Anda di halaman 1dari 37

LBM 5

Apa beda dokter perusahaan dengan dokter klinik biasa?


Step I

PAK (pelaporan penyakit akibat kerja)


Merupakan bagian System hiperkes yang berfungsi untuk mengumpulkan
data dari laporan2 penyakit2 yang diakibatkan karena pekerjaan

Ergonomic
Ilmu penyesuaian antara peralatan dan perlengkapan dari kerja dengan
kondisi dan kemampuan kerja, sehingga akan mencapai kesehatan kerja
dan produktivita hasil yang optimal
Sasaran : manusia yang bekerja dalam suatu lingkungan

Hygiene perusahaan
Upaya oemeliharaan lingkungan kerja baik secara fisik, kimia maupun
radiasi dan lingkungan pekerjaan

Keselamatan kerja
Aplikasi ilmu dan teknologi yang dimanfaatkan untuk meningkatkan
keaamanan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya
Pemikiran dan upaya yang menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
secara rohani dan fisik bagi tenaga kerja khusus yaitu manusia (umum)
serta hasil budaya dan karyanya

Hiperkes
Aplikasi kesehatan masyarakat di lingk. Pekerjaaan yang memiliki ciri
preventif dan promotif yang pasiennya merupakan dari lingkungan kerja
itu sendiri (pegawai perusahaan)

Toksikologi industri
Ilmu yang memepelajari entang racun atau pengaruh yang merugikan
atau zat dan bahan kimia pada suatu indutri yang dapat menyebabkan
penyakit pada pekerja maupun masyarakat disekitar perusahaan industry
STEP II
1. Apa
2. Apa
3. Apa
4. Apa
5. Apa
6. Apa

saja
saja
saja
saja
saja
saja

tujuan dan manfaat dari hiperkes?


ruang lingkup hiperkes?
usaha usaha yang berhubunagn dengan hiperkes?
manfaat dari hygiene perusahaan?
ruang lingkup hygiene perusahaan?
usaha mencapai hygiene perusahaan?

7. Apa tujuan dari ergonomic?


8. Apa saja metode ergonomic?
9. Apa saja ruang lingkup ergonomic?
10.
Apa saja prinsip dari ergonomic kesehatan?
11.
Bagaimana penerapan ergonomic kesehatan?
12.
Apa tujuan dari keselamatan kerja?
13.
Apa saja kebijakan keselamatan kerja?
14.
Apa saja program keselamatan kerja?
15.
Apa saja sassaran utama keselamatan kerja?
16.
Apa saja determinan keselamatan kerja?
17.
Apa pengertian dari kecelakaan kerja?
18.
Apa saja penyebab dari kecelakaan kerja?
19.
Apa saja klasifiksai dai kecelakaan kerja?
20.
Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dari
kecelakaan kerja?
21.
Apa saja klasifikasi dari PAK?
22.
Bagaimana langkah-langkah diagnosis PAK?
23.
Apa pengertian k3 menurut ILO dan WHO?
24.
Bagaimana urutan Penyakit penyebab kematian menurut ILO
dan WHO?
25.
Apa saja program yang terdapat dalam K3?
26.
Apa perna dan kewajiban dokter perusahaan?
27.
Apa saja Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
K3 dan hiperkes?
28.
Apa saja Jenis dari toksikologi?
29.
Apa saja sumber dari toksikologi?
STEP III
1. Apa saja tujuan dan manfaat dari hiperkes?
manfaat :
o Agar masyarakat pekerja dapat mencpai derajat kesehatan yang
setingi-tingginya baik mental, fisik dan sosialnya
o Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindungi daribahya
pengkotoran dari bahan bahan perusahaan
o Agar hasil produksi tidak membahaykan kesehatan masyrakat
o Agar efisiensi kerja dan produkstivitas para keryawan
meningkat sehingga produksi perusahaan meningkat
Tujuan:
Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produkif
2. Apa saja ruang lingkup hiperkes?
Mengantisipasi : mengetahui bahaya lebih dini, menyiapkan
tindakan sebelum perlakuan, meminimalkan kejadian yang akan
terjadi

Mengenal : mengetahui karakteristik bahaya yang detail (sifat,


kandungan, efek, pola, besaran bahaya), mengetahui sumber
bahaya dan area ang beresiko dan pekerja yang berseiko
Mengevalusai : mengevaluasi program pengendalian progam,
memenuhi peraturan (SNI, kebersihan)
Pengendalian : eliminasi, subtitusi, isolasi, engineering control,
adminsitrasi control dan alat proteksi
o Kesehatan preventif : mencegah dari kecelakaan kerja
o Kuratif : sudah terjadi pemecahan masalah
o Pengamanan bahaya : berkaitan dengan peraturan perusahaan
(masker)
o Penyesuaian alat dan tenaga kerja : penyesuaian alat dan tenaga kerja
3. Apa saja usaha usaha yang berhubunagn dengan hiperkes?
o Pencegahan dan pemeberantasan penyakit dan kecelakaan akibat
kerja
o Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja
o Pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktifitas
tenaga kerja
o Pemberantsaan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja
o Pemeliharaan dan peningkatan hygiene dan sanitasi perusahaan
o Perlindungan masarakat disekitar perusahaan
o Perlindungan msayrakat luas atau konsumen
(tenaga kerja, msayarakat sekitar, konsumen)
4. Apa saja manfaat dari hygiene perusahaan?
o Sama dengan no 1
5. Apa saja ruang lingkup hygiene perusahaan?
a. Mengantisipasi : mengetahui bahaya lebih dini, menyiapkan
tindakan sebelum perlakuan, meminimalkan kejadian yang akan
terjadi
b. Mengenal : mengetahui karakteristik bahaya yang detail (sifat,
kandungan, efek, pola, besaran bahaya), mengetahui sumber
bahaya dan area ang beresiko dan pekerja yang berseiko
c. Mengevalusai : mengevaluasi program pengendalian progam,
memenuhi peraturan (SNI, kebersihan)
d. Pengendalian : eliminasi, subtitusi, isolasi, engineering control,
adminsitrasi control dan alat proteksi
Bentuk pengendalian :

