PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
MINERAL DAN BATUAN
Dari pengamatan sehari-hari kita mengetahui bahwa bumi tersusun dari batuan-batu
an. Apabila kita mengambil batuan dan mengamatinya, ternyata batuan terdiri dari
mineral-mineral dan sejumlah kecil bahan lain seperti bahan organik.Mineralsendir
i terdiri dari unsur-unsur yang bersenyawa.Unsur, dalam hal ini, adalah benda yan
g tak dapat lagi dipisahkan secara kimia.Atomadalah partikel terkecil dari suatu u
nsur yang memiliki sifat-sifat unsur tersebut dan terlalu kecil untuk dapat dili
hat meskipun menggunakan mikroskop.
B.TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
* Dapat mengetahui serta mendalamimengenai mineral pembentuk batuan.
* Dapat mengetahuiklasifikasi batuan-batuan dan kandungan mineral.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. MINERAL
A.PENGERTIAN MINERAL
Kata mineral sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, namun pengertiannya
berbeda-beda.Paraahli farmasi sering menyebut vitamin atau unsur yang terkandung
dalam suatu obat sebagai mineral.Paraahli pertambangan menyebut bahan tambang seba
gai mineral.
Bagi mereka yang menekuni geologi atau mineralogi, yang disebut mineral adalah b
ahan alamiah yang bersifat an-organik, biasanya berbentuk kristal, terdiri dari
satu unsur dengan komposisi kimia tetap dan memiliki sifat-sifat fisik tertentu.
Dari definisi ini jelaslah bahwa dalam geologi, batubara, minyak bumi endapan k
ersik dan mineral buatan manusia tidak dapat dikategorikan sebagai mineral.
Mineraladalah suatu bahan atau unsur kimia, gabungan kimia atau suatu campuran da
ri gabungan-gabungan kimia anorganis, sebagai hasil dari proses-proses fisis dan
kimia khusus secara alami. Mineral merupakan suatu bahan yang homogen dan mempu
nyai susunan atau rumus kimia tertentu. Bila kondisi memungkinkan, mendapat suat
u struktur yang sesuai, di mana ditentukan bentuknya darikristaldan sifat-sifat fi
sisnya.
Bila kita perhatikan tabel 1, oksigen merupakan unsur terbanyak dalam kerak bumi
. Karena itu, batuan penyusun kerak bumi terutama tersusun dari oksigen. Dalam m
ineral, oksigen terikat kuat dengan unsur lain seperti SiO2, Al2O3, FeO ataupun
Fe2O3, MgO, CaO, Na2O, K2O, dan sebagainya.
Senyawa antara Oksigen dan Silikon disebut Silika. Mineral yang mengandung silik
a disebut Mineral Silika. Kebanyakan mineral silika juga mengandung satu atau le
bih unsur lain. Kuarsa adalah silika murni dengan rumus kimia SiO2.
Karena oksigen dan silikon merupakan unsur terbanyak dalam kerak bumi, maka mine
ral silikat adalah kelompok mineral yang paling banyak menyusun batuan kerak bum
i. Silika tetrahedron adalah gabungan dari empat atom oksigen dengan satu atom s
ilikon berbentuk piramid berisi empat di mana oksigen menempati setiap sudutnya
dan silikon berada di tengah-tengah. Rumusnya adalah SiO4-4karena silikon bermua
tan +4 dan empat ion oksigen bermuatan -8 (setiap oksigen bermuatan -2). Berhubu
ng silika tetrahedron bermuatan -4 maka masih dapat mengikat unsur lain membentu
k berbagai mineral silikat. Termasuk mineral silikat adalah felspar, muskovit, b
iotit, piroksin, amfibol, olivin, garnet, augit, kaolinit, serpentin, kuarsa dan
sebagainya.
Di samping kelompok silikat, kita kenal pula kelompok mineral karbonat, sulfida,
sulfat dan oksida. Mineral Karbonat adalah mineral yang mengandung (CO3)-2seper
ti kalsit, dolomit. Mineral Sulfida adalah mineral yang mengandung S-2seperti ga
lena, spalerit, dan kalpopirit. Mineral Sulfat adalah mineral yang mengandung (S
O4)-2seperti gipsum dan anhidrid. Mineral Oksida adalah mineral yang mengandung O
-2seperti hematit, megnetit, limonit dan bauksit.
Adapula jenis mineral yang hanya tersusun dari satu unsur saja seperti emas, dan
intan.
B.SIFAT-SIFAT MINERAL
Untuk mengidentifikasi mineral perlu diketahui komposisi kimianya dan struktur k
imianya. Akan tetapi lebih umum digunakan di lapangan adalah melihat sifat fisik
nya. Di antara sifat-sifat mineral yang penting adalah : bentuk kristal, bidang
belah (Cleavage), warna, coret (Streak), kilap (Lustre), berat jenis, kekerasan
dan pecahan-pecahan mineral.
a.Bentuk-bentuk Kristal
Kristaladalah suatu bentuk, berbidang banyak yang tetap, dibatasi dengan permukaa
n-permukaan yang licin; diduga terbentuk oleh suatu gabungan kimia dengan pengar
uh kekuatan atom yang ada di dalamnya, setelah mengalami kondisi-kondisi yang se
suai, berubah dari keadaan yang semula didalam keadaan cair atau berupa gas, men
jadi padat.
Bila mineral mengkristal tanpa gangguan maka akan menghasilkan bentuk-bentuk kri
stal tertentu. Setiap mineral mempunyia satu atau lebih bentuk mineral yang khas
. Bentuk-bentuk mineral tersebut dihasilkan oleh keteraturan ikatan antar atom p
enyusunnya. Secara garis besar bentuk-bentuk kristal mineral dapat dikelompokkan
atas enam sistem kristal
a.Bidang Belah (Cleavage):
Bidang belah adalah bidang di mana mineral cenderung membelah dengan arah terten
tu. Berkaitan dengan keteraturan atom-atom yang menyusun mineral, di mana atom l
emah atau relatif sedikit maka di situlah mineral cenderung membelah.Adaminteral y
ang memounyai satu saja, ada yang dua, ada yang tiga dan ada pula yang tidak mem
punyai bidang belah.
