PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Stroke adalah infark regional kortikal, subkortikal atau pun infark regional di
batang otak yang terjadi karena kawasan perdarahan atau penyumbatan suatu arteri
sehingga jatah oksigen tidak dapat disampaikan kebagian otak tertentu. Stroke
merupakan penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Empat juta orang amerika
mengalami defisit neurologi akibat stroke ; dua pertiga dari defisit ini bersifat sedang
sampai parah. Kemungkinan meninggal akibat stroke inisial adalah 30% sampai 35% dan
kemungkinan kecacatan mayor pada orang yang selamat adalah 35% sampai 40%.
Sekitar sepertiga dari semua pasien yang selamat dari stroke akan mengalami
stroke ulangan pada tahun pertama. Secara umum stroke dapat dibagi menjadi dua .
Pertama stroke non hemoragic yaitu stroke yang disebabkan oleh penyumbatan pada
pembuluh darah di otak. Kedua stroke hemoragik yaitu stroke yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah diotak.
Faktor-faktor resiko stroke antara lain umur, hipertensi, diabetes mellitus,
arteriosklerosis, penyakit jantung, merokok. Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan
tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu
serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon.
Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total
tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya.
Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri
vertebralis. Da dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan
membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willis. Darah vena dialirkan dari otak
melalui dua sistem : kelompok vena interna, yang mengumpulkan darah ke Vena galen
dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak,
dan mencurahkan darah, ke sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis lateralis, dan
seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan menuju ke jantung.
Kenaikan darah yang abrupt atau kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok
dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah terutama pada pagi hari dan sore hari yang
menjadi penyebab terjadinya stroke. Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang
otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke
batang otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan
otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons.
C Manfaat
1
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada pasien stroke.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE
A. Definisi
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan deficit neurologis
mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak, (Sudoyo Aru).
Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark serebrum.
B. Etiologi
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu : stroke iskemik dan stroke hemorragik.
a. Stroke iskemik (non hemorragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80%
stroke adalah stroke iskemik.
1.
Stroke Trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat
2.
3.
penggumpalan.
Stroke Embolik : Tertutupnya pembuluh arteri pleh bekuan darah.
Hipoperfusion Sistemik : Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian
C. Manifestasi Klinis
1.
Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan
2.
Tiba-tiba hilang rasa peka
3.
Bicara cedel atau pelo
4.
Gangguan bicara dan bahasa
5.
Gangguan penglihatan
6.
Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
7.
Gangguan daya ingat
8.
Nyeri kepala hebat
9.
Vertigo
10.
Kesadaran menurun
11.
Proses kencing terganggu
12.
Gangguan fungsi otak.
Stadium Akut
Pada stadium ini, dilakukan penanganan faktor-faktor etiologic maupun penyulit. Juga
dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan psikologis serta telaah social untuk
membantu pemulihan pasien. Penjelasan dan edukasi kepada keluarga pasien perlu,
menyangkut dampak stroke terhadap pasien dan keluarga serta tata cara perawatan pasien
yang dapat dilakukan keluarga.
1.
Stroke Iskemik
Terapi umum : Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada satu
bidang ; ubah posisi tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik
sudah stabil. Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai
didapatkan hasil analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi. Demam diatasi dengan
kompres dan antipiretik, kemudian dicari penyebabnya; jika kandung kemih penuh,
dikosongkan (sebaiknya dengan kateter intermiten). Pemberian nutrisi dengan cairan
isotonic, kristaloid atau koloid 1500-2000 mL dan elektrolit sesuai kebutuhan, hindari
cairan mengandung glukosa atau salin isotonic. Pemberian nutrisi per oral hanya jika
fungsi menelannya baik; jika didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun,
dianjurkan melalui selang nasogastric. Kadar gula darah ?150 mg% harus dikoreksi
sampai batas gula darah sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama
2-3 hari pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah <60 mg% atau <80 mg% dengan
gejala) diatasi segera dengan dekstrosa 40% intravena sampai kembali normal dan harus
dicari penyebabnya. Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obatobatan sesuai gejala. Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan
sistolik 220 mmHg, diastolic 120 mmHg, Mean Arterial Blood Pressure (MAP) 130
mmHg (pada 2 kali pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau didapatkaninfark
miokard akut, gagal jantung kongestif serta gagal ginjal. Penurunan tekanan darah
maksimal adlaah 20%, dan obat yang direkomendasikan : natrium nitroprusid, penyekat
reseptor alfa-beta, penyekat ACE, atau antagonis kalsium. Jika terjadi hipotensi, yaitu
tekanan sistolik 90 mmHg, diastolic 70 mmHg, diberi NaCl 0,9% 250 mL selama 1
jam, dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan 500 mL selama 8 jam atau sampai hipotensi
dapat diatasi. Jika belum terkoreksi, yaitu tekanan darah sistolik masih <90 mmHg, dapat
diberi dopamine 2-20 g/kg/menit sampai tekanan darah sistolik 110 mmHg. Jika
kejang, diberi diazepam 5-20 mg intravena pelan-pelan selama 3 menit, maksimal 100 mg
per hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan per oral (fenitoin, karbamazepin). Jika
kejang muncul setelah 2 minggu, diberikan antikonvulsan peroral jangka panjang. Jika
didapatkan tekanan intracranial meningkat, diberi manitol bolus intravena 0,25 sampai 1
g/kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai fenomena rebound atau keadaan umum
memburuk, dilanjutkan 0,25 g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus
dilakukan pemantauan osmolalitas (<320 mmol); sebagai alternative, dapat diberikan
larutan hipertonik (NaCl 3%) atau furosemide.
