Skenario
Anamnesis
A mother brought her 10 days old boy to the outpatient clinic. She noticed that
both of her boys foot looks excessively turned inward since he was born. There is
no abnormality at other part of his body. She had normal delivery with normal
weight birth. She never suffered from any kind of illness and never got any
medical prescriptions during pregnancy. She has already brought him to a
traditional bone setter but there was no improvement.
Physical Examination
General examination within normal limit.
Extremity examination : at foot region there are abnormalities : 1. Equinus foot, 2.
Varus of the foot.
II. Klarifikasi Istilah
Equinus
Varus
Varus
: Tukang urut tradisional (dukun pijat)
o Pemeriksaan umum
o Pemeriksaan ekstremitas
: Normal
: 1. Equinus, 2. Varus di kaki.
Anatomi
ekstremitas
bawah?(normal
dan
abnormal)
Anatomi :
os talus
os navicularis
os cuboideum
os calcaneus
os cuneiform(medialis,
intermedialis, lateral)
os metatarsal
os phalanges
dalam
posisi equinus
serta cenderung
menggulir (roll)
kedepan
dari
mortise.
Malleolus
fibularis letaknya
(posisi)posterior.
Talus
Kelainan bentuk
talus
adalah
karena terjepit
(contriction encasement) sehingga tidak bisa bergerak leluasa pada
persendianinimengakibatkan:enchondralgrowthyangterbatas,talus
lebih kecil, articular cartilage akan mengalami artofis bila tidak
bergerak.(Prinsipcartilagesurvival=fluidmotion,intermittenpressure)
Subtalarcomplex
Terdiriatas3persendian:talocalcaneal,talonavicular,calcaneocuboid.
Senditalocalcaneal
Otot
Pada pemeriksaan ultramikroskop diketemukan otot yang
posteromedial :pemendekanakibatdarisedikit bertambahnya jaringan
fibrosis karena inervasi yang berkurang yang terjadi pada saat
pertumbuhanintrauterineataulawoffibroustissue
Selubungtendon(tendonsheath)
Mengalami penebalan terutama tibialis posterior, peroneus, hallucis,
digitorumcommunis
Kapsulsendi:
Pemendekan dan menebal (contracted) pada ankle posterior, subtalar,
talonavicular,calcaneocuboid.
Ligament
Pemendekandanperubahancalcaneofibular,talofibular,deltoid,plantar
ligamentbalklongusdanbrevis,springligament,bifurcateligament.
Fascia
Penebalanpadapermukaandanfasciaplantaris.
3. Adakah pengaruh usia, jenis kelamin, dan faktor lain dari kasus ini?
Club foot terjadi pada bayi yang baru lahir dengan insidensi 1:1000 dan
65% kasus terjadi pada bayi . Pada 30-40% kasus bilateral.
4. Berapa berat badan dan panjang bayi normal?
Berat
: 2500gr 3800gr
panjang
: 45cm 50cm
5. Bagaimana patofisiologi kasus ini? (embriologi)
Penyebab terjadinya penyakit ini tidak sepenuhnya diketahui.
Terdapat beberapa teori tentang penyebabnya, antara lain :
- Sindrom Edward, yang merupakan kelainan genetic pada kromosom
-
nomor 18
Pengaruh luar seperti penekanan pada saat bayi masih di dalam
b.
12 kehamilan.
c. Teori otogenik, yaitu teori perkembangan yang terhambat, antara lain
hambatan temporer dari perkembangan yang terjadi pada atau sekitar
minggu ke-7 sampai ke-8 gestasi. Pada masa ini terjadi suatu
deformitas clubfoot yang jelas, namun bila hambatan ini terjadi
setelah minggu ke-9, terjadilah deformitas clubfoot yang ringan
hingga sedang. Teori hambatan perkembangan ini dihubungkan
dengan perubahan pada faktor genetic yang dikenal sebagai
Cronon. Cronon ini memandu waktu yang tepat dari modifikasi
progresif setiap struktur tubuh semasa perkembangannya. Karenanya,
clubfoot terjadi karena elemen disruptif (lokal maupun umum) yang
menyebabkan perubahan faktor genetic (cronon).
d. Teori fetus, yakni blok mekanik pada perkembangan akibat
e.
f.
intrauterine crowding.
Teori neurogenik, yakni defek primer pada jaringan neurogenik.
Teori amiogenik, bahwa defek primer terjadi di otot.
Inspeksi :
berupa equinus
pada
Palpasi
Saat digerakkan
6
equinovarus, tetapi
jari - jari
dapat
didorsofleksikan
bawahnya.
Rntgen
:
Tehnik pemotretan sangat penting agar kaki dapat dinilai
secara akurat. Beatson dan Pearson mendeskripsikan suatu
metoda untuk memperoleh roentnogram posisi AP dan
lateral yang sederhana dan mudah dilakukan.Cara: sendi
panggul anak fleksi 90 dan lutut fleksi 45-60. Untuk
posisi AP, ke-2 kaki dipegang berdekatan dan taruh pada
posisi plantarfleksi 30 di atas film. Posisi lateral, kaki
harus plantarfleksi 35 and tabung sinar-x dipusatkan pada
pergelangan kaki dan hindfoot.
