Penyakit Parkinson merupakan penyakit neuro degeneratif yaitu suatu
kerusakan sel saraf di otak, yang timbul pada usia tua, dimana sampai saat ini belum diketahui penyebabnya1. Pada penyakit Parkinson, terjadi kekurangan salah satu sel kimia otak yaitu dopamine, akibat kerusakan bagian otak yang memproduksi dopamine yaitu substansia nigra. Substansia nigra merupakan bagian dari ganglia basalis yang salah satu fungsinya adalah menghaluskan gerakan/aktivitas dan megatur perubahan sikap tubuh. Hal ini memnyebabkan pada Penyakit Parkinson gejala motorik yang khas berupa adanya rigiditas, resting tremor, bradikinesia, dan postural intstability1,2. Penyakit parkinsosn merupakan peringkat kedua gangguan neurodegeneratif yang paling sering ditemukan dan angka kejadiannya diperkirakan akan terus meningkat. di Amerika Serikat, penyakit Parkinsonterjadi pada satu dari setiap 100 orang yang berusia 60 tahun dan lebih mempengaruhi pria daripada wanita. Sampai saat ini, di Indonesia belum tersedia data nasional tentang jumlah penderita penyakit parkinson. Namun demikian, berdasarkan laporan kelompok studi (Pokdi) Movemment Disorder Perhimpunan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (Perdossi, 2013), diperkirakan pertambahan jumlah pasiennya mencapai 10 orang per 100.000 penduduk pertahun, dan estimasi sementara terdapat 200.000-400.000 penderita2,3. Penyakit Parkinson ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup penderitanya serta tidak adanya pemeriksaan khusus untuk meneggakan diagnosis Penyakit Parkinson maka dari itu, tenaga kesehatan khususnya dokter harus memahami penyakit ini dengan baik sehingga mampu membuat diagnose yang tepat dan memilih tatalaksana yang sesuai.