Ergonomic
Ilmu penyesuaian antara peralatan dan perlengkapan dari kerja dengan
kondisi dan kemampuan kerja, sehingga akan mencapai kesehatan kerja
dan produktivita hasil yang optimal
Sasaran : manusia yang bekerja dalam suatu lingkungan
Hygiene perusahaan
Upaya oemeliharaan lingkungan kerja baik secara fisik, kimia maupun
radiasi dan lingkungan pekerjaan
Keselamatan kerja
Aplikasi ilmu dan teknologi yang dimanfaatkan untuk meningkatkan
keaamanan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya
Pemikiran dan upaya yang menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
secara rohani dan fisik bagi tenaga kerja khusus yaitu manusia (umum)
serta hasil budaya dan karyanya
Hiperkes
Aplikasi kesehatan masyarakat di lingk. Pekerjaaan yang memiliki ciri
preventif dan promotif yang pasiennya merupakan dari lingkungan kerja
itu sendiri (pegawai perusahaan)
Toksikologi industri
Ilmu yang memepelajari entang racun atau pengaruh yang merugikan
atau zat dan bahan kimia pada suatu indutri yang dapat menyebabkan
penyakit pada pekerja maupun masyarakat disekitar perusahaan industry
STEP II
1. Apa
2. Apa
3. Apa
4. Apa
5. Apa
6. Apa
saja
saja
saja
saja
saja
saja
11.
Bagaimana penerapan ergonomic kesehatan?
o Posisi kerja : dalam posisi duduk (stabil) atau berdiri (tulang
belakang vertical, bb tertumpu dalam 2 kaki)
o Proses kerja : dapat menjangaku peralatan kerja sesuai waktu kerja
o Tata letak tempat kerja : penempatan jelas terlihat saat bekerja
(symbol-simbol int)
o Mengangkat beban : disesuaikan dengan kepala, tangan, bahu,
punggung (terlalu berat menyebabkan cidera)
12.
13.
Apa saja program keselamatan kerja?
o Pemeriksaan pendahuluan pada calon tenaga kerja
o Program pemeriksaan berkala yang berlangsung saat tenaga kerja
melakukan pekerjaannya
o Program pengobatan jalan, perawatan maupun kegawatdaruratan
o Progam pengembangan ketrampilan, dan pengetahuan tenaga unit
o Penyuluhan kesehatan
14.
Apa saja sasaran utama keselamatan kerja?
15.
Apa saja determinan keselamatan kerja?
16.
Apa pengertian dari kecelakaan kerja?
17.
Apa saja penyebab dari kecelakaan kerja?
18.
Apa saja klasifiksai dai kecelakaan kerja?
19.
Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dari
kecelakaan kerja?
20.
Apa saja klasifikasi dari PAK?
21.
Bagaimana langkah-langkah diagnosis PAK?
22.
Apa pengertian k3 menurut ILO dan WHO?
23.
Bagaimana urutan Penyakit penyebab kematian menurut ILO
dan WHO?
24.
Apa saja program yang terdapat dalam K3?
25.
Apa perna dan kewajiban dokter perusahaan?
26.
Apa saja Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
K3 dan hiperkes?
27.
Apa saja Jenis dari toksikologi?
28.
Apa saja sumber dari toksikologi?
STEP IV
HIPERKES
Kecelakaan kerja
PAK
Tercapainya K3
Mengantisipasi
agar tetap sehat dan aman atau memenuhi persyaratan kesehatan dan
norma keselamatan, sehingga tenaga kerja terbebas dari ancaman
gangguan kesehatan dan keamanan atau tenaga kerja tidak menderita
penyakit akibat kerja dan tidak mendapat kecelakaan kerja. Ada
beberapa bentuk pengendalian atau pengontrolan di tempat kerja
yang dapat dilakukan , yaitu :
Eliminasi : merupakan upaya menghilangkan bahaya dari
sumbernya serta menghentikan semua kegiatan pekerja di daerah
yang berpotensi bahaya.