Eliminasi : menghilangkan sumber bahaya dan


menghentikan semua kegiatan kerja di semua daerah
yang berpotensi bahaya
- Subtitusi : memodifikasi proses untuk mengurangi
penyebaran debu atau asap dan mengurangi bahaya
- Isolasi : menghapus sumber paparan bahaya dari
lingkungan pekerja dengan menempatkannya ditemepat
lain
- Engineering control : penegendalian bahaya dengan
memodifikasi pada factor lingkuangan kerja selain
pekerja
- Adimianstrasi control : memodifikasi interaksi pekerja
dengan lingkungan kerja
- APD (alat pelindung diri)
6. Apa saja usaha mencapai hygiene perusahaan?
o Penegnalan lungkunagn kerja : mengetahui kulaitatif bahaya
potensial tempat kerja
o Penilaian lingkungan kerja : pengukuran, pengambilan sampel dan
analisisi lab (kuantitatif) perlu tidaknya pengendalian dan korelasi
kasus kecelakaan dan penyait akibat kerja dan lingkungan serta
sebagai dokumen data
o Pengendalian lignkungan kerja : untuk menurnkan factor bahaya
lingkungan sampai batas yang ditolerir dan perlindungan terhadap
pekerja
7. Apa tujuan dari ergonomic?
o Memaksimalkan efisiensi kerja dari karyawan
o Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja
o Menganjurkan kerayawan agar bekerja dengan aman, nyaman
o Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan
Menurunkan angka cidera dan angka kesakitan dalam pekerjaan
biaya penanganan menurun pekerja merasa nyaman
produktifitas meningkat, meningkatakn kesejahteraan fisik, mental
sosial
8. Apa saja metode ergonomic?
o Diagnosis : mewawancarai pekerja, inspeksi tempat kerja, menilai
fisik pekerja, pengukuran lingkuangan kerja
o Treatment : pemecahan maalah berdasarkan diagnosis (sederhana :
pencahayaan dan letak jendela)
o Follow up : evalusi subjekif (pencahayaan) dan objektif (produk :
absensi produk)
9. Apa saja ruang lingkup ergonomic?

o Fisik : anatomi, antropometri, karakteristik fisiologi, biomekanika


aktifitas fisik
o Kognitif : mental manusa (persepsi, daya ingat, reaksi) akibat
interaksi manusia terhadap elemen pemakain sistem
o Organisasi : optimasi system sosioteknik (proses, organisasi,
kebijakan)
o Lingkungan : pencahayaan , temepretaur, getara, kebisingan
10.
o
o
o
o

Apa saja prinsip dari ergonomic kesehatan?


Bekerja dalam posisi normal
Mengurangi beban berlebihan : sesuai standar tubuh
Menempatkan peralatan agar terjangkau
Mengurangi gerakan yang berulang dan berlebihan

11.
Bagaimana penerapan ergonomic kesehatan?
o Posisi kerja : dalam posisi duduk (stabil) atau berdiri (tulang
belakang vertical, bb tertumpu dalam 2 kaki)
o Proses kerja : dapat menjangaku peralatan kerja sesuai waktu kerja
o Tata letak tempat kerja : penempatan jelas terlihat saat bekerja
(symbol-simbol int)
o Mengangkat beban : disesuaikan dengan kepala, tangan, bahu,
punggung (terlalu berat menyebabkan cidera)
12.

Apa tujuan dari keselamatan kerja?


- Melindungi tenaga kerja tentang keselamatannya dalam
melakuakn pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi
- Menjamin keselamatan setiap orang di tempat kerja
- Sumber produksi di periksa dan di gunakan secara aman
dan efisien

13.
Apa saja program keselamatan kerja?
o Pemeriksaan pendahuluan pada calon tenaga kerja
o Program pemeriksaan berkala yang berlangsung saat tenaga kerja
melakukan pekerjaannya
o Program pengobatan jalan, perawatan maupun kegawatdaruratan
o Progam pengembangan ketrampilan, dan pengetahuan tenaga unit
o Penyuluhan kesehatan
14.
Apa saja sasaran utama keselamatan kerja?
15.
Apa saja determinan keselamatan kerja?
16.
Apa pengertian dari kecelakaan kerja?
17.
Apa saja penyebab dari kecelakaan kerja?
18.
Apa saja klasifiksai dai kecelakaan kerja?
19.
Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dari
kecelakaan kerja?

20.
Apa saja klasifikasi dari PAK?
21.
Bagaimana langkah-langkah diagnosis PAK?
22.
Apa pengertian k3 menurut ILO dan WHO?
23.
Bagaimana urutan Penyakit penyebab kematian menurut ILO
dan WHO?
24.
Apa saja program yang terdapat dalam K3?
25.
Apa perna dan kewajiban dokter perusahaan?
26.
Apa saja Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
K3 dan hiperkes?
27.
Apa saja Jenis dari toksikologi?
28.
Apa saja sumber dari toksikologi?

STEP IV
HIPERKES

Kecelakaan kerja

PAK

Pelaporan penyakit oleh dan dari pekerjaan

Ergonomic (prinsip dan penerapan)


Hygiene perusahaan

Tercapainya K3

STEP V Belajar mandiri


STEP VI Belajar Mandiri
STEP VII
1. Apa saja tujuan dan manfaat dari hiperkes?
TUJUAN :
Hakikatnya adalah:
a Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja
yang setinggi-tingginya, yang dimaksudkan untuk
kesejahteraan tenaga kerja.
b Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang
berlandaskan kepada meningginya efisiensi dan daya
produktivitas faktor manusia dalam produksi.
Dari situ dapat dirinci mengenai tujuan utama Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif.
SASARAN :
Upaya pencegahan timbulnya PAK dan pencemaran kingkungan akibat
produksi perusahaan (sasaran : pekerja, masy sekitar, konsumen)
Fungsi : mengatur kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan
sekitarnya
MANFAAT
- Agar masyarakat pekerja dapat mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, mental dan sosialnya.
- Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahayabahaya pengotoran oleh bahan-bahan yang berasal dari
perusahaan
- Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan
masyarakat konsumennya
- Agar efisisensi kerja dan daya produktivitas para karyawan
meningkat dan dengan demikian akan meningkatkan pula
produksi perusahaan.
Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan
Kerja. Gunung Agung. Jakarta.
2. Apa saja ruang lingkup hiperkes?
1 Kesehatan kuratif
2 Kesehatan preventif

3 Pengamanan bahaya oleh proses produksi


4 Penyesuaian alat dan tenaga kerja
3. Apa saja usaha usaha yang berhubungan dengan hiperkes?
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan
akibat kerja
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja
c. Pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktifitas
tenaga manusia
d. Pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja
e. Pemeliharaan dan peningkatan hygiene dan sanitasi perusahaan
pada umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan, cara
pembuangan sampah sisa pengolahan dan sebagainya
f. Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar
terhindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dan perusahaan yang
bersangkutan
g. Perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahaya-bahaya
yang mungkin ditimbulkan oleh hasil-hasil produksi perusahaan
Entjang, I, dr. 1974. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT
Aditya Bakti
4. Apa saja manfaat dari hygiene perusahaan?
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan higiene
perusahaan/industry, yaitu :
a Mencegahan dan memberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaankecelakaan akibat kerja.
b Dapat memelihara dan meningkatan kesehatan tenaga kerja.
c Dapat memeliharaan dan meningkatan efisiensi dan daya produktifitas
tenaga manusia.
d Memberantasan kelelahan kerja dan meningkatan kegairahan kerja.
e Memeliharaan dan meningkatan higiene dan sanitasi perusahaan pada
umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan, cara pembuangan
sampah, atau sisa-sisa pengolahan dan sebagainya.
f Memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan
agar terhindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan
yang bersangkutan.
g Memberikan perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahayabahaya yang mungkin di timbulkan oleh hasil-hasil produksi
perusahaan.
Soeripto, M.2008. Higiene Industri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
5. Apa saja ruang lingkup hygiene perusahaan?
1.