b.Warna:
Warna mineral merupakan sifat fisik mineral yang palin berkesan. Tatapi warna mi
neral sangat bervariasi karena adanya pengotoran dari unsur lain. Misalnya kuars
a ada yang putih, ungu, hitam dan kuning. Meskipun demikian beberapa mineral mem
perlihatkan warna khas, misalnya muskovit berwarna putih atau tidak berwarna, ke
banyakan mineral ferromagnesia berwarna hijau atau hitam.
c.Coret (Streak):
Yang dimaksud dengan coret adalah warna mineral yang telah ditumbuk halusatau wa
rna mineral yang terlihat pada porselin bila kita mencoretkan mineral tersebut p
ada permukaan porselin. Warna serbuk mineral lebih konstan sehingga lebih mantap
digunakan dalam mengidentifikasi mineral. Sebagai contoh, hematit dapat berwarn
a coklat, hijau atau hitam, tetapi coretnya selalu coklat kemerahan.
d.Kilap (Lustre):
Kilap berkenaan dengan kemampuan permukaan mineral dalam memantulkan cahaya. Bia
sanya dibedakan atas metalik dan nonmetalik. Kilap metalik seperti permukaan log
am memantulkan cahaya. Kilap non metalik dapat dibedakan lagi atas: vitreous (se
perti kaca), resinous (seperti damar), greasi (kotor seperti lemak), silky (sepe
rti sutra), dan pearly (seperti mutiara).
e.Berat Jenis:
Setiap mineral mempunyai berat tiap unit volume tertentu. Berat jenis biasanya d
iperoleh dengan membandingkan berat mineral dengan berat air tawar yang volumeny
a sama pada temperatur 40C.
f.Kekerasan
Kekerasan mineral berkenaan dengan ketahanan mineral terhadap goresan. Kekerasan
mineral diperoleh dengan membandingkan tingkat kekerasan mineral tersebut denga
n suatu standar yang telah disusun oleh Mohs yang terbagi atas 10 tingkatan, mew
akili mineral yang paling lunak
Caranya adalah dengan menggores mineral yang ingin diketahui tingkat kekerasanny
a kemudian dibandingkan dengan mineral-mineral standar pada skala Mohs. Dapat pu
la dilakukan dengan menggoreskan mineral yang ingin diketahui tingkat kekerasann
ya pada mineral standar. Mineral yang lebih lunak akan tergores oleh mineral yan
g lebih keras. Karena batuan tersusun dari mineral, maka pemberian nama terhadap
batuan tertentu disesuaikan dengan nama mineral penyusun utamanya.Batu talk misa
lnya, dapat tergores oleh gipsum. Batu talk juga dapat digores dengan menggunaka
n kuku jari tangan, maka kemungkinan kuku mempunyai tingkat kekerasan 2 atau leb
ih. Ternyata kuku bisa pula menggores gips (kekerasan 2) tetapi kuku tidak dapat
menggores kalsit (kekerasan 3), maka kuku mempunyai kekerasan > 2 dan <>
Karena tingkat kekerasan mineral intan adalah tertinggi, maka biasa juga intan d
igunakan sebagai mata bor yang menembus batuan dalam eksplorasi/eksploitasi bara
ng tambang. Intan juga tergolong sebagai barang langka. Karena kekerasan (tahan
gores/kilapan), manfaat, dan kelangkaan intan inilah sebagai faktor mengapa harg
a intan di pasaran dunia demikian tingginya.
Tingkat kekerasan suatu batuan ikut menentukan tingkat resistensinya (daya tahan
) terhadap pengikisan/goresan erosi; yaitu cepat-lambatnya reaksi batuan terhada
p proses pekerjaan erosi; dan pada gilirannya turut menentukan karakteristik ben
tuk permukaan suatu lahan.
a.Pecahnya Mineral:
Bila mineral pecah secara alamiah, maka akan menghasilkan pecahan dengan pola-po
la tertentu (khas).Adabeberapa istilah yang dipakai untuk mengungkapkan pola pecah
an mineral. Contoh:Conchoidalbila mineral yang pecah permukaannya licin, halus ata
u melengkung;Hucklybila permukaan pecahan kasar dan tajam-tajam,Splinterybila pecaha
nnya tipis-tipis;Fibrousbila pecahannya seperti tanah yang dihancurkan.
b.Sifat-sifat Lainnya
Sifat-sifat fisik lainnya adalah sifat kemagnetan, tenasitas (tingkat kekohesifa
n), solubilitas (kelarutannya dalam air), fusibilitas (kemudahannya lebur), dan
sifat-sifat khas lainnya seperti rasanya dan sebagainya.
C.IDENTIFIKASI MINERAL
Cara mengidentifikasi mineral dapat dilakukan dengan memperhatikan sejumlah sifa
t kimia dan sifat fisiknya. Untuk menentukan beberapa sifat unik mineral diperlu
kan alat-alat khusus dengan teknik-teknik tertentu. Akan tetapi kebanyakan miner
al penyusun batuan dapat dibedakan satu sama lain hanya dengan pengamatan sederh
ana terhadap sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik yang biasanya diperhatikan
adalah bidang belah, kekerasan, kilap, warna, streak dan bentuk kristal. Untuk m
enguji kebenaran dari hasil identifikasi yang kita lakukan maka diperlukan tabel
sifat-sifat mineral.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh cara mengidentifikasi mineral pembe
ntuk batuan yang diambil dari bukunya Plummer dan Mc. Geary berjudulPhysical Geo
logy(1985).
Cara 1: Digunakan bila mineral mempunyai bidang belah
Tentukan jumlah arah bidang belah dalam mineral:
a.Satu arah
Jika sempurna (Perfect) berarti mika. Kalau warnanya putih berarti Muskovit dan
kalau hitam maka mineral tersebut adalah biotit.
b.Dua arah
Saling tegak lurus atau hampir tegak lurus:
1)Bagus (Good) berarti felspar. Jika jalur-jalur nampak pada permukaan bidang bel
ah berarti Plagioklas; jika ungu berarti Ortoklas; jika putih atau abu-abu teran
g tanpa jalur-jalur berarti Ortoklas atau Plagioklas.
2)Cukup bagus (Fair), warna gelap kehijauan sampai hitam berarti Piroksen (Augit)
.
c.Tiga arah
1)Jika ketiganya saling tegak lurus, sempurna (Perfect) berarti mineral Halit.
2)Ketiganya tidak saling tegak lurus, sempurna:
(a) Jika membuih bila ditetesi HCl berarti Kalsit.