Hasil foto menunjukkan bentuk dan posisi talus yang
berguna untuk penilaian penanganan. Pusat osifikasi pada
talus, calcaneus dan cuboid terhambat dan mungkin
naviculare tidak tampak sampai tahun ketiga. Biasanya
deformitas ini disertai adanya torsi tibia.
Kelainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya terlihat nyata pada waktu
lahir (early diagnosis after birth). Pada bayi yang normal dengan
equinovarus postural, kaki dapat mengalami dorsifleksi dan eversi hingga
jari-jari kaki menyentuh bagian depan tibia. Passive manipulation
dorsiflexion Toe touching tibia normal.
Bentuk dari kaki sangat khas. Kaki bagian depan dan tengah inversi dan
adduksi. Ibu jari kaki terlihat relatif memendek. Bagian lateral kaki
cembung, bagian medial kaki cekung dengan alur atau cekungan pada
bagian medial plantar kaki. Kaki bagian belakang equinus. Tumit tertarik
dan mengalami inversi, terdapat lipatan kulit transversal yang dalam pada
7
bagian atas belakang sendi pergelangan kaki. Atrofi otot betis, betis terlihat
tipis, tumit terlihat kecil dan sulit dipalpasi. Pada manipulasi akan terasa
kaki kaku, kaki depan tidak dapat diabduksikan dan dieversikan, kaki
belakang tidak dapat dieversikan dari posisi varus. Kaki yang kaku ini
yang membedakan dengan kaki equinovarus paralisis dan postural atau
positional karena posisi intra uterin yang dapat dengan mudah
dikembalikan ke posisi normal. Luas gerak sendi pergelangan kaki
terbatas. Kaki tidak dapat didorsofleksikan ke posisi netral, bila
disorsofleksikan akan menyebabkan terjadinya deformitas rocker-bottom
dengan posisi tumit equinus dan dorsofleksi pada sendi tarsometatarsal.
Maleolus lateralis akan terlambat pada kalkaneus, pada plantar fleksi dan
dorsofleksi pergelangan kaki tidak terjadi pergerakan maleoulus lateralis
terlihat tipis dan terdapat penonjolan korpus talus pada bagian bawahnya.
Tulang kuboid mengalami pergeseran ke medial pada bagian distal anterior
tulang kalkaneus. Tulang navicularis mengalami pergeseran medial,
plantar dan terlambat pada maleolus medialis, tidak terdapat celah antara
maleolus medialis dengan tulang navikularis. Sudut aksis bimaleolar
menurun dari normal yaitu 85 menjadi 55 karena adanya perputaran
subtalar ke medial.
Terdapat ketidakseimbangan otot-otot tungkai bawah yaitu otot-otot
tibialis anterior dan posterior lebih kuat serta mengalami kontraktur
sedangkan otot-otot peroneal lemah dan memanjang. Otot-otot ekstensor
jari kaki normal kekuatannya tetapi otot-otot fleksor jari kaki memendek.
Otot triceps surae mempunyai kekuatan yang normal.
Tulang belakang harus diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya spina
bifida. Sendi lain seperti sendi panggul, lutut, siku dan bahu harus
diperiksa untuk melihat adanya subluksasi atau dislokasi. Pmeriksaan
penderita harus selengkap mungkin secara sistematis seperti yang
dianjurkan oleh R. Siffert yang dia sebut sebagai Orthopaedic checklist
untuk menyingkirkan malformasi multiple.
Bentuk dari kaki sangat khas. Kaki bagian depan dan tengah inversi
(mengarah kedalam) dan adduksi. Ibu jari kaki terlihat relatif memendek.
Bagian lateral kaki cembung, bagian medial kaki cekung dengan alur atau
10
cekungan pada bagian medial plantar kaki. Kaki bagian belakang equinus.
Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat lipatan kulit transversal
yang dalam pada bagian atas belakang sendi pergelangan kaki. Atrofi otot
betis, betis terlihat tipis, tumit terlihat kecil dan sulit dipalpasi. Pada
manipulasi akan terasa kaki kaku, kaki depan tidak dapat diabduksikan dan
dieversikan, kaki belakang tidak dapat dieversikan (diarahkan keluar) dari
posisi varus. Kaki yang kaku ini yang membedakan dengan kaki
equinovarus paralisis dan postural atau positional karena posisi intra uterin
yang dapat dengan mudah dikembalikan ke posisi normal. Luas gerak
menyebabkan
terjadinya
deformitas
rocker-bottom
(akibat
11
Patologi Anatomi
Talus
POSTURAL CLUBFOOT
TALIPES EQUINOVARUS
Malpostur intrauterine
Normal
Sudut deklinasi
normal: 150-155
12
posterior dipisahkan
Gambaran klinik
Derajat deformitas
Tumit
Hubungan antara
navikular dan
maleolus medial
Maleolus lateralis
Berat
dan
rigid,
perbaikan minimal atau
negatif pada manipulasi
Ukuran normal
Kecil, terangkat keatas
Celah antara 2 tulang Navikular
berbatasan
normal
dengan maleolus medial
Posisi normal
Forefoot
Jaringan lunak plantar
Garis/lipatan kulit pada
Sisi dorsolateral kaki
Sisi medial dan plantar
kaki
Sisi
posterior
pergelangan kaki
Atrofi betis dan tungkai
Penanganan
Terdorong ke posterior
oleh bagian anterior
talus
yang
sangat
menonjol di depannya
Terfiksir pada calcaneus
dengan lingkup yang
sangat terbatas
normal
13
strapping,
cast
Prognosis
splint
14
yang
cepat
memungkinkan
selama
periode
untuk
remodelling. Penanganan
dimulai
infant
penanganan
saat
kelainan
deformitas,
mempertahankan
koreksi
sampai
15
memperbaiki
struktur
yang
berlebihan,
dan
menganjurkan
orangtua
terhadap
untuk
16
jauhkan
benda-benda
kecil
yang
bisa
dilakukan
terapi
operasi
adalah
non-opertive
sebagai
berikut
gagal
17
dengan
melakukan
release
talonavikularis
medial
dan
18
19
Denis Browne
Boot Splint
20
Straight Boots
Deformitas yang lebih berat dapat dilakukan dengan pemasanga gibs
secara serial yang nantinya juga dilanjutkan dengan fisioterapi. Kelainan
yang tidak dapat dilakukan secara konservatif dapat diganti dengan terapi
operatif. Namun, operasi harus dilakukan sebelum anak berjalan atau
sebelum usia anak tersebut 2 tahun.
