Anda di halaman 1dari 55

pOG

ni.S
O leh

: dr
.rini

ar y a

MOLA
HIDATIDOSA
BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN
GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG
2014

MOLA HIDATIDOSA (MH) = HYDATIDIFORM


MOLE / VISICULER MOLE / HYDATIDIFROM
DEGENERATIO OF THE CLORION
Mola hidatidosa meliputi 2 macam kelainan yaitu MH
komplit dan MH parsial
Gambaran umum :
Degenerasi hidropik stroma villi khorialis
Proliverasi trofoblas
berkurangnya pembulu darah villi.

Mola hidatidosa komplit


hasil pembuahan
yang tidak normal
tidak terdapat mudigah
(embrio) ataupun janin (fetus),maupun tali
pusat dan selaput amnion.
Mola hidatidosa Parsial
terdapat modiga
atau janin baik hidup atau mati, tali pusat
dan selaput amnion.

FAKTOR RESIKO

Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor

umum
kehamilan MH sebelumnya
kehamilan ganda
graviditas
kebangsaan / etnik /ras
golongan darah
sitogenesis
hubungan keluarga / consanguinity
makanan dan minuman
tinggi badan dan berat badan
merokok
toksoplasma

Faktor umum resiko MH paling rendah 20-35 th.


resiko MH naik pd kehamilan remaja < 20 tahun.
naik sangat tinggi pd kehamilan remaja <15 th.
kira-kira 20th lebih besar. tinggi pada umur 40th
.naik sangat mencolok pd umur >45 th.

faktor riwayat kehamilan MH sebelumnya : wanita


sebelumnya punya resiko kenaikan MH.

faktor kehamilan ganda : mempunyai resiko


peningkatan MH.

Faktor Graviditas : resiko naik MH naik karena


graviditas meningkat.

Faktor kebangsaan / etnik /ras wanita kulit hitam


meningkat dibading wanita lain. Euroasin = turun
dua kali lipat dibanding cina india dan malaysia.

Faktor genetik : frekuensi balance tranlocation,


wanita dg MH komplit lebih banyak dibanding dg
yang didapatkan pd populasi normal.

Fator makanan dan minuman : angka terjadinya


MH tinggi di antaranya wanita miskin,diet yang
kurang protein
kelainan genetik pada
kromosom (kontroversi).

Faktor sosial ekonomi


resiko MH tinggi pd
sosial ekonomi rendah. (kontroversi)

PATOGENESIS

Tidak sempurnanya aliran darah fetus circulatori in


adequacy yang terjadi pada sel patologi,yaitu pada hasil
pembuahan dimana embrionya mati ( umur kehamilan 35mngg) .pembulu darah villi tidak berfungsi

---> penimbunan cairan di jaringan mesenkhim villi.

Struktur trofoblast abnormal hiperplasia,displasia,neo


plasea.
Fungsi abnormal - babsorsi cair berlebihan ke dalam villi
proses penekanan perisakan pembulu darah
kematian bayi.

Adanya gangguan dari pertahanan imunologis terhadap


trofoblast

Adanya kelainan sitogenetik dimana terdapat sel telur


patologi yang tidak mempunyai kromosom maternal.

TANDA DAN GEJALA

Amenorea
Pembesaran uterus
Perdarahan pervaginam dan nyeri perut
bawah
Pengeluaran gelembung mola
Infeksi uterus
Gestosis/toksemia/pregnancy induced
Kelainan kelenjar tyroid
Emboli sel tropoblas
Disemunated intravaskuler coagulation

DIAGNOSA PEMERIKSAAN
KLINIS

Palpasi abdominalis : teraba unterus


membesar tidak teraba bagian janin,gerak
janin balotemen

Auskultasi : tidak terdengar DJJ

VT : Uterus membesar.bagian bawah uterus


lembut dan tipis.seviks terbuka dtemukan
gelembung MH,perdarahan sering disertai
adanya kista teka lutein ovarium (KATELO)

Pemeriksaan dengan sonde uterus (acosta


sison)
MH hanya ada gelembunggelembung yang lunak tanpa kulit ketuban
sonde uterus muda masuk samapi 10cm tanpa
adanya tahanan.