(b) Jika hanya membuih kalau ditetesi HCl setelah dihaluskan berarti dolomit.
Cara 2: Digunakan bila tidak ada bidang belahnya
Bila lebih keras daripada kaca:
a.Kilapnya seperti kaca (Vitreous):
1)Warna hijau zaitun atau coklat berarti olivin.
2)Berwarna kemerahan atau kristalnya equidimensional dengan 12 atau lebih permuka
a)Karbonat; dapat berupa batugamping yang mengandung mineral kalsit CaCO3 dan dol
omit yang didominasi oleh mineral dolomit.
Batugamping organikterbentuk dari partikel gamping koral, algae dan foraminifera.
Asal mula bahan organik ini tampak dari rumah (fosil) binatang karang dan siput
(shell) yang telah tersemen menjadi macam batugamping dikenal denganooquina.
Batugamping dapat juga terbentuk akibat presipitasi kimia dari air danau atau la
ut yang dikenal denganmarl.
Asal mula dolomit tidak begitu jelas, namun dimungkinkan banyaknya unsur kalsium
dalam gamping murni yang secara perlahan-lahan diganti oleh magnesium melalui k
egiatan air laut atau air tanah dalam waktu yang lama.
Sedimen evaporitadalah garam yang telah mengalami presipitasi dari air dangkal di
gurun pasir maupun pada teluk di pantai, di mana proses evaporasi berlangsung d
engan cepat.Adapun macamnya adalah anhidrit (calcium sulfate), gipsum (hydrous ca
lcium sulfate), dan halit (sodium chloride).
C.BATUAN MALIHAN
1.(Batuan Metamorf)
Batuan malihan (batuan metamorf, batuan ubahan, batuan berubah sifat) adalah bat
uan yang berasal dari batuan yang sudah ada, seperti batuan beku atau batuan sed
imen, kemudian mengalami perubahan fisik dan kimia sehingga berbeda sifat dengan
sifat batuan induk (asal)nya. Perubahan fisik meliputi penghancuran butir-butir
batuan, bertambah besarnya butir-butir mineral penyusun batuan, pemipihan butir
-butir mineral penyusun batuan, dan sebagainya. Perubahan kimia berkaitan dengan
munculnya mineral baru sebagai akibat rekristalisasi atau karena adanya tambaha
n/pengurangan senyawa kimia tertentu.
Faktor penyebab dari proses malihan (proses metamorfosis) adalah adanya perubaha
n kondisi tekanan yang tinggi, suhu yang tinggi atau karena sirkulasi cairan. Te
kanan dapat berasal darigayabeban atau berat batuan yang menindis atau dari gerakgerak tektonik lempeng kerak bumi di saat terjadi pembentukan pegunungan. Kenaik
an suhu dapat terjadi karena adanya intrusi magma, cairan atau gas magma yang me
nyusup ke kerak bumi lewat retakan-retakan pemanasan lokal akibat gesekan kerak
bumi atau kenaikan suhu yang berkaitan dengan Gradien geothermis (kenaikan tempe
rature sebagai akibat letaknya yang makin ke dalam).Dalam proses ini terjadi kris
talisasi kembali (rekristalisasi) dengan dibarengi kenaikan intensitas dan juga
perubahan unsur kimia.
Pada umumnya batuan malihan ini lebih keras dan kompak daripada batuan asalnya.
Struktur baru dan bahkan mineral baru dapat terbentuk pada proses ini. Tetapi ia
masih dapat memperlihatkan beberapa karakteristik batuan asalnya. Kenampakan la
in akibat proses metamorfosis ini adalah cleavage, schistocity dan foliation, pe
rlengkungan dan retakan. Metasedimen adalah batuan malihan yang berasal dari bat
uan sedimen.
Beberapa contoh batuan malihan: Sabak, Filit, Sekis, Kwarsit, Marmer, dan GneisA
dapun klasifikasi batuan beku dan metamorf dapat dilihat pada Tabel.....
Proses-proses malihan dapat berlangsung sebagai berikut:
a.Geothermal Alterasi, yaitu perubahan batuan sebagai akibat naiknya suhu di tempat
dalam. Di kedalaman sekitar 3.000 msuhu kurang lebih 1000C. Karena tekanan dan su
hu yang cukup tinggi, maka batuan shale, misalnya, akan kehilangan kandungan air
nya, batubara kehilangan air dan gas-gasnya sehingga mengalami perubahan pada ko
mponen-komponen penyusunnya, berkristal halus akan mengalami rekristalisasi meng
hasilkan kristal lebih besar, limestone (batukapur, gamping) berubah menjadi mar
mer.
b.Hydrothermal Alterasi, yaitu perubahan sifat batuan sebagai akibat pengaruh cairan
as dari magma atau airtanah yang mendapat pemanasan dari dari magma. Sebagai con
toh: feldspar yang keras berubah menjadi kaolin yang lunak, hornblende berubah m
enjadi khlorit, olivine menjadi serpentin. Batuan dekat sumber air panas diperlu
nak oleh air panas dan uap panas. Kadang-kadang proses malihan tidak hanya penga
ruh cairan panas tetapi tambahan bahan atau pengurangan unsur penyusun batuan ya
ng menyertainya.
c.Metamorfosis Kontak,yaitu perubahan sifat batuan yang terjadi karena intrusi magm
panas. Di tempat di mana magma bersentuhan (kontak) dengan batuan suhu menjadi s
angat tinggi sehingga proses metamorfosis berlangsung intensif, dan semakin jauh
dari letak intrusi magma suhu makin berkurang. Derajat metamorfosis yang bervar
iasi ini terlihat dari keteraturan batuan malihan menurut jaraknya dari batuan i
ntrusi. Di tempat paling dekat dengan intrusi dijumpai kordiorit dan berturut-tu
rut semakin jauh akan ditemukan biotit
klorit Muskovit dan terakhir batuan yang ka
ya dengan aluminium. Zona-zona metemorfosis di sekitar batuan intrusi berbentukau
reoleatahaloyang diameternya beberapa meter hingga beberapa ribu meter.