Terapi khusus : Ditujukan untuk reperfusidengan pemberian antiplatelet seperti aspirin
dan anti koagulan, atau yang dianjurkan dengan trombolitik rtPA (recombinant tissue
Plasminogen Activator). Dapat juga diberi agen neuroproteksi, yaitu sitikolin atau
pirasetam (jika didapatkan afasia).
2. Stroke Hemoragik
Terapi umum : Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma
>30 mL, perdarahan intraventrikuler dengan hidrosefalus, dan keadaan klinis cenderung
memburuk. Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan darah premorbid atau 15-20%
bila tekanan sistolik >180 mmHg, diastolic >120 mmHg, MAP >130 mmHg, dan volume
hematoma bertambah. Bila terdapat gagal jantung, tekanan darah harus segera diturunkan
dengan labetalol intravena 10 mg (pemberian dalam 2 menit) sampai 20 mg (pemberian
dalam 10 menit) maksimum 300 mg; enalapril intravena 0,625-1.25 mg per 6 jam;
kaptopril 3 kali 6,25-25 mg per oral. Jika didapatkan tanda tekanan intracranial meningkat,
posisi kepala dinaikan 30%, posisi kepala dan dada di satu bidang, pemberian manitol dan
hiperventilasi (pCo2 20-35 mmHg). Penatalaksanaan umum sama dengan pada stroke
iskemik, tukak lambung diatasi dengan antagonis H2 parenteral, sukralfat, atau inhibitor
pompa proton; komplikasi saluran nafas dicegah dengan fisioterapi dan diobati dengan
antibiotic spectrum luas.
Terapi khusus : Neuroprotektor dapat diberikan kecuali yang bersifat vasodilator.
Tindakan bedah mempertimbangkan usia dan letak perdarahan yaitu pada pasien yang
kondisinya kian memburuk dengan perdarahan serebrum berdiameter >3 cm 3, hidrosefalus
akut akibat perdarahan intraventrikel atau serebrum, dilakukan VP-shunting, dan
perdarahan lobar >60 mL dengan tanda peningkatan tekanan intracranial akut dan ancaman
herniasi. Pada perdarahan subaraknoid, dapat digunakan antagonis Kalsium (nimodipin)
atau tindakan bedah (ligase, embolisasi, ekstirpasi maupun gamma knife) jika
penyebabnya adalah aneurisma atau malformasi arteri-vena (arteriovenous malformation,
AVM).
Stadium Subakut
Tindakan medis dapat berupa terapi kognitif, tingkah laku, menelan, terapi wicara, dan
bladder training (termasuk terapi fisik). Mengingat perjalanan penyakit yang panjang,
dibutuhkan penatalaksanaan khusus intensif pasca stroke di rumah sakit dengan tujuan
kemandirian pasien, mengerti, memahami dan melaksanakan program preventif primer
dan sekunder. Terapi fase subakut antara lain :
1. Melanjutkan terapi sesuai kondisi akut sebelumnya
2. Penatalaksaan komplikasi
3. Restorasi / rehabilitasi (sesuai kebutuhan pasien) yaitu fisioterapi, terpai wicara, terapi
kognitif dan terapi okupasi
4. Prevensi sekunder
5. Edukasi keluarga dan Discharge Planning
D. Masalah yang lazim muncul
1. Gangguan menelan b.d penurunan fungsi nerfus vagus atau hilangnya refluks
muntah
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
untuk mencerna makanan, penurunan fungsi nerfus hipoglosus
3. Nyeri akut
4. Hambatan mobilitas fisik b.d hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan
5.
6.
7.
8.
9.