Pungsi melalui dinding perut /


omniosintesis /guiffredas test /aspirasi test.

Pemeriksaan radiologi :

foto abdomen
dilakukan setelah
kehamilan 16 mnggu.
Amniografi/histerografi
USG
Pemeriksaan HCG
Sitogenetik

PATOLOGI ANATOMI

Mikroskopis
gambaran khas MH berupa
kista / gelembung dengan berbagai macam
ukuran.dindingnya tipis,kenyal berwarna putih
jernih beer isi cairan. Tangkai melekat pada
endometrium bila tangkainya terlepas terjadi
perdarahan
Mikroskopis
Stroma villi mengalami
degenerasi hidropik,yang tampak sebagai kista.
Proliferasi trofoblast (baik sel langhans /
sitotroblast maupun sinsisiotroblast). Sehingga
terbentukbeberapa lapisan. Tidak ada atau
berkurangnya pembulu darah pada villi.

KLASIFIKASI

Klasifikasi histopatologis
Klasifikasi klinis
Klasifikasi ramalan (prognisis) yang dapat
dibagi menjadi :
Klasifikasi histopatologis
Klasifikasi klinis

DIAGNOSIS BANDING

Ukuran uterus lebih besardari umur


kehamilan hidramnion,kehamilan multipel,
dan uterus hamil di sertai mioma uteri.
Perdarahan uterus dan nyeri perut pada TM I
dan TM II kehamilan abortus
mengancam & abortun incomplit.
Pemeriksaan sonde, kehamilan sebelum 20
mnggu.
Pemeriksaan USG Missed abortion

TERAPI

Perbaiki keadaan umum


Pengeluaran (evaluasi) gelombang MH dg cara :
Kuretase
Histrerotomi
Histerektomi
Induksi ekspulsi dengan obat-obatan oxitosin
Profilaksis dengan sitostatika
Pengawasan lanjut (follow up) untuk
mendeteksi sedini mungkin aktivitastrofoblast
untuk mencegah metastasis.

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan di
mana penderita hamil dengan mual dan
muntah / tumpah yang berlebihan lebih dari
10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,
sehingga mengganggu kesehatan dan
pekerjaan sehari hari

Hiperemesis dibagi menjadi 3 tingkat


yaitu :

1.

Tingkat I :
.Muntah yang terus menerus
.- Perasaan lemah
. Nafsu makan tidak ada
. BB menurun
. Nadi Meningkat sekitar 100x/menit
. Turgor kulit mengurang
. Lidah kering
. Mata cekung

2. Tingkat II :
Tampak

Lidah

lebih lemah dan apatis

kering dan tampak kotor


Turgor kulit lebih mengurang
Nadi kecil dan cepat Suhu dapat naik sedikit
Mata sedikit ikterik
BB menurun
Mata cekung
Tekanan darah turun
Hemokosentrasi
Oliguri
Konstipasi
Nafas berbau aseton dan aseton dalam urin

3. Tingkat III :
Keadaan umum lebih payah
Muntah

berhenti
Kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma
Nadi lebih kecil dan lebih cepat
Suhu lebih meningkat
Tensi lebih menurun
Esefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia,
perubahan mental)
Ikterus

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium :
.Urin lengkap
.Gula darah sewaktu
.Elektrolit
.Fungsi hati
.Fungsi Ginjal
2. USG
1.

TERAPI

Tingkat I

Rawat jalan
Anti emetic
Roboransia

Tingkat II/III

Rawat inap
Infus (RL/D5/NaCL)
Anti emetic (intra muskuler / perinfus )
Diit lunak

ABORTUS

DEFINISI
Abortus ialah ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi, sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan, dan sebagai batasan
digunakan kehamilan kurang 20 minggu atau
berat badan janin kurang dari 500 gram.

MACAM-MACAM ABORTUS

Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri pada kehamilan 20 minggu.

Abortus inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri, masih ada yang tertinggal.

Abortus insipien adalah abortus yang sedang mengancam, dimana serviks


telah mendatar dan ostium uteri telah membuka akan tetapi hasil konsepsi
masih dalam kavum uteri.