d.Dinamo Metamorfosis,yaitu perubahan sifat batuan karena terutama factor tekanan. T
n terjadi dari gerak-gerak kerak bumi. Jadi erat kaitannya dengan proses pelipat
an dan patahan-patahan di kerak bumi. Wilayah gejala metamorfosis ini meluas dis
banding jenis metamorfosis lainnya, sehingga dapat disebut Metamorfosis Regional
. Tekanan menyababkan batuan menjadi pipih dan menghasilkan fragmen batuan yang
bergaris-garis memanjang. Contohnya Mudstone yang terdiri dari butir-butir kuars
a akan memipih dan partikel liat menjadi mika. Batuan baru ini disebut Slats yan
g berciri berlapis-lapis.
e.Metasomatisme,yaitu perubahan batuan karena magma menyusup ke dalam batuan, berca
ur dengan batuan yang dimasukinya, membentuk batuan baru yang sifatnya sudah lai
n. Selain terjadi pembauran juga terjadi reksristalisasi.
f.Pneumatholysis,yaitu perubahan batuan karena pengaruh gas panas yang menyusup ke
erak bumi. Karena gas lebih mudah bergerak maka gas-gas dari magma itu mudah men
yusup lewat retakan-retakan dalam kerak bumi.
Biasanya di dalam kerak bumi dijumpai pengelompokan bahan galian atau batuan met
amorf berupa urat-urat. Dapat ditafsirkan bahwa terjadinya lewat proses Hydrothe
rmal atau Pneomatholitis.
D.Daur Batuan (Rock Cycle)
Daur batuan berarti melihat secara menyeluruh hubungan antar ilmu dalam geologi.
Dengan mempelajari daur batuan dapat diketahui kejadian ketiga jenis batuan dan
berbagai proses geologi yang menjadikan dari satu jenis batuan ke batuan yang l
ainnya.
Batuan pertama adalah batuan beku(igneous rock)terjadi akibat magma mendingin dan
memadat. Proses ini dapat terjadi baik di bawah maupun di atas permukaan bumi. S
aat bumi mulai terbentuk, kulit luarnya masih berupa material yang meleleh yang
kemudian mendingin dan mengkrista1 secara bertahap dan membentuk kerak pertama y
ang terdiri dari batuan beku.
Batuan beku di permukaan bumi bersentuhan langsung dengan atmosfir setiap saat,
maka perlahan-lahan ia terdisintegrasi dan terdekomposisi. Proses ini disebut pr
oses pelapukan(weathering).Material hasil rombakan ini, yang terlepas dari indukny
a, ditransport dan diendapkan oleh berbagai media, erosi, gravitasi, aliran air,
gletsyer, angin atau gelombang sebagai sedimen atau endapan, di tempat yang ren
dah (laut), sebagai lapisan-lapisan mendatar. Melalui proseslitifikasi, yang arti
nya berubah menjadi batuan, sedimen ini menjadi batuan sedimen.
Jika batuan sedimen berada jauh di bawah permukaan bumi atau terlibat dalam dina
mika pembentukan pegunungan (orogenesa), ia akan dipengaruhi oleh tekanan yang b
esar dan suhu yang cukup tinggi. Akibatnya batuan sedimen ini akan bereaksi dan
berubah menjadi batuan metamorfosa atau batuan malihan.
Dan bila batuan metamorfosa berada pada tekanan dan suhu tinggi, ia akan melebur
dan menjadi magma. Perulangan atau daur tersebut tidaklah selalu demikian, akan
tetapi ada penyimpangan-penyimpangan. Misalnya batuan beku di samping tersingka
p di permukaan, dapat juga dipengaruhi oleh panas dan tekanan tinggi jauh di baw
ah permukaan bumi, bahkan dapat melebur kembali menjadi magma. Sebaliknya batuan
sedimen dan batuan metamorfosa bila berada di atas permukaan bumi, akan mengala
mi proses pelapukan dan erosi, seperti terlihat pada diagram daur batuan (Gambar
3.1).
Baik batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf pada kondisi tekanan dan
suhu yang tinggi akan melebur menjadi magma. Demikian daur ini akan berulang se
2O),tidak berwarna,mempunyai bidang belah searah, kilap kaca atau sutra (silky) da
n terdapat sebagai mineral tunggal.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Sesuai asal mula terwujudnya, batu
batuan penyusun kerak bumi dibagi ata
* Batuan Beku (magmatic rocks)
* Batuan Endapan (Sedimentary Rocks)
* Batuan Metamorf (Metamophic Rock)
>BATUAN BEKU
Terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku.
>BATUAN ENDAPAN
Batuan yang terbentuk dari sedimen yang diendapkan dan telah mengalami proses ge
ologi menjadi batuan sedimen.
>BATUAN METAMORF
Batuan yang jika mengalami tekanan dan atau suhu yang tinggi akan berubah menjad
i batuan metamorfosa, atau batuan malihan.
>SIFAT SIFAT FISIK MINERAL
1. Belahan
2. Kekerasan
3. Berat Jenis
4. Kilap
5. Warna
6. Bentuk Kristal
Beberapa mineral utama pembentukbatuan :
?Batuan beku:feldspar, mika, amfibol, Piroksen, Olivin dan kuarsa.
?Batuan Sedimen:kuarsa, kalsit, amfibol, lempung, halit, gypsum dan feldspar
?Batuan Metamorf:kuarsa, feldspar, amfibol, piroksen, mika, garnet, dan chlorit.
B.SARAN
Sebaiknya dalam diskusi peserta diskusi harus aktif dan diharapkan kepada pemate
ri dan peserta tidak terlalu membahas mengenai jenis-jenis batuan dalam lingkup
yang lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
?http://jenis-batuan-dan-mineral-di-alam.blogspot.com/
airi.blogspot.com/2011/09/macam-macam-mineral-batuan.html#ixzz2EJBJ2Q7l
MINERAL SULFAT
Sulfatterdiri dari anion sulfat . Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan an
ion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evap
oritik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap seh
ingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.Pada kelas sulfat termasuk juga mine
ral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-min
eral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-m
asing.
Contoh Mineral
* Gypsum(CaSO4.2H2O)
Gypsum adalah mineral yang memiliki sifat yang sangat menarik, mineral ini memil
iki kebiasan yang sangat unik, Gypsum banyak ditemukan sempurna dan utuh, tanpa
ada kerusakan atu patah sedikitpun. Gypsum biasanya ditemukan di dalam tanah lia
t sebagai kristal pelampung, dimana gypsum sepenuhnya terbentuk tanpa melekat pa
da batu atau mineral matriks.Terbentuk dalam lingkungan sedimen, dan sering berse
lingan dengan batugamping, serpih, batupasir, lempung dan garam batuan. Dapat pu
la ditemukan dalam urat-urat metalik sebagai mineral geng.
