Anda di halaman 1dari 7

UPAYA INTEGRASI MUATAN LINGKUNGAN HIDUP

DALAM PEMBELAJARAN DI MADRASAH ALIYAH


Rulyjanto Podungge
IAIN Sultan Amai Gorontalo
ABSTRAK
Semakin maraknya kejadian bencana alam di tanah air akhir-akhir ini menjadi fenomena yang memprihatinkan.
Betapa tidak, banjir yang berkepanjangan misalnya terjadi hampir di semua wilayah Indonesia penderitanya
sudah pasti manusia, korban jiwa, lenyapnya harta benda, penderitaan para pengungsi di tempat-tempat
pengungsian hingga wabah penyakit yang merebak pasca banjir. Sebagai negara dengan jumlah hutan yang
sangat luas Indonesia berperan dalam menjaga ekosistem keseimbangan alam. Terganggunya ekosistem
keseimbangan alam akan berdampak pada terjadinya bencana alam. Olehnya masyarakat Indonesia sejak dini
harus diberikan pendidikan tentang lingkungan hidup agar kelestarian bumi sebagai rumah bagi jutaan umat
manusia tetap terjaga dan lestari.
I. PENDAHULUAN
Di Indonesia perkembangan penyelenggaraan pendidikan lingkungan dimulai pada Tahun
1975 di mana IKIP Jakarta untuk pertama kalinya
merintis pengembangan pendidikan lingkungan
dengan menyusun Garis-garis Besar Program
Pengajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang
diujicobakan di 15 Sekolah Dasar Jakarta pada
periode tahun 1977/1978. Pada tahun 1979 dibentuk
dan berkembang Pusat Studi Lingkungan (PSL) di
berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.
Bersamaan dengan itu pula mulai dikembangkannya
pendidikan AMDAL oleh PSL dibawah koordinasi
Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan
Lingkungan Hidup. Saat ini jumlah PSL telah
berkembang menjadi 87 PSL, di samping itu
berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta mulai mengembangkan dan membentuk
program khusus pendidikan lingkungan, misalnya di
jurusan kehutanan IPB.
Pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah (menengah umum dan kejuruan),
penyampaian
mata
ajar
tentang
masalah
kependudukan dan lingkungan hidup secara
integratif dituangkan dalam sistem kurikulum tahun
1984 dengan memasukkan masalah-masalah
kependudukan dan kingkungan hidup ke dalam
hampir semua mata pelajaran. Sejak tahun
1989/1990 hingga saat ini berbagai pelatihan tentang
lingkungan
hidup
telah
diperkenalkan
oleh
Departemen Pendidikan Nasional bagi guru-guru SD,
SMP dan SMA termasuk Sekolah Kejuruan.
Perhatian terhadap upaya pengembangan
pendidikan lingkungan hidup oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan juga terus meningkat,
khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, yaitu dengan terus dimantapkannya
program dan aktivitasnya melalui pembentukan
Bagian Proyek KLH sebagai salah satu unit kegiatan
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Salah satu hal yang menonjol adalah ditetapkannya

Memorandum
Bersama
antara
Departemen
Pndidikan dan Kebudayaan dengan kantor Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 0142/U/1996 tentang
Pembinaan
dan
Pengembangan
Pendidikan
Lingkungan Hidup, tanggal 21 Mei 1996. Sejalan
dengan itu, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga terus mendorong pengembangan dan
pemantapan pelaksanaan pendidikan lingkungan
hidup di sekolah-sekolah antara lain melalui
penataran guru, penggalakan bulan bakti lingkungan,
penyiapan buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) untuk
Guru SD, SLTP, SMU dan SMK, program sekolah
asri, dan lain-lain. Selain itu, berbagai inisiatif
dilakukan baik oleh pemerintah, LSM, maupun
perguruan tinggi dalam pengembangkan pendidikan
lingkungan hidup melalui kegiatan seminar,
sarasehan, lokakarya, penataran guru, pengembangan sarana pendidikan seperti penyusunan
modul-modul integrasi, buku-buku bacaan dan lainlain.
Madrasah mengalami perubahan yang cukup
mendasar saat lahir Kepres No. 34 Tahun 1972,
kemudian diperkuat dengan Inpres No. 15 Tahun
1974, dan secara operasional tertuang dalam SKB
Menteri Agama, Menteri dalam Negeri No. 6 Tahun
1975. Semua aturan
itu menggariskan bahwa
madrasah di semua jenjang mempunyai posisi yang
sama dengan sekolah umum. Untuk itu kurikulum
madrasah diharuskan memuat alokasi waktu 70%
untuk mata pelajaran umum dan 30% untuk
pelajaran agama. Kemudian pada 1984 dikeluarkan
SKB menteri agama dan menteri pendidikan tentang
pegaturan pembakuan kurikulum sekolah umum dan
kurikulum madrasah.1 Kurikulum madrasah aliyah
sama dengan kurikulum sekolah menengah atas,
hanya saja pada MA terdapat porsi lebih banyak
muatan Pendidikan Agama Islam, yaitu Fiqih, Aqidah
1

