Anda di halaman 1dari 2

Sinkronisasi Program Lingkup Sumber Daya Air Provinsi NTB Tahun 2017

A. Latar Belakang

Bidang Sumber Daya Air memiliki 5 fungsi yaitu penetapan kebijakan pengelolaan SDA,
perizinan pemanfaaatan SDA, Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi kewenangan
Provinsi, Pembentukan wadah koordinasi SDA serta fasilitasi pengelolaan SDA bagi
Kabupaten/Kota.
SDA memiliki beberapa pos penganggaran yang berasal dari dana APBD murni, APBN
melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan
(TP-OP), serta dana hibah yang berasal dari ProgramWater Resources and Irrigation
Sector Management Program Phase 2(WISMP-2).
Adapun Kelembagaan pengelola SDA yang masuk dalam rumpun SDA terdiri dari Komisi
Irigasi, Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai (WS)
Pulau Lombok, WS Pulau Sumbawa, Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA)
dan Dewan Sumber Daya Air Provinsi NTB.
Dalam kebijakan pusat dan daerah terkait prioritas NTB sebagai daerah pariwisata
dan lumbung pangan nasional sehingga ketersediaan air dan infrastruktur
pendukungnya menjadi peran strategis, diperlukan suatu keterpaduan program antara
satu dengan yang lainnya untuk mendorong sinergisitasnya sehingga dapat saling
melengkapi satu dengan yang lainnya.
Identifikasi dan inventarisasi berbagai permasalahan diselesaikan dengan
memperhatikan skala prioritas dan dapat menjelaskan output, benefit, outcome, serta
dampak yang dihasilkan secara informative. Suatu kondisi misalnya ketika ada
penambahan jaringan irigasi apakah jumlah layanan air bertambah, apakah persen
kehilangan air berkurang, bagaimana dengan prduktivitas tanam.
Bersama-sama untuk membangun suatu keterpaduan infrastruktur, Dinas PUPR sebagai
unit teknis yang mendukung penyediaan air baku bekerja sama Dinas Pertanian dan
Dinas Peternakan terkait kebutuhan alokasi air bagi sawah irigasi dan peternakan,
kemudian Dinas ESDM terkait suplai listrik pedesaan melalui pemanfaatan sungai
maupun bendung untuk pembangkit tenaga listrik. Selain itu juga beberapa
stakeholder lain seperti PDAM, Dinas Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan masih banyak lagi.
Merujuk pada NTB Satu Data maka perlu ada koordinasi dan sinkronisasi data dan
sistem informasi pada rumpun sumber daya air baik dari Dinas PUPR maupun BWS NT I
yang kemudian ditindaklanjuti dengan updating data sarana dan prasarana sumber daya
air sehingga dapat digunakan sebagai dasar bagi pengambil kebijakan untuk
monitoring dan evaluasi kondisi SDA. Kedepan, sesuai dengan harapan Bapak Gubernur
akan disiapkan galeri infrastruktur yang merupakan visualisasi infrastruktur yang
ada di Prov. NTB.
Program pembangunan SDA diharapkan dapat dilaksanakan secara holistic, integrative
dan spasial dengan berbasis kawasan. Harapannya program dan kegiatan yang dilakukan
rumpun SDA kedepannya dapat terukur misalnya dengan berbasis daerah irigasi, aliran
sungai maupun yang lainnya. Sumber daya air tidak bisa berbasis daerah
administrasi, sehingga sinergisitas pusat, provinsi dan kabupaten/kota perlu terus
ditingkatkan untuk mendorong pengelolaan SDA yang lebih baik kedepannya. Kajian
maupun studi juga penting dilakukan secara bersama-sama maupun berbagi peran antara
BWS dan Dinas PUPR untuk mewujudkan basis data spasial, langkah awalnya adalah
dengan mengumpulkan database dan membuat kerangka kerja untuk menuju NTB satu data
SDA.
Kelembagaan pengelola SDA juga perlu menjadi pemikiran bersama, bagaimana
pemberdayaannya sehingga satu dengan yang lain tidak tumpang-tindih tetapi dapat
bersinergi untuk mewujudkan kemanfaatan SDA yang berkelanjutan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
BWS Nusa Tenggara I sudah melakukan sinkronisasi data luas areal irigas kewenangan
Provinsi dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan yang akan melibatkan Dinas PUPR
(Pengamat), Konsultan dan perguruan tinggi pada 16 DI kewenangan Pusat. Updating
data juga terus dilakukan sesuai anggaran yang tersedia bagi infrastruktur yang
masuk dalam kewenangan BWS NT I.

Anda mungkin juga menyukai