Anda di halaman 1dari 14

SAKARATUL MAUT

Oleh:
Dr. H. Ahmadi NH, S Ked., Sp
KJ.

PENDAHULUAN
Maut berarti terpisahnya roh dari zat, psike dari
fisik, jiwa dari badan, yang gaib dari yg nyata,
atau terpisahnya roh dari badan (jasmani).
al Quran menyebut kata maut di 14 tempat,
kata al maut banyak disebut dlm al Qur;an
antara lain QS 4: 18, 78, 100)
Dlm al Quran digunakan juga kata ajal, antar
lain (QS 10:49 dan 54:44) dan juga kata
tawaffa atau istifa (menerima secara penuh),
karena maut adalah sesuatu yg diterima.

Pada hakekatnya maut adalah akhir dari kehidupan dan


sekaligus awal kehidupan (yang baru), maut bukan
kesudahan, kehancuran atau kemusnahan.
Maut disebut sbg awal kehidupan krn pada dasarnya
maut hanya terjadi pada badan jasmani, roh manusia
akan tetap hidup dan mempunyai kedudukan hayati dlm
cakrawala yg lebih tinggi dari pada unsur jasad dan
materi,
menurut Mahmud Syaltut dlm al-Fatawa: roh tetap
memiliki daya tangkap, mendengar, ucapan salam dari
para peziarah dan melihat para peziarah, dan
merasakan kelezatan nikmat serta penderitaan
siksa.

Roh memiliki fungsi penting dlm kehidupan manusia.


Jasmani tanpa roh tdk berarti, rah pangkal kehidupan
manusia tetapi roh amat misterius dan sulit
diketahui. QS 17:85
Maut adalah suatu peralihan dari suatu kehidupan
dunia ke kehidupan/alam lain, dari suatu keadaan ke
keadaan lain, tempat kehidupan mns akan berlanjut.
Orang yg inkar, banyak berbuat buruk akan takut
maut.
Orang iman banyak amal baik maut mrpkn harapan
indah utk memulai hidup yg hakiki dan lebih baik.

Maut adalah pasangan hayat (hidup)


yg akan dialami manusia dan mahluk
lain sbg alat monev mana diantara
mahluk yang beriman dan lebih baik
amalnya, dlm QS 67:2









Manusia umumnya takut menghadapi


maut, tetapi maut tetap akan menjemput
manusia walau sampai berlindung ke
benteng yg amat kokoh, QS 4: 78










Apa bila maut datang tdk dpt ditunda atau
diajukan QS 10: 49

Maut dpt terjadi sampai usia pikun, QS 16:


70













Setelah maut, mns akan tetap hidup di alam


barzakh (tempat berkumpul dan menunggu
sampai hari kiamat) QS 2: 154















.

Orang yg menghadapi kematian hendaklah berbaik


sangka (husnuzh-zhan) kpd Allah swt, bahwa Allah
swt adalah yg maha pemurah, yg Maha pemurah, yg
Maha Pengampun.
Rasulullah SAW bersabda:

sungguh janganlah kalian meninggal melainkan ia


sedang bersangka baik (husnuzh-zhan) kepada Allah
Azza wa jalla (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ibnu
Majah)

Saat ada orang yg sedang menghadapi


kematian (muhtadhar), maka sebaiknya
ditalqin dg kalimah Laa ilaaha illallaah,
Muhammadur Rasuulullaah yg dibisikkan pd
telinganya dg halus.
Rasullah SWA bersabda:
orang yg akhir ucapannya adalah laailaaha
illallaah, maka ia masuk surga (termasuk ahluljannah dan bersama orang-2 yg beruntung).
(HR. Abu Wawud, Ahmad dan al-Hakim).

Orang-2 yg ada di sekitar


muhtadhar supaya membaca surat
yaasin dan surat al-Raad, yg dibaca
dengan suara pelan. Demikian utk
mempermudah dan memperingan
rasa sakit saat keluarnya ruh.
Nabi Saw bersabda:
bacalah surat Yaasiin atas orang-2
yg akan mati. (HR. Abu Dawud)

Ketika orang sdh nyata meninggal


dunia, maka segera dilaksanakan
hal-2 sbb:

Dua mata dipejamkan, seraya membaca


dengan menyebut nama Allah dan atas
tetapnya agama Rasulullah saw.
Tulang rahang diikat ke atas (arah kepala)
dengan kain yg halus dan agak lebar.
Persendian tulang dilunakkan, bila perlu dg
minyak.
Semua pakaian yg melekat dilepas, lalu mayit
ditutup dg kain yg ringan dan dua ujungnya
(atas-bawah) dimasukkan ke bawah mayit.

Perut mayit diberi benda berbobot,


utk menjaga dari membesar dan
untuk menurunkan kotoran.
Membut wangi-wangian, seperti
dupa, minyak dll.
Lebih baik dimandikan segera.

Penyelesain Urusan Mayit


Disegerakan membayar hutang mayit, baik
hutang kpd manusia atau hutang kpd Allah
Swt.
Hutang kpd Allah swt adalah: shalat, puasa
ramadhan, zakat, dan haji.
Hutang shalat dan puasa diqadha (oleh
keluarga atau orang lain) atau ditebus (fidyah)
dg beras, yaitu 1 shalat dg 1 mud beras (6,8
ons), juga puasa, 1 puasa dg 1 mud beras
(Ianah al-Thalibin 1/24 dan 2/242-4). Beras
diberikan kpd orang fakir-miskin

Pembayaran hutang kpd Allah Swt


dan kpd mns bisa diambilkan dari
harta peninggalan si mayit.

Anda mungkin juga menyukai