Amiruddin,
Reinvensi
Kurikulum
dan
Pembelajaran (Jakarta: Orbit Publishing, 2011), hlm. 343

Volume 02, Nomor 1 Februari 2014

2
Ahlak, Quran-Hadist, Bahasa Arab dan Sejarah
Islam. Karena itu pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di madrasah-madrasah pun telah
dilakukan
melalui
pemgintegrasian
muatan
lingkungan hidup pada mata pelajaran umum seperti
pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
(Biologi).
Demikan halnya dalam mata pelajaran
agama, secara eksplisit bayak terungkap dalam
ajaran Islam sekalipun dalam bentuk konsep normatif
namun memiliki kecendrungan empirik aplikatif. Teori
Quran yang mengungkapkan adanya keserasian
lingkungan dalam sistem ekologi termuat dalam Suat
ar Rum ayat 41 dan suarat al Baqarah ayat 11 dan
164. Surat ar Rum ayat 41:



Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).
al Baqarah ayat 11


Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi, mereka
menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan."
Al Baqarah ayat 164






Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi
itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;
sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. 2
Walaupun perhatian terhadap langkahlangkah pengembangan pendidikan lingkungan
hidup pada satu atau dua tahun terahir ini semakin
2

Al Quran, Tarjamah Tafsiriyah (Yogyakarta:


Mahad an Nabawy, 2013)

meninkat, baik untuk pendidikan sekolah dan


pendidikan luar sekolah, namun harus diakui bahwa
masih banyak hal yang perlu terus selalu diperbaiki
agar pendidikan lingkungan hidup dapat lebih
memasyarakat secara konsisten dan berkelanjutan.
Dengan demikian, kegiatan pendidikan lingkungan
hidup yang dilaksanakan mulai jenjang prasekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga
pendidikan tinggi melalui berbagai bentuk kegiatan
dapat memberikan hasil optimal.
Dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan
hidup selama ini, dijumpai berbagai situasi
permasalahan antara lain; rendahnya partisipasi
masyarakat untuk berperan dalam pendidikan
lingkungan hidup yang disebabkan oleh kurangnya
pemahaman terhadap permaslahan pendidikan
lingkungan yang ada, rendahnya tingkat kemampuan
atau keterampilan dan rendahnya komitmen
masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut.
Di samping itu, pemahaman pelaku
pendidikan lingkungan yang masih terbatas juga
menjadi kendala. Hal ini dapat dilihat dari persepsi
para pelaku pendidikan lingkungan hidup yang
sangat bervariasi. Kurangnya komitmen pelaku
pendidikan
juga
mempengaruhi
keberhasilan
pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Dalam
jalur pendidikan formal, masih ada kebijakan sekolah
yang menganggap bahwa pendidikan lingkungan
hidup tidak begitu penting sehingga membatasi
ruang dan kreatifitas pendidik untuk mengajarkan
pendidikan lingkungan hidup secara komprehensif.
II. PEMBAHASAN
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitr tempat hidup atau
tempat tinggal kita. Ilmu yang khusus mempelajari
tentang masalah tempat tinggal disebut ekologi.
Ekologi berasal dari bahasa Yunani Oiskos yang
berarti rumah atau tempat tinggal. Karena itu
pengertian lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan
kehidupan
dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain.
Setiap
mahluk
hidup
akan
sangat
terpengaruh oleh lingkungan hidupnya, namun
demikian,
mahluk
hidup
itu
sendiri
juga
mempengaruhi lingkungan hidupnya. Oleh karena
itu, pengertian umum dari ekologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari hubungan antara mahluk hidup
dengan lingkungannya.
Kalau diperhatiakan, lingkungan hidup, ada
dua hal yang tampak saling mengisi lingkungan
hidup. Kedua hal tersebut yaitu: berbagai macam
mahluk hidup dan benda atau keadaan yang tidak
dapat digolongkan ke dalam mahluk hidup.
Mahluk hidup dengan lingkungannya itu satu
sama lain mempunyai hubungan yang sangat erat,
saling mempengaruhi, sehingga merupakan satu

TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam

kesatuan fungsional yang disebut dengan ekosistem.


Dalam setiap lingkungan hidup antara komponen
yang satu dengan yang lainnya terkait adanya saling
ketergantungan. Hukum saling ketergantungan
berlaku
pada
setiap
lingkungan
hidup.
Ketergantungan antar jenis, ketergantungan antar
populasi, dan ketergantungan antar komponen
abiotik. Saling ketergantungan yang paling nyata
nampak pada masalah-masalah makanan.
Adapun pendidikan lingkungan hidup terdiri
dua kata yaitu Pendidikan dan Lingkungan Hidup.
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, keceradasan, ahlak
manusia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Sedangkan lingkungan hidup dapat diartikan
sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk
hidup lain.3
Pendidikan lingkungan hidup dimaksudkan
adalah upaya mengubah perilaku dan sikap yang
dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan
dan
kesadaran
masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu
permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat
menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif
dalam
upaya
pelestarian
dan keselamatan
lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang
dan yang akan datang.
Di
Indonesia
perkembangan
penyelenggaraan pendidikan lingkungan di mulai
pada tahun 1975 dimana IKIP Jakarta untuk pertama
kalinya
merintis
pengembangan
pendidikan
lingkungan dengan menyusun garis-garis besar
program pengajaran pendidikan lingkungan hidup
yang di uji cobakan di 15 sekolah dasar Jakarta pada
periode 1977-1978
Pada tahun 1979 dibentuk dan berkembang
pusat studi lingkungan (PSL) di berbagai perguruan
tinggi negeri dan swasta. Kegiatan pendidikan
lingkungan hidup baik di jalur formal (sekolah)
maupun di jalur non formal (Luar sekolah) telah
semakin berkembang. Pada jalur pendidikan formal,
khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, materi pendidikan yang berkaitan dengan
lingkungan hidup dan konservasi sumber daya alam
telah di integrasikan kedalam kurikulum 1984.
Walaupun perhatian terhadap langkahlangkah pengembangan pendidikan lingkungan
hidup pada dekade terakhir ini semakin meningkat,
baik untuk pendidikan sekolah dan pendidikan luar
sekolah, namun harus diakui bahwa masih banyak
3
Sordirjono, Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (Semarang: IKIP Semarang Press
2000), hlm. 24