Penatalaksanaan rehabilitasi medis pada penderita CTEV sangat penting
dalam hal mencegah terjadinya disabilitas secara dini maupun setelah
dilakukan tindakan koreksi secara operatif.
-
Prinsip penatalaksanaan
21
minggu.
Reduksi terbuka pembukaan posteromedial, lateral, plantar dan
subtalar.
Pemeliharaan reduksi dan restorasi mobilitas sendi kaki dan
Langkah
pertama
adalah
latihan
peregangan
untuk
Lakukan
selalu
dengan
lembut.
Lempeng
kaki,
sendi-sendi
subtalar
dan
ligamen
kali.
Otot
tibilais
posterior
dan
ligamen-ligamen
above
knee
cast
dipasang
untuk
mempertahankan
maksimal.
Splint plastik dipakai pada malam hari dan sebagian siang hari,
latihan aktif dan pasif dilakukan untuk memperkuat otot dan
mempertahankan ruang gerak sendi pergelangan kaki, sendisendi subtalar dan midtarsal
profunda.
Medial: kapsul tibionavikular, ligament tibionavikular
anterior kapsul medial sendi subtalar, selubung fibrosa knot
plantar
dan
ligamen-ligamen
kalkaneokuboid.
23
terkoreksi.
Pada mulanya kaki ditempatkan pada postur equinus
untuk memungkinkan penyembuhan kulit, setelah sembuh
10-14 hari pasca pembedahan, kaki dimanipulasi ke dorso
fleksi. Pin dilepas 3-5 minggu pasca bedah. Imobilisasi total
dengan gips dilakukan 6-8 minggu.
24
1-2
bulan
dengan
interval
1-2
bulan)
untuk
25
Kasus yang resisten paling baik dioperasi yakni pada umur 8 minggu
dimulai dengan pemanjangan tendo Achiles. Namun, jika masih terdapat
equinus, dilakukan posterior release dengan memisahkan seluruh lebar
kapsul pergelangan kaki posterior, bahkan kapsul talokalkaneus.
Selanjutnya, varus diperbaiki dengan melakukan release talonavikularis
medial dan pemanjangan tendon tibialis posterior.
Penatalaksanaan Komplikasi
Deformitas talipes equinovarus bias kambuh karena berbagai alasan:
ada
karena
faktor-faktor
patogen
diatas.
26
Baik, asalkan terapi dimulai sejak lahir, deformitas sebagian besar dapat
diperbaiki, walaupun demikian, keadaan ini sering tidak sembuh sempurna
dan sering kambuh, terutama pada bayi dengan kelumpuhan otot yang
15. Apa saja kompetensi dokter umum (KDU) dari kasus ini?
Tingkat Kemampuan 1
27
V. Hipothesis
Bayi, laki-laki berusia 10 hari menderita CTEV(Congenital Talipes Equinovarus).
VI. Kerangka Konsep
Bayi Laki-Laki 10 Hari
Riwayat:
Lahir Normal
Berat Normal
Ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan selama kehamilan
Tidak sakit selama hamil
Kaki melengkung ke dalam
Varus Foot
Equinus Foot
Teori:
Kromosomal
Embrionik
Otogenik
Fetus
Neurogenik
Amiogenik
CTEV
Congenital Talipes Equinovarus
ANATOMIEKSTREMITASBAWAH
28
29
kerusakan organ dan memperberat deformitas yang ada. Oleh karena itu para
fisiatris perlu menguasai struktur dan fungsi kaki.