Mengantisipasi

Antisipasi merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan


risiko di tempat kerja. Tahap awal dalam melakukan atau penerapan
higiene industry/perusahaan di tempat kerja. Adapun tujuan dari
antisipasi adalah :
Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini sebelum muncul
menjadi bahaya dan risiko yang nyata.
Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu proses
dijalankan atau suatu area dimasuki.
Meminimalisasi kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu
proses dijalankan atau suatu area dimasuki.
2.
Mengenal
Mengenal atau rekognisi merupakan serangkaian kegiatan untuk
mengenali suatu bahaya lebih detil dan lebih komprehensif dengan
menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan
suatu hasil yang objektif dan bisa dipertanggung- jawabkan. Dimana
dalam rekognisi ini kita melakukan pengenalan dan pengukuran untuk
mendapatkan informasi tentang konsentrasi, dosis, ukuran (partikel),
jenis, kandungan atau struktur, dan sifat. Adapun tujuan dari
pengenalan, yaitu :
Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat,
kandungan, efek, severity, pola pajanan, besaran).
Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko.
Mengetahui pekerja yang berisiko.
3.
Mengevaluasi
Pada tahap penilaian/evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran,
pengambilan sampel dan analisis di laboratorium. Melalui penilaian
lingkungan dapat ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif
dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran dan standar yang
berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi
pengendalian, ada atau tidaknya korelasi kasus kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dengan lingkungannya , serta sekaligus
merupakan dokumen data di tempat kerja. Tujuan dari pengukuran
dalam evaluasi, yaitu :
Untuk mengetahui tingkat risiko.
Untuk mengetahui pajanan pada pekerja.
Untuk memenuhi peraturan (legal aspek).
Untuk mengevaluasi program pengendalian yang sudah
dilaksanakan.
Untuk memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki
pekerja.
Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik.
4.
Pengendalian
Pengendalian faktor faktor lingkungan kerja sesungguhnya
dimaksudkan untuk menciptakan atau memelihara lingkungan kerja

agar tetap sehat dan aman atau memenuhi persyaratan kesehatan dan
norma keselamatan, sehingga tenaga kerja terbebas dari ancaman
gangguan kesehatan dan keamanan atau tenaga kerja tidak menderita
penyakit akibat kerja dan tidak mendapat kecelakaan kerja. Ada
beberapa bentuk pengendalian atau pengontrolan di tempat kerja
yang dapat dilakukan , yaitu :
Eliminasi : merupakan upaya menghilangkan bahaya dari
sumbernya serta menghentikan semua kegiatan pekerja di daerah
yang berpotensi bahaya.
Substitusi : Modifikasi proses untuk mengurangi penyebaran debu
atau asap, dan mengurangi bahaya, Pengendalian bahaya
kesehatan kerja dengan mengubah
beberapa peralatan
proses untuk mengurangi bahaya, mengubah kondisi fisik bahan
baku yang diterima untuk diproses lebih lanjut agar dapat
menghilangkan potensi bahayanya.
Isolasi : Menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan
pekerja dengan menempatkannya di tempat lain atau menjauhkan
lokasi kerja yang berbahaya dari pekerja lainnya, dan sentralisasi
kontrol kamar.
Engineering control : Pengendalian bahaya dengan melakukan
modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain pekerja.
Administrasi control: Pengendalian bahaya dengan melakukan
modifikasi pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja.
APD (Alat Pelindung Diri) : langkah terakhir dari hirarki
pengendalian.
http://nakertransduk.jatengprov.go.id/index.php/page/details/page1391020256/balai-keselamatankerja-dan-hiperkes.html
6. Apa saja usaha mencapai hygiene perusahaan?
a. Pengenalan lingkungan kerja : mengetahui secara kulitatif bahaya
potensial di tempat kerja, menentukan lokasi, jenis dan metoda
pengujian yang perlu dilakukan.
b. Penilaian lingkungan kerja : dilakukan pengukuran, pengambilan
sample dan analisis laboratorium, melalui penilaian lingkungan dapat
ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta
membandingkan hasil pengukuran dan standar yang berlaku, sehingga
dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau
tidak korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan
lingkungannya, serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat
kerja.
c. Pengendalian lingkungan kerja : metoda teknik untuk menurunkan
tingkat factor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat
ditolerir dan sekaligus melindungi pekerja.

(A. M. Sugeng Budioro, dkk. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Ed. 2
(revisi). Undip. Semarang. 2005.)

7. Apa tujuan dari ergonomic?


Tujuan
Memaksimalkan efisiensi karyawan.
Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.
Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman, dan bersemangat.
Memaksimalkan bentuk (performance) kerja yang meyakinkan.
(dr.Gempur Santoso, Drs., M.Kes.Ergonomi Manusia, Peralatan, dan
Lingkungan)
Manfaat ergonomi kerja
Bagi petugas kesehatan
Acuan untuk pelasanaan program/kegiatan ergonomi kerja
Bagi pekerja
Status kesehatan terjaga dan meningkat
Kinerja dan produktifitas meningkat
Bagi perusahaan/tempat kerja
Meningkatnya citra/image tempat kerja
Terciptanya lingk. tempat kerja sehat, aman,nyaman,efektif, dan
efisien
Meningkatnya hasil produksi
https://willimhaveyou.files.wordpress.com/2014/04/3-ergonomikerja.pdf
8. Apa saja metode ergonomic?
Metode-metode Ergonomi
1.
Diagnosis
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat
kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan
pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas
mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2.
Treatment
Pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat
diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel,

letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai


dengan demensi fisik pekerja.
3.
Follow-up
Dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya
dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri
bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif
misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka
kecelakaan dan lain-lain.
Sumber : Ergonomi Terapan Gempur Santoso 2014
9. Apa saja ruang lingkup ergonomic?
i. Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,
anthropometri, karakteristik fisiologi dan biomekanika yang
berhubungan dengan aktifitas fisik
ii. Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia,
termasuk didalamnya : persepsi, ingatan dan reaksi, sebagai akibat
dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem
iii. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi sistem
sosioteknik, termasuk struktur organisasim kebijakan dan proses
iv. Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan,
temperatur, kebisingan dan getaran
http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/126790-S-5669-Gambaran
%20penerapan-Literatur.pdf
10.

Apa saja prinsip dari ergonomic kesehatan?


Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap
tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi
terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam
pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman
dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam
diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:

Bekerja dalam posisi atau postur normal;


Mengurangi beban berlebihan;
Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;
Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;
Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;
Minimalisasi gerakan statis;
Minimalisasikan titik beban;
Mencakup jarak ruang;
Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;

11.

Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;


Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;
Mengurangi stres.
https://www.academia.edu/4028410/Perbandingan_Penilaian_Risiko_Erg
onomi_dengan_Metode_REBA_dan_QEC_Studi_Kasus_Pada_Kuli_Angkut_
Terigu_Meity_Martaleo_Program_Studi_Teknik_Industri_Fakultas_Teknolo
gi_Industri_Universitas_Katolik_Parahyangan

Bagaimana penerapan ergonomic kesehatan?