hal yang perlu terus selalu di perbaiki agar


pendidikan
lingkungan
hidup
dapat
lebih
memasyarakat secara konsisten dan berkelanjutan.
Dengan demikian, kegiatan pendidikan lingkungan
hidup yang dilaksanakan mulai jenjang pra sekolah,
pendidikan dasar,pendidikan menengah, hingga
pendidikan tinggi melalui berbagai bentuk kegiatan
dapat memberikan hasil yang optimal.
Pemerintah dalam hal ini Kementrian
Lingkungan Hidup telah menyusun visi, misi, tujuan
dan sasaran pendidikan lingkungan hidup. Visi
pendidikan lingkungan hidup adalah : terwujudnya
manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan,
kesadaran, dan keterampilan untuk berperan aktif
dalam melestarikan dan meningkatkan kualitas
lingkungan hidup.
Pada hakekatnya visi ini bertitik tolak dari
latar belakang permasalahan pendidikan lingkungan
hidup yang ada selama ini dan sejalan dengan
filosofi
pembangunan
berkelanjutan
yang
menekankan bahwa pembangunan harus dapat
memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat
generasi saat ini tanpa mengurangi potensi
pemenuhan aspirasi dan kebutuhan generasi
mendatang serta melestarikan dan mempertahankan
fungsi lingkungan dan daya dukung ekosistem.
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, maka
ditetapkan misi yang harus dilaksanakan, yaitu:
1. Mengembangkan
kebijakan
pendidikan
nasional yang berparadigma lingkungan
hidup;
2. Mengembangkan kapasitas kelembagaan
pendidikan lingkungan hidup di pusat dan
daerah;
3. Meningkatkan akses informasi pendidikan
lingkungan hidup secara merata;
4. Meningkatkan
sinergi
antar
pelaku
pendidikan lingkungan hidup.
Sedangkan tujuan pendidikan lingkungan
hidup
adalah
mendorong
dan memberikan
kesempatan kepada masyarakat memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang pada
akhirnya dapat menumbuhkan kepedulian, komitmen
untuk melindungi, memperbaiki serta memanfaatkan
lingkungan
hidup
secara
bijaksana,
turut
menciptakan pola perilaku baru yang bersahabat
dengan lingkungan hidup, engembangkan etika
lingkungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
Sesuai dengan tujuan pendidikan lingkungan hidup
di Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan iklim
yang mendorong semua pihak berperan dalam
mengembangkan pendidikan lingkungan hidup untuk
pelestarian lingkungan hidup.
Dan sasaran kebijakan pendidikan lingkungan hidup adalah: 1) Terlaksananya pendidikan
lingkungan hidup di lapangan sehingga dapat
tercipta kepedulian dan komitmenmasyarakat dalam
turut melindungi, melestarikan dan meningkatkan
kualitas lingkungan hidup; dan 2) diarahkan untuk
seluruh kelompok masyarakat, baik di pedesaan dan

Volume 02, Nomor 1 Februari 2014

4
perkotaan, tua, muda, laki-laki dan perempuan di
seluruh wilayah Indonesia sehingga tujuan
pendidikan lingkungan hidup bagi seluruh rakyat
Indonesia dapat terwujud dengan baik.
Berhasil tidaknya pelaksanaan pendidikan
lingkungan hidup dilapangan di tentukan antara lain
oleh kualitas dan kuantitas pelaku dan kelompok
sasaran pendidikan lingkunagn hidup. Dengan
meningkatnya kualitas dan kuantitas pelaku
pendidikan lingkungan hidup (misalnya guru,
pengajar, fasilitator) diharapkan akan menghasilkan
sumber daya manusia yang berpengetahuan,
berketrampilan, bersikan dan berperilaku serta
mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
pelestarian funsi lingkungan hidup di sekitarnya. Agar
proses belajar mengajar dalam pendidikan
lingkungan hidup dapat berjalan dengan baik, perlu
didukung dengan sarana dan prasarana yang
memadai. Sarana dan prasarana tersebut meliputi
antara lain: laboratorium, perpustakaan, ruang kelas,
peralatan belajar mengajar. Di samping itu, dalam
melaksanakan pendidikann lingkungan hidup, alam
dapat digunakan sebagai sarana pengetahuan.
Adapun strategi pelaksanaannya meliputi:
1. Meningkatkan
kapasitas
kelembagaan
pendidikan lingkungan hidup sebagai pusat
pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan
dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan
hidup yang ditujukan untuk:
a. mendorong pembentukan, penguatan dan
pengembangan kapasitas kelembagaan
pendidikan lingkungan hidup.
b. Mendorong
tersusunnya
kebijakan
pendidikan lingkungan hidup di tingkat
pusat dan daerah.
c. Memperkuat koordinasi dan jaringan kerja
sama pelaku pendidikan lingkungan
hidup.
d. Membangun
komitmen
bersama
termasuk komitmen pendanaan
e. Mendorong
terbentuknya
sistim
monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pendidikan lingkungan hidup
2. Meningkatkan kualitas dan kemampuan
(kompotensi) SDM pendidikan lingkungan
hidup, baik pelaku maupun kelompok
sasaran pendidikannya sedini mungkin
melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif.
Menegmbangkan kualitas SDM masyarakat,
yang meliputi guru, murid sekolah, aparatur
pemerintah, para Ulama serta seluruh
lapisan masyarakat sedini mungkin secara
terarah, terpadu dan menyeluruh harus
dilakukan melalui berbagai upaya proaktif
dan reaktif. Upaya ini harus dilakukan oleh
seluruh
komponen
bangsa
sehingga
generasi muda, subjek dan objek pendidikan
lingkungan dapat berkembang secara
optimal.
3. Mengoptimalkan sarana dan prasarana
pendidikan lingkungan hidup yang dapat