1. Struktur tulang
Kaki adalah suatu kesatuan unit yang kompleks dan terdiri dari 26 buah
tulang yang dapat menyangga berat badan secara penuh saat berdiri dan mampu
memindahkan tubuh pada semua keadaan tempat berpijak. Ke-26 tulang itu terdiri
dari: 14 falang, 5 metatarsal dan 7 tarsal. Kaki dapat dibagi menjadi 3 segmen
fungsional (gambar 1).
a. Hindfoot (segmen posterior)
Bagian ini terletak langsung dibawah os tibia dan berfungsi sebagai
penyangganya. Terdiri dari:
o Talus yang terletak di apeks kaki dan merupakan bagian dari sendi
pergelangan kaki
o Calcaneus yang terletak dibagian belakang dan kontak dengan tanah
b. Midfoot (segmen tengah)
Terdiri dari 5 tulang tarsal yaitu:
Cuboid
Navikulare
30
Lig. tibionavikularis
Lig. calcaneotibialis
Sisi lateral:
Lig. calcaneofibularis
Gerak sendi
Plantar fleksi
Dorsofleksi
b. Artikulatio talotarsalis
terdiri dari 2 buah sendi yang terpisah akan tetapi secara fisiologi
keduanya merupakan 1 kesatuan, yaitu:
31
Lig. tibionavikularis
Gerak sendi
Articulatio talonavicularis
Gerak sendi
32
d. Articulatio metacarpofalangeal
Ligamen pengikatnya adalah: lig. collateralia pada kedua sisi tiap sendi
Gerak sendi
e. Artculatio interfalangeal
Ligamen pengikat: lig. colateral di sebelah plantar pedis
Gerak sendi
Fleksi-ekstensi interfalang
Abduksi-adduksi interfalang
M. gastrocnemius
Otot ini berorigo pada condylus femoralis medialis dan lateralis
dan berakhir sebagai tendon Achilles yang berinsersi di sisi
posterior calcaneus.
Berfungsi untuk:
Plantarfleksi
M. soleus
33
34
tertius, yang
dorsofleksi
dan eversi
pergelangan
kaki.
b. Otot-otot intrinsik
35
Adalah otot-otot yang berorigo dan berinsersi pada kaki. Otot-otot tersebut
adalah otot-otot kaki. Otot-otot ini tidak dapat diperiksa secara individual dan
untuk detailnya, dapat merujuk ke buku-buku anatomi.. Yang termasuk otototot intrinsik yaitu:
M. abduktor hallucis
M. Kuadratus plantaris
Mm. Lumbricales
36
PATOANATOMI
Seluruhkakirotasikedalamterhadaptalus.Rotasiiniprimerterjadipada :
talocalcaneus,talonavicularedancalcaneocuboid.Rotasijugaterjadipadasendi
sendilainnya,tetapisedikitsekalidantidakberarti.
Senditalocruralis
Talus dalam posisi equinus serta cenderung menggulir (roll) kedepan dari
mortise.Malleolusfibularisletaknya(posisi)posterior.
Adabeberapapendapatmengenailetakposteriormalleoluslateralini
Karenarotasikedalamdaripadataluspadasendikaki
Karenatorsitibiakeluar
Karenasyndesmosistibiafibularisyangabnormal
37
Kelainanbentuktalusadalahkarenaterjepit(contrictionencasement)sehingga
tidak bisa bergerak leluasa pada persendian ini mengakibatkan : enchondral
growth yang terbatas, talus lebih kecil, articular cartilage akan mengalami
artofis bila tidak bergerak. (Prinsip cartilage survival = fluid motion,
intermittenpressure)
Caput dancollumtali tumbuhkearahmedial danangulasi keplantarakibat
tekanandaripemendekanligament. Keadaanini,berjalanprogresifdanhanya
bisa dihindari bila dilakukan "realignment', dimana hyaline cartilage tidak
akan mengalami artrofis. Realignment ini harus dilakukan sedini mungkin,
dipertahankandandigerakkandiniagarbisatumbuhnormal.
Mengenai letak corpus talus dalam mortis ada perbedaan pendapatmenurut
McKay : neutral Goldner menyatakan terjadi internal rotation, sedangkan
menurutCarrolyangdengananalisakomputermendapatkanexternalrotation.
Subtalarcomplex
Terdiriatas3persendian:talocalcaneal,talonavicular,calcaneocuboid.
Senditalocalcaneal
Sendiiniterdiri dari 3permukaan,yangpentingadalahhubungancalcaneus
dengan talus, yang mengalami rotasi abnormal dalam 3 dimensi : sagital,
coronal,horizontal.
Rotasihorizontalcalcaneussekitarligameninterosseousadalahsangatsignificant.
Interosseous ligament ini terdiri dari 3 ligament yang terpisah : ligament
posterior sendi talocancaneal navicular, ligament anterior subtalar (posterior
talocalcanealjoint)daninterosseousligament(cervicalligament)
38
39
Otot
Padapemeriksaanultramikroskopdiketemukanototyangposteromedial:
pemendekanakibatdarisedikitbertambahnyajaringanfibrosiskarenainervasi
yangberkurangyangterjadipadasaatpertumbuhanintrauterineataulawof
fibroustissue(Swynyard,Bleck),Isaacdkk.
Handelsmandkkmenemukandenganpemeriksaanhistokimiawidan
mikroskopelektrondariototyangdibiopsiterjadinyaperubahan:strukturotot
dimanaproporsiseratseratotottipeIlebihbanyakdibandingkantipeII
(normalototskeletalseratotottipeI:tipeII(1:1)(1:2).