Abortus immminens ialah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi


perdarahan pervaginam sedangkan ostium uteri masih tertutup dan hasil
konsepsi masih baik dalam kandumgan.

Missed abortion, dimana embrio atau fetus telah meninggal dalam


kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi
seluruhnyaaa masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih.

Abortus habitualis adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturutturut atau lebih.

DIAGNOSA

Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.


Perdarahan pervaginam, mungkin disertai jaringan hasil
konsepsi.
Rasa sakit atau kram perut di daerah atas simfisis.
Abortus immminens :
- hamil sebelum 20 minggu.
perdarahan

melalui ostium uteri eksternum.


mulas sedikit atau tidak sama sekali.
uterus membesar sebesar usia kehamilan.
serviks belum membuka
tes kehamilan positif.

Abortus insipien:
hamil

sebelum 20 minggu perdarahan uterus


dilatasi serviks
hasil konsepsi masih dalam uterus
rasa mules biasanya lebih sering dan kuat

Abortus inkompletus:
hamil

sebelum 20 minggu
pengeluaran sebagian hasil konsepsi
masih ada yang tertinggal dalam uterus
kanalis servikalis terbuka
jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang menonjol pada ostium
uteri eksternum
perdarahan dapat banyak sekali sehingga menyebabkan syok. Perdarahan tidak akan
berhenti sebelum hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya.

Abortus kompletus :
semua

hasil konsepsi sudah keluar


diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat
dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dan lengkap.

Missed abortion biasanya didahului oleh tanda-tanda abortus imminens yang


kemudian menghilang secara spontan atau setelah pengobatan.

Abortus habitualis adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-turut.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dokter yang merawat melakukan anamnesis dan pemeriksaan


fisik.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada abortus
imminens, abortus habitualis dan missed abortion:
tes

kehamilan.
Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin
masih hidup, untuk menentukan prognosis.
Pemerikasaan kadar fibrinogen pada missed abortion.

Konsultasi :
Bagian

anestesi untuk mempersiapkan anestesi saat tindakan


kuretase.
Bagian penyakit dalam guna penilaian fungsi kardiorespirasi pada
penderita golongan usia risiko tinggi.
Bagian patologi anatomi apabila kita ragu dengan hasil kerokan.

Pengelolaan

- Pengelolaan abortus imminens meliputi :


istirahan

ditempat tidur, agar aliran darah ke uterus


meningkat dan rangsang mekanik kurang.
Bila perlu diberi penenang Phenobarbital 3 x 30
mg/hari, dan spasmolitika misalnya papaverin.
Untuk melihat prognosis kehamilannya dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi.

Penderita bisa pulang setelah perdarahan


pervaginam berhenti dengan hasil dari pemeriksaan
kehamilan baik, dengan anjuran 2 minggu
kemudian ke poliklinik Ginekologi.

Pada abortus insipien prinsip uterus harus


dikosongkan segera guna menghindari
perdarahan yang banyak atau syok karena rasa
mulas / sakit yang hebat.
pasang

infus, sebaiknya disertai oksitosin drip guna


mempercepat pengeluaran hasil konsepsi
Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan
dengan kuret vakum atau dengan cunam abortus
disusul dengan kerokan
Pasca tindakan diberikan injeksi metil ergometrin
maleat, untuk mempertahankan kontraksi

Penderita bisa pulang setelah keadaan


memungkinkan dan tanpa komplikasi, dengan
anjuran kontrol 2 minggu kemudian

- Pada abortus inkompletus, bila disertai syok


karena perdarahan, harus segera diberikan infus
cairan Nacl fisiologis atau cairan ringer laktat,
disusul pemberian darah. Setelah syok teratasi
dilakukan kerokan. Pada abortus inkompletus tanpa
disertai syok bisa langsung dilakukan kerokan.
Pasca tindakan diberikan injeksi metil ergometrin
maleat intra muscular untuk mempertahankan
kontraksi otot uterus.