mendukung terciptanya proses pembelajaran


yang
efesien
dan
efektif.
Dengan
mengoptimalkan sarana dan prasarana
pendidikan
lingkungan
hidup
dapat
mendukung
terciptanya
tempat
yang
menyenangkan untuk belajar, berprestasi,
berkreasi, dan berkomunikasi. Optimalisasi
sarana dan prasarana ini dapat dilakukan
dengan
menggunakan
perpustakaan,
laboratorium, alat peraga, alam sekitar dan
sarana
lainnya
sebagai
sumber
pengetahuan.
4. Menyiapkan dan menyediakan materi
pendidikan lingkungan hidup yang berbasis
kearifan tradisional, dan isu lokal, mederen
serta global sesuai dengan kelompok
sasaran serta mengintegrasikan materi
pendidikan lingkungan hidup ke dalam
kurikulum lembaga pendidikan formal
(Madrasah Aliyah). Penyusunan materi harus
mengacu pada tujuan pendidikan lingkungan
hidup
dengan
memperhatikan
tahap
perkembangan dan kebutuhan saat ini.
Untuk itu materi pendidikan Lingkungan
Hidup yang berbasis kearifan taradisional
dan isu lokal, moderen serta global harus
disesuaikan dengan kelompok sasaran PLH.
5. Mendorong ketersediaan ruang partisipasi
bagi masyarakat dalam penyelenggaraan
dan
pengendalian
mutu
pelayanan
pendidikan
lingkungan
hidup.
Dalam
meningkatkan peran serta masyarakat di
bidang pendidikan lingkungan hidup meliputi
peran serta perseorangan, kelompok,
keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan
organisasi
kemasyarakatan
dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan.4
A.

Bidang Studi Bermuatan Lingkungan Hidup di


Madrasah Aliyah
Adapun beberapa bidang studi yang memuat
muatan lingkungan hidup di Madrasah Aliyah adalah
sebagai berikut:

1. Bidang Studi Biologi


Khususnya pada kelas X salah satu pokok
bahasan yang terdapat pada bidang studi biologi
adalah maslah lingkungan yang di dalamnya
membahas tentang ;
a. Keseimbangan lingkungan dengan asumsi
bahwa jika lingkungan seimbang dan
memiliki daya lenting dan daya dukung yang
tinggi, ini ditentukan oleh seimbangnya
energi yang digunakan.
b. Pencemaran lingkungan: hal ini dapat timbul
sebagai akibat akumulasi kegiatan manusia
yang tidak terkontrol ataupun disebabkan
oleh faktor alam seperti, gunung meletus dan
4

Ibid.

TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam

gas beracun. Namun pencemaran oleh alam


memang di luar kekuasaan manusia. Ilmu
lngkungan biasanya membahas pencemaran
yang diakibatkan oleh akumulasi dari aktifitas
manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Pencemaran udara misalnya
ditimbulkan oleh asap buangan seperti
karbondioksida,
karbon
monoksida,
belerangoksida, serta asap rokok.
c. Pencemaran tanah: banyak diakibatkan
sampah-sampah organik dan nonorganik
baik oleh rumah tangga, pasar, industri,
kegiatan pertanian, peternakan dan lain
sebaginya. Unutk mengurangi pencemaran
tanah tersebut dilakukan pendaur ulangan,
penggunaulangan,
penghematan,
dan
pemeliharaan.
d. Dampak pencemaran: pencemaran dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan dan
manusia, seperti punahnya spesies, terjadinya peledakan hama, gangguan keseimbangan ekosistem, berkurangnya kesuburan
tanah, terjadinya keracunan dan serangan
penyakit, terbentuknya lubang ozon dan efek
rumah kaca.
e. Pelesatrian lingkungan dapat ditempuh
dengan tiga cara atau metode, secara
administrativ, secara teknologis dan secara
edukatif.5