Keadaaninmenunjukkanadanyadefekneuromuscularjunctionataumenunjukkan
CTEVadahubungannyadengankelainanneuromusculer,tetapibagaimana
hubungannyaterhadapfungsiatauumurbelumbisadijelaskan(Mellerowicz)
40
41
1. Apabilapatelladletakkankeventral,malleoluslateralisterletakposterior
(jadi pendapat lama bahwa adanya internal tibial torsion adalah tidak
benar)
2.PadaCTEVadakomponencavusyanghanyabisadikoreksidenganrelease
fasciaplantarisdanototintrinsikyangmemendek.
3. Ada dua kolum pada kaki yaitu medial dan lateral (Grant) pergeseran
kolummedialbagiandistalkearahmedialselaludiikutiolehpergerseran
bagian distal daripada kolum lateral, yang berisi os cuboid ikut juga
bergeserkemedial,dimanasecaraklinistampaksebagaideformitasaduksi
4. Bentukcavusdanpergeserankemedialdaricuboidmenunjukkanadanya
kontraktur daripada ligament plantaris brevis dan longus dan spring
ligament
5.SumbucalcaneusdantaluspadaposisiAPdanlateral:sejajar(paralel)atau
mendekatisejajar
6.Oscalcisdalamposisiequinus
7.Ostalusdalamposisiequinus
8. Tricepssurae,tibialisposterior,flexorhallucislongus,flexordigitorumlongus
semuanyamemendek
9.Kapsuiposteriordanligamentcollateraldaripadaanklememendek
10. Pemanjangan (zplasty) tendo Achilles kemudian dengan dorsoflexi
daripada ankle tidak akan mengoreksi equinus karena kapsul posterior
daripada ankle dan subtalar joint belum dibebaskan. Release ini hares
disertai pemotongan struktur posterolateral : ligament calcaneo fibular
posteriordanligamenttalofibularposterior.
11.Osnavicularemengalamisubluksasikemedialmendekatimalleolusmedialis
12.Ostalus:collumtalimengalamideviasikemedialdanplantar.Corpustali
dalamanklemortisemengalamirotasiexternal
13.Oscalcis:mengalamirotasikemedial
14.Forefoot:terjadiaduksidansupinasi
42
sehingga
meningkatkan
efisiensinya.
Badan
43
Pada Club foot, terdapat beberapa kelainan (Agus Jati, 2006) yaitu
berupa:
terinversi)
Equinus ankle (pergelangan kaki dalam keadaan equinus, dalam
keadaan plantar fleksi).
44
Etiologi
Etiologi Club foot belum diketahui tetapi ada beberapa teori yang
menjadi dugaan penyebab club foot yaitu (suarademartha.blogspot.com,
2010):
Genetik
Mekanis : posisi janindan oligohidramnion
Displasia otot
Insersio tendon tibialis anterior yang tidak normal
Faktor obat-obatan teratogenic
dalam
(oligohidramnion),
ketuban
yang
neuromuscular
terlalu
sedikit
disorder
pada
(kadang
waktu
kala
hamil
ditemukan
bersamaan dengan kelainan lain seperti Spina Bifida atau displasia dari rongga
panggul). Patofisiologi karena perkembangan embryonic yang abnormal yaitu
saat perkembangan kaki ke arah fleksi dan eversi pada bulan ke-7 kehamilan.
Pertumbuhan yang terganggu pada fase tersebut akan menimbulkan
deformitas dimana dipengaruhi pula oleh tekanan intrauterine
Teori kromosomal, antara lain defek dari sel germinativum yang tidak
kehamilan.
Teori otogenik, yaitu teori perkembangan yang terhambat, antara lain
hambatan temporer dari perkembangan yang terjadi pada atau sekitar
minggu ke-7 sampai ke-8 gestasi. Pada masa ini terjadi suatu deformitas
clubfoot yang jelas, namun bila hambatan ini terjadi setelah minggu ke-9,
terjadilah deformitas clubfoot yang ringan hingga sedang. Teori hambatan
perkembangan ini dihubungkan dengan perubahan pada faktor genetic
yang dikenal sebagai Cronon . Cronon ini memandu waktu yang tepat
dari modifikasi progresif setiap struktur tubuh semasa perkembangannya.
45
crowd ing.
Teori neurogenik, yakni defek primer pada jaringan neurogenik.
Teori amiogenik, bahwa defek primer terjadi di otot.
Epidemiologi
Epidemiologi club foot yang diketahui hingga saat ini di Indonesia adalah
(Agus Jati, 2006) :
Patogenesis
Berdasarkan suarademartha.blogspot.com, 2010, pathogenesis club foot
terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan etiologinya. Hal ini mungkin
saja karena club foot adalah penyakit multifaktorial :
CTEV posisional :
Posisi
embrio,
Posisi
fetus,
kaki
kaki
dalam
dalam
posisi
equinovarus
aduksi
posisi
equinovarus
ringan
46
dapat
dikoreksi
dengan
manipulasi
saja
Manifestasi Klinis
Berdasarkan suarademartha.blogspot.com, 2010, terdapat manifestasi
klinis berupa deformitas yang timbul setelah pasien menderita club foot,
diantaranya adalah :
Aduksi kaki bagian depan
Subluksasi sendi talonavikulare
Ekuinus kaki belakang
Varus kaki belakang
Lainnya :
Betis terlihat kecil
Tendon archiles terlihat pendek
Bagian fibula menonjol
Telapak kaki terlihat lebar dan pendek
Diagnosis
Diagnosis clubfoot ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan orthopedi pada bayi.
a. Anamnesis yang terdiri dari autoanamnesa dan alloanamnesa :
keadaan kehamilan ibu (masa dalam kandungan), riwayat persalinan,
langsung menangis atau tidak, berat badan dan panjang badan, adanya
riwayat penyakit yang menurun, baik dari pihak ayah atau ibu
(pedigree/silsilah/keturunan), dan perkembangan anak.