- Abortus kompletus tidak memerlukan


pengobatan khusus, cukup uterotonika atau kalau
perlu antibiotika. Bila anemia cukup diberikan
tablet sulfas ferosus dengan anjuran diet banyak
protein, vitamin dan mineral.

- Pada missed abortion perlu diperhatikan


bahwa saat kuretase sering plasenta melekat
erat dengan dinding uterus.
periksa

kadar fibrinogen sebelum tindakan


kuretase, bila normal jaringan konsepsi bisa
segera dikeluarkan, tapi bila kadarnya rendah
(<159 mg%) perbaiki dulu dengan pemberian
fibrinogen kering atau darah segar (fresh whole
blood ).
Sebelum tindakan diberikan antibiotik
profilaksis

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

PENGERTIAN
Kehamilan ektopik terganggu adalah
gangguan yang muncul akibat implantasi
hasil konsepsi (blastosit) diluar endometrium
kavum uteri (95% di tuba) yang terjadi
abortus tubaria atau ruptur tuba maupun
yang belum (kehamilan ektopik belum
terganggu).

KRITERIA DIAGNOSTIK
Anamnesis
Nyeri

perut.

Dapat terjadi pada satu sisi saja atau pada perut bagian
bawah saja, dapat juga nyeri tersebut dirasakan pada
seluruh lapangan. Pada keadaan di mana perdarahan intra
abdominal yang terjadi telah mengiritasi diafragma maka
nyeri dirasakan juga pada perut bagian atas dan bahu.
Riwayat

terlambat haid.

Pada 25% kasus dengan KET kadang tanpa disertai riwayat


terlambat haid, hal tersebut dapat oleh karena kesalahan
penilaian penderita terhadap perdarahan pervaginam
yang terjadi di sekitar hari-hari biasa terjadi haid,
padahal perdarahan tersebut bukan merupakan haid.
Perdarahan

pervaginam.

Kadang perdarahan mirip perdarahan pada keadaan


abortus.
Riwayat

pingsan.

Peregangan berlebih pada mesovarium menjelang ruptur


menimbulkan nyeri hebat sehingga dapat menimbulkan
syok neurogenik (KEBT). Perdarahan masif intra
abdominal mendadak menyebabkan syok hipovolemik.

Pemeriksaan Fisik
Didapatkan

Keadaan umum lemah, pucat, anemis, tampak kesakitan


Kesadaran gelisah sampai somnolen
Hipotensi
Takikardi
Akral dingin

Tanda

tanda syok (hipovolemik):

akut abdomen:

Perut tegang terutama bagian bawah


Nyeri tekan

Pemeriksaan dalam vagina (VT):


Kadang

didapatkan fluksus.
Portio teraba lembut, didapatkan nyeri goyang dan
nyeri putar (Slinger Pain)
Uterus besarnya normal atau sedikit membesar, posisi
dapat terdesak massa di adneksa, namun lebih sering
sulit melakukannya karena penderita merasakan nyeri
hebat selama pemeriksaan.
Pada adneksa didapatkan massa berkonsistensi lunak
sampai keras disertai nyeri tekan.
Kavum douglas menonjol dan teraba fluktuasi karena
berisi cairan, kadang ditemukan sebagai hematokel.

Diagnosis banding
Abortus

imminens.
Appendisitis.

Radang

panggul / PID.
Neoplasma ovarii yang terinfeksi, torsi, atau
ruptur dengan atau tanpa kehamilan.

Penyulit
Syok

irreversibel
Perlekatan organ viscera

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah
Hb dan Ht serial menunjukkan penurunan. Lekosit
normal kecuali disertai infeksi
Tes kehamilan
Hasil bergantung pada sensitivitas reagen. Pada
kehamilan ektopik produksi hCG lebih rendah
dibandingkan dengan kehamilan normal.
Ultrasonografi.
Pemeriksaan sangat khas bila didapatkan gambaran
Gestational Sack (GS/ kantong gestasi) di luar
uterus.
Kuldosintesis
Bila hasil aspirasi dari kavum douglasi didapatkan
jendalan darah dan darah apapun penyebabnya.