Menurut pusat kesehatan kerja departemen kesehatan RI, upaya
ergonomi antaralain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja
dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu,
cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan
tubuh manusia.
Ergonomi fisik
Antropometri, lingkungan fisik ditempat kerja, dan biomekanik
Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain : posisi
tubuh (duduk, berdiri), posisi tubuh pada saat mengangkat,
menjinjing beban.
b Antopometri dan aplikasinya dalam ergonomi
Data antopometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan
secara luas antara lain dalam hal :
- Perencanaan areal kerja ( work station, interior mobil, dll)
- Perancangan
peralatan kerja
(mesin, equipment,
perkakas/ tools , dsb
- Perancangn produk-produk konsumtif (pakaian, kursi /
meja komputer, dll)
- Perancangan lingkungan kerja fisik
Data antopometri sangat diperlukan untuk perancangan
peralatan
dan
lingkungan
kerja.
Kenyamanan
menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran
alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka
dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress
tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing.

Tabel Antopometri menurut sumamur


Pedoman kerja pada posisi duduk :
- Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur
turun dan naik
- Ketinggian landasan tidak memerlukan fleksi tulang
belakang yang berlebih
- Landasan
kerja
harus
memungkinkan
lengan
menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan lengan
bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun.
Pedoman kerja posisi berdiri
Kerja posisi berdiri lebih melelahkan daripada posisi
duduk dan energi yang dikeluarkan lebih banyak 10-15%
dibanding dengan posisi duduk.
Ketinggian landasan kerja posisi berdiri sebagai berikut :
- Pekerjaan dengan ketelitian , tinggi landasan adalah 510cm diatas tinggi siku berdiri
- Pekerjaan ringan, tinggi landasan adalah 10-15cm
dibawah tinggi siku berdiri
- Pekerjaan dengan penekanan , tinggi landasan adalah 1540cm dibawah tinggi siku berdiri.
Posisi
duduk-berdiri
mempunyai
keuntungan
secara
biomekanis dimana tekanan pada tulang belakang dan
pinggang 30% lebih rendah dibandingkan dengan posisi
duduk maupun berdiri terus menerus.

Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk
dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil
selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada
dua kaki.
Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus
dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Tinjauan umum tentang mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan
kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat
dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Menjinjing beban

Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
o
o
o
o

Laki-laki dewasa 40 kg
Wanita dewasa 15-20 kg
Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
Wanita (16-18 th) 12-15 kg
Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban.
Metode kinetik dari
pedoman penanganan harus
dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
o Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada
otot punggung
o Untuk memulai gerakan horizontal maka
digunakan momentum berat badan.

Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :


Posisi kaki yang benar
Punggung kuat dan kekar
Posisi lengan dekat dengan tubuh
Mengangkat dengan benar
Menggunakan berat badan
Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :

Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun


Frekuensi pergerakan diminimalisasi
Jarak mengangkat beban dikurangi
Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin
dan mengangkat tidak terlalu tinggi.

Medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis
teratur.
Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan
beban kerjanya
Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan
pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan
Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan,
khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.
http//www.depkes.go.id
http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/126790-S-5669Gambaran%20penerapan-Literatur.pdf

ergonomi : Penyesuaian dari suatu pekerjaan (alat, cara, proses, tempat &
lingkungan kerja) terhadap pekerja (kondisi manusia)
Penanggulangan Gerakan berulang :
-

kurangi gerakan berulang


Rancang kembali cara kerja
Tambah waktu jeda
Kurangi jam kerja
Gilir dengan pekerjaan lain dg gerakan berbeda

Penanggulangan beban berat:


-

Rancang kembali cara kerja (angkat dengan punggung, kepala, bahu,


tangan dsb)
Angkat berdua atau lebih
Tambah jumlah pekerja
Gunakan peralatan mekanik
Jika dijinjing beban tidak lebih dari (ILO)
Laki dewasa : 40 kg
Wanita dewasa : 15-20 kg
Laki (6-18 th) : 15-20 kg
Wanita (16-18 th) : 12-15 kg

Penanggulangan sikap tubuh yang janggal/ postur kaku:


-

Usahakan postur tubuh selama kerja lebih alami


Duduk, kaki tidak dibebani

Berdiri, posisi vertebrae vertikal dan BB tertumpu secara seimbng


pada kedua kaki

Penanggulangan beban statis :


-

Hindari terlalu lama dalam satu postur


Harus ada kesempatan untuk merubah posisi

Kondisi yang dapat mencederai tubuh, harus :


-

Perbaiki peralatan
Tambahkan pengaman
Beri bantalan / buffer

Peralatan tidak sesuai:


-

Ganti dengan size alat yang pas


Atur tinggi rendahnya
Pilih alat kerja yang dapat disetel

Suhu ekstrim :
-

Pakai jacket bila dingin


Beri alat penahan panas/ kipas

Rancangan tempat kerja yang memadai :


-

Tata ruangan dan luas yang agak lapang


Tata letak alat kerja
Pencahayaan yang cukup

Proses kerja yang baik


-

Beban jangan terlalu berat merasa tdk mampu jangan teruskan


Pakaian jangan ketat
Kelelahan sebelum waktu rehat beri tahu supervisor

Perbaikan organisasi kerja


-

Beban kerja layak


Istirahat cukup
Pekerjaan bervariasi
Otonomi individu
TIPS KERJA YANG ERGONOMIS
Persendian pada posisi netral
Hindarkan membungkuk
Mendekatkan pekerjaan pada tubuh pekerja
Hindarkan perputaran tulang belakang

Hindarkan pergerakan
& kekuatan mendadak Hindarkan Posisi dan pergerakan sama dlm
waktu lama
Cegah kelelahan otot (otot besar/kecil)
Istirahat pendek
& sering lebih baik dpd sekali & lama Hindari posisi tubuh tidak
normal
Hindari gerakan extensi tetap lengan, baik ke depan
maupun ke samping Kerja statis dikurangi seminimal mungkin
Penelitian Caldwell
Kekuatan otot tangan dlm pronasi (180N) lbh kuat dibanding dlm
supinasi (110N)
Tangan menarik kebawah (370N) lebih kuat dpd menarik
keatas (160N)
Tenaga mendorong beban (600N) lebih kuat dpd menarikbeban
(360)

TIPS TATA LETAK TEMPAT KERJA


1. Tinggi meja kerja disesuaikan dg tinggi pekerja saat kerja dg cara
duduk ataupun berdiri
- pekerjaan halus , tinggi meja 5 10 cm diatas siku
- kerja manual dg alat, tinggi meja 10 15 cm dibawah siku
- kerja dg kekuatan besar, tinggi meja 15 40 cm dibawah siku
2. Semua peralatan kerja diletakkan pada jangkauan normal
3. Panel kontrol dirancang sedemikian rupa sehingga cocok dengan jari
tangan
4. Penyangga kaki diperlukan supaya kedua lengan bebas bergerak
5. Tinggi dan letak sasaran pandang sedemikian rupa sehingga obyek
pandang dapat jelas dilihat. Makin kecil objek penglihatan main dekat
jauh pandang.
6. Usahakan gerakan bola mata minimal

https://willimhaveyou.files.wordpress.com/2014/04/3-ergonomikerja.pdf
12.