Pada sumber lain, anamnesis dilakukan dengan menanyakan :
1. Sifat dari sakit / nyeri: Lokasi setempat / meluas / menjalar. Apa ada
penyebabnya. Misalnya Trauma. Sejak kapan dan apakah sudah
pernah mendapat pertolongan. Bagaimana sifatnya ; pegel / seperti
ditusuk tusuk / rasa panas / ditarik tarik. Intensitasnya ; terus
47
b) Feel ( Palpasi)
Pada waktu ingin palpasi, terlebih dahulu posisi penderita
diperbaiki agar dimulai dari posisi netral / posisi anatomi. Pada
dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi
dua arah, baik bagi pemeriksa maupun bagi penderita. Karena itu
perlu selalu diperhatikan wajah penderita atau menanyakan
perasaan penderita.
Yang dicatat adalah :
Perubahan suhu terhadap sekitarnya serta kelembaban kulit.
Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau
hanya oedema, terutama daerah persendian.
48
tulang.
Sifat
benjolan
perlu
dideskripsikan
permukaannya,
dan
gerak
pasif
(bila
pemeriksa
yang
melihat
kemajuan
kemunduran
adalah
apabila
sudah
ada
perubahan
Diagnosis Banding
Berdasarkan Agus Jati, 2006, diagnosis banding pada kasus ini adalah :
1. Postural clubfoot- disebabkan oleh posisi fetus dalam uterus. Kaki dapat
dikoreksi secara manual oleh pemeriksa. Mempunyai respon yang baik
dan cepat terhadap serial casting dan jarang akan kambuh kembali
2. Metatarsus adductus (atau varus) adalah deformitas pada metatarsal saja.
Kaki bagian depan mengarah ke bagian medial dari tubuh. Dapat dikoreksi
dengan manipulasi dan mempunyai respon terhadap serial casting.
Prognosis
Asalkan terapi dimulai sejak lahir, deformitas sebagian besar dapat
diperbaiki; walupun demikian, keadaan ini sering tidak sembuh sempurna dan
sering kambuh, terutama pada bayi dengan kelumpuhan otot yang nyata atau
disertai penyakit neuromuskuler. Beberapa kasus menunjukkan respon yang
positif terhadap penanganan, sedangkan beberapa kasus lain menunjukkan
respon yang lama atau tidak berespon samasekali terhadap treatmen. Orangtua
harus diberikan informasi bahwa hasil dari treatmen tidak selalu dapat
diprediksi dan tergantung pada tingkat keparahan dari deformitas, umur anak
50
saat intervensi, perkembangan tulang, otot dan syaraf. Fungsi kaki jangka
panjang setelah terapi secara umum baik tetapi hasil study menunjukkan
bahwa koreksi saat dewasa akan menunjukkan kaki yang 10% lebih kecil dari
biasanya (Agus Jati, 2006).
Penatalaksanaan
Menurut penelitian yang dilakukan Ponseti, sekitar 90-95% kasus club
foot bisa di-treatment dengan tindakan non-operatif. Treatment yang dapat
dilakukan pada club foot dapat berupa :
Non-Operative :
lateral.
Manipulasi dan pemakaian cast ini diulangi secara teratur (dari beberapa
hari sampai 1-2 bulan dengan interval 1-2 bulan) untuk mengakomodir
tahun.
Perawatan pada anak dengan koreksi non bedah sama dengan perawatan
pada anak dengan anak dengan penggunaan cast. Anak memerlukan
waktu yang lama pada koreksi ini, sehingga perawatan harus meliputi
51
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Observasi kulit dan
sirkulasi merupakan bagian penting pada pemakaian cast. Orangtua juga
harus mendapatkan informasi yang cukup tentang diagnosis, penanganan
yang lama dan pentingnya penggantian cast secara teratur untuk
menunjang penyembuhan.
Perawatan cast (termasuk observasi terhadap komplikasi), dan
menganjurkan orangtua untuk memfasilitasi tumbuh kembang normal
pada anak walaupun ada batasan karena deformitas atau therapi yang lama.
Perawatan cast meliputi :
o
o
trauma
Jangan biarkan anak memasukkan sesuatu ke dalam cast, jauhkan
Operatif
o
Indikasi
dilakukan
operasi
adalah
sebagai
berikut
Jika terapi dengan gibs gagal dan pada kasus Rigid club foot pada
o
52
ada
equinus,
dilakuakan
posterior
release
dengan
54
medial sendi subtalar, selubung fibrosa knot Henry, dan abduktor halusis.