Lokasi di Indonesia: Cirebon, Jawa Barat
Manfaat :Mineral gipsum yang biasanya digunakan sebagai perekat pada bangunan-ban
gunan kuno serta bahan campuran dalam semen. Selain itu, juga dijadikan ornamen,
baik untuk pahatan maupun dilebur lalu dicetak menjadi ornamen interiordalam ban
gunan, termasuk eternit.
Physical
clear,
Color
sulfate
vitreous,
Luster
white
Streak
transparent
Diaphaneity
Mohs
perfect
2Cleavage
Diagnostic
2.3
cleavage,
Chemical
hydrous
*Crystal
monoclinic
Specific
Barite
Hardness
colorless,
calcium
System
Properties
Classification
Gravity
Composition
silky,
specific
Properties
to(BaSO4)
translucent
sulfate,
sugary
white,
gravity,
of Gypsum
gray,
CaSO4.2H2O
lowyellow,
hardnessred, brown
Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang s
enyawanya mempunyai bentuk kristal yang sama.
Unsur pengotor barit adalah besi oksida, lempung, dan unsur organik, yang semuan
ya dapat memberikan beragam warna pada warna kristal barit murni adalah putih at
au abu-abu.
Sebagian besar produksi barit dunia digunakan dalam industri perminyakan. Pemaka
ian ini mencapai sekitar 85-90% dari produksi barit secara keseluruhan. Sisanya
digunakan sebagai bahan baku dalam industri kimia barium, sebagai bahan pengisi
dan pengembang (filler dan extender), dan agregat semen
Lokasi di Indonesia: Cianjur (Jabar), Makassar (Sulsel)
Manfaat : Mineral barit merupakan mineral bijih yang paling utama bagi barium. S
elain itu, juga sebagai bahan tambahan penting untuk lumpur pengeboran minyak bu
mi. Barit sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan kertas dan kar
et serta bahan pewarna karena warnanya yang putih.
Physical
colorless,
Color
sulfate
vitreous
Luster
white
Streak
transparent
Diaphaneity
very
Cleavage
Mohs
2.5
Specific
Diagnostic
4.5
high
Chemical
barium
Crystal
MINERAL
orthorhombic
tospecific
good,
Hardness
3.5
sulfate
System
KARBONAT
Properties
Classification
to
Gravity
Composition
white,
basal,
Properties
pearly
to
gravity,
,translucent
BaSO4
light
prismatic
of three
Barite
blue,cleavage
light yellow,
directions
lightatred,
right
light
angles
green
Carbonatterbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat ju
ga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (ca
ves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (
NO3) dan juga Borat (BO3).
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat , umpamanya perseny
awaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat , CaCO3dikenal sebagai mineral kalsit . Mine
ral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
Contoh Mineral
* Calcite (CaCO3)
Kasilt terbentuk dari pengendapan kalsium yang kaya air, biasanya terletak di gu
a-gua atau di tebing kapur. dan semua itu ada dalam bentuk stalagmit, stalaktit,
flowstone dan pertumbuhan globular yang aneh. zat-zat tersebut terus menumpuk d
an membentuk lapisan tersendiri, sehingga terbentuklah mineral kasilt. namun hal
ini juga membuat mineral kasilt menjadi mineral yang tidak murni, karena banyak
menjebak bahan organik dalam pembentukanya, seperti daun, ranting, lumut dan la
innya.
uan dan juga sebagai mineral pengiring dalam batuan beku basa seperti gabbro, pe
ridotit,kimberlit, ophiolit, dll.
Lokasi di Indonesia: Sumbar, Kalsel, Kaltim, Sulsel, Sulawesi Tenggara, NTT, Mal
uku, Papua.
Kegunaan: Olivin memiliki beberapa kegunaan di bidang industri.Olivin juga diguna
kan sebagai fluks untuk produksi baja, dan juga merupakan bijih penting dari mag
nesium
Physical
olive
Color
silicate
transparent
Diaphaneity
vitreous
Luster
colorless
Streak
Mohs
none
Cleavage
6.5
Specific
3.2
Diagnostic
glassy
Chemical
(Mg,
Crystal
MINERAL
orthorhombic
toFe)2SiO4
Hardness
toluster,
7OKSIDA
4.4
System
Properties
Classification
yellowish
Gravity
Composition
Properties
to color
translucent
green
of Olivine
Mineral oksidamerupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu deng
an gugus anion oksida (O). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan
langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding
silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali s
ilikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam o
ksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium
Contoh Mineral
* Magnetite [Fe3O4]
Magnetit adalah salah satu mineral oksida yang paling umum dan juga salah satu m
ineral besi yang paling banyak ditemukan. Magnetit merupakan bijih besi penting d
an ditemukan dalam batuan beku, metamorf dan sedimen. Sangat melimpah di batuan
sedimen.
Lokasi di Indonesia: Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Teng
ah dan Kalimantan Selatan.
Kegunaan: Magnetit dapat ditambang digunakan sebagai bijih besi, dapat dijadikan
amplas, mikronutrien dalam pupuk , pigmen dalam cat, sebagai campuran dalam bet
on kepadatan tinggi .
Physical
Metallic
Luster
Streak
Black
Color
oxide
Mohs
none
Cleavage
opaque
Diaphaneity
5.5
Specific
Diagnostic
5.2
Strongly
Chemical
Crystal
*Fe3O4
Isometric
Corrundum
toHardness
6.5
System
Properties
Classification
to
Gravity
magnetic,
Composition
Properties
submetallic
[Al2O3]
color,
of Magnetite
streak, octahedral crystal habit
Corundum alam adalah mineral kedua terkeras setelah berlian yang masih empat kal
i lebih keras dari mineral ini. Kekerasan corundum dapat dikaitkan dengan ikatan
aluminium dan oksigen yang kuat dan pendek. Ikatan ini menarik oksigen dan alum
inium atom berdekatan, membuat kristal tidak hanya keras tapi juga cukup padat u
ntuk mineral yang hanya terdiri dari dua elemen ringan.