E. Discharge Planning
1. Mencegah terjadinya luka dikulit akibat tekanan
2. Mencegah terjadinya kekuatan otot dan sendi
3. Memulai latihan dengan mengaktifkan batang tubuh atau torso
4. Mengontrol factor resiko stroke
5. Diet rendah lemak, garam, berhenti merokok
6. Kelola stress dengan baik
7. Mengetahui tanda dan gejala stroke
Pathway
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN STROKE
Pengkajian
1 Perubahan pada tingkat kesadaran atau responivitas yang dibuktikan dengan
gerakan, menolak terhadap perubahan posisi dan respon terhadap stimulasi,
2
3
4
5
6
posisi okular.
Warna wajah dan ekstremitas, suhu dan kelembaban kulit.
Kualitas dan frekuensi nadi, pernapasan, gas darah arteri sesuai indikasi, suhu
7
8
9
Dari pengkajian secara umum tersebut diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :
1 Pengkajian Primer
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan reflek batuk.
b. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang
sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi.
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi,
bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa
pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.
Pengkajian Sekunder
a
Data obyektif :
10
Gangguan penglihatan.
b. Sirkulasi
1)
Data Subyektif :
Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung,
endokarditis bacterial), polisitemia.
Data obyektif :
Hipertensi arterial
Disritmia, perubahan EKG
Pulsasi : kemungkinan bervariasi
Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal.
c. Integritas ego
2)
1) Data Subyektif :
2)
Inkontinensia, anuria
Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya suara usus
(ileus paralitik)
e. Makan/ minum
1)
Data Subyektif :
2) Data obyektif :
f. Sensori Neural
1) Data Subyektif :
11
Kelemahan,
kesemutan/kebas,
sisi
yang
terkena
terlihat
seperti
lumpuh/mati.
Penglihatan berkurang.
Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada
muka ipsilateral (sisi yang sama).
2)
Data obyektif :
Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi
ipsi lateral.
g. Nyeri / kenyamanan
1)
Data Subyektif :
Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya.
2) Data obyektif :
Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial.
h. Respirasi
1) Data Subyektif :
Perokok (factor resiko).
i. Keamanan
1) Data obyektif :
12
Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah
dikenali.
j. Interaksi social
1) Data obyektif :
Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi.
(Doenges E, Marilynn,2000).
13
Kranial (TIK).
Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikkan dan dalam posisi anatomis
(netral).
Rasional: menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan drainase dan
dan
dapat
memberikan
terganggu.
Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan resistif, dan ambulasi
pasien.
14
4)
15
16
Intervensi;
Kaji luasnya
gangguan
ketidakmampuannya.
Rasional: penentuan
persepsi
faktor-faktor
dan
secara
hubungkan
individu
dengan
derajat
membantu
dalam
7)
terjadinya aspirasi.
Anjurkan untuk berpartisipasi dalam program latihan/ kegiatan.
Rasional: meningkatkan pelepasan endorphin dalam otak yang meningkatkan
17
belum jelas.
Rasional: memberi kesempatan kepada orang tua dalam perawatan anaknya
Beri feed back/ umpan balik terhadap pertanyaan yang diajukan oleh keluarga
atau klien.\
Rasional: mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman klien atau keluarga
Sarankan pasien menurunkan/ membatasi stimulasi lingkungan terutama selama
kegiatan berfikir
Rasional: stimulasi yang beragam dapat memperbesar gangguan proses berfikir.
BAB IV
PENUTUP
A Kesimpulan
Menurut WHO (1965) dan Karya (1988) dalam Harsono (1993) stroke adalah
manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik local maupun menyeluruh (global),
yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan
kematian, tanpa di temukan penyebab selain daripada gangguan vaskular. Gangguan
peredaran darah otak dapat mengakibatkan fungsi otak terganggu dan bila gangguan
yang terjadi cukup besar dapat mengakibatkan kematian sebagian otak (infark), gejalagejala yang terjadi tergantung pada daerah otak yang di pengaruhi.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M.E.2000, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Breda G, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner &
Suddhart. vol 2. Edisi 8. Jakarta. EGC. 2002
http://id.scribd.com/doc/122546908/askep-stroke
http://id.scribd.com/doc/52590982/ASKEP-STROKE
http://id.scribd.com/doc/124134593/Askep-Stroke
20
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami tentang
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke yang akan sangat berguna terutama untuk
mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali
kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang
membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.
21
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang ...................................................................................................1
B Tujuan .................................................................................................................2
C Manfaat ..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A Definisi ...............................................................................................................3
B Etiologi ...............................................................................................................3
C Tanda dan Gejala ................................................................................................5
D Patofisiologi .......................................................................................................5
E Penatalaksanaan Stroke ......................................................................................9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN STROKE .....14
BAB IV PENUTUP
A Kesimpulan ........................................................................................................18
B Saran ...................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
22