2. Bidang studi Geografi


Pada semester II untuk kelas XI dengan
materi lingkungan hidup, membahas tentang sumber
daya alam, Konservasi Lingkungan. Menjelaskan
pengertian Sumber Daya Alam yang merupakan
semua potensi alam yang dapat dikembangkan
untuk proses produksi . sumber daya alam
berhubungan dengan ketersediaan barang-barang di
alam yang dapat dijadikan sebagai kebutuhan
manusia yang dapat dimanfaatkan demi untuk
mempertahankan kehidupan dan peradabannya.
Bidang studi geografi terdapat juga pokok
bahasan yang berkaitan dengan muatan lingkungan
hidup yang diajarkan pada kelas XII yaitu Dampak
pertumbuhan
pemukiman
terhadap
kualitas
lingkungan
bahwa
salah
satu
hal
yang
mempengaruhi
keberhasilan
pembangunan
berkelanjutan adalah pertumbuhan pemukiman.
Namun pertumbuhan pemukiman tanpa adanya
perencanaan aka berakibat buruk bagi lingkungan.
Lingkungan yang tidak sehat secara bertahap akan
berdampak terhadap kualitas lingkungan hidup.6

3. Bidang studi Kimia


Pada kelas X materi yang tersaji dalam
bidang studi kimia pada pokok bahasan Zat kimia di
sekitar kita yang membahas masalah:
5
Triastono Imam, Biologi X (Jakarta: Planing
Young Co. 2012), hlm.35
6
Husman Hestianto, Geografi XI (Yudistira, 2012),
hlm. 60

a) Air sebagai salah satu zat kimia yang sangat


diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik
untuk mempertahankan hidup manusia,
tumbuhan, dan hewan, juga berperan dalam
berbagai kegiatan hidup yang lain, misalnya
untuk memenuhi kehidupan sumber daya,
untuk irigasi, dan juga transportasi.
b) Narkotika, rokok dan alkohol: efek yang
ditimbulkan oleh beberapa bahan kimia
tersebut seringkali tidak hanya menimbulkan
ganguan jasmaniah tetapi ada juga berpengaruh terhadap mental seseorang yang
berimplikasi pada lingkungan kesehatan si
pemakai.
c) Proses kimia sehari-hari: salah satu proses
kimia yang seringkali dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari adalah korosi (pengaratan), seperti barang yang mengandung
komponen logam (seng, tembaga, besi
baja).7

4. Bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia


Dalam pokok bahasan yang diajarkan di
kelas XI Madrasah Aliyah membahas bagaimana
siswa diarahkan untuk menguji kompetensi dengan
merumuskan informasi, pesan dan gagasan dalam
setiap paragraph yang terdapat pada pembacaan
wacana seperti:
a. Hutan pada masa keemasannya pernah
menjadi penyumbang dana terbesar bagi
pemulihan ekonomi di era 1967 hingga 1973,
sebelum
minyak
dan
gas
menjadi
primadona.
b. Hancurnya hutan di Indonesia sekarang ini
merupakan akibat kombinasi kerakusan
manusia, kebijakan pemerintah yang blunder
selama orde baru, serta sistem ekonomi dan
politik yang penuh nuansa KKN.
Sedangkan pokok bahasan yang diajarkan di
kelas XII Madrasah Aliyah menglas pembacaan
wacana dengan materi Mewaspadai Penyakit
Lingkungan dari isi bacaan wacana tersebut tersaji
rangkuman tentang lingkungan antara lain:
a. Pendidikan kedokteran sedikit membahasa
masalah lingkungan
b. Lingkungan berperan dalam menciptakan
penyakit yang masih jarang diteliti
c. Faktor lingkungan mempunyai peran besar
dalam kesehatan manusia

5. Bidang studi Quran Hadist


Pada bidang studi Quran Hadist terdapat saru pokok
bahasan lingkungan hidup pada kelas XI Madrasah
Aliyah dan materi yang diangkat pada bidang studi
Quran Hadist ini telah dinyatakan dalam Quran surat
al Baqarah 204-206, membahas tentang perusakan
alam merupakan perbuatan munafiq:


7

Faziatul Fazaroh, Bidang Studi Kimia X


(Planning Young Co. Publisher, 2012), hlm. 53

Volume 02, Nomor 1 Februari 2014

6





204.
Dan di antara manusia ada orang yang
ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu,
dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran)
isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling
keras. 205. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia
berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan
padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang
ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. 206.
Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah
kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang
menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah
(balasannya) neraka jahannam. dan sungguh neraka
Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.