Corondum ditemukan dalam batuan seperti syenite, nepheline syenite dan pegmatite
. Jenis ini juga ditemukan dalam batuan metamorf di lokasi di mana serpih alumun
ium atau bauksit telah terjadi kontak metamorfosis
Lokasi di Indonesia: Jatim, Jateng, Jabar, Sumbar, Sumsel, NTT, Maluku Utara
Kegunaan: Selain sebagai perhiasan, karena kekerasan yang tinggi corundum diguna
kan sebagai grinding media dan digunakan untuk memproduksi senyawa polishing, ke
rtas pasir, dan alat pemotong .
Physical
Chemical
frequently
Color
oxide
colorless
Streak
adamantine
Luster
transparent
Diaphaneity
none
Cleavage
However,
Properties
Classification
(harder
gray
to
tocorundum
bitreous
translucent
butthan
of does
also
Corundum
the
white,
streak
display
brown,
plate)
parting
red, perpendicular
blue, yellow, to
green
the long axis of it
sSpecific
9Mohs
3.9
Diagnostic
hardness,
hexagonal
toHardness
4.1Gravity
high
Properties
crystals
specific gravity, often found as six-sided hexagonal crystals tha
often with parting, high luster, conchoidal fr
t sometines tapers into a pyramid
ChemicalSULFIDA
acture
Crystal
Al2O3
MINERAL
hexagonal
System
Composition
Mineral Sulfidamerupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu d
engan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri.
Mineral sulfida berupa ikatan antara sulfur dan logam dijumpai tersebar di alam
dalam kadar dan dimensi kecil sampai besar. Cebakan sulfida dalam jumlah besar
dapat menjadi bahan galian ekonomis yang layak ditambang.
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores).
Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri loga
m, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam
dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utam
anya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai keke
rasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifa
t logam.
Contoh Mineral
* Pyrite [FeS2]
Pyrite adalah mineral kuningan-kuning deng an kilap logam cerah. Ia memiliki kom
posisi kimia disulfida besi (FeS2) dan merupakan yang paling umum mineral sulfid
a. Pyrite terbentuk pada suhu tinggi dan dan juga rendah. Biasanya terdapat dala
m batuan beku, batuan metamorf dan sedimen di seluruh dunia.
Lokasi di Indonesia: Sulawesi Tenggara, NTB, Sulbar, Padang, Kalteng.
Kegunaan: Penggunaan yang paling penting dari pirit adalah sebagai bijih emas. S
elain itu digunakan untuk produksi industri kertas, dan dalam pembuatan asam bel
erang.
Physical
Chemical
brass
Color
sulfide
greenish
Streak
breaks
Cleavage
opaque
Diaphaneity
metallic
Luster
6Mohs
Specific
4.9
Diagnostic
color,
iron
*Crystal
isometric
totosulfide,
Galena
Hardness
6.5
yellow
with
5.2
hardness,
System
Properties
Classification
black
Gravity
Composition
[PbS]
Properties
a FeS2
conchoidal
often
tobrittle,
brownish
oftarnished
Pyrite
fracture
greenish
blackto dull
blackbrass
streak
Galena merupakan bijih utama di dunia timbal dan ditambang di sejumlah banyak ne
gara. Mineral yang termasuk bahan galian logam bukan besiini ditemukan dalam batu
an sedimen dan metamorf dalam lingkungan hidrotermal suhu rendah.
Lokasi di Indonesia: NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Jabar, Kalbar, Kalte
ng, Kaltim, Sulsel.
Kegunaan: Sumber logam timbal atau timah hitam, penyusun baterai kendaraan hibri
da.
Physical
Chemical
fresh
Color
sulide
surfaces
Properties
Classification
are bright
of Galena
silver in color with a bright metallic luster, tarnish
es totosulfide,
Streak
metallic
Luster
perfect,
Cleavage
opaque
Diaphaneity
Mohs
Specific
2.5+
7.4
Diagnostic
color,
Chemical
lead
Crystal
isometric
gray
Hardness
aluster,
7.6
dull
System
ontoProperties
cubic,
Gravity
Composition
fresh
lead
black
PbS
specific
three
graydirections
surfaces,
gravity,
tarnishes
at right
streak,
dullcleavage,
angles cubic or octahedral crystals
MINERAL PHOSPAT
Fosfatprimer terbentuk dari pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin, syeni
t, dan takhit, mengandung mineral fosfat apatit, terutama fluor apatit {Ca5(PO4)3F
} dalam keadaan murni mengandung 42% P2O5dan 3,8 % F2
Fosfat sedimenter (marin), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di
laut dalam, pada lingkungan alkali, dan suasana tenang.
Fosfat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan, dan kelelawa
r yang terlarut dan bereaksi dengan batugamping karena pengaruh air hujan dan ai
r tanah.
Contoh Mineral Phospate:
* Apatite Ca5[FI(PO4)3]
* Monasit (Ce, La, Y, Th) PO4)
Kegunaan:
* Apatit banyak dipertambangkan untuk pembuatan pupuk yang mengandung phospor.
* Monasit sangat berguna sebagai mineral bijih untuk unsur-unsur langka terutama
unsur yang menghasilkan sinar radioaktif seperti theorium dan cerium.
Genesa Mineral:
* Apatite terbentuk pada lingkungan batuan beku, batuan ini terbentuk karena pro
ses pembekuan magma yang bersifat cepat.
* Monasit terbentuk pada pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin, syenit
dan takhi.
Persebaran di Indonesia:
* Apatit : Propinsi Aceh, Jawa Barat, Kalimantan, dan Irian Jaya.