PENGELOLAAN
Memperbaiki keadaan umum dengan memberikan
cairan intravena maupun transfusi.
Memberikan konseling dan membuat persetujuan /
penolakan tindakan.
Operasi segera dilaksanakan bila diagnosis KET /
KEBT telah ditegakkan dan jenis operasi
bergantung pada keadaan durante operasi,
tindakan dapat berupa:
Salpingostomi
Salpingektomi
Wedge

Resection pada kornu uterus


Ooforektomi
Pengambilan hasil konsepsi intraperitoneal yang lain

Perawatan pasca bedah:


Bila

tanpa komplikasi penderita diperbolehkan


pulang pada hari ke-9 setelah jahitan operasi
diambil atau bila dijahit subkutikuler dengan
benang absorbable dapat dipulangkan pada hari
ke-7
Masa pemulihan sekitar 6 minggu setelah operasi
(bagi yang bekerja perlu diberikan ijin/
keterangan cuti sakit selama waktu tersebut)

Maternal serum screening for


Down syndrome:
are womens`s perceptions
changing ?

INTRODUCTION
Screening for Down syndrome improvement
in the method used and their utility.
Antenatal serum screening for down syndrome
is effective in clinical > into routine
antenatal care.
The uptake of screening for Down syndrome :
74-96 % .
This study presents the results from : HMH and
HRI

OBJECTIVES

To document trends in serum screening for


Down`s syndrome.

METHODS

A retrospectiv review
The HMH data were used from 1992 to 2002.
The HRI data were used from april 2003 to 2005.
Data were used from:
all women pregnant
from 1 May-1992 to desember 2005
USG to determine gestational age( between 15 and 18
weeks of gestation )
were offe screening for Down Syndrome ( maternal serum
estriol, free B hCG, alpha feto protein
In 2003 -- 132
2004 215
2005, --217
include in our data ( nuchal translucency alone or
combination with biochemistry )

RESULTS

The number of antenatal bookings during the


study period:
May 1992 to december 2005 : 47 998
february 2003- dec 2005 : 564
jan 2001-dec 2004 : 98.
There was a downward trend in the
proportion of women accepting screening for
down syndrome.

FLOW CHART

DATA
Mei 92 - Des 05
47 998 pregnant women
maternal age + triple test

DATA
Peb 03 - Des 05
564 pregnant women NT
31.931
NT + triple test

DATA

Analisis

Jan 01-des 04

98 diagnostic test

DOWNWARD TREND

DISCUSSION

Acceptability, sensitivity, specificity and


absence of risk are standards a screening
The study aimed to determine trends in the
uptake of screening .
The strength of this study is begin 1992 .

DISCUSSION
.

All sample were processed in the same


laboratory .
The studies that have well received by pregnant
women .
The mean uptake in our study for 47 998

- There has been a substantial downward


trend.
- The reason for this trend is not clear.
- All age groups show a reduction in uptake
( figure 2).
- If the finding are true reflection of trends
in the whole country, antenatal screening
services for down sindrome should be
planned accordingly.

CONCLUSIONS
The reduction in uptake of Down syndrome
screening -- our data are representative
of a wider trend.

CRITICAL APPRAISAL

Is the study valid?


- Not yet, caused :
-the study have 47 998 sample
-the study use Chi-square test for statistical
analisis
-the finding from the study can not apply in
my center, because it is not routin ANC.

CRITICAL APPRAISAL

Are the aims clearly stated ?


-Yes, to document treds in serum screening
for
Down `s syndrome.
Is the design appropiate to the stated aim ?
Yes, design is a retrospective review of
the
rate of uptake in a unit that has offered
serum screening for Down syndrome to all
pregnant women.

CRITICAL APPRAISAL
Was the sample size justified?
Yes, A total of 47 998 women who booked for
ANC.
Are the measurement likely tobe valid and
reliable ?
YES, this study used : alpha FP, uE3,free
B hCG, NT for screening Down syndrome.
Are the statistical methode describe?
Yes, Chi square test.
Was a control group use?
No.
Are the result important?
Yes.
Can I apply these valid important finding to my patient?
Not yet, because it is not routine ANC program in my center.

TE

RI

MA

KA

SI

HH

..

Anda mungkin juga menyukai