Apa tujuan dari keselamatan kerja?


Definisi : keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja
dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja, lingkungan kerja dan cara-cara melakukan
pekerjaan tersebut.
dr. Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok
Masyarakat. Jakarta : Widya Medika.)

Ilmu

Kesehatan

Tujuan keselamatan kerja :

Melindungi hak keselamatan kerja tenaga kerja dalam/selama


melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup serta peningkatan
produksi danproduktivitas nasional.
Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat
kerja.
Memelihara sumber produksi serta menggunakannya dengan amat
dan berdayaguna (efisien).

dr. Dainur. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Widya Medika. Jakarta.
Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan
dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaikbaiknya selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan gizi pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi
kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
13.

Apa saja program dan kebijakan keselamatan kerja?


Kebijakan : UU
UU no 13 th 2003 paragraf 5

UU no 1 th 1970 pengawasan

a. Program pemeriksaan kesehatan pendahuluan pada calon tenaga


kerja. Bertujuan memeriksa kesehatan fisik dan mental, terutama
untuk seleksi tenaga kerja yang sesuai dengan bidang pekerjaan
yang tersedia, di samping itu juga mengumpulkan data sebagai
data dasar bagi pemerintahan kesehatan berikutnya, setelah
menjadi tenaga kerja tetap di perusahaan tersebut.
b. Program pemeriksaan kesehatan berkala yang langsung dilakukan
saat tenaga kerja melakukan kegiatan pada bidang pekerjaannya.
Program ini bertujuan mengamati/supervisi berdasarkan data dasar
tentang kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan. Dalam
pengamatan tersebut, terutama diamati sikap menyal dalam
melakukan pekerjaan, dan keadaan kesehatan menyeluruh saat
melakukan pekerjaan. Tujuan utamanya adalah mengamati segala
kemungkinan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kelancaran
pekerjaan mereka.
c. Program pengobatan jalan, perawatan, pertolongan gawat darurat
dirumah sakit dan sub unitnya lainnya.
d. Program pengembangan ketrampilan serta pengetahuan tenaga
unit kesehatan kerja, dan juga program pengembangan perangkat
teknis kedokteran, dll
e. Program penyuluhan kesehatan. Merupakan program yang
berintikan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan tenaga kerja
sendiri, misalnya tata kehidupan dan pekerjaan yang sesuia dengan
kaidah kesehatan, terutama yang menyangkut kebersihan,
penggunaan alat pelindung/pengaman (helm, masker, air plug dll)
yang mampu melindungi gangguan kesehatan serta kecelakaan.
Program penyuluhan terutama diarahkan pada berbagai masalah
yang ditemukan dari hasil pengamatan/supervisi. Pelaksanaan

program penyuluhan dapat dilakukan secara masal ataupun pada


saat supervisi.
(Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, dr. Dainur)

14.

Apa saja sasaran utama keselamatan kerja?

Sasaran-sasaran utama keselamatan kerja adalah tempat kerja, yang


padanya :
Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat,
perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau
disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.
Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk
bangunan pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau dilakukan pekerjaan persiapan.
Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan,
pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan.
Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam
atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral
lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar
perairan.
Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di
daratan melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun
udara.
Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga,
dok, stasiun atau gudang.
Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di
dalam air.
Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi
atau rendah.
Dilakukan pekerjaaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,
kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok,
hanyut atau terpelanting.
Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur, atau lobang.
Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap,
uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau
getaran.
Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.

Dilakukan pendidikan atau pembinaan, percobaan, penyelidikan atau


riset yang menggunakan alat teknis.
Dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak atau air.
Dilakukan pekerjan-pekerjaan yang lain yang berbahaya.
(Sumamur.1986.Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja.Jakarta :
Gunung Agung)
Sasaran dari program keselamatan dan kesehatan kerja :
a. Meningkatkan pengertian, kesadaran, pemahaman dan
penghayatan K3 semua
unsur pimpinan dan pekerja pada sutau perusahaan.
b. Meningkatkan fungsi manajemen K3 atau Panitia Pembina
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
c. Mendorong terbentuknya manajemen K3 pada setiap perusahaan.
d. Mendorong pembinaan K3 pada sektor informal dan masyrakat
umum.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32420/4/Chapter
%20II.pdf
15.

Apa saja determinan keselamatan kerja?

Pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak memenuhi


keselamatan, misalnya: karena kelengahan, kecerobohan, nagantuk,
kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada, 85% dari
kecelakaan yang terjadi disebabkan karena faktor manusia ini. Dapat
diuraikan sbb :
Ciri psikologis, fisik kelainan faal perseorangan
Faktor rasa/emosi
Faktor situasi pekerjaan
Keserasian tenaga kerja terhadap proses pekerjaan
Sikap dan tingkah laku pekerja, misal: lalai, menganggap remeh,
enggan memakai alat perlindungan diri
Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau
"unsafety condition", meliputi ;
Bahan-bahan berbahaya
Alat/bangunan yang kurang memenuhi syarat
Aspek tekhnik atau proses
Kurangnya pengawasan
(Prof.dr.Soekidjo
Notoatmodjo.2007.Ilmu
Kesehatan
Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta)
16.

Apa pengertian dari kecelakaan kerja?

Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh


karena ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan
ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan tindakan korektif yang
ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih
lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak berulang
kembali (Sumamur, 2009). World Health Organization (WHO)
mendefinisikan kecelakaan sebagai suatu kejadian yang tidak dapat
dipersiapkan penanggulangan sebelumnya sehingga menghasilkan
cedera yang riil.
17.

Apa saja penyebab dari kecelakaan kerja?