Plantar: fascia plantar, otot fleksor brevis jari, kalkaneonavikular plantar
normal.
Subtalar: ligament interoseus talokalkaneal diseksi total atau sebagian jika
splint.
Alat ini dipakai untuk malam hari. Latihan pasif dilakukan 3-4 kali sehari
untuk membentuk ruang dorso fleksi, plantar fleksi dan sendi pergelangan
kaki eversi, inversi sendi subtalar dan kaki bagian depan, serta abduksi,
eversi kaki bagian tengah.
55
1. Sesegera mungkin
2. Manipulasi dan casting (manipulasi selama 1-3 menit)
3. Plaster cast pada minggu pertama( dari ujung jari kaki sampai sepertiga
tengah bagian paha, posisi lutut flexi 90)
4. Casting diganti 1-2 minggu sekali
5. Casting dilakukan sebanyak 5-6 kali selama 3 bulan pertama.
6. Pemeliharaan dengan menggunakan Denis Browne pada 3-6 bulan setelah
casting (atau dengan sepatu (outflair shoes, reverse Thomas heel)
Terapi operatif
1. Bila : terapi konservatif tidak berhasil dan usia anak sebisa mungkin
kurang dari 1 tahun atau sebelum anak berjalan
1. Pemasangan casting tetap dilakukan setelah operatif
2. Casting dan pin dibuka setelah 4-6 minggu post operasi
3. Splint sebaiknya digunakan setelah dilakukan operasi.
Ada beberapa pilihan lain terapi dalam penatalaksanaan kaki CTEV.
Banyak ahli bedah memilih menggunakan casting dari bahan fiberglass yang
lembut daripada menggunakan gips yang digunakan pada metode Ponseti.
Manipulasi dan casting berlanjut hingga derajat koreksi tercapai.
Penatalaksanaan komplikasi
Deformitas talipes equinovarus bias kambuh karena berbagai alasan:
Patologi primer: kemiringan plantar medial kaput dan kolum talus yang
tidak terkoreksi dengan baik melalui pembedahan karena osteotomi kolum
Evaluasi
koreksi
hasil
dilakukan
setelah
2-3
bulan
penatalaksanaan dengan
evaluasi
klinis
dan
radiologis.
Kriteria
keberhasilan
koreksi
adalah:
Kaki
plantigrade,
varus,
dengan
Minimal
Dorso
fleksi
keterbatasan
57
terbentuk oleh tulang rawan. Material ini dapat rusak dan mengakibatkan
deformitas dari kaki. Deformitas ini biasanya terkoreksi sendir dengan
bertambahnya usia (Agus Jati, 2006).
2. Prinsip rehabilitasi
Menurut WHO : refungsionalisasi pengembangan kemampuan seseorang
baik fisik, mental, social, dan psikologis di dalam masyarakat.
Tujuan
Berdasarkan Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, 2007, tujuan rehabilitasi ada
dua, yaitu :
2.
Tingkat 0
: normal
Tingkat I
keterbatasan
ringan,
dapat
58
Tingkat III
4.
5.
menggunakan transportasi
Penilaian psikologis
Penilaian social tentang perumahan factor ekonomi seta bantuan yang di
6.
butuhkan
Penilaian vokasional, pendidikan, training sebelumnya
Pada dasarnya ruang lingkup rehabilitas ada tujuh :
1.
2.
3.
Pengobatan medik
Tindakan operasi
Fisioterapi
Adalah suatu cara pengobatan dengan mempergunakan tenaga alam (fisik)
sebagai modalitas terapi.
Fisioterapi :
Terapi mekanik
Pijat (massage) : relakasasi dan memperbaiki sirkulasi sehingga dapat
59
4.
Ultrasound
Laser medis kekuatan rendah.
Terapi okupasi
Pengembalian penderita ke tempat bekerjanya semula sehingga fungsi
tangan harus dipulihkan secara tepat terutama untuk fungsi aktivitas
5.
6.
sehari-hari.
Pemberian ortosis dan protesis serta alat-alat bantu lainnya
Ortosis ( alat bantu sebagai penunjang), protesis (pengganti anggota gerak)
Pemberian bantuan social dan kesejahteraan.
Adanya pelayanan social medic yang mempunyai peran penting sebagai
jembatan antara kelompok-kelompok lainnya, masyarakat serta keluarga
penderita untuk
7.
8.
EMBRIOGENESIS SKELETAL
Sistem rangka berasal dari lapisan embriogenik mesoderem paraksial,
lempeng lateral dan sel-sel kista neuralis. Akhir minggu ke 3, mesoderem
paraksial menjadi semacam balok-balok yang disebut somit.
Somit terbagi 2 :
o Dorsolateral
Disebut demomytome, bagian myotome membentuk myoblast, dermatom
membentuk dermis
o Ventromedial
Disebut skleroton, pada akhir mingguke 4 akanmenjadi sel-sel mesenkim
60
akhir masa embrionik. Pada diafisis sel-sel kartilago mengalami 3 hal yaitu :
hipertropi, kalsifikasi matriks, serta kematian sel-selnya. Selainitu perikondrium
akanmengalami vaskularisasi sehinggasel-sel kartilago berubah menjadi
osteoblast. Pada waktu lahir sebagian besar diafisis telah mengalami
osifikasi,sedangkan epifisis masih berupa kartilago. Osifikasi skunder dilempeng
epifisis baru berlangsung pada tahun-tahun pertama usia bayi.