6. Bidang Studi Aqidah Ahlak


Pembahasan lingkungan di Bidang Studi
Aqidah Ahlak dikutip dari Quran surat ar Rum ayat
41, al Baqarah ayat ayat 164, an Naziat ayat 31-33
dan surat al Qashas ayat 77. Membahas masalah
yang berhubungan dengan keimanan dan ahlak
terpuji terhadap Allah SWT, serta bertanggung jawab
terhadap lingkungan hidup yang bahasan dan
kesimpulannya didasarkan pada dalil-dalil, baik dalil
aqli maupun dalil naqli, sehingga dapat dijabarkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Allah menciptakan lingkungan sebagai
sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Seandainya tidak ada tumbuh-tumbuhan manusia
akan mendapatkan makanan dari mana, menghirup
udara segar dari mana dan akan mendapatkan
oksigen dari mana? Begitu pentingnya lingkungan
untuk kehidupan dan kelangsungan hidup manusia.
Tindakan pengrusakan terhadap lingkungan (flora
dan fauna) merupakan suatu perbuatan yang tercela
dan sangat dikecam oleh Allah. 8
B.

Upaya Penerapan Muatan Lingkungan Hidup


dalam Proses Pembelajaran di Madrasah Aliyah
Berbagai upaya dapat dilakukan oleh pihak
Madrasah berkaitan dengan upayanya dalam
memberikan informasi tentang penerapan kurikulum
berbasis lingkungan hidup:
1. Kurikulum atau Silabus
Salah satu usaha madrasah dalam
memberikan informasi lingkungan hidup adalah
mencantumkan muatan lingkungan hidup pada
bidang studi yang diajarkan, mencantumkannya
pada standar isi, serta mencantumkan dampak
kerusakan lingkungan hidup pada bidang studi.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Guru dapat berupaya memberikan informasi
muatan
lingkungan
hidup
dalam
proses
pembelajaran tentang bagaimana minat/perhatian
8

Mulyadi, Aqidah Ahlak (Semarang: PT Karya


Toha Putra), hlm. 34

siswa ketika mengajarkan muatan lingkungan hidup,


metode-metode
yang
dipakai
guru
ketika
mengajarkan muatan lingkungan hidup, realisasi
RPP tentang lingkungan hidup, serta metode dalam
memberikan informasi lingkungan hidup bila tidak
trecantum dalam RPP.
3. Alat Pendidikan
Langkah yang diambil oleh pihak Madrasah
dan para Guru dalam upaya memberikan informasi
muatan lingkungan hidup kepada siswa dalam
menentukan alat pendidikan yang diterapkan baik
bersifat preventif maupun bersifat represif.
Adakah alat pendidikan yang bersifat
preventif yang bernuansa lingkungan hidup
diterapkan oleh pihak madrasah berupa; tatatertib,
anjuran,
perintah,
larangan,
paksaan
serta
kedisiplinan. Sedangkan alat pendidikan yang
bersifat represif yang diterapkan pihak madrasah jika
menemukan siswa yang berperilaku tidak ramah
terhadap
lingkungan
seperti,
pemberitahuan,
teguran, peringatan/ancaman dan hukuman. Begitu
juga jika menemukan siswa yang berperilaku ramah
terhadap lingkungan, adakah pihak madrasah
memberikan pujian serta hadiah kepada siswa.
4. Evaluasi
Yaitu usaha dari pihak Madrasah dalam
memberikan informasi lingkungan hidup melalui testes evaluasi sumatif pada bidang studi yang
diajarkan, melakukan evaluasi dengan menggunakan
metode observasi yang berhubungan dengan
lingkungan hidup, muatan lingkungan hidup yang
bagaimana yang dicantumkan dalam soal evelauasi
seperti biotik dan abiotik, vegetasi, tanah, dan
manusia serta dampak kerusakan lingkungan
seperti; banjir, kekeringan dan pencemaran
lingkungan.
5. Faktor Pendukung
Pada katergori pendukung hendaknya pihak
madrasah mengarahkan minat para guru dalam
mempelajari
Ekologi.
Ketersediaan
literatur
tambahahan yang dibutuhkan guru seperti lewat
perpustakaan sekolah, pembelian buku, koran,
pinjaman dari sesama guru se KKM (kelompok kerja
madrasah).
Madrasah senantiasa mendorong prestasi
yang diperoleh guru yang berkaitan dengan
lingkungan hidup, penghargaan kepada guru
maupun madrasah serta kebijakan pimpinan
madrasah
tentang
lingkungan
hidup
dan
kelengkapan alat peraga yang dapat dipergunakan
untuk mengajarkan lingkungan hidup.
III