* Monasit : Salapa, Tasikmalaya, Jawa Barat
Apatit
Monasit
Deskrpsi Mineral:
Physical
green,
Color
phosphate
vitreous
Luster
white
Streak
transparent
Diaphaneity
Mohs
poor
5Cleavage
3.1
Diagnostic
color,
aChemical
Specific
variety
toHardness
brown,
3.2
crystal
Properties
Classification
to
Gravity
Composition
ofProperties
subresinous
to
calcium
blue,
translucent
form,
ofphosphates
yellow,
andApatite
hardness,
violet,can
colorless
be scratched with a steel knife blade
fluorapatite: Ca5(PO4)3F
hydroxylapatite: Ca5(PO4)3(OH)
chlorapatite: Ca5(PO4)3Cl
carbonate-rich apatite/francolite:
Crystal System
Ca5(PO4,CO3)3(F,O)
hexagonal
Physical
yellowish
Color
phosphate
resinous
Luster
white
Streak
Mohs
Poor
Cleavage
translucent
5Diaphaneity
Specific
5.0
Diagnostic
specific
Chemical
Crystal
(Ce,La)PO4
MINERAL
monoclinic
toto5.5
Hardness
5.3
System
HALIDA
Properties
Classification
to
Gravity
gravity
Composition
toProperties
waxy
reddishofbrown
Monazite
Halidaadalah kelompok mineral yang memiliki anion dasar halogen. Halogen adalah k
elompok khusus dari unsur-unsur yang biasanya memiliki muatan negatif ketika ter
gabung dalam satu ikatan kimia. Halogen yang biasanya ditemukan di alam adalah F
luorine, Chlorine, Iodine, dan Bromine. Halida cenderung memiliki struktur yang
rapi dan simetri yang baik. Mineral halida memiliki cri khas lembut, terkadang t
ransparan, umumnya tidak terlalu padat, memiliki belahan yang baik, dan sering m
emiliki warna-warna cerah.
Contoh Mineral Halida:
* Fluorite (CaF2)
* Halit (NaCl)
Kegunaan:
* Fluorite : Banyak digunakan untuk pembuatan gelas yang tidak tembus cahaya ata
u yang kurang dapat ditembus cahaya. Fluorite juga dapat digunakan sebagai alat
optik untuk pembuatan lensa-lensa.
* Halit : Halit sebagai penghasil Na dan Cl, juga untuk pembuatan macam-macam so
da seperti bikaronat, caustic soda, dll.
Genesa Mineral:
* Fluorite terbentuk pada urat Hydrotermal pada suhu sedang sampai suhu tinggi P
ada fase Hypotermal pada suhu 300-500 C. Terdapat pada pegmatit.berasosiasi deng
an barite,kuarsa, zinc, timbal, topas, tourmalin, cassiterit,dan apatit.
* Halit dibentuk karena proses eksogen melalui pengeringan danau yang mengandung
garam atau tempat lain yang mengandung air garam atau terbentuk dari hasil pres
ipitasi air laut secara primer/langsumg dangan temperatur sekitar 100 C,juga mer
upakan hasil presipitasi pada endapan sedimen seperti lempug.
Persebaran di Indonesia:
* Fluorite : Subang, Kalimantan Timur
* Halit : Bengkulu Tengah, Bengkulu
Fluorite
Halite
Deskripsi Mineral:
Physical
typically
Color
halide
transparent
Diaphaneity
vitreous
Luster
white
Streak
four
Cleavage
4SMohs
Diagnostic
3.2
cleavage,
Chemical
Crystal
CaF2
isometric
pecific
directions
Hardness
System
Properties
Classification
Gravity
Composition
purple,
hardness,
Properties
to translucent
ofgreen
perfect
of Fluorite
specific
andcleavage
yellow.
gravity,Also
color
colorless, blue, red and black.
Physical Classification
Chemical
colorless
Color
halide
Properties
or white when
of Halite
pure; impurities produce any color but usually yellow, g
(The taste
ray,
transparent
Diaphaneity
vitreous
Luster
white
Streak
perfect,
Cleavage
Mohs
Specific
2D2.5
cleavage,
iagnostic
black,
Hardness
cubic,
Gravity
solubility,
Properties
brown,
to
translucent
three
redsalty
directions
tasteat right
anglestest is discouraged. Some minerals
are toxicNATIVE
Chemical
Crystal
NaCl
MINERAL
isometric
System
Composition
or contaminated
ELEMENT
by other people tasting them.)
Mineralnative elementatau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan denga
n hanya memiliki satu unsur komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak m
engandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Kelas native element ini t
erdiri dari 2 bagian umum ;
* Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas, perak, tembaga.
* Semimetal dan non metal . Contohnya antimony, bismut, graphite, sulfur.
Contoh Mineral Native Element:
* Sulfur (S)
* Intan (C)
Kegunaan:
* Sulfur banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sinteti
s, pengolahan minyak bumi, dan industri logam
* Intan selain digunakan sebagai perhiasan juga dipakai menajadi alat untuk memo
tong, mengasah dan sebagai mata bor.
Genesa Mineral:
* Sulfur dapat terbentuk di daerah gunungapi aktif, di sekitar mata air panas, d
an hasil aktivitas bakteri yang memisahkan sulfur dari sulfat. Dapat pula terben
tuk karena oksidasi sulfida-sulfida pada urat-urat yang berasosiasi dengan sulfi
da-sulfida metal. Dijumpai juga pada batuan-batuan sedimen yang berasosiasi deng
an anhidrit, gipsum dan batugamping.
* Intan terbentuk pada pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu porfiri-olivin,
atau porfiri kaya-flogopit; batuan ini dikenal sebagai kimberlit. Dapat dijumpai
dalam deposit aluvial, baik di sungai-sungai maupun di pantai.
Persebaran di Indonesia:
* Sulfur : Kawah Papandayan (Jawa Barat), Jawa Tengah, Jawa Timur
* Intan : Martapura, Kalimantan
Sulfur
Intan
Deskripsi Mineral:
Physical
Chemical
native
bright
Color
transparent
Diaphaneity
resinous
Luster
Streak
Mohs
none
Cleavage
1.5
Specific
2.0
Diagnostic
yellow
toHardness
element
yellow
2.5
2.1
color,
Properties
Classification
Gravity
Properties
tolow
translucent
hardness,
of Sulfurlow specific gravity, extremely flamable burning wit
hCrystal
SChemical
sulfuric
Uses
orthorhombic
a blueSystem
flame,fertilizers,
Composition
acid,
low melting insecticides,
temperature fungicides, gunpowder, pharmaceuticals
, sulfur compounds
Physical
Chemical
native
Most
Color
industrial-grade
element
Properties ofdiamond
Classification
Diamondis black in color due to impurities. Gem diamond o
ccurs in many colors, including: colorless, yellow, red, orange, green, blue, an
when this occurs the streak is called color
d brown.is harder than a streak plate
diamond
Streak
adamantine
Luster
Specific
3.5
Diagnostic
hardness,
CChemical
Crystal
isometric
perfect,
Cleavage
transparent
Diaphaneity
Mohs
10
less
(elemental
tothe
Hardness
3.6
System
hardest
Gravity
Composition
octahedral
heat
Properties
carbon)
the
conductivity,
mineral
highest level
crystal
of luster
form,for
index
a nonmetallic
of refraction,
mineral
dispersion
neral-mineral yang telah menghablur (mengkristal). Dalam arti sempit, yang tidak
termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelap
ukan kimia, fisis maupun biologis, serta proses erosi dari batuan. Namun dalam a
rti luas tanah hasil pelapukan dan erosi tersebut termasuk batuan.