2. Perkembangan Sendi
Mulai terbentuk pada minggu ke 6 dan akhir mingguke 8 sendiyang terbentuk
sudah seperti sendi orang dewasa.
Terdapat 3 jenis sendi berdasarkan materi penyusunnya yaitu :
o Sendi fibrosa (sutura di kranium)
o Sendi kartilago (simfisis pubis)
o Sendi sinovial (sendi lutut)
63
3. pertengahan bulan ke-3): Kaki dorsifleksi pada ankle, tetapi masih sedikit
tampak beberapa derajat equinus. Dan supinasi masih ada. Metatarsal
pertama tetap adduksi.
4. awal bulan ke-4): Kaki pronasi dan sampai pada posisi midsupinasi. Dan
masih tampak sedikit metatarsus varus. Equinus sudah tidak tampak.
Pronasi berlanjut selama fase pertumbuhan dan tetap belum sempurna saat
bayi baru lahir. Keempat tingkatan perkembangan morfologi kaki dapat
memberikan gambaran yang jelas, walau pada kenyataannya, perubahan yang
terjadi tidak selalu sesuai dengan tingakatan perkembangan yang ada, tetapi
perubahan terjadi secara bertahap dan berkesinambungan.
pada awalnya.
Selanjutnya secara mekanik intrauterine, terbentuklah ekstremitas bawah
fetus, kemudian femur atau upper limb bud berotasi ke eksternal dan tibia
64
atau lower limb bud berotasi ke internal. Postur kaki terus tumbuh dan
Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30 sampai
40. Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka
pada saat pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi.
Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih
dari 1 tahun pertama kehidupan seorang anak selanjutnya meningkat
menjadi internal rotasi diharapkan femoral anteversi akan menjadi
semakin terlihat.
Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30 sampai 40
pada saat lahir kemudian menjadi 10 sampai 15 pada adolesen awal dan
puncak perbaikan terjadi sebelum usia 8 tahun.
1. Organogenesis
Sistem rangka berasal dari mesoderm paraksial, lempeng lateral
serta krista neuralis. Mesoderm paraksial akan membentuk somit dari
oksipitalis ke kaudal lalu berdiferensiasi menjadi ventromedial,
skelerotom, satu bagian dorsolateral, dan dermiotom.
Pada akhir minggu ke-4, akan terbentuk tunas-tunas yang terdiri
dari mesenkim. Skelerotom akan membentuk mesenkim (penyambung
mudigah) yang berdiferensiasi menjadi fibroblas, kondroblas, dan
osteoblas. Mesenkim juga memberi sinyal kepada ektoderm di ujung
badan untuk menebal sehingga terbentuk Rigi Ektodermal Apeks
(REA). REA akan memberikan pengaruh induktif pada mesenkim di
65
66
67
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Ponseti
IV. Clubfoot
management. J
Pediatr
Orthop. NovDec 2000;20(6):699-700. [Medline].
Cooper DM, Dietz FR. Treatment of idiopathic clubfoot. A thirty-year
follow-up note. J Bone Joint Surg Am. Oct 1995;77(10):147789. [Medline].
Bor N, Herzenberg JE, Frick SL. Ponseti management of clubfoot in older
infants. Clin Orthop Relat Res. Mar 2006;444:224-8. [Medline].
Noonan KJ, Richards BS. Nonsurgical management of idiopathic
clubfoot. J
Am
Acad
Orthop
Surg. Nov-Dec 2003;11(6):392402. [Medline].
Docker CE, Lewthwaite S, Kiely NT. Ponseti treatment in the management
of clubfoot deformity a continuing role for paediatric orthopaedic
services
in
secondary
care
centres. Ann
R
Coll
Surg
Engl. Jul 2007;89(5):510-2. [Medline].
Ippolito E, Ponseti IV. Congenital club foot in the human fetus. A
histological study. J Bone Joint Surg Am. Jan 1980;62(1):8-22. [Medline].
Putz, R dan R. Pabst. 2006. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. ed : Hartanto,
Huriawati, dkk. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Guyton, Arthur C., and John E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Scher DM. The Ponseti method for treatment of congenital club foot. Curr
Opin Pediatr. Feb 2006;18(1):22-5. [Medline].
Freedman JA, Watts H, Otsuka NY. The Ilizarov method for the treatment
of resistant clubfoot: is it an effective solution?. J Pediatr Orthop. Jul-Aug
2006;26(4):432-7. [Medline].
Ponseti IV. Relapsing clubfoot: causes, prevention, and treatment. Iowa
Orthop J. 2002;22:55-6. [Medline].
Tachdjian Mihran O. Congenital Talipes Equinovarus In: John Anthony
Herring [editor]: Pediatric Orthopaedics, From the Texas Scottish Rite
Hospital for Children. Saunders elsivier, 2008; 1070-1078.
Reyes Tyrone M, Luna-Reyes Ofelia B. The Ankle and the Foot. In:
Kinesiology. Manila, Philipines: UST Printing Office, 1978;152-166.
68
69