KESIMPULAN

Masalah lingkungan hidup sebenarnya


sudah lama terjadi, bahkan tanpa campur tangan
manusia. Kerusakan dan pencemaran lingkungan
makin dipercepat karena meningkatnya aktivitas
manusia dan sifat manusia yang serakah. Untuk
mencegah dan menanggulangi kerusakan dan

TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam

pencemaran lingkungan hidup, pemerintah tidak


hanya memasukkan aspek lingkungan hidup dalam
peraturan
dan
undang-undang
tetapi
juga
membentuk institusi atau lembaga yang membidangi
lingkunga hidup.
Seluruh
komponen
baik
pemerintah,
lembaga pendidikan dan masyarakat berkepentingan
untuk menyukseskan program pemerintah tentang
lingkungan hidup. Untuk mendukung program
pemerintah tersebut tentunya dibutuhkan Sumber
Daya Manusia yang handal di bidang lingkungan
hidup, dan salah satu alternatif yang harus ditempuh
adalah
melaksanakan
kursus/diklat
tentang
lingkungan hidup terhadap para stakeholder (guru
dan komponen masyarakat).
Ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh
dalam kaitannya dengan bentuk pengintegrasian
muatan lingkungan hidup pada madrasah khusunya
Madrasah Aliyah:
1. Menjadi satu mata pelajaran, tapi saat ini
terbatas dengan kurikulum yang ditetapkan
pemerintah.
2. Muatan lingkungan hidup diintegrasikan
pada Muatan Lokal (MULOK).
3. Diintegrasikan dalam suatu mata pelajaran
(bidang studi) menjadi satu pokok bahasan
atau diintegrasikan ke seluruh mata
pelajaran, misalnya bidang studi Sosiologi
membahas tentang pengaruh lingkungan
terhadap kehidupan sosial, bidang studi
agama
bisa
memasukkan
pengaruh
lingkungan terhadap kehidupan umat,
biologi, geografi dan seterusnya.

Kementerian Lingkungan Hidup, Sejarah Pendidikan


Lingkungan Hidupdi Indonesia, Situs Internet
Shihab, Quraish, 2005. Tangan Tuhan di Balik Setiap
Fenomena,
Penerbit
Lentera
Hati,
Tangerang.
Sordirjono, Drs., 1990, Pendidikan Kependudukan
dan Lingkungan Hidup, IKIP Semarang
Press.

Pemeliharaan lingkungan hidup adalah


bukan hanya tanggung jawab dunia pendidikan tapi
merupakan tanggung jawab semua orang. Olehnya
itu untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan di
rana pendidikan sudah dianggap suatu kebutuhan
untuk memasukkan muatan lingkungan hidup dalam
kurikulum/Silabus mulai tingkat Taman Kanak-kanak
sampai perguruan tinggi, agar-agar tercipta generasigenerasi yang peduli lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, 2011. Reinvensi Kurikulum dan
Pembelajaran, Orbit Publishing, Jakarta.
Endy Sondang Manik, Karden, 2007. Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Penerbit Jambaran
Jakarta
Gassing, Kadir, 2007. Etika Lingkungan dalam Islam,
Pustaka Mapan Jakarta
Joko Tri Prasetya, dkk, 1991. Ilmu Budaya Dasar,
MKDU. Rineka Cipta Jakarta

Volume 02, Nomor 1 Februari 2014

Anda mungkin juga menyukai