Batuan adalah kumpulan satu atau lebih mineral. Kejadian dan sifat batuan ditent
ukan oleh kandungan mineral yang terdapat di dalamnya (tekstur). Berdasarkan car
a tejadinya (klasifikasi genetik), batuan dapat digolongkan menjadi 3 jenis utam
a, yaitu:
1. Batuan Beku (igneous rock)
2. Batuan Sediment (sedimentary rock)
3. Batuan Metamorf (metamorphic rock)
Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari hasil proses pembekuan magma. Ign
eous berasal dari kata ignis yang berarti api atau pijar, karena magma merupakan
material silikat yang panas dan pijar yang terdapat di dalam bumi.
Dari hasil pembentukan tersebut, dimulai dari pembekuan lambat yang akan menghas
ilkan tekstur kasar, diikuti dengan pembekuan sedang yang juga akan menghasilan
tekstur kasar (tidak sekasar pada pembekuan lambat), dan kemudian pembekuan cepa
t yang akan menghasilkan tekstur halus pada batuan.
Batuan Sedimen
Produk dari proses pelapukan mekanik dan kimia merupakan sumber material untuk p
embentukan batuan sedimen. Kata sedimentary menunjukkan sifat alam dari batuan s
edimen yang berasal dari bahasa Latin sedimentum yang berarti endapan, yang digu
nakan untuk materi padat yang diendapkan dari fluida. Material hasil proses pela
pukan secara tetap akan terkikis dari batuan induknya, kemudian mengalami pengan
gkutan dan diendapkan di danau, lembah sungai, laut atau cekungan lainnya.
Partikel-partikel pada bukit pasir di gurun, lumpur di dasar rawa-rawa, kerakal
di sungai, merupakan produk dari proses yang tiada hentinya. Karena proses pelap
ukan batuan, transportasi dan pengendapan material hasil proses pelapukan terus
beralangsung, maka material sedimen dapat dijumpai dimana-mana. Setelah diendapk
an material yang dekat dengan dasar akan mengalami kompaksi. Lama kelamaan endap
an ini akan tersemenkan oleh mineral yang mengkristal di pori-pori antar butiran
sehingga membentuk batuan sedimen.
Batuan Metamorf
Proses metamorfisme adalah proses perubahan batuan yang sudah ada menjadi batuan
metamorf karena perubahan tekanan dan temperatur yang besar. Batuan asal dari b
atuan metamorf dapat batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf itu sendiri
. Agen atau media yang menyebabkan terjadinya proses metamorfisme adalah panas,
tekanan dan cairan kimia aktif. Sedangkan perubahan yang terjadi pada batuan mel
iputi tekstur dan komposisi mineral.
Proses metamorfisme terjadi apabila kondisi lingkungan batuan mengalami perubaha
n yang tidak sama dengan kondisi pada waktu batuan terbentuk, sehingga batuan me
njadi tidak stabil. Untuk mendapatkan kestabilannya kembali pada kondisi yang ba
ru maka batuan mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi pada kondisi teka
nan dan temperatur yang yang berada beberapa kilometer di bawah permukaan bumi.
Karena pembentukannya yang sangat jauh di bawah permukaan, maka proses pembentuk
an batuan metamorf sangat sulit dipelajari oleh geologiawan.
Siklus Batuan
Batuan pertama yang terbentuk adalah batuan beku (Igneous Rock), batuan ini terb
entuk akibat magma yang mendingin dan memadat. Proses ini dapat terjadi baik dib
awah atau dalam, maupun di atas permukaan bumi, sehingga dikenal adanya Batuan B
eku Dalam, Batuan Beku Korok (gang), dan Batuan Beku Luar.
Saat bumi mulai terbentuk, kulit luarnya masih berupa material yang meleleh, kem
udian mendingin dan mengkristal secara bertahap dan membentuk kerak pertama yang
terdiri dari batuan beku. Batuan beku dipermukaan bumi ini tentunya bersentuhan
langsung dengan atmosfer setiap saat, maka perlahan-lahan batuan beku ini terdi
sintegrasi dan terdekomposisi. Proses ini disebut proses pelapukan (weathering).
Material hasil rombakan ini, yang terlepas dari induknya, ditransport dan diend
apkan oleh berbagai media seperti : erosi, gravitasi, aliran air, gletser, angin
, atau gelombang sebagai sedimen atau endapan, ditempat yang lebih rendah (laut)
, sebagai lapisan-lapisan mendatar.
Melalui proses litifikasi, yang artinya berubah menjadi batuan. Maka, sedimen at
au endapan ini berubah menjadi batuan sedimen. Jika batuan sedimen ini berada ja
uh dibawah permukaan bumi, atau bahkan terlibat dalam dinamika pembentukan pegun
ungan (Orogenesa), maka batuan sedimen ini akan dipengaruhi oleh tekanan yang be
sar dan suhu yang cukup tinggi.
Akibatnya akan terbentuk batuan sedimen metamorfosa atau batuan malihan. Dan bil
a batuan metamorfosa ini berada pada suhu dan tekanan yang tinggi, maka ia akan
melebur dan menjadi magma.
Perulangan atau daur batuan tersebut memang tidaklah selalu demikian, akan tetap
i ada juga yang mengalami penyimpangan-penyimpangan. Misalnya, batuan beku selai
n ada yang tersingkap dipermukaan, dapat juga mendapat pengaruh/dipengaruhi oleh
suhu dan tekanan yang tinggi jauh dibawah permukaan bumi, sehingga akan menjadi
batuan metamorfosa, atau bahkan dapat melebur kembali menjadi magma. Sebaliknya
, batuan sedimen dan batuan metamorfosa bila berada diatas permukaan bumi akan m
engalami proses pelapukan dan erosi.