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja yang terjadi menurut Sumamur (2009) disebabkan
oleh dua faktor, yaitu :
1. Faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan
meliputi
aturan
kerja,
kemampuan
pekerja
(usia,
masa
kerja/pengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil
keputusan), disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan
kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan
yang disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang tidak wajar
seperti terlalu berani, sembrono, tidak mengindahkan instruksi,
kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang sabar.
Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak
mendapat pelajaran mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan
mental seperti adanya cacat, kelelahan dan penyakit. Diperkirakan
85% dari
kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia. Hal ini
dikarenakan pekerja itu sendiri (manusia) yang tidak memenuhi
keselamatan seperti lengah, ceroboh, mengantuk, lelah dan
sebagainya.
2. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi
dengan alat pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang
telah rusak. Faktor mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan
menurut keperluan dengan suatu maksud tertentu. Misalnya di
perusahaan penyebab kecelakaan dapat disusun menurut kelompok
pengolahan bahan, mesin penggerak dab pengangkat, terjatuh di
lantai dan tertimpa benda jatuh, pemakaian alat atau perkakas yang
dipegang dengan manual (tangan), menginjak atau terbentur barang,
luka bakar oleh benda pijar dan transportasi. Kira-kira sepertiga dari
kecelakaan yang menyebabkan kematian dikarenakan terjatuh, baik
dari tempat yang tinggi maupun di tempat datar. Lingkungan kerja
berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktor keadaan
lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari
pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan disini terletak

pada rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat
kerja tidak pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang
tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan
lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja.
Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat
kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.
Penyebab kecelakaan akibat kerja:
A Penyebab langsung
adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan dirasakan
langsung, yang dibagi dalam 2 kelompok :
a Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu tingkah
laku, tindak tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan
kecelakaan dalam konsep MSM (modern safety management)
diganti substandard acts / substandard practices.
b Kondisi-kondisi yang tidak aman (unsafe conditions) yaitu
keadaan yang akan menyebabkan kecelakaan dalam konsep
MSM (modern safety management) diganti substandard
conditions.
Contoh-contoh dari substandard acts / substandard practices :

Mengoperasikan alat / peralatan tanpa wewenang.


Gagal untuk memberi peringatan.
Gagal untuk mengamankan.
Bekerja dengan kecepatan yang salah.
Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.
Memindahkan alat-alat keselamatan.
Menggunakan alat yang rusak.
Menggunakan alat dengan cara yang salah.
Kegagalan memakai alat pelindung / keselamatan diri secara
benar.
Membongkar secara salah.
Menempatkan / menyusun secara salah.
Mengangkat secara salah.
Mengambil posisi yang salah.
Memperbaiki alat/ peralatan yang sedang jalan / hidup /
bergerak.
Bersenda-gurau di tempat kerja.
Mabuk karena minuman beralkohol dan atau minuman / obat
keras lainnya.

Contoh-contoh dari substandard conditions :

Peralatan pengaman / pelindung / rintangan yang tidak memadai


atau tidak memenuhi syarat.
Bahan, alat-alat / peralatan rusak.
Terlalu sesak / sempit.
Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai.
Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan.
Kerapihan / tata letak (housekeeping) yang jelek.
Lingkungan berbahaya / beracun : gas, debu, asap, uap, dan lainlainnya.
Bising.
Paparan radiasi.
Ventilasi dan penerangan yang kurang
B Penyebab dasar
Terdiri dari 2 faktor yaitu faktor manusia / pribadi (personal factor)
dan faktor kerja / lingkungan kerja (job / work environment factor).
a Faktor manusia / pribadi antara lain karena :

Kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi.

Kurangnya / lemahnya pengetahuan dan keterampilan /


keahlian.

Stres.

Motivasi yang tidak cukup / salah.


b Faktor kerja / lingkungan antara lain karena :
Tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan.
Tidak cukup rekayasa (engineering).
Tidak cukup pembelian / pengadaan barang.
Tidak cukup perawatan (maintenance).
Tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan barang-barang /
bahan-bahan.
Tidak cukup standar-standar kerja.
Penyalahgunaan.

18.

Apa saja klasifiksai dai kecelakaan kerja?


Organisasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan
Internasional tahun 1962 adalah sebagai berikut :
1 Diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan yakni :
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :
Terjatuh

Tertimpa benda
Tertumbuk atau terkena benda2
Terjepit oleh benda
Gerakan2 melebihi kemampuan
Pengaruh suhu tinggi
Terkena arus listrik
Kontak bahan2 berbahaya atau radiasi
b. Klasifikasi menurut penyebab :
Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin
penggergaji kayu,dsb
Alat angkut, alat angkut darat, udara, dan alat angkut air
Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi
pendingin,
alat2 listrik, dsb
Bahan2, zat2, dan radiasi misalnya bahan peledak, gas, zat2
kimia,dsb
Lingkungan kerja (diluar bangunan, di dalam bangunan dan di
bawah tanah)
Penyebab lain yg belum masuk tsb diatas
c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan :
Patah tulang
Dislokasi (keseleo)
Regang otot (urat)
Memar dan luka dalam yg lain
Amputasi
Luka di permukaan
Gegar dan remuk
Luka bakar
Keracunan2 mendadak
Pengaruh radiasi
Lain2
d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh :
Kepala
Leher
Badan
Anggota atas
Anggota bawah
Banyak tempat
Letak lain yg tdk termasuk dlm klasifikasi tsb
(SOEKIDJO, IKM)
19.
Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dari
kecelakaan kerja?

Upaya pencegahan kecelakaan kerja


Substitusi
Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan
bahan-bahan yang kurang atau tidak berbahaya, tanpa
mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya
Isolasi
Yaitu dengan mengisolir (menyendirikan) proses-proses yang
berbahaya dalam perusahaan.Misalnya menyendirikan mesinmesin yang sangat gemuruh, atau proses-proses yang
menghasilkan gas atau uap yang berbahaya.
Ventilasi umum
Yaitu dengan mengalirkan udara sebanyak perhitungan ruangan
kerja, agar kadar bahan-bahan yang berbahaya oleh pemasukan
udara ini akan lebih rendah dari nilai ambang batasnya
Ventilasi keluar setempat
Yaitu dengan menghisap udara dari suatu ruang kerja agar
bahan-bahan yang berbahaya dihisap dan dialirkan keluar.
Sebelum dibuang ke udara bebas agar tidak membahayakan
masyarakat, udara yang akan dibuang ini harus diolah terlebih
dahulu.
Mempergunakan alat pelindung perseorangan
Para karyawan dilengkapi dengan alat pelindung sesuai dengan
jenis pekerjaannya. Misalnya: masker, kacamata, sarung tangan,
sepatu, topi, dll
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Para karyawan atau calon karyawan diperiksa kesehatannya (fisik
dan psikis) agar penempatannya sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dipegangnya secara optimal
Penerangan atau penjelasan sebelum kerja
Kepada para karyawan diberikan penerangan/penjelasan
sebelum kerja agar mereka mengetahui, mengerti dan mematuhi
peraturan-peraturan serta agar lebih berhati-hati
Pemeriksaan kesehatan ulangan pada para karyawan
secara berkala

Pada
waktu-waktu
tertentu
secara
berkala
dilakukan
pemeriksaan ulangan untuk mengetahui adanya penyakitpenyakit akibat kerja pada tingkat awal agar pengobatan dapat
segera
Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
Para karyawan diberikan pendidikan kesehatan dan keselamatan
kerja secara kontinyu dan teratur agar tetap waspada dalam
menjalankan pekerjaannya
(Sumamur. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung
Agung, Jakarta)
Pencegahan Kecelakaan Kerja
Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang penyebab
kecelakaan. Sebab-sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahui
dengan mengadakan analisis setiap kecelakaan yang terjadi. Metode analisis
penyebab kecelakaan harus benar-benar diketahui dan diterapkan
sebagaimana mestinya. Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu
peristiwa kecelakaan, untuk pencegahan kecelakaan kerja sangat penting
artinya dilakukan identifikasi bahaya yang terdapat dan mungkin
menimbulkan insiden kecelakaan di perusahaan serta mengases besarnya
risiko bahaya.
Pencegahan kecelakaan kerja menurut Sumamur (2009) ditujukan kepada
lingkungan, mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja dan terutama faktor
manusia.
1. Lingkungan
Syarat lingkungan kerja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara,
pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara
ruang kerja
b. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja
yang dapat menjamin keselamatan
c. Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi pengaturan
penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan
tempat dan ruangan
2. Mesin dan peralatan kerja
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik
dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik
terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin
atau perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila pagar

atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif
tidaknya pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan
ukurannya yang sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas yang
terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.
3. Perlengkapan kerja
Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi
pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan,
yang kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga menimbulkan
kenyamanan dalam penggunaannya.
4. Faktor manusia
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja,
mempertimbangkan
batas
kemampuan
dan
ketrampilan
pekerja,
meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin
kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta
menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.
20.

Apa saja klasifikasi dari PAK?


Golongan fisik
Suara yang keras dapat menyebabkan tuli
Suhu tinggi yang dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps,
atau hyperpirexi& suhu rendah menyebabkan chilblain, trench
foot, atau frostbite
Penerangan yang kurang atau yang terlalu terang (menyilaukan)
menyebabkan kelainan penglihatan dan memudahkan terjadinya
kecelakaan
Penurunan tekanan udara (dekompresi) yang mendadak dapat
menyebabkan caisson disease
Radiasi dari sinar rontgen atau radio aktif menyebabkan
penyakit-penyakit darah. kemandulan, kanker kulit dan
sebagainya
Golongan kimiawi
Gas yang menyebabkan keracunan, misalnya: CO, HCN.H2S, SO2
Debu-debu misalnya debu silica, kapas, asbest ataupun debu
logam berat
Golongan penyakit infeksi
Misalnya penyakit antrax yang disebabkan bakteri Bacillus antracis
pada penyamak kulit atau pengumpul wool. Penyakit-penyakit
infeksi pada karyawan yang bekerja dalam bidang mikrobiologi
ataupun dalam perawatan penderita penyakit menular.
Golongan fisiologi

Penyakit yang disebabkan karena sikap badan yang kurang baik;


karena konstruksi mesin yang tidak cocok, ataupun karena tempat
duduk yang tidak sesuai.
Golongan mentalpsikologi
Penyakit yang timbul karena hubungan yang kurang baik antara
sesama karyawan, antara karyawan dengan pimpinan karena
pekerjaan yang tidak cocok dengan psikis karyawan, karena
pekerjaan yang membosankan ataupun karena upah imbalan yang
terlalu sedikit upah sehingga tenaga pikirannya tidak dicurahkan
kepada pekerjaannya melainkan kepada usaha-usaha pribadi untuk
menambah penghasilannya.
Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan
Kerja. Gunung Agung Jakarta.
macam2 penyakit akibat kerja
Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi No.
01/1981 tentang Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja tercantum
30 jenis penyakit, sedang Keputusan Presiden Republik Indonesia No.
22/1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja memuat
jenis penyakit yang sama ditambah : penyakit yang disebabkan bahan
kimia lainnya termasuk bahan obat. Daftar selengkapnya :

Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral.


Penyakit paru dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu
logam keras.
Penyakit paru dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu
kapas, vlas, henep, dan sisal.
Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai
akibat penghirupan debu organik.
Penyakit yang disebabkan oleh berilium.
Penyakit yang disebabkan oleh kadmium.
Penyakit yang disebabkan oleh fosfor.
Penyakit yang disebabkan oleh krom.
Penyakit yang disebabkan oleh mangan.
Penyakit yang disebabkan oleh arsen.
Penyakit yang disebabkan oleh raksa.
Penyakit yang disebabkan oleh timbal.
Penyakit yang disebabkan oleh fluor.
Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
Penyakit yang disebabkan oleh deriva halogen.
Penyakit yang disebabkan oleh benzena.
Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari
benzena.

Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin.


Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol / keton.
Penyakit yang disebabkan oleh gas / uap penyebab asfiksia.
Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik.
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang
bertekanan tinggi.
Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan
mengion.
Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik,
kimiawi / biologik.
Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic,
bitumen, minyak mineral, antrasena.
Kanker paru yang disebabkan oleh asbes.
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri / parasit yang
didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi
khusus.
Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi / rendah / panas radiasi /
kelembaban udara tinggi.
Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk
bahan obat.

Macam2
o Silicosis disebabkan oleh SiO2 bebas.
o Anthracosis disebabkan oleh debu-debu arang batu.
o Asbesitosis disebabkan.oleh debu asbes.
o Byssinosis disebabkan oleh debu kapas.
o Berryliosis disebabkan oleh debu Be.
o Stannosis disebabkan oleh debu biji timah putih (SnO2)
o Siderosis disebabkan oleh debu mengandung Fe2O3
o Talkosis disebabkan oleh debu talk.
Sumamur. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja.
Gunung Agung Jakarta
21.

Bagaimana langkah-langkah diagnosis PAK?


a Menentukan diagnosis klinis
Untuk menyatakan bahwa suatu penyakit adalah akibat hubungan
pekerjaan harus dibuat diagnosis klinis dahulu.
b Menentukan pajanan yang dialami individu tersebut dalam
pekerjaan
Identifikasi
semua
pajanan
yang
dialami
oleh
pekerja
tersebut.Untuk itu perlu dilakukan anamnesis pekerjaan yang

lengkap dan kalau perlu dilakukan pengamatan ditempat kerja dan


mengkaji data sekunder yang ada.
c Menentukan apakah ada hubungan antara pajanan dengan
penyakit
Untuk menentukan adakah hubungan antara pajanan dan penyakit
harus berdasarkan evidence yang ada dan dapat dilihat dari bukti
yang ada.
d Menentukan apakah pajanan yang dialami cukup besar
Penentuan besarnya pajanan dapat dilakukan secara kuantitatif
dengan melihat data pengukuran lingkungan dan masa kerja atau
secara kualitatif dengan mengamati cara kerja pekerja.
e Menentukan apakah ada peranan faktor-faktor individu itu
sendiri
Hal-hal yang dapat mempercepat terjadinya penyakit akibat kerja
atau sebaliknya menurunkan kemungkinan penyakit akibat
hubungan kerja seperti faktor genetik atau kebiasaan memakai alat
pelindung yang baik.
f Menentukan apakah ada faktor lain diluar pekerjaan
Misalnya Kanker paru dapat disebabkan oleh asbes dan bisa juga
disebabkan oleh kebiasaan merokok.
g Menentukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja
Apabila dapat dibuktikan bahwa paling sedikit ada satu faktor
pekerjaan yang berperan sebagai penyebab penyakit dapat
dikategorikan penyakit akibat kerja.
Direktorat Bina Kesehatan Kerja. Pedoman Tata Laksana
Penyakit Akibat Kerja bagi Petugas Kesehatan, Departemen
Kesehatan, 2008.

22.

Apa pengertian k3 menurut ILO dan WHO?


ILO dan WHO
Suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesejahtaraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan
diantara pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan
pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan
psikologi; dan diringkaskan sebagai adaptasi pekerjaan kepada
manusia dan setiap manusia kepada jabatannya.

23.

Apa peran dan kewajiban dokter perusahaan?


Ruang lingkup tugas pokok dokter perusahaan :

1 Pelaksanaan upaya kuratif


2 Pencegahan yang ditujukan kepada penyakit pada umumnya
melalui upaya seperti imunisasi dan vaksinasi, upaya gizi kerja,
penerapan cara kerja yang kondusif.
3 Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, periodik, dan khusus.
4 Penyampaian nasihat kepada pimpinan perusahaan dan
pekerja pada penempatan sesuai prinsip tenaga kerja yang paling
sehat untuk pekerjaan yang paling sehat
5 Pengamatan terhadap proses penyesuaian tenaga kerja terhadap
pekerjaanya, khususnya pada tenaga kerja penyandang cacat.
6 Penyampaian pandangan dan ikut serta dalam penyelenggaraan
analisis jabatan dengan melihat aspek higiene, kondisi fisik
lingkungan kerja, faal kerja, dan faktor mental psikologis.
7 Identifikasi semua faktor dalam perusahaan yang mungkin
mempengaruhi kesehatan dan produktivitas.
8 Ikut serta dengan bagian lain dalam merealisasikan manajemen
K3.
9 Penyampaian nasihat kepada pekerja secara perorangan atau
kelompok mengenai informasi tentang penyakit atau gangguan
kesehatan serta efeknya trehadap produktivitas kerja.
10 Penyelenggaraan latihan pertolongan pertama kepada tenaga
kerja, cara pengawasan, dan pemeliharaan peralatan dan
perlengkapan pertolongan pertama bekerja sama dengan bagian
lain dari perusahaan.
DR. Sumamur P. K, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(Hiperkes). Sagung Seto
24.
Apa saja Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
K3 dan hiperkes?
K3
1 UU.No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
2 UU.No.1.Th. 1970 Tentang Keselamatan Kerja
3 UU. Uap 1930 & Peraturan Uap 1930
4 PP.No.7 Th.1973 Tentang Pengawasan atas peredaran,penyimpanan
dan penggunaan pestisida
5 Permenaker No.Per.03/Meb/1986 Tentang Syarat syarat K3 di
tempat kerja yang mengelola Pestisida
6 Per.Men./Kep.Men.Naker yang terkait tenaga kerja
7 Standart Internasional / Nasional yang diakui
http://fkm.unair.ac.id/s2k3/files/mk/audit%20k3/Dasar
%20K3_AA.pdf
25.

Apa saja Jenis dari toksikologi?


Klasifikasi

Berdasarkan sifat fisiknya dikenal :


a Gas : tidak berbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan tekanan
normal, tidak terlihat, tidak berbau pada konsentrasi rendah, dan
dapat berubah.
b Uap : bentuk gas dari zat yg dalam keadaan biasa berujud cair
atau padat, tidak terlihat dan berdifusi keseluruh ruangan.
c Debu : partikel zat padat yg terjadi oleh karena kekuatan alami
atau mekanis.
d Kabut : titik cairan halus di udara yg terjadi akibat kondensasi
bentuk uap atau dari tingkat pemecahan zat cair atau menjadi
tingkat dispersi, melalui cara tertentu.
e Fume : partikel zat padat yang terjadi oleh kondensasi bentuk
gas, biasanya setelah penguapan benda padat yang dipijarkan.
f Asap : partikel zat karbon yang berukuran kurang dari 0,5
mikron, sebagai akibat pembakaran tidak sempurna bahan yang
mengandung karbon.
g Awan : partikel cair sebagai hasil kondensasi fase gas. Ukuran
partikelnya antara 0,1 1 mikron.
Sifat sifat fisik zat dapat pula digolongkan menjadi padat ( padat
biasa, fume, asap, debu ), cair ( cair biasa, awan, kabut ), dan gas
( uap, gas ).
Sedang bahan kimia di udara menurut sifatnya dapat dibedakan
menjadi :
a Bahan bersifat partikel : debu, awan, fume, kabut.
b Bahan bersifat non partikel gas, uap
Terhadap tubuh bahan bahan kimia tersebut digolongkan dalam
klasifikasi fisiologis sebagai berikut :
a Bahan partikel yg bersifat : perangsang ( kapas, sabun, bubuk
beras ), toksik ( Pb, As, Mn ), fibrosis ( kwarts, asbes ), allergen
( tepung sari, kapas ), menimbulkan demam ( fume, Zn O ), Inert
( aluminium, kapas ).
b Bahan non partikel yg bersifat : Asfiksian ( metan, helium ),
perangsang ( amoniak, Hel, H2S ), racun organik, organik ( TEL,
As H3 ), Mudah menguap yg : berefek anesthesi
( Trichloroetilen ), merusak alat dalam ( C C14 ), merusak darah (
benzene ), merusak saraf ( Parathion ).
Menurut lama terjadinya pemajanan :
a Akut, contoh : kecelakaan kerja/keracunan mendadak
b Subkronik, contoh : proses kerja dengan bahan kimia selama 1
tahun/lebih
c Kronik, berlangsung lama
Bunga Rampai, hiperkes & kk, edisi kedua (revisi), undip, th 2005
Jenis-jenis Toksikologi :
Toksikologi Deskriptif

Melakukan uji toksisitas untuk mendapat informasi yang digunakan


untuk mengevaluasi resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap
manusia dan lingkungan
Toksikologi Mekanistik
Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan efek yang merugikan
pada organisme hidup
Toksikologi Regulatif
Menentukan apakah suatu obat mempunyai resiko yang rendah untuk
dipakai sebagai tujuan terapi
Toksikologi Forensik
Mempelajari aspek hukum kedokteran akibat penggunaan bahan kimia
berbahaya dan membantu menegakkan diagnosa pada pemeriksaan
postmortem
Toksikologi Klinik
Mempelajari gangguan yang disebabkan substansi toksik, merawat
penderita yang keracunan dan menemukan cara baru dalam
penanggulangannya
Toksikologi Kerja
Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja yang membahayakan
pekerja dalam proses pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun
penggunaannya
Toksikologi Lingkungan
Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi merugikan sebagai
polutan lingkungan
Ekotoksikologi
Mempelajari efek toksik zat kimia terhadap populasi masyarakat
26.

Apa saja sumber dari toksikologi?


a Chemical toxicant ( bahan2 kimia)
b Biological Toxicant (makhluk hidup)
c Bacterial Toxicant (bakteri)
d Botanical toxicant (tumbuh-tumbuhan)
Sumber: Kerjasama Program Magister Ilmu Kesehatan Lingkungan
UNDIP & PT. Pupuk Kalimantan Timur.

Anda mungkin juga menyukai