Substitusi : Modifikasi proses untuk mengurangi penyebaran debu
atau asap, dan mengurangi bahaya, Pengendalian bahaya
kesehatan kerja dengan mengubah
beberapa peralatan
proses untuk mengurangi bahaya, mengubah kondisi fisik bahan
baku yang diterima untuk diproses lebih lanjut agar dapat
menghilangkan potensi bahayanya.
Isolasi : Menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan
pekerja dengan menempatkannya di tempat lain atau menjauhkan
lokasi kerja yang berbahaya dari pekerja lainnya, dan sentralisasi
kontrol kamar.
Engineering control : Pengendalian bahaya dengan melakukan
modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain pekerja.
Administrasi control: Pengendalian bahaya dengan melakukan
modifikasi pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja.
APD (Alat Pelindung Diri) : langkah terakhir dari hirarki
pengendalian.
http://nakertransduk.jatengprov.go.id/index.php/page/details/page1391020256/balai-keselamatankerja-dan-hiperkes.html
6. Apa saja usaha mencapai hygiene perusahaan?
a. Pengenalan lingkungan kerja : mengetahui secara kulitatif bahaya
potensial di tempat kerja, menentukan lokasi, jenis dan metoda
pengujian yang perlu dilakukan.
b. Penilaian lingkungan kerja : dilakukan pengukuran, pengambilan
sample dan analisis laboratorium, melalui penilaian lingkungan dapat
ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta
membandingkan hasil pengukuran dan standar yang berlaku, sehingga
dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau
tidak korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan
lingkungannya, serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat
kerja.
c. Pengendalian lingkungan kerja : metoda teknik untuk menurunkan
tingkat factor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat
ditolerir dan sekaligus melindungi pekerja.
(A. M. Sugeng Budioro, dkk. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Ed. 2
(revisi). Undip. Semarang. 2005.)
11.
Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk
dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil
selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada
dua kaki.
Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus
dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Tinjauan umum tentang mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan
kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat
dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
o
o
o
o
Laki-laki dewasa 40 kg
Wanita dewasa 15-20 kg
Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
Wanita (16-18 th) 12-15 kg
Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban.
Metode kinetik dari
pedoman penanganan harus
dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
o Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada
otot punggung
o Untuk memulai gerakan horizontal maka
digunakan momentum berat badan.
Medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis
teratur.
Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan
beban kerjanya
Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan
pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan
Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan,
khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.
http//www.depkes.go.id
http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/126790-S-5669Gambaran%20penerapan-Literatur.pdf
ergonomi : Penyesuaian dari suatu pekerjaan (alat, cara, proses, tempat &
lingkungan kerja) terhadap pekerja (kondisi manusia)
Penanggulangan Gerakan berulang :
-
Perbaiki peralatan
Tambahkan pengaman
Beri bantalan / buffer
Suhu ekstrim :
-
Hindarkan pergerakan
& kekuatan mendadak Hindarkan Posisi dan pergerakan sama dlm
waktu lama
Cegah kelelahan otot (otot besar/kecil)
Istirahat pendek
& sering lebih baik dpd sekali & lama Hindari posisi tubuh tidak
normal
Hindari gerakan extensi tetap lengan, baik ke depan
maupun ke samping Kerja statis dikurangi seminimal mungkin
Penelitian Caldwell
Kekuatan otot tangan dlm pronasi (180N) lbh kuat dibanding dlm
supinasi (110N)
Tangan menarik kebawah (370N) lebih kuat dpd menarik
keatas (160N)
Tenaga mendorong beban (600N) lebih kuat dpd menarikbeban
(360)
https://willimhaveyou.files.wordpress.com/2014/04/3-ergonomikerja.pdf
12.
Ilmu
Kesehatan
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaikbaiknya selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan gizi pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi
kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
13.
UU no 1 th 1970 pengawasan
14.
pada rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat
kerja tidak pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang
tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan
lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja.
Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat
kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.
