diserahkan kepada pemilik proyek.
20
TAHUN 2015
4.2.
Pemasangan Keramik
4.2.1. Persiapan
- Pekerjaan pasangan keramik boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya selesai.
- Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua alat
penggantung, pengunci pintu/jendela, atau pekerjaan lainnya yang
terletak di belakang atau di bawah pasangan keramik ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.
4.2.2. Pemasangan
- Adukan untuk pasangan keramik pada lantai dan dinding, harus
terdiri dari campuran 1 pc : 2 ps dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
- Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 2,5 cm,
kecuali ditentukan oleh Direksi.
- Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga. Pemeriksaan harus dilakukan untuk menjaga bidang
keramik yang terpasang tetap lurus dan rata. Keramik yang salah
letaknya, cacat, atau pecah harus dibongkar dan diganti.
- Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetris yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rata,
seragam, dan saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari
1,6 mm, kecuali bila ditentukan lain. Adukan harus rapi dan tidak
keluar dari celah sambungan.
- Pemotongan keramik harus dengan keahlian dan dilakukan hanya
pada satu sisi. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut
pertemuan, pengakhiran, dan bentuk-bentuk yang lainnya, harus
dikerjakan serapi dan sesempurna mungkin.
- Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi yang berwarna
sama dengan warna keramiknya atas persetujuan pengawas
lapangan. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi
penuh garis-garis siar. Setelah semen pengisi cukup mengeras,
bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak
yang baru dan bersih.
4.3.
21
TAHUN 2015
Pasal 5
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
22
TAHUN 2015
Pasal 6
PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
1.
Pekerjaan Atap
1.1.
Pekerjaan rangka atap harus memakai baja ringan Ukuran dan spesifikasi
bahan yang dipakai harus disesuaikan dengan ukuran dan jenis yang
tercantum dalam gambar rencana.
-
Rangka atap Baja ringan berbahan baku zincalume, anti karat, anti rayap,
Pasal 7
PEKERJAAN SANITASI
1.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan, dan pemasangan semua
perlengkapan sanitasi pada tempat-tempat seperti tertera dalam gambar kerja dan
spesifikasi teknis ini, termasuk pengawasan percobaan yang diperlukan agar
keseluruhan sistem dapat berjalan dengan baik
2.
Persyaratan Pelaksanaan
2.1.
2.2.
23
TAHUN 2015
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
1.
Untuk Pekerjaan Pasang Titik Lampu dan Instalasinya (Konstruksi Beton), harus
terpasang sesuai gambar yang dikerjakan oleh instalatir yang disahkan oleh PLN
setempat, dan sesuai petunjuk pengawas lapangan.
2.
Pekerjaan Pasang Titik Stop Kontak dan Instalasinya (Konstruksi Beton), Stop Kontak
Stop kontak dipasang dengan ketinggian 35 atau 120 cm diatas permukaan lantai
atau disebut lain sesuai dengan Gambar Rencana. Semua stop kontak harus
dilengkapi dengan sistim pentanahan.
3.
4.
Pekerjaan Pasang Schaklar baik jenis single maupun double, ketinggian 150 cm dari
muka lantai, jenis outbow dan berbentuk bujur sangkar, kecuali disebutkan lain.
Pemasangan harus memakai ring lengkap dengan kontak (stelan) yang standard
24
TAHUN 2015
Pasal 9
PENUTUP
1.
2.
3.
4.
25