Penyebab kecelakaan akibat kerja:
A Penyebab langsung
adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan dirasakan
langsung, yang dibagi dalam 2 kelompok :
a Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu tingkah
laku, tindak tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan
kecelakaan dalam konsep MSM (modern safety management)
diganti substandard acts / substandard practices.
b Kondisi-kondisi yang tidak aman (unsafe conditions) yaitu
keadaan yang akan menyebabkan kecelakaan dalam konsep
MSM (modern safety management) diganti substandard
conditions.
Contoh-contoh dari substandard acts / substandard practices :
Stres.
18.
Tertimpa benda
Tertumbuk atau terkena benda2
Terjepit oleh benda
Gerakan2 melebihi kemampuan
Pengaruh suhu tinggi
Terkena arus listrik
Kontak bahan2 berbahaya atau radiasi
b. Klasifikasi menurut penyebab :
Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin
penggergaji kayu,dsb
Alat angkut, alat angkut darat, udara, dan alat angkut air
Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi
pendingin,
alat2 listrik, dsb
Bahan2, zat2, dan radiasi misalnya bahan peledak, gas, zat2
kimia,dsb
Lingkungan kerja (diluar bangunan, di dalam bangunan dan di
bawah tanah)
Penyebab lain yg belum masuk tsb diatas
c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan :
Patah tulang
Dislokasi (keseleo)
Regang otot (urat)
Memar dan luka dalam yg lain
Amputasi
Luka di permukaan
Gegar dan remuk
Luka bakar
Keracunan2 mendadak
Pengaruh radiasi
Lain2
d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh :
Kepala
Leher
Badan
Anggota atas
Anggota bawah
Banyak tempat
Letak lain yg tdk termasuk dlm klasifikasi tsb
(SOEKIDJO, IKM)
19.
Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dari
kecelakaan kerja?
Pada
waktu-waktu
tertentu
secara
berkala
dilakukan
pemeriksaan ulangan untuk mengetahui adanya penyakitpenyakit akibat kerja pada tingkat awal agar pengobatan dapat
segera
Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
Para karyawan diberikan pendidikan kesehatan dan keselamatan
kerja secara kontinyu dan teratur agar tetap waspada dalam
menjalankan pekerjaannya
(Sumamur. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung
Agung, Jakarta)
Pencegahan Kecelakaan Kerja
Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang penyebab
kecelakaan. Sebab-sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahui
dengan mengadakan analisis setiap kecelakaan yang terjadi. Metode analisis
penyebab kecelakaan harus benar-benar diketahui dan diterapkan
sebagaimana mestinya. Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu
peristiwa kecelakaan, untuk pencegahan kecelakaan kerja sangat penting
artinya dilakukan identifikasi bahaya yang terdapat dan mungkin
menimbulkan insiden kecelakaan di perusahaan serta mengases besarnya
risiko bahaya.
Pencegahan kecelakaan kerja menurut Sumamur (2009) ditujukan kepada
lingkungan, mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja dan terutama faktor
manusia.
1. Lingkungan
Syarat lingkungan kerja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara,
pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara
ruang kerja
b. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja
yang dapat menjamin keselamatan
c. Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi pengaturan
penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan
tempat dan ruangan
2. Mesin dan peralatan kerja
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik
dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik
terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin
atau perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila pagar
atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif
tidaknya pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan
ukurannya yang sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas yang
terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.
3. Perlengkapan kerja
Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi
pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan,
yang kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga menimbulkan
kenyamanan dalam penggunaannya.
4. Faktor manusia
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja,
mempertimbangkan
batas
kemampuan
dan
ketrampilan
pekerja,
meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin
kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta
menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.
20.
Macam2
o Silicosis disebabkan oleh SiO2 bebas.
o Anthracosis disebabkan oleh debu-debu arang batu.
o Asbesitosis disebabkan.oleh debu asbes.
o Byssinosis disebabkan oleh debu kapas.
o Berryliosis disebabkan oleh debu Be.
o Stannosis disebabkan oleh debu biji timah putih (SnO2)
o Siderosis disebabkan oleh debu mengandung Fe2O3
o Talkosis disebabkan oleh debu talk.
Sumamur. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja.
Gunung Agung Jakarta
